Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Implementasi Program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat KM. Herliena Lestari; Made Nyandra; Ni Made Kurniati
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i1.2942

Abstract

Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) merupakan program baru BNN dalam upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam layanan rehabilitasi NAPZA. Diketahui bahwa terbentuknya program IBM dikarenakan masih tingginya kasus penyalahgunaan NAPZA dan rendahnya rehabilitasi sukarela. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program IBM di Desa Pemecutan Kelod berdasarkan aspek input, process, dan output. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling sebanyak tiga informan, meliputi ketua IBM, pemegang program IBM, dan mantan klien IBM. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program IBM dalam aspek input telah memadai meski adanya keterbatasan anggaran. Dalam aspek processs implementasi program IBM telah berpedoman pada Panduan Teknis Pembinaan Unit IBM bagi BNNP dan BNNK oleh PLRKM Tahun 2022, meskipun kegiatan pemantauan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Serta dalam aspek output, diketahui bahwa program IBM di Desa Pemecutan Kelod terbilang belum efektif dikarenakan terkendala dalam menjangkau penyalahguna NAPZA dan rendahnya rehabilitasi sukarela. Kesimpulan dari penelitian ini, meskipun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, baik dari aspek input, process, dan output telah diupayakan secara maksimal dan dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan branding program IBM kepada masyarakat dan memaksimalkan koordinasi dengan jejaring desa.
Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Balita Di Desa Ubung Kaja Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Utara Ni Wayan Padmi Putri Andhini; Ni Ketut Martini; Ni Made Kurniati
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i1.2943

Abstract

Posyandu merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan pembangunan kesehatan, yakni dapat mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Pada wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Utara tingkat strata pada Posyandu Madya, di Desa Ubung Kaja memiliki target capaian posyandu rendah yakni 63,49% dari 100%. Dengan tujuan penelitain yaitu mengetahui faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu di Desa Ubung Kaja Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Utara. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan rancangan survey analitik melalui pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini yakni 90 kader posyandu. Dengan jumlah sampel yang dipilih menggunakan uji hipotesis beda 2 proporsi mendapatkan 55 orang kader. Dalam pemilihan kader di setiap posyandu dilakukan menggunakan penarikan sampel simple random sampling. Analisis data yang digunakan dengan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan variabel pekerjaan (p = 0,031), insentif (p = 0,004), sikap (p = 0,015), dan dukungan keluarga (p = 0,008) berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu balita, sedangkan umur (p = 0,287), pendidikan (p = 0,387), lama menjadi kader (p = 0,417), dan pengetahuan (p = 0,159) tidak berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu balita. Pada analisis multivariat variabel yang paling berpengaruh yakni insentif (p = 0,024) dan sikap (p = 0,049). Diharapkan Desa Ubung Kaja dapat mengkaji terkait peningkatan insentif kader posyandu.
GAMBARAN PROGRAM DESA GETTING to ZERO DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS MENGWI I KABUPATEN BADUNG Ni Kadek Kartika Setio Widianingsih; Ni Made Kurniati; Kadek Fina Aryani Putri
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i1.2945

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Pada Tahun 2021 kasus HIV/AIDS 1.767, dengan kasus HIV 247 kasus dan sebanyak 1.520 kasus AIDS. Kasus paling banyak dialami oleh laki-laki (74,7%). Pada Tahun 2022 kasus HIV/AIDS sebanyak 4.797, tetapi dari program Getting to Zero belum tercapai. Kabupaten Badung telah melaksanakan berbagai upaya untuk memberikan sebuah inovasi, salah satunya berupa program Desa Getting to Zero pada tanggal 19 Desember 2022. Getting to Zero merupakan target Global untuk mencapai Ending AIDS pada Tahun 2030 dalam penanggulangan HIV/AIDS berbasis di desa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Responden pada Penelitian ini berjumlah 5 orang. Variabel pada penelitian ini adalah input, processs, output dengan melakukan wawancara mandala. Analisis data dengan menggunakan pendekatan tematik dan Teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program Desa Getting to Zero belum terdapat pedoman yang ditetapkan serta anggaran yang belum sepesifik adapun saran untuk pihak Dinas Kesehatan dapat terus melakukan koordinasi yang maksimal baik secara internal maupun eksternal bersama lintas sector untuk membahas terkait pedoman atau petunjuk teknis program Desa Getting to Zero melalui workshop, dan membentuk tim kerja.
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Perilaku Merokok di Dalam Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Marga I Ni Kadek Melati Rasasiwi; Ni Putu Widya Astuti; Ni Made Kurniati
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i2.3130

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita adalah masalah yang masih belum dapat teratasi di Indonesia. Di Indonesia, ISPA menyerang 10-20% penduduk setiap tahunnya. Sekitar 150.000 anak meninggal setiap tahunnya akibat ISPA. Salah satu wilayah dengan penderita ISPA tinggi adalah Puskesmas Marga I, dengan jumlah kasus sebesar 96,3% pada balita. Faktor yang dapat mempengaruhi ISPA pada balita yakni pengetahuan ibu, perilaku merokok ibu dan anggota keluarga didalam rumah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan perilaku merokok didalam rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel pada penelitian berjumlah 60 orang Ibu Balita. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada ibu balita. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square dengan taraf signifikansi 0,05 atau (p < 0,05) dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda. Berdasarkan hasil analisis data terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan perilaku merokok anggota keluarga didalam rumah dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Marga I.
Evaluasi Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Dewa Gede Dedy Purnama; Ni Made Kurniati; Ni Ketut Martini
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i2.3146

Abstract

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah area yang dinyatakan tidak boleh merokok atau kegiatan yang memproduksi, menjual, dan atau mempromosikan produk tembakau. Fasilitas pelayanan kesehatan termasuk tempat atau gedung tertutup sampai batas pagar terluar sehingga dilarang menyediakan tempat khusus untuk merokok. (PKRS) Tahun 2022, ditemukan pelanggaran KTR di balai bengong, parkir bawah, area kamar jenazah, selasar gedung C, ditemukan banyak puntung rokok, dan tercium bau asap rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya berdasarkan pada aspek input, process, dan output. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling sebanyak tujuh informan, meliputi Kepala Instalasi PKRS, Koordinator Edukasi, Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan Mutu, Koordinator Satpam, pedagang kantin, dan dua orang pengunjung rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dalam aspek input, telah memadai dan pengalokasian dana belum dapat dipastikan adanya anggaran. Dalam aspek process, pengawasan di lapangan belum maksimal dan masih terdapat pelanggaran KTR. Serta dalam aspek output, diketahui bahwa Perda KTR masih belum ditegakkan secara maksimal dan penerapan sanksi belum sesuai ketentuan pidana pada Perda yaitu Rp. 50.000.000 (lima puluh juta), dimana sanksi hanya berupa pembinaan dan teguran saja. Kesimpulan dari penelitian ini, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok, baik dari aspek input, process, dan output. Diharapkan Manajemen RSUD Wangaya dapat meningkatkan pengawasan KTR dan menegakan sanksi.
Partisipasi Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Di Banjar Padang Linjong Wilayah Kerja Puskesmas Kuta UtarA Angelina Adventa Rostriana; Made Nyandra; Ni Made Kurniati
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i2.3155

Abstract

Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat. Terbentuknya posyandu lansia dikarenakan populasi lansia yang semakin meningkat agar dengan adanya posyandu lansia bisa menjaga kesehatan lansia agar selama mungkin bisa hidup produktif sesuai kemampuan sehingga dapat ikut serta dalam pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi lansia dalam pelaksanaan posyandu lansia di Banjar Padang Linjong Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Utara. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Responden pada Penelitian ini berjumlah 8 orang. Variabel pada penelitian ini adalah input, process, dan output dengan melakukan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan pendekatan tematik dan teknik triangulasi. Hasil dari penelitian ini bahwa kegiatan posyandu lansia tidak rutin dilaksanakan setiap bulan serta kurangnya partisipasi dan minat masyarakat lansia terhadap kegiatan posyandu. Adapun saran untuk pihak puskesmas agar dapat terus melakukan sosialisasi dan kunjungan rumah masyarakat lansia.
Prevalen Sifilis, Gonore Dan/Atau Klamidia Sebagai Prediktor Epidemi HIV Pada Berbagai Kelompok Seksual Berisiko Kurniati, Ni Made; Utomo, Budi
J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2023): J-KESMAS Volume 9 Nomor 2, November 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jkesmas.v9i1.3757

Abstract

The HIV epidemic in Indonesia is a problem that must be addressed because it has an impact on the health status. Detecting the main predictors related to the incidence of Sexually Transmitted Infections (STIs) for the occurrence of HIV infection is very important, considering that STIs are the main entry point for HIV infection. This study aims to determine the relationship between STIs consisting of syphilis, gonorrhea, chlamydia, and HIV and to determine the relationship between the three STIs and HIV prevalence in at-risk sexual groups. This study used a cross-sectional design by analyzing data from the Integrated Biology and Behavior Survey for 2007, 2009, 2011, 2013, and 2015. The analysis used was logistic regression and fractional regression. Syphilis, gonorrhea, and chlamydia infections can increase the odds of a sexual group at risk for HIV infection, although not statistically significant. The OR value of syphilis infection in most models increases the chance of HIV infection. The prevalence of syphilis is related to the prevalence of HIV in each risk group, especially in the transgender and MSM. Every risky sexual group is expected to participate in every program for the prevention and control of STIs and HIV. In addition, it is necessary to strengthen programs that focus on eradicating STIs in at-risk sexual groups.
Factors That Influence The Incidence Of Stunting In The Working Area Of Petang II Health Center, Badung Regency Fina Aryani Putri, Kadek; Ni Made Kurniati
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 02 (2024): Jurnal eduHealt, Edition April - June , 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting in childhood has a negative impact, namely inhibiting growth, cognitive and motor development, thereby creating a risk of metabolic disorders in adulthood. One of the factors guaranteeing family food security that researchers need to study is that Belok and Pelaga villages are agricultural areas that should produce abundant food. To date, no research has been conducted regarding the factors that influence stunting in the Petang II Community Health Center working area, Badung Regency. The factors looked for include history of LBW, immunization status, exclusive breastfeeding, history of infectious diseases, mother's education level and family food security. This research is a quantitative analytical research with a case control design. This study used a sample of 31 stunted toddlers as the case group, and 31 well-nourished toddlers as the control group with a ratio of 1:1. The results showed that the variables of maternal education level (p=0.001) and family food security (p=0.000) were significant in the incidence of stunting, while the variables of history of LBW (p=0.394), immunization status (p=0.078), exclusive breastfeeding (p= 0.088), history of infectious disease (p=0.158) was not significant in the incidence of stunting.
Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Bidan di UPT Puskesmas Bangli Utara Rina, Ni Nengah; Sugianto, Made Agus; Kurniati, Ni Made
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidan sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan angka kematian dan kesakitan ibu. Karena bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan profesinya, mereka harus mampu melakukannya dan memiliki keterampilan yang diperlukan Kondisi ideal rasio bidan yaitu 1:1.000 penduduk. Namun distribusi tenaga kesehatan belum merata di Indonesia. Tujuan penelitian menganalisis beban kerja dan kebutuhan tenaga bidan di UPT Puskesmas Bangli Utara. Tujuan penelitian menganalisis beban kerja dan kebutuhan tenaga bidan di UPT Puskesmas Bangli Utara. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan WISN. Besar sampel 4 orang bbidan yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian kegiatan langsung bidan yang paling banyak melakukan anamnesa dna pemeriksan pasien, waktu kerja 96.840 menit/tahun, stadar beban kerjanya 19.368, jumlah waktu kelonggaran 0,274, jumlah bidan yang dibutuhkan adalah 6 orang. Kesimpulan jumlah kebutuhan tenaga bidan berdasarkan beban kerja di UPT Puskesmas Bangli Utara yaitu 6 orang dengan menggunakan metode WISN. Sehingga dari 4 orang bidan yang ada di UPT Puskesmas Bangli Utara masih terdapat kekurangan lagi 2 orang.
Pelayanan KB Pasca Persalinan di UPTD Puskesmas Nusa Penida I Kabupaten Klungkung Karisma, Putu Agus Sukma; Nyandra, Made; Kurniati, Ni Made
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KB pasca persalinan adalah metode kontrasepsi yang mulai digunakan setelah melahirkan hingga kurun waktu 42 hari yang bertujuan untuk mencegah jarak kehamilan yang terlalu dekat atau kehamilan yang tidak diinginkan. Capaian KB pasca persalinan Kabupaten Klungkung pada tahun 2021 adalah 29,3%. Capaian terendah ditemukan pada UPTD Puskesmas Nusa Penida I, yaitu sebesar 13% yang justru berbanding terbalik dengan capaian cakupan ANC dan kunjungan nifasnya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan KB pasca persalinan di UPTD Puskesmas Nusa Penida I dari aspek input, proses dan output. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui metode obeservasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan delapan orang informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisis dilakukan dengan metode thematic analysis. Pada penelitian ditemukan bahwa bidan di UPTD Puskesmas Nusa Penida I berjumlah 21 orang. Sebanyak 2 orang sudah memperoleh pelatihan KB pasca persalinan. Ketujuh puskesmas pembantu telah memiliki 1 orang bidan, namun 5 diantaranya belum memiliki tenaga perawat. Pelaksanaan pelayanan KB pasca persalinan didasarkan pada pedoman dari Kementerian Kesehatan. Pada aspek output, capaian pelayanan KB pasca persalinan hingga Bulan Mei 2023 di lokasi penelitian masih tergolong rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah cakupan pelayanan KB pasca persalinan yang rendah di UPTD Puskesmas Nusa Penida I berkaitan dengan kelemahan pada unsur SDM, yaitu faktor beban kerja dan pengalaman pelatihan. Selain itu, beberapa karakteristik masyarakat yang ditemukan menjadi faktor kendala adalah pengetahuan yang rendah, paritas dan kurangnya dukungan suami.