Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Keragaman Karakter Kualitatif dan Morfometrik Itik Bayang sebagai Plasma Nuftah Ternak Unggas Sumatera Barat Firda Arlina; Sabrina Sabrina; Tinda Afriani
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 25, No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.25.2.214-221.2023

Abstract

Itik Bayang merupakan salah satu plasma nutfah ternak unggas Sumatera barat yang telah ditetapkan berdasarkan Kepmentan 2012, No 2835/Ktsp/Lb. 430. Penelitian ini dilakukan untuk mengindetifikasi keragaman karakter kualitatif dan morfometrik itik Bayang sebagai dasar untuk pengembanngan dan pelestariannya. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini untuk morfometrik 130 itik Bayang yang sudah dewasa kelamin yang terdiri dari 100 ekor itik betina dan 30 ekor itik jantan. Sedangkan untuk karakter kualitatif sebanyak 617 ekor itik Bayang dewasa kelamin yang terdiri dari 576 ekor itik betina dan 41 ekor itik jantan. Data penelitian diambil dari 19 peternak di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Peubah yang diamati untuk karakter kualitatif yang sesuai dengan Kepmentan dan morfometrik. Analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif dengan menghitung rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman dan persentase. Hasil penelitian menunujjan karakter kualitatif itik Bayang memiliki persentase fenotipe berkisar antara 43,90-93,23%. Karakter kualitatif yang dapat di klasifikasikan sesuai dengan Kepmentan 2012 adalah pada itik jantan warna bulu bagian kepala, warna bulu dada dan warna bulu punggung coklat tua. Itik Bayang betina memiliki frekuensi fenotipe kualitatif yang sesuai >75%. Keragaman morfometrik itik Bayang berkisar antara rendah dan tinggi Koefisien keragaman yang tertinggi pada bobot badan itik betina sebesar 15,17%. Sedangkan itik Bayang jantan panjang punggung sebesar 14,12 %.
PERAN CAHAYA MONOKROMATIK PADA PROFIL DARAH ITIK PITALAH DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN YANG DIBERI KUNYIT (CURCUMA LONGA L.) SEBAGAI FEED ADITIF Ulvira Rifni; Sabrina Sabrina; Kusnadidi Subekti; Rusfidra Rusfidra; Firda Arlina
Wahana Peternakan Vol. 7 No. 2 (2023): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v7i2.1015

Abstract

This study aims to determine to what extent, the role of monochromatic light then being fed turmeric additives has an impact on the blood profile and body weight gain of Pitalah ducks. The material used was 100 Pitalah ducklings. The method used was an experiment with the Split Plot method arranged in a Randomized Block Design (RBD). The treatment started on day 15 and the duration of the study was 10 weeks. The treatment given is the main plot factor is monochromatic lighting consisting of yellow light as a control, blue, red, green. Subplot factor, namely turmeric consisting of B1: 18 gr and B2: 16 gr. The experimental results showed that the interaction between factor A (light) and factor B (turmeric) had no significant effect (P>0.05) on blood profile and body weight gain in Pitalah ducks. The conclusion of this study is that the administration of monochromatic light (yellow, blue, red, green) with turmeric levels (18 gr and 16 gr) has no interaction on blood profile (leukocytes & erythrocytes) and body weight gain in pitalah ducks. In this condition, leukocyte values ​​ranged from 18.39 to 73.51 (103 /mm-3 ) and erythrocyte values ​​from 18.39 to 73.5 (103 /mm-3 ), both of these values ​​were in a less normal range so that it can be indicated that the health condition of the ducks is not prime. Subsequently, body weight gain was obtained 63.58 - 78.16 grams/tails/week. Keywords: Monochromatic light, turmeric, blood profile, body weight gain and Pitalah ducks
Implementasi Teknologi pada Aspek Pakan dan Pemasaran di Kelompok Usaha Ransum Pakan Ternak di Kabupaten Padang Pariaman Ediset Ediset; Adrizal Adrizal; Firda Arlina; Eli Ratni
Warta Pengabdian Andalas Vol 30 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.30.2.201-208.2023

Abstract

The community engagement team of the Animal Science Faculty of Andalas University conducted community services in the Animal Feed Ration Business group in Jorong Batang Sarik, Nagari Katapiang, Batang Anai District, Padang Pariaman Regency. The problems in the target group were 1) the business group still needs to get a permit to do business, and 2) it still needs to gain skills in processing feed for cattle based on agricultural waste. The activity aimed to assist business groups in obtaining Business Permit Numbers (BPN) and transferring agricultural waste-based feed technology for beef cattle. The transfer of knowledge and technology in service activities was carried out by mentoring, demonstration, and training methods regularly and continuously. The action resulted that the target group having a business permit in the form of BPN and the business group having knowledge and skills in producing feed for beef cattle in the form of Complete Ration Silage (CRS) based on corn straw.
FERRTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR ITIK BAYANG YANG DIPELIHARA PADA SISTEM PEMELIHARAAN EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF Firda Arlina; Sabrina Sabrina; Sri Devi Angraini
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Politala Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v2i1.8

Abstract

Itik Bayang merupakan salah satu plasma nutfah ternak unggas yang dikembangkan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Ternak itik ini sudah dimasukkan dalam rumpun ternak melalui Keputusan Menteri Pertanian No.2835/Kpts/Lb,430. Sulitnya memeproleh bibit merupakan kendala dalam pengembangan itik Bayang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik Bayang. Total 960 butir telur itik Bayang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split plot dengan 3 x 2 dengan 4 ulangan. Penetasan menggunakan tiga mesin tetas (A1, A2, A3) sebagai main plot dan 2 kelompok system pemeliharaan (B1, B2). Uji lanjut yang digunakan adalah Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Peubah yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa system pemeliharaan ekstensif dan semi intensif memberikan pengaruh yang sangay nyata (P<0.01) terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik Bayang, namun tidak menununjukkan pengaruh (P>0.05) terhadap bobot tetas dan daya hidup selama satu minggu. Pada pemeliharaan ekstensif fertilitas telur itik Bayang 88.33%, daya tetas berdasarkan telur yang masuk 48.80% dan berdasarkan telur yang fertil 54.82%. Rataan bobot tetas DOD dan daya hidup selama satu minggu pada kedua sistem pemeliharaan adalah 42.17 gr dan 96.60%.
PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK MELALUI MANAJEMEN FEEDING PRACTICE DI KELOMPOK TERNAK ITIK USAHA BERSAMA DI DESA SIKABU-KABU KABUPATEN 50 KOTA Sabrina Sabrina; Husmaini Husmaini; Kusnadidi Subekti; Firda Arlina
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v7i1.792

Abstract

This activity aims to provide training and technology packages for improving the maintenance system, knowledge of feed ingredients, technology for producing duck feed based on local feed, restricted feeding. The ultimate goal of this activity is to increase egg production, productivity, feed cost efficiency in the context of developing and increasing farmers' income while forming / developing economically independent partner groups. This activity was carried out in Tanjung Haro Selatan, Luak District, 50 Kota Regency, West Sumatra. The partner involved in this activity is the "Duck Farmer Group "Usaha Baru" which reared egg and meat ducks. The methods used in this service program are counseling, demonstration, training, coaching and provision of technology packages, as well as observation and evaluation and data collection to measure the success parameters of the program being carried out. Based on the implementation of the community service, farmers were very enthusiastic in participating in this activity, almost 80% percent of farmers understand feeding management according to the needs of duck feed based on age level both in quality and quantity. the quality of the rations prepared by the farmer is not sufficient for the nutritional needs of ducks. Increasing egg production can be done by preparing duck rations by increasing animal protein and mineral levels in the ration. Increasing the income of duck farmers can be done by reducing production costs with rations prepared by farmers themselves sourced from local feed ingredients at a price of Rp. 6000, -.
KERAGAMAN PERTUMBUHAN ITIK KAMANG DI PETERNAKAN UNGGUL JAYA FARM Rafian, Teguh; Arlina, Firda
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v2i2.19

Abstract

Itik Kamang memiliki bobot hidup dengan keragaman tinggi, sehingga perlunya dilakukan penelitian terhadap itik lokal di Sumatera Barat, yaitu itik Kamang, berupa keragaman pertambahan dan bobot hidup itik sampai umur 10 minggu dalam upaya pengambilan dasar keputusan pengembangan itik lokal di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan itik Kamang sebanyak 200 ekor, yang terdiri atas 100 ekor itik jantan dan 100 ekor itik betina, yang dipelihara mulai dari umur 1 hari sampai 10 minggu. Parameter yang diamati, yaitu pertambahan dan bobot hidup setiap minggu. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif berupa nilai rata-rata, simpangan baku, dan koefisien keragaman. Nilai koefisien keragaman pertambahan dan bobot hidup itik Kamang termasuk dalam kategori tinggi, yaitu bernilai di atas 15%. Sehingga perlunya dilakukannya seleksi pada Itik Kamang terhadap performa pertambahan dan bobot sebagai upaya pembentukan itik pedaging lokal unggul di Sumatera Barat. Itik Kamang memiliki bobot hidup dengan keragaman tinggi, sehingga perlunya dilakukan penelitian terhadap itik lokal di Sumatera Barat, yaitu itik Kamang, berupa keragaman pertambahan dan bobot hidup itik sampai umur 10 minggu dalam upaya pengambilan dasar keputusan pengembangan itik lokal di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan itik Kamang sebanyak 200 ekor, yang terdiri atas 100 ekor itik jantan dan 100 ekor itik betina, yang dipelihara mulai dari umur 1 hari sampai 10 minggu. Parameter yang diamati, yaitu pertambahan dan bobot hidup setiap minggu. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif berupa nilai rata-rata, simpangan baku, dan koefisien keragaman. Nilai koefisien keragaman pertambahan dan bobot hidup itik Kamang termasuk dalam kategori tinggi, yaitu bernilai di atas 15%. Sehingga perlunya dilakukannya seleksi pada Itik Kamang terhadap performa pertambahan dan bobot sebagai upaya pembentukan itik pedaging lokal unggul di Sumatera Barat.
KERAGAMAN PERTUMBUHAN ITIK BAYANG PERIODE PERTUMBUHAN: GROWTH DIVERSITY OF DUCKS BAYANG ON THE GROWTH PERIOD Rafian, Teguh; Arlina, Firda; Zulkarnain, Zulkarnain; Yurnalis, Adytia
Journal of Animal Research and Applied Science Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/aras.v4i2.30549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pertambahan dan bobot hidup itik Bayang sebagai itik pedaging lokal di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan 205 ekor Itik Bayang yang terdiri dari 106 jantan dan 99 betina yang dipelihara dari umur 1 hari hingga 10 minggu. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode observasi dengan hasil pengamatan berupa pertumbuhan dan bobot hidup setiap minggunya. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan keragaman pertambahan dan bobot hidup itik Bayang sangat tinggi (koefisien keragaman di atas15%). Sehingga dapat disimpulkan perlunya dilakukan seleksi untuk meningkatkan potensi itik lokal unggul di Sumatera Barat.
Single Nucleotide Polymorphism (SNP) Exon 4 Proclatine Gene on Local Duck Rafian, Teguh; Yurnalis, Yurnalis; Husmaini, Husmaini; Arlina, Firda
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 19 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.19.2.68-77

Abstract

This study uses the sequencing method to determine the genetic diversity of the prolactin gene (PRL) in the exon four region in Bayang ducks. This study used 118 blood samples of Bayang ducks. Blood samples were isolated and then sequenced using a pair of primers L: 5'- GCA CAG TTG TTC TTA CTA GTT CG -3' and R: 5'- TCT GAG AAC TTT GCA GCT ATC T -3', which produced a 586 bp fragment in the Prolactin (PRL) gene exon 4. The amplification product was sequenced using First Base Singapore's services. The results showed that there were 16 polymorphisms in the exon four region and parts of introns 3 and 4 in the Bayang duck sample, namely two deletions at position -223C>del and -218A>del and 14 mutations at position -136G>A, 157G>A, +9T>G, +11G>A, +16T>C, +20A>C, +25T>C, +29A>C, +35T>A, +38A>G, +43C>A, +71G>A, +84G>A, +91T>A. Based on the study results, it can be concluded that the diversity of the prolactin gene (PRL) of Bayang ducks in the exon four region is polymorphic and can be used as a candidate for marker-assisted selection in Bayang ducks.
Quantitative Traits of Bayang Ducks Raised with Intensive and Extensive Systems in Bayang District, West Sumatra Suhartati, Linda; Arlina, Firda; Reski, Sepri
Andalasian Livestock Vol. 1 No. 2 (2024): ALive
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/alive.v1.n2.p150-155.2024

Abstract

This study aims to determine the polymorphism of quantitative traits of Bayang ducks raised with intensive and extensive system in Bayang District, West Sumatera. This study used 114 Bayang ducks consisting of 60 males and 54 females. Ducks are raised intensively and extensively or traditionally in Bayang District. This study used the observation method by calculating the mean, standar deviation, and coefficient of variation. Data were analyzed using the t-test to see the effect of sex and rearing system. The variables observed in this study were body weight (BW), chest circumference (CC), beak length (BL), wing bone length (WBL), shank length (SL), shank circumference (SC), femur length (FL), tibia length (TL), and Back Length (BAL). The results showed that sex had a significant effect (P<0.01) on FL and (P<0.05) on SL and CC. The rearing system had a significant effect (P<0.05) on SC and FL in male Bayang ducks. The coefficient of variation (CV) in male Bayang ducks was moderate (>5-15%) except for TL which was small (<5%). While in female Bayang ducks WBL and TL have CV classified as low, CC classified as high and other traits classified as medium. The conclusion of this study is that sex and rearing system affect the quantitative characteristics of Bayang ducks and the CV of Bayang ducks is low to high.
Correlation Between Egg Production Performance of Sikumbang Jonti Ducks as a Selection Method in Smallholder Farms Rafian, Teguh; Yurnalis, Yurnalis; Husmaini, Husmaini; Arlina, Firda; Wanniatie, Veronica; Husni, A.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 20 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.20.1.40-46

Abstract

This study aims to determine the diversity and correlation of egg production performance in Sikumbang Jonti ducks as a basis for making selection decisions. The materials used were 47 female Sikumbang Jonti ducks. In the production phase, Sikumbang Jonti ducks were intensively reared in individual battery cages for 24 weeks. The observed variables were body weight (g), age at first laying (days), egg production (eggs), and egg weight (g). Data on body weight, age at first laying, total egg production, and egg weight were analyzed descriptively by calculating the mean value, standard deviation, coefficient of variation, minimum value, and maximum value. Furthermore, data on body weight, age at first laying, egg production, and egg weight were also analyzed for correlation to see the direction and relationship between variables. The results of this study were that Sikumbang Jonti ducks have an average body weight of 1299g, age at first egg laying of 170.19 days, average total egg production of 36.62 eggs, and average egg weight of 59.06g. The diversity of body weight, age at first egg laying, and egg weight of Sikumbang Jonti ducks are moderate, while the diversity of egg production is high. The diversity of body weight, age at first laying, and egg weight of Sikumbang Jonti ducks are included in moderate diversity. In contrast, the diversity of egg production is included in high diversity. Based on the correlation of body weight, age at first laying, egg production, and egg weight of Sikumbang Jonti ducks, age at first laying is the selection variable that can be used as a good predictor of egg production performance. In conclusion, the study results show that a longer age of first laying can be used as a selection variable to increase the production and egg weight of Sikumbang Jonti ducks.