Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Potential of ethanolic extracts from seed kernel Indonesian cultivars mangoes as an anti-multidrug-resistant (MDR) Escherichia coli Ariyadi, Tulus; Qayimah, Sitti; Assa’diyah, Lulu’ Nur; Asyiah, Asyiah; Pratiwi, Hanum Adisty; Khairunnisa, Afifah; Hikmah, Annisa Nurul; Kusmita, Lia; Mutmainah, Mutmainah; Mukaromah, Ana Hidayati
JURNAL INDONESIA DARI ILMU LABORATORIUM MEDIS DAN TEKNOLOGI Vol 7 No 2 (2025): From Natural Compounds to Disease Mechanisms: An Integrated Research Outlook
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/ijmlst.v7i2.5837

Abstract

Escherichia coli is a type of bacteria that often found in wound infections. The use of antibiotics to treat these uncontrolled infections has resulted in the emergence of multi-drug resistant (MDR) strains of pathogenic bacteria.  This rapid increase in MDR E. coli strains has led to significant morbidity and mortality in human populations. Consequently, the exploration of natural antibacterial agents is urgently needed. One promising resource is mango extract, which is recognised for its antibacterial properties and is obtained through solvent extraction using 96% ethanol. This study aimed to determine the antibacterial activity of seed extracts from seven different mango cultivars (Mangifera indica L.), against MDR E. coli. The study focused on determining the minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) using dilution method. The concentrations examined for both MIC and MBC were 5, 10, 50, and 100 mg/mL. The results indicate that the mango seed extract exhibit significant antibacterial activity against MDR-E. coli., with the kweni cultivar showing the largest inhibition zone measuring 23.25 mm. The ethanol extract from the kweni seeds yielded the most favorable results, with an MIC value of ≥0.078 mg/mL and an MBC value that ranged from 1.25-10 mg/mL. In conclusion, mango seed extract, particularly from the kweni cultivar, has substantial potential to be developed as an effective antibacterial agent against MDR-E. coli.
Gambaran Kualitas Preparat Awetan Amoeba Berdasarkan Variasi Waktu Perendaman Trichrome Cahyani, Andi Putri; Ariyadi, Tulus; Ernanto, Aditya Rahman
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Amoeba pada saluran pencernaan manusia umunya tidak patogen tetapi beberapa diantaranya patogen danberkontribusi pada peningkatan jumlah penyakit pencernaan di negara miskin dan berkembang.Pemeriksaan mikroskopik menjadi salah satu pemeriksaan penunjang penyebab infeksi Amoeba.Pembuatan Preparat awetan amoeba salah satunya menggunakan pewarnaan trichrome dan menghasilkan kualiatas preparat yang baik, dengan pengecatan trichrome sitoplasma akan berwarna hijau biru sedangkan nukleus, badan kromatin akan berwarna merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambarankualitas preparat awetan amoeba berdasarkan variasi waktu (10, 15, dan 20 menit) perendaman trichrome.Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Sampel pada penelitian ini adalah feses positif Amoeba. Hasilpenelitian menggunakan pewarnaan trichrome dengan variasi waktu 10,15 dan 20 menit didapatkan hasilpreparat awetan Amoeba dilihat dari stadium kista E.histolytica yang terlihat jelas dan kejernihan darinukleus Amoeba walaupun warna merah dari Amoeba tersebut terlalu pekat sehingga badan kromatin dlltidak terlihat dan warna hijau biru yang mewarnai sitoplasma dari Amoeba juga tidak terlihat.Kata Kunci : Amoeba, Kualitas preparat, Variasi waktu, Pewarnaan trichrome.
PERBEDAAN KUALITAS PEWARNAAN HE PADA JARINGAN USUS BESAR TIKUS YANG DIFIKSASI MENGGUNAKAN GULA MOLASSES DENGAN NBF 10% Saleh, Hasniar Fuzran A; Ariyadi, Tulus; Iswara, Arya; Nurbaiti, Nurbaiti
InaBHS (Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science) Vol 4 No 1 (2025): Indonesian Journal of Biomedicine and Health Science
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/inabhs.v4i1.10869

Abstract

Fiksasi jaringan merupakan tahap penting dalam pembuatan preparat histologi untuk mempertahankan struktur seluler dan morfologi jaringan. Neutral Buffer Formalin (NBF) 10% umum digunakan sebagai fiksatif, namun memiliki risiko toksisitas dan dampak lingkungan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) pada jaringan usus besar tikus wistar yang difiksasi menggunakan gula molasses konsentrasi 30% dan NBF 10%. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan dua kelompok perlakuan. Penilaian kualitas pewarnaan dilakukan secara mikroskopis terhadap inti sel dan sitoplasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan yang difiksasi dengan NBF 10% memberikan kualitas pewarnaan HE yang lebih baik, dengan skor rata-rata 18,00 (kategori baik), dibandingkan gula molasses 30% yang memperoleh skor rata-rata 14,18 (kategori kurang baik). Kesimpulan, NBF 10% masih menjadi fiksatif yang lebih unggul dibandingkan gula molasses 30% dalam mempertahankan kualitas pewarnaan HE pada jaringan usus besar tikus. Namun, gula molasses tetap memiliki potensi sebagai alternatif fiksatif yang lebih ramah lingkungan, meskipun kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Kata kunci: Fiksasi Jaringan, Gula Molasses, NBF 10%, Pewarnaan HE, Usus Besar Tikus, Histopatologi