Claim Missing Document
Check
Articles

Karakteristik Fisik dan Protein Fillet Daging Ikan Lele Beku (Clarias batrachus) Hasil Penggorengan Vakum Anang Lastriyanto; Bambang Dwi Argo; Rosyida Ayu Pratiwi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.533 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2019.007.01.9

Abstract

Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 3 kali pengulangan. Faktor yang digunakan adalah suhu dengan 3 taraf, yaitu 80oC, 90oC, dan 100oC. Variasi yang digunakan adalah penyimpanan awal pada bahan ikan lele yaitu dengan cara pembekuan. Kapasitas penggorengan yang digunakan untuk setiap perlakuan adalah 1 kg pada tekanan -70 cmHg. Analisa produk yang dihasilkan meliputi kadar air, kadar protein, rendemen, dan uji tekstur. Hasil penelitian menunjukkan kadar protein keripik ikan lele paling tinggi pada suhu 90oC selama 70 menit sebesar 44,70% dan terendah pada keripik ikan lele kontrol yang penggorengannya secara konvensional yaitu sebesar 38,91%, semakin tingi suhu maka proses denaturasi protein akan semakin cepat. Kadar air keripik tertinggi pada keripik pengorengan konvensional dan terendah pada suhu 100oC, semakin tinggi suhu pada proses penggorengan maka penguapan akan berlangsung semakin cepat. Berdasarkan nilai L* keripik dengan warna atau tingkat kecerahan terbaik yaitu pada keripik ikan lele kontrol yang penggorengannya dilakukan secara konvensional. Tekstur tertinggi pada suhu 100oC sebesar 15,825 gf dan terendah pada keripik ikan lele kontrol sebesar 38,12 gf. Semakin besar suhu yang digunakan, maka tingkat kerenyahan atau tekstur dari keripik semakin bagus.
Uji Kinerja Mesin Perontok Padi Tipe Hold on dan Tipe Throw in Gunomo Djoyowasito; Bambang Dwi Argo; Muhammad Alvian
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.888 KB)

Abstract

Produktivitas budidaya pertanian tanaman padi di Indonesia masih cukup rendah. Masalah yang paling umum dijumpai yaitu kehilangan hasil selama proses panen dan pasca panen. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah penggunaan mesin perontok dimana petani tidak perlu mengeluarkan biaya pengadaan alat/mesin yang mahal. Pnelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi mesin perontok antara tipe hold on dan tipe throw in yang memiliki metode panen berbeda serta menghitung kebutuhan biaya total yang dibutuhkan selama proses pemanenan dan perontokan. Hasil penelitian menunjukkan panen metode potong panjang untuk mesin tipe hold on memiliki waktu panen 0,215 menit/m2/orang dan panen metode potong pendek untuk mesin tipe throw in membutuhkan waktu 0,323 menit/m2/orang. Untuk proses perontokan mesin tipe throw in membutuhan waktu 0,191 menit/m2 sedangkan mesin tipe hold on membutuhkan waktu 0,439 menit/m2. Untuk nilai efisisensi mesin tipe hold on memiliki nilai sebesar 97,82% dan mesin tipe throw in nilainya adalah 98,76%. Sedangkan nilai efektivitas mesin tipe hold on adalah sebesar 0,852 dan untuk mesin tipe throw in sebesar 0,837. Kapasitas kerja hasil perhitungan yaitu mesin tipe hold on 56,71 Kg/jam sedangkan tipe throw in sebesar 138,63 Kg/jam. Untuk konsumsi bahan bakar yaitu 0,452 liter/jam untuk tipe hold on dan 0,560 liter/jam untuk tipe throw in. Kebutuhan biaya untuk mesin tipe hold on yaitu Rp. 610/Kg hasil dan untuk mesin tipe throw in Rp. 508,30/Kg hasil. Kata kunci : Hold on, Mesin Perontok, Padi, Panen, Pasca Panen, Throw in
Pengaruh Konsentrasi dan Preparasi Membran Terhadap Karakterisasi Membran Kitosan Dian Aris Setiawan; Bambang Dwi Argo; Yusuf Hendrawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.924 KB)

Abstract

Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis berdasarkan ukuran partikelnya. Salah satu teknologi yang digunakan dalam proses filtrasi adalah teknologi membran. Salah satu jenis membran yang digunakan untuk proses filtrasi adalah jenis membran kitosan selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik dari membran kitosan selulosa. Membran kitosan selulosa dibuat menggunakan metode coating dan selanjutnya proses perendaman dan pengeringan. Sintesis membran kitosan dilakukan dengan teknik inversi fasa, yaitu dengan proses rendam endap. Pada larutan dope, digunakan kitosan dengan variasi konsentrasi 6%, 7%, 8%, 9% (b/v). Karakterisasi membran meliputi sifat mekanik membran yaitu uji kuat tekan, kuat tarik, dengan menggunakan penetrasimeter dan sifat morfologi ukuran pori dengan Scanning Electron Microscope (SEM). Pada penelitian pembuatan dan karakterisasi membran pada preparasi membran kitosan selulosa dengan pengaruh konsentrasi kitosan, nilai kuat tekan membran tertinggi terdapat pada membran kitosan selulosa dengan konsentrasi kitosan 9% dan lama pengadukan 48 jam sebesar 3,86 Kg/cm2. Nilai permeabilitas membran kitosan selulosa terbesar terdapat pada membran dengan konsentrasi kitosan 9% dan lama pengadukan 24 jam yairu sebesar 456,50 ml/menit. Hasil uji Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukan bahwa berdasarkan ukuran porinya membran yang dihasilkan tergolong dalam membran Mikrofiltrasi (0,1 µm - 10 µm). Kata kunci : membran kitosan, konsentrasi kitosan, kuat tekan, SEM
Variasi Tekanan Dan Suhu Pada Proses Purifikasi Etanol Menggunakan Membran Komposit Poly Ether Sulfone Pada Proses Pervaporasi Membran Yusuf Hendrawan; Anang Lastriyanto; Bambang Dwi Argo; Oktaria Eka Y
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.889 KB)

Abstract

Proses pervaporasi (PV) dalam rangka pemurnian etanol merupakan teknologi yang menjanjikan dan sedang berkembang pesat. Hal ini didukung dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh pervaporasi yakni: tidak membutuhkan bahan kimia tambahan, proses lebih sederhana, serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitiaan ini adalah untuk menentukan kondisi operasi optimal dalam proses pemurnian etanol menggunakan membran komposit poly-ether-sulfone dengan coating 3% alginat-3% kitosan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial 3 kali perulangan, faktor pertama variasi yaitu temperatur pre-heating bagian feed terdiri dari 63.64, 67.83, dan 72.01oC. Faktor kedua yaitu tekanan downstream yang terdiri dari 41.325, 46.325, 51.325 absolut kPa. Hasil konsentrasi pada feed dan fluks permeat akan dianalisa menggunakan ANOVA. Proses yang berjalan selama 40 menit dengan sistem batch dan konsentrasi umpan etanol sebesar 68.05%(w/t). Hasil percobaan menunjukkan konsentrasi etanol tertinggi didapatkan pada kondisi operasi pre heating feed 72.01oC dan tekanan downstream sebesar 51.325 Absolut kPa dengan konsentrasi etanol sebesar 82.84%(w/t). kondisi terbaik akan dikontrol menggunakan membran komposit non coating dan dihasilkan kenaikan konsentrasi etanol pada bagian permeat sebesar 76.34%(w/t). Namun performansi membran komposit poly ether sulfone dengan coating 3% alginate-3% kitosan ini belum mampu dalam memisahkan campuran azeotrop etanol-air.
Identfikasi Parameter Biji Dan Bubuk Kopi Robusta Menggunakan Machine Vision Dan Metode Artificial Neural Network (ANN) Bambang Dwi Argo; Maurice Andreane
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.422 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengklasifikasi biji dan bubuk kopi robusta khas suatu daerah menggunakan NNPred dan memberikan informasi mengenai Artificial Neural Network (ANN) serta mengetahui parameter gambar terhadap biji dan bubuk kopi robusta khas suatu daerah. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu: akuisisi citra, pengolahan data citra, penyusunan model dan NN-pred (Neural Network Prediction). Akuisisi citra menggunakan scanner canoscan Lide 120 dengan resolusi 300 dpi sebanyak 960 gambar masing biji kopi sebesar 480 dan bubuk kopi sebesar 480 gambar. Dua model ANN telah dibangun yaitu model 1 dengan 12 parameter input dan model 2 dengan 10 parameter input. Kedua model dipakai untuk menghasilkan nilai MSE terkecil. Hasil penelitian menunjukkan untuk model 1 laju pembelajaran 0.6 dan momentum 0.8, model 2 laju pembelajaran 0.1 dan momentum 0.4. kedua model dilatih sampai 500 iterasi serta 3 lapisan tersembunyi yang digunakan sehingga diperoleh hasil untuk model 1 nilai MSE validasi   terkecil untuk citra biji terdapat pada warna sat hsv sebesar 0.012 dan ARE 18.26%, untuk citra bubuk terdapat pada warna hue sebesar 0.025 dan ARE 22.45%, pada model 2 nilai MSE validasi terkecil untuk citra biji terdapat pada tekstur cluster tendency sebesar 0.009 dan ARE 17.74%, untuk citra bubuk terdapat pada tekstur cluster tendency sebesar 0.013 dan ARE 22.86%.
Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Bobby Wirasantika; Wahyunanto Agung Nugroho; Bambang Dwi Argo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.094 KB)

Abstract

Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses penanaman. Pengolahan tanah merupakan bagian proses terberat dari keseluruhan proses budidaya, dimana proses ini mengkonsumsi energi sekitar 1/3 dari keseluruhan energi yang dibutuhkan dalam proses budidaya pertanian. Cara pengolahan tanah akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan konsumsi energinya. Tipe pengolahan yang dipakai adalah tipe tepi dan tipe pola kijang. Dari hasil penelitian menunjukkan hasil slip dalam 20 putaran roda rata-rata sebesar 59 %. Pemilihan perlakuan terbaik untuk konsumsi bahan bakar adalah pengolahan tanah tipe tepi dengan rata-rata sebesar 91,2 liter/ha. Pemilihan perlakuan terbaik untuk penelitian kapasitas kerja adalah pola tepi, yaitu rata-rata sebesar 46 jam/ha. Dan pemilihan perlakuan terbaik untuk penelitian efisiensi lapang adalah pola tepi, yaitu rata-rata sebesar 4 %.
Pelatihan Pembuatan Nugget Cumi dan Kelayakan Usahanya di Desa Air Bini, Kecamatan Siantan Selatan, Kabupaten Kepulauan Anambas Muhamad Firdaus; Bambang Dwi Argo; Atiek Iriany; Dhanny Septimawan Sutopo; Danang Ariyanto; Marhen Andan Prasetyo
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 8 (2021): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VIII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan kepulauan Anambas terletak di Wilayah Pengelolaan Perikanan Laut Cina Selatan yang memiliki sumberdaya perairan pelagis dan demersal banyak, diantaranya adalah cumi-cumi. Desa Air Bini adalah sentra industri cumi kering di kabupaten Anambas. Pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah komoditas ini di desa Air Bini masih terbatas pada pengolahan cumi asin kering. Produk ini utamanya dipasarkan dalam bentuk utuh ke Tanjung Pinang, Batam dan Jakarta. Cumi kering adalah produk yang dapat didiversifikasi menjadi nugget. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pelatihan pembuatan nugget cumi kepada ibu-ibu pengusaha dan pengolah cumi asin dan penilaian kelayakan usahanya. Kegiatan ini dilaksanakan di UKM Nadine Desa Air Bini, Kecamatan Siantan Selatan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah participatory rural appraisal (PRA). Data kegiatan didapat melalui observasi, wawancara, partisipasi aktif dan dokumentasi dalam proses pembuatan nugget cumi. Pengambilan data dimulai dari proses pengadaan bahan baku sampai pada produk akhir yang dihasilkan. Analisa usaha yang dianalisis terdiri dari biaya produksi, keuntungan, BEP, dan analisa R/C ratio. Tahapan pembuatan nugget cumi meliputi persiapan bahan baku, persiapan bahan tambahan, penggilingan cumi kering asin dengan bahan tambahan, pembuatan adonan, pengukusan, battering, breading dan penggorengan. Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha nugget cumi dalam setahun membutuhkan biaya total Rp 159.144.620,-, dengan keuntungan sebesar Rp 43.655.380,-, dan nilai pulang balik tiap kemasan sebesar Rp 7.136 atau terjual sebanyak 4.894 kemasan dan memiliki nilai R/C ratio 1,27.
Determination of moisture diffusivity and activation energy on fixed bed drying of red pepper (Capsicum annum) on convective solar drying Siti Asmaniyah Mardiyani; Sumardi Hadi Sumarlan; Bambang Dwi Argo; Amin Setyo Leksono
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2021.004.02.4

Abstract

Moisture diffusivity and activation energy are two important variables in a drying process to understand a certain product's drying behavior. This study aimed to determine the value of effective moisture diffusivity and the activation energy of red pepper in a conventional forced convective drying based on electricity (conventional convective drying/CCD) and forced convective drying based on solar energy (convective solar drying/CSD). The value of effective moisture diffusivity was determined using the equation, which refers to Fick’s second law. The Arrhenius equation determines the activation energy value as a model of the relationship of inverse temperature and the normal logarithmic value of effective moisture diffusivity. The results showed that the values of effective moisture diffusivity of CCD 70 °C were the highest. The regression analysis between the drying layers (X), and effective moisture diffusivity (Y) showed a polynomial pattern with a coefficient determination R2 value of 0.85 (CCD 70 °C), 0.81 (CCD 60 °C), 0.88 (CCD 50 °C), and 0.48 (CSD). (R2)  The higher moisture diffusivity values in CCD indicated that the drying systems are more stable than CSD. The drying activation energy calculation showed that the value of CCD's activation energy was 36.36 kJ/mol.K, while the value of CSD's activation energy was 31.28 kJ/mol.K. Those results were consistent with the results of the previous studies. 
Sintesis dan Karakterisasi Membran Selulosa Asetat dengan Penambahan Antibiofouling Alami Ekstrak Bawang Putih Dikianur Alvianto; Fara Aulia Agustin Nurhadi; Angky Wahyu Putranto; Bambang Dwi Argo; Mochammad Bagus Hermanto; Yusuf Wibisono
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia Vol 18, No 2 (2022): September
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/alchemy.18.2.57199.193-204

Abstract

Teknologi membran merupakan teknologi yang dapat memisahkan dua fasa (permeat dan umpan). Kendala dalam teknologi membran yaitu bahan yang terkandung dalam umpan dan mengakibatkan terjadinya fouling (penutupan pori). Salah satu alternatif untuk mengurangi fouling yaitu menambahkan zat antibiofouling pada membran. Bahan yang dapat digunakan sebagai antibiofoulan alami adalah ekstrak bawang putih yang memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan ekstrak bawang putih terhadap perbaikan karakteristik membran (ketebalan, kuat tarik, elastisitas), fluks air bersih, dan sifat antibiofouling pada bakteri Bacillus subtilis. Membran selulosa asetat dibuat dengan menggunakan metode inversi fasa dan pelarut dimetilformamida. Penambahan ekstrak bawang putih pada pembuatan membran selulosa asetat memiliki konsentrasi masing-masing sebesar 0,25% b/v (0,01 g), 0,5% b/v (0,02 g), 0,75% b/v (0,03 g), dan 0% b/v (kontrol) dengan ketebalan 0,3 mm. Hasil yang optimum diperoleh untuk membran dengan konsentrasi 0,5 % b/v yang menghasilkan pengujian kuat tarik sebesar 0,977 N/mm2 dan untuk membrane dengan konsentrasi 0,25% b/v yang memberikan elastistas pertambahan panjang sebesar 12,22%. Sifat antibakteri membran dengan penambahan ekstrak bawang putih ditunjukkan dengan berkurangnya penempelan bakteri Bacillus subtilis pada permukaan membran sebesar 41,5% – 87,7% area.Synthesis and Characterization of Cellulose Acetate Membrane with The Addition of Natural Antibiofouling Garlic Extract. Membrane technology is a technology that can separate two phases (permeate and feed). The main problem in membrane technology is the material contained in the feed, which causes fouling (pore closure). An alternative to reducing fouling is by adding anti-biofouling substances into the membrane. The material that can be used as a natural anti-biofoulant is garlic extract which has antibacterial properties. This study aimed to analyze the effect of adding garlic extract on the improvement of membrane characteristics (thickness, tensile strength, elasticity), clean water flux, and anti-biofouling properties of Bacillus subtilis bacteria. The cellulose acetate membrane was synthesized using dimethylformamide as solvent through the phase inversion method. The addition of garlic extract in the manufacture of cellulose acetate membranes had concentrations of 0.25% w/v (0.01 g), 0.5% w/v (0.02 g), 0.75% w/v (0.03 g), and 0% w/v (control) with a thickness of 0.3 mm. The optimum results were obtained for the membrane with a concentration of 0.5% w/v, which resulted in the tensile strength test of 0.977 N/mm2, and the membrane with a concentration of 0.25% w/v, which resulted in an elongation elasticity of 12.22%. The antibacterial properties of membranes with the addition of garlic extract were indicated by the adhesion reduction of Bacillus subtilis bacteria on the membrane surface by 41.5% – 87.7% area.
Hidrolisis Enzimatik Menggunakan Enzim Selulase dari Trichoderma reseei dan Aspergillus niger pada Produksi Bioetanol Jerami Padi Haris Ferdiansyah; Sumardi Hadi Sumarlan; Bambang Dwi Argo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.751 KB)

Abstract

Senyawa yang paling efektif untuk digunakan pada proses bioetanol adalah selulosa. Jerami merupakan golongan kayu lunak yang mempunyai komponen utama selulosa. Oleh karena itu, jerami padi banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas enzim, mengetahui kadar glukosa, dan juga untuk mengetahui perbandingan volume enzim selulase yang paling optimum pada tahapan glukosa. Penelitian ini menggunakan penyelesain dengan 1 faktor 7 level perlakuan. Faktor perlakuan adalah variasi perbandingan volume enzim selulase Aspergillus nigerdan Trichoderma reesei dengan perbandingan (1:0), (0:1), (1:1), (1:2), (1:3), (2:1), (3:1) dan waktu pengambilan sempel yakni pada jam ke-8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64 dan jam ke-72. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perbandingan A.niger-T.reesei 1 : 3 (v/v) dengan waktu hidolisis selama 64 jam yang menghasilkan glukosa sebesar 17,35 g/L. Kata Kunci : hidrolisis enzimatik, enzim selulase, glukosa
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Agus Jiwantoro Alvian Budhi Irianto Amin Setyo Leksono Amin Setyo Leksono Anang Lastriyanto Angky Wahyu Putranto Anik Wulandari Anung Nugroho Jayalaksono Arga Anugrahandy Arsyika Oktaviani Arta Harianti Ary Mustofa Ahmad Asdin . Atiek Iriany Aulia Rakhmawati Azhar, Wilda Aulia Bambang Guritno BAMBANG SUSILO Bambang Susilo Basri Bobby Wirasantika Budi Swastomo Chandra Satya Pujiarga Choirul Muslim Cici Damayanti Cicik Rahayu Danang Ariyanto Dewi Maya Maharani Dhanny Septimawan Sutopo Dhika Aringtyas Dian Anggianda Marpaung Dian Aris Setiawan Dian Umniyati Dian Yulianto Dikianur Alvianto Dimas Firmanda Al Riza Dina Wahyu Indriani Dinia Cholidia Dwi Setiawan Faisz Kasifalham Fara Aulia Agustin Nurhadi Farisatun Ni’mah Febriyanti Ariska Amaliyah Ferys Ika Oktavia Fiona Drefin Oktadina Firda Pramesti Puspaningarum Gracia Deborah Alfons, Gracia Deborah Gunarko Gunarko Gunomo Djojowasito Gunomo Djoyowasito Gunomo Djoyowasito Haris Ferdiansyah Irvan Adhin Cholilie ishak usman Izza, Ni'matul Izza, Sylvia Ni’matul Jannur Majesty Jatmiko Eko Witoyo Joko Prasetyo Joko Prasetyo Korleone, Jorgi Kusuma Faisal M La Choviya Hawa La Choviya Hawa Larasati, Indri Asiani Lestari, Anggi Luthfi Mubarok Malul Akbar Mantong, Jimmy Olsanaya Marhen Andan Prasetyo Maurice Andreane Mayadiana Susilowati Ningsih Moch. Bagus Hermanto Mochamad Bagus Hermanto Mochammad Bagus Hermanto Mufidah, Elya Muhamad Firdaus Muhammad Alvian Muhammad Assidiq Muhammad Fadhil Muhammad Fathussalam Mukaromah, Sintya Laylie Musthofa Lutfi Musthofa Lutfi Mustofa Lutfi Nadya Villarasty Naily Ulya Naim Irmayani Nelsy Dian Permatasari Ni'maturohmah, Eva Niken Lila Widyawati Nova Yogantoro Nugroho Nimpuno Nur Komar Nur Komar Nuraini Puji Astuti Nurfauzi, Sobirin Nurhaya Kusmiah Nurul Hidayatul Khoir Oktaria Eka Y Palupi Widiyastuti Pamungkas, Bangkit Puji Putra Perdana, Lita Puspita Rizka Rama Oktavian, Rama Ramadhan, Faisal Randy Cahya Wihandika Retno Damayanti Reydita Claudy Islami Rika Wahyuni Arsianti Rini Yulianingsih Rosyida Ayu Pratiwi Sadimantara, Muhammad Syukri Safitri Rizka Rahmawati Sandra Sandra Sellyan Lorenza Olanda Putri Shinta Rosalia Dewi Shinta Rosalia Dewi Sidauruk, Jocelyn Latreia Ronauli SIMON BAMBANG WIDJANARKO Siti Asmaniyah Mardiyani Slamet Wahyudi Souma Wiryo Pamungkas Sri Hartini Sucipto Sucipto Sudarminto Setyo Yuwono Sumardi H. S. Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi Hadi Sumarlan Sumardi Hadi Sumarlan Susinggih Wijana Susinggih Wijana Syaifuddin Purwo Utomo Takase, Hayato Tri Priyo Utomo Turangga Bagus Setya Graha Ubaidillah Ubaidillah Ulwan Zuhdi Umi Mianadhiroh Wahyunanto Agung Nugroho Yahya Wahyu Prasetya Yusron Sugiarto Yusuf Hendrawan Yusuf Wibisono