Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Penyembuhan Luka Sayat Pada Kulit Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) Maria Lorita Amfotis; Ni Made Rai Suarni; Ni Luh Arpiwi
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p14

Abstract

Daun kirinyuh (Chromoelana odorata) merupakan tanaman yang secara tradisional digunakan masyarakat untuk menyembuhkan luka. Daun kirinyuh mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, triterpenoid dan tanin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kirinyuh terhadap penyembuhan luka sayat pada kulit tikus putih. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari lima perlakuan dan masing-masing perlakuan terdapat enam ulangan. Digunakan 30 ekor tikus putih dengan kisaran berat badan 200-250 g. Tikus dibagi dalam lima perlakuan yaitu K- (diberi aquades), K+ (diberi povidone iodine 10%), perlakuan (P1, P2, P3) yang diberikan ekstrak daun kirinyuh 10%, 20%, 30%. Pengamatan secara makroskopis dilakukan pada hari ke-3, 6 dan 9 terhadap hiperemis, kontraksi luka, granulasi, krusta dan produksi pus. Pembuatan sediaan untuk pengamatan secara secara mikroskopis (ketebalan epidermis, jumlah fibroblas dan jumlah kolagen) dilakukan pada hari ke 10. Data makroskopis selain kontraksi luka dianalisa secara deskriptif. Data kontraksi luka, ketebalan epidermis, jumlah fibroblas dan jumlah kolagen dianalisis menggunakan ANOVA (p<0,05) dan bila terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil pengamatan terhadap penyembuhan luka secara makroskopis menunjukkan bahwa konsentrasi 20% paling optimal dalam menurunkan hiperemis dan kontraksi luka. Sedangkan konsentrasi 10% paling optimal dalam pembentukan granulasi, mencegah krusta dan produksi pus. Hasil pengamatan terhadap penyembuhan luka secara mikroskopis menunjukkan bahwa konsentrasi 20% (P2) paling optimal dalam meningkatkan ketebalan epidermis, meningkatkan jumlah fibroblas dan jumlah kolagen. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kirinyuh dapat menyembuhkan luka secara optimal dengan konsentrasi yang berbeda-beda pada setiap tahap penyembuhan. Kata kunci: Chromoelana odorata, metabolit sekunder, penyembuhan luka, Rattus norvegicus.
Morfologi, Kandungan Minyak Serta Potensi Biodiesel Minyak Nyamplung (Callophylum inophylum Andy Agustina Lande; Ni Luh Arpiwi; Anak Agung Ketut Darmadi
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2019.v06.i02.p06

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan megabiodiversitas yang memiliki banyak jenis tanaman sebagai sumber biodiesel salah satunya adalah nyamplung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi, kandungan minyak, hubungan kekerabatan dan kualitas biodiesel dari tanaman nyamplung di Denpasar Selatan. Hasil analisis oneway ANOVA menunjukkan bahwa lingkar batang, panjang daun dan kandungan minyak berbeda nyata (P< 0,05) antar lokasi, sedangkan lebar daun, ukuran buah dan biji tidak berbeda nyata (P > 0,05). Hasil penelitian ini dari yaitu Morfologi lingkar batang terbesar di Denpasar Selatan 3,65 m di Desa Tuban 4. Daun terpanjang ditemukan di Kelurahan Tuban dengan panjang 14,98 cm, sedangkan daun terpendek ditemukan di Kelurahan Serangan dengan panjang 11,02 cm. Panjang buah nyamplung berkisar antara 15,00 – 25,33 mm, lebar 16,67 – 27,67 mm, dan berat 3,03 - 6,20 g dan biji berkisar antara panjang 12,67 - 18,33 mm, lebar 10,67 - 14,00 mm, dan berat 2,07 - 3,57 g. Kandungan minyak biji nyamplung tertinggi di Denpasar Selatan adalah 42,97%. Kualitas biodiesel dari nyamplung yang tumbuh di Denpasar Selatan meliputi angka asam, angka iodin, angka penyabunan, angka setana, kadar air memenuhi syarat SNI 2015 kecuali viskositas yang masih tinggi. Analisis hubungan kekerabatan antara nyamplung yang tumbuh di Denpasar Selatan terbagi menjadi 3 kelompok dengan indeks similaritas 0,99%.
Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-off Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dan Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) Erlina Adhayanti; Ni Luh Arpiwi; Ni Nyoman Darsini
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p10

Abstract

Peel-off gel masks are practical masks, because it can be removed without rinsing with water. Peel-off gel mask useful for clean and tighten facial skin. Moringa leaves and citronella essential oil can be used as masks cause have antioxidant and antibacterial activities that act as anti-aging and anti-acne. The purpose of this study was to determine the combination of citronella essential oil and concentration of moringa leaf extract that produced the best mask. Essential oil was extracted by steam distillation, moringa leaves were extracted by maceration using 96% ethanol. Mask was formulated with 0, 1, 2, and 3% moringa leaf extract. The yield of citronella leaf essential oil was 0.36%±0.07 % w/w. The organoleptic test results showed that all mask formulas were stable during storage. The results of the physical properties test of the mask showed that the F3 formula (combination of 1% Moringa leaf extract and 0.30% lemongrass essential oil) produced the best mask preparation. All mask formulas had homogeneous results and met the standards on the viscosity, pH and dispersibility test, but the F1 formula (positive control) on the adhesion test and the F1 formula (positive control) and the F2 formula (negative control) on the drying time test did not meet the requirements good standard of mask. The F3 mask formula is preferred by probandus and all mask formulas do not cause irritation to the skin. Keywords: Cymbopogon nardus L. Rendle, gel, mask, Moringa oleifera Lam., Peel-off
PELESTARIAN SUBAK MELALUI PEMBERDAYAAN ANGGOTANYA DALAM PEMBUATAN PAKAN TERNAK SAPI BALI ALTERNATIF KOMBINASI JERAMI PADI DAN BATANG PISANG SECARA FERMENTASI I. N. Simpen; I. M. Sutha Negara; N.G.A.M. Dwi Adhi S.; M. Arsa; N.L. Arpiwi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 2 (2016): Jurnal Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.37 KB)

Abstract

The activity in Subak Dangin Alas Desa Lodtunduh Ubud, to be aim for producing woof of bali cattlealternative by fermentation of mixture banana culm and rice straw which has been carried out from May toSeptember. The activity of subscribers of subak sustainability and continuesly, it is expected to impact onmaintenance of the subak in its village. In this activity, have been done survey, producing of cattle woofalternative, socialized, training, accompanying and giving woof to their cattles. In producing of woof of balicattle, it was done by cutting byproduct of banana culm and rice straw to be size 3-5 cm, then dried 1-2 daysfor reducing water content and then the fermentor (active microorganism and molasses) and mixture of riceand bran are distributed on its byproduct. The final step, it has been done fermentation for minimum 7 days.The activity result, subscribers of subak were very anthusiastic. Generally, participants have yet tounderstand detail procedure to make cattle woof alternative which is healthful, natural and preserve byfermentation, so that the application of technology is useful. The cattles may consume its fermentationproduct.
PELATIHAN PEMBUATAN BODY CREAM DAN LOTION LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DI PURI DAMAI DESA SINGAKERTA KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR BALI N.L. Arpiwi; I.K. Muksin; I.G.A.S. Wahyuni; I.K. Ginantra; N.W. Sudatri
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 4 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.357 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i04.p02

Abstract

Lidah buaya (Aloe vera) adalah tanaman sukulen dari keluarga Asphodelaceae yang tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis. Tanaman ini sangat populer karena memiliki banyak kegunaan, misalnya sebagai pelembab kulit, pertumbuhan rambut, dan pengendalian jerawat. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat Desa Singakaerta, Kabupaten Gianyar, tentang bagaimana mengolah lidah buaya menjadi body cream dan lotion sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi tanaman tersebut. Prosedur kerja dimulai dengan mengupas daun lidah buaya untuk mendapatkan pulp, lalu diblender dan disaring untuk mendapatkan jus. Basis cream dan lotion terdiri dari minyak kelapa murni (VCO), cethyl alcohol, asam stearat, gliserin, triethanolamine, nipagin, nipasol dan aquades dengan jumlah sesuai formulasi. Fase air dicampur dengan fase minyak pada suhu 70oC sambil diaduk sampai homogen dan kemudian ditambahkan jus lidah buaya pada suhu 40oC. Aroma cendana ditambahkan untuk body creamdan aroma melati ditambahkan ke body lotion pada suhu 30oC. Body cream berwarna putih susu, aroma cendana, tekstur lembut, agak kental, pH 6,5, homogen dengan viskositas 95 poise. Body lotion berwarna putih susu, aroma melati, tekstur lembut, lebih encer, pH 7, homogen dengan viskositas 39 poise. Kata kunci : Body cream, body lotion, Aloe vera, VCO
PEMBUATAN KOMPOS MENGGUNAKAN STARTER MIKROBA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT DURIAN KANI DI DESA SUDAJI KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG BALI N.L. Arpiwi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 2 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.121 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i02.p26

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat ini adalah untuk memanfaatkan kotoran sapi dan limbah pertanian seperti hijauan menjadi pupuk organik Starkompos dengan penambahan starter mikroba. Penggunaan kompos yang ramah lingkungan diharapkan meningkatkan pertumbuhan bibit durian Kani, mengurangi pemakaian pupuk kimia yang harganya mahal, mengurangi polusi tanah dan lingkungan dari residu kimia. Kegiatan melibatkan dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Kembang Dwi Suaji di Dusun Rarangan dan kelompok tani Sari Murni di Dusun Kubukili Desa Sudaji Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Starkompos dibuat dengan cara mencampur kotoran sapi dengan hijauan yang telah dicacah dengan perbandingan 8:2. Starter mikroba bubuk yang disebut StarTmik@OK ditaburkan, pada campuran bahan lapis demi lapis, disiram dengan air, kemudian ditutup rapat dengan terpal. Setelah 14 hari terpal dibuka, kompos dibolak balik dengan cangkul kemudian ditutup lagi. Setelah 30 hari Starkompos matang yang ditandai dengan nilai rasio C : N sebanyak 14,92. Starkompos diberikan kepada bibit durian Kani dengan dosis 2 ton per hektar. Pemberian Starkompos pada bibit durian Kani meningkatkan pertumbuhan secara nyata (P<0,05). Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah pembuatan kompos dari kotoran sapi dicampur hijaun dengan penambahan starter mikroba bubuk meningkatkan kandungan nitrogen, fosfat dan kalium yang tersedia bagi tumbuhan. Pemberian Starkompos pada bibit durian Kani meningkatkan keliling batang, tinggi tanaman dan jumlah cabang.
CA2+ INTRASELULER TERLIBAT DALAM MEKANISME PEMBUKAAN STOMATA AKIBAT PENGARUH AUXIN MADE PHARMAWATI; MADE RIA DEFIANI; Ni LUH ARPIWI
Jurnal Biologi Udayana Vol 12 No 1 (2008): JURNAL BIOLOGI
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.343 KB)

Abstract

Research was done to elucidate the role of Ca2+ intracellular in stomatal movement induced by auxin. Two types of auxin (IAA and NAA) increased stomatal opening and the increase was concentration dependent. The addition of EGTA, Ruthenium red and Procaine as the modulator of Ca2+ concentration , inhibited stomatal opening induced by auxin. EGTA and procaine significantly inhibited somatal opening at 100 uM and 1 mM. Ruthenium red worked at lower concentrations which were 10 uM, 50 uM and 100 uM on LAA-induced stomatal opening, while on NAA-induced stomatal opening, Ruthenium red had an effect at 10 uM, 50 uM, 100 uM dan 1 mM. It is suggested that Ca2+ involves in stomatal opening induced by LAA and NAA as signaling agent.
PENGARUH KONSENTRASI GIBERELIN TERHADAP PRODUKSI BIBIT KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L. CV. GRANOLA) UKURAN M (31 - 60 GRAM) Ni Luh Arpiwi
Jurnal Biologi Udayana Vol XI, No 1
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.184 KB)

Abstract

The aim of the research was to increase the production of seed potato size 31 - 60 grams by applying gibberellic acid (GA3). Seeds that passed their dormancy period were dipped in gibberellic acid solutions (10, 15 and 20 mg/L) for 15 minutes a day before planting. Control seeds were dipped in water. Seeds were then air dried for 24 hours. Seeds were planted in plots with length, width and height of 150 x 100 x 30 cm respectively with planting space 20 cm and planting depth 15 cm. The design was randomized block with four replications. The results showed that gibberellic acid enhanced shoot emergence. Gibberellic acid increased stem number, tuber number and yield per plant. Tuber number and yield of size M (31 ? 60 g) increased, whereas tuber number and yield of size LL decreased drastically. The optimum concentration of gibberellin for these increases was 15 mg/L. Plant height was not influenced by gibberellic acid.
PHENOLOGY, POLLINATION AND SEED PRODUCTION OF Millettia pinnata IN KUNUNURRA, NORTHERN WESTERN AUSTRALIA Ni Luh Arpiwi; Guijun Yan; Elizabeth L Barbour; Julie A Plummer
Jurnal Biologi Udayana Vol 18 No 1 (2014): Jurnal Biologi
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.793 KB)

Abstract

Millettia pinnata L. Panigrahi atau Pongamia pinnata L. Piere adalah tumbuhan legum yang menghasilkan biji dengan kandungan minyak yang cocok untuk biodiesel. Fenologi dan polinasi pada tanaman ini dipantau dan dimanipulasi untuk meningkatkan pembentukan biji dan hasil panen. Musim berbunga di Kununurra berlangsung selama satu bulan dari awal Oktober dan pembungaan terjadi tidak bersamaan baik pada satu tanaman maupun di antara tanaman yang berbeda. Dua spesies lebah lokal sebagai polinator, Megachile sp., dan Nomia sp., memiliki tingkat kunjungan yang sangat rendah (6-13 kunjungan) dengan puncak waktu kunjungan dari jam 9.00 sampai jam 10.00 dan periode aktivitas mencari makan yang pendek (dari jam 6.00 sampai 12.00). Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya volume nektar yang dihasilkan (1.0 ± 0.04 ?l) dan tingginya temperatur di Kununurra. Viabilitas polen yang tinggi (85 ± 3%) menurun tajam menjadi 10 ± 3% dengan penyimpanan selama satu tahun pada suhu 4oC, tetapi hanya sedikit menurun menjadi 62 ± 3% pada suhu penyimpanan -20oC dan -80oC. Kunjungan lebah madu (Apis mellifera) meningkatkan hasil panen biji dari 296 menjadi 4.981 g/pohon, tetapi hasil panen ini masih rendah dan sangat bervariasi.
REDUCINGSUGAR CONTENTAND VITAMINE C IN BANANA (Musa paradisiaca forma typica)AFTER CURING BY ETHREL AND PLANT LEAVES Ni Putu Harta Diani Pande; Made Ria Defiani; Ni Luh Arpiwi
SIMBIOSIS Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.262 KB) | DOI: 10.24843/JSIMBIOSIS.2017.v05.i02.p06

Abstract

longer than other bananas and the availability is limited. One way to accelerate the availability of banana is by treating it naturaly andchemical. How to do in determining the ripeness of bananas as morphological and chemical analysis.The objectives of this study wereto explore the utilization of Gliricidia sepium leaf, cocoa leaf, banana leaf and ethylene and the duration of treatment to the maturitylevel of Musa paradisiaca forma typica, vitamin C, vitamin A, reducing sugar content as well as ripening time and rotting. CompletelyRandomized Design was used with 2 factors, the duration of curing with 3 treatments ie L1 (curing for 3 days), L2 (curing for 6 days)and L3 (curing for 9 days) and type of calibration method used was C0 (control), C1 (curing with ethylene 0,5%), C2 (curing withbanana leaf), C3 (curing with Gliricidia sepium leaf) and C4 (curing with cocoa leaf) . Each treatment combination was repeated 4times with 3 experimental units. The results showed that curing with cocoa leaves and 0.5% ethylene affected banana maturity.Ethylene (0.5%) increase the maturation score and vitamin C. Cocoa increased maturation score, reducing sugar and vitamin Ccontent. The longer the curing the more increase the maturation score and increase the reducing sugar content.Keywords: Musa paradisiaca forma typica, ethylene, cocoa leaf, banana leaf, G. sepium leaf