Claim Missing Document
Check
Articles

PERENCANAAN FAKTOR DAYA OPTIMAL PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK Hakim, Azizul; Sirait, Bonar; Arsyad, M. Iqbal
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2020): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.764 KB)

Abstract

Hotel Grand Mahkota Pontianak salah satu konsumen industri yang bergerak dalam bidang perhotelan terletak di Jalan Sidas Kota Pontianak. Berdasarkan hasil pengukuran awal, faktor daya (cos phi) listrik rata-rata pada Hotel Mahkota sebesar 0,81. Untuk meningkatkan penggunaan daya aktif pada Hotel Grand Mahkota Pontianak salah satunya dengan melakukan pemasangan kapasitor bank, sehingga pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan perbaikan faktor daya optimal dengan pemasangan kapasitor bank pada Hotel Grand Mahkota Pontianak. Dengan pemasangan kapasitor bank pada Hotel Grand Mahkota, penghematan daya komplek per tahun adalah sebesar Rp. 31.081.401,66.  sehingga biaya total pemasangan kapasitor bank sebesar Rp.30.898.046,59. Penghematan total per tahun diperoleh sebesar Rp.183.355,07, dengan faktor daya optimal sebesar 0,92.Untuk meningkatkan faktor daya menjadi 0,92 pada Hotel Mahkota Pontianak, membutuhkan injeksi daya reaktif rata-rata sebesar 82,337 kVAR. Perencanaan pemasangan kapasitor bank pada panel LVMDP Hotel Grand Mahkota Pontianak menggunakan 1 modul 3 step dengan tiap unit kapasitor kan menginjeksi daya reaktif sebesar 30 kVAR sehingga total injeksi daya reaktif sebesar 90 kVAR dengan biaya sebesar Rp. 21.328.700,00. Total biaya tagihan listrik setiap bulan pada Hotel Grand Mahkota Pontianak sebelum pemasangan kapasitor bank sebesar Rp.270.531.627,22, sedangkan setelah pemasangan kapasitor bank sebesar Rp.248.779.879,75. Selisih total biaya tagihan listrik sebesar Rp.21.751.747,47. Hasil analisa kelayakan bahwa investasi pemasangan kapasitor bank pada Hotel Grand Mahkota Pontianak yaitu : hasil perhitungan NPV yang bernilai positif sebesar Rp. 230.212.974,31, hasil perhitungan PI yang bernilai 11,79 (> 1), dan hasil perhitungan DPP sekitar 1 bulan memiliki periode waktu lebih pendek dari umur proyek (12 bulan). Dengan ketiga teknik analisa kelayakan, menunjukkan bahwa investasi pemasangan kapasitor bank pada Hotel Grand Mahkota Pontianak layak untuk dilaksanakan.
Evaluasi Instalasi Listrik Dan Penerangan Pada Gedung Unit Pengembangan Benih Tanaman Pangan Dan Holtikutura(UPBTPH) Kabupaten Mempawah Fam, Fafirius; Arsyad, M. Iqbal; Razikin, Abang
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1307.423 KB)

Abstract

Gedung UPBTPH Kabupaten Mempawah merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pengembangan benih tanaman pangan dan hortikultura terpasang daya PT. PLN (Persero) sebesar 13.200 VA. Dengan adanya beberapa penambahan peralatan berupa Air Conditioning (AC), jumlah titik lampu, dan peralatan lainnya, daya tersebut tidak mencukupi lagi untuk melayani beban. Hal tersebut berindikasi sering terjadinya overload pada pembatas arus (MCB) pada waktu terjadinya penambahan beban. Berdasarkan hasil observasi dilapangan total beban pada saat ini sebesar 32.598 Watt dengan beban antar fasanya tidak seimbang, sehingga perlu dilakukan penambahan daya dan perbaikan instalasi untuk memperoleh keseimbangan beban pada setiap fasanya. Dengan upaya perbaikan instalasi pada Gedung UPBTPH Kabupaten Mempawah, diperoleh  jumlah beban pada fasa R sebesar 10.850 Watt, fasa S sebesar 10.877 Watt, dan fasa T sebesar 10.871 Watt. Sedangkan kapasitas daya PT. PLN (Persero) yang diusulkan sebesar 33.000 VA, dengan pembatas arus MCB sebesar 3 x 50 A pada masing-masing fasanya. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh bahwa kualitas penerangan untuk setiap ruangan pada Gedung UPBTPH Kabupaten Mempawah masih belum mencapai standar kualitas yang ditentukan SNI 03-6575-2001. Sehingga untuk memperbaiki kualitas penerangan pada ruangan-ruangan Gedung UPBTPH Kabupaten Mempawah yaitu dengan menambah titik lampu sesuai perhitungan atau mengubah lampu dengan daya lebih besar/terang.
AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA KHATULISTIWA Alsey, Fernanda Khaira; -, Junaidi; Arsyad, M. Iqbal
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.592 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengaudit energi listrik yang terjadi pada PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak. PDAM Tirta Khatulistiwa adalah perusahan daerah pemasok air bersih utama di Pontianak yang berdiri sejak tahun 1975. Penggunaan energi listrik terbesar PDAM Tirta Khatulistiwa terletak pada Unit Instalasi Pengolahan Air Imam Bonjol dengan rata-rata penggunaan energi sebesar 1.051 MWh/bulan. Rata-rata penggunaan energi listrik perhari pada IPA Imam Bonjol sebesar 35.033 kWh/ hari dengan persentase penggunaan beban yaitu 85,6% untuk sistem pompa, 9,3% untuk pendingin ruangan (AC), 1,6% untuk lampu penerangan, dan 3,5% untuk beban komputer dan beban-beban peralatan listrik lainnya. Hasil dari perhitungan Intensitas Konsumsi Energi dilihat dari standar ASEAN-USAID tahun 1992, IPA Imam Bonjol untuk tahun 2018 masih dibawah standar untuk kategori perkantoran yaitu sebesar 223,20 kWh/m2. Untuk Intensitas Konsumsi Energi perbulannya menurut Standar IKE Departemen Pendidikan RI tahun 2004 masuk dalam kategori agak boros dan boros (14,58 s/d 23,75 kWh/m2). Dalam penelitian ini didapatkan Peluang penghematan pada stasiun pompa adalah sebesar 193,79 kWh/hari dengan menentukan pompa mana yang lebih efisien untuk dioperasikan, kemudian pada sistem penerangan didapatkan penghematan energi listrik sebesar 28,22 kWh/hari dengan mengganti 98 buah lampu TL 36 Watt menjadi lampu LED 22 Watt, dan penghematan pada sistem pendingin ruangan (AC) yaitu dengan mengganti AC konvensional dengan AC Inverter (30% lebih hemat dari AC konvensional) yang akan mengguntungkan senilai Rp.4.796.388,-  per 1 buah AC setelah pengoperasian selama 4 tahun.
Analisa Kebutuhan dan Konservasi Energy Listrik Pada Museum Provinsi Kalimantan Barat Fadliyansyah, -; -, Junaidi; Arsyad, M. Iqbal
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.512 KB)

Abstract

Gedung Museum Provinsi Kalimantan Barat menggunakan sumber energi listrik yang disuplai oleh PT. PLN (Persero) sebesar 147.000 VA (147 kVA). Hampir 79,28% beban yang terpasang merupakan sistem tata udara (Air Conditioning), selebihnya digunakan untuk penerangan dan beban – beban lain. Total beban maksimum (beban terpasang) Museum Provinsi Kalimantan Barat sebesar 99.965 Watt atau 99,965 kW setara dengan 117,606 kVA (asumsi faktor daya sebesar 0,85), sehingga persentase pembebanan baru mencapai 80%. Jika cadangan ditetapkan 20%, maka kapasitas yang terpasang adalah  sebesar 141,127 kVA, daya yang tersedia oleh PT. PLN (Persero) adalah sebesar 147 kVA dengan pembatas arus 3 x 225 Ampere. Berdasarkan hasil perhitungan IKE listrik per satuan luas kotor (gross), maka IKE Museum Provinsi Kalimantan Barat sebesar 91,93 kWh/m2/tahun. Angka tersebut masih berada dibawah batas standar ASEAN-USAID tahun 1992, dimana untuk klasifikasi perkantoran (komersil) yaitu sebesar 240 kWh/m2/tahun. Berdasarkan pedoman PERMEN ESDM RI No. 13 Tahun 2012, Intensitas Konsumsi Energi area ber-AC gedung Museum Provinsi Kalimantan Barat yang memasuki kriteria Boros terjadi pada gedung Tata Usaha sebesar 24,15 kWh/m2/bulan dan gedung Pameran Temporal 21,41 kWh/m2/bulan. Intensitas Konsumsi Energi Listrik pada area non-AC gedung Museum Provinsi Kalimantan Barat tertinggi dengan kriteria Cukup Efisien adalah gedung Toilet Umum dan Pos Satpam sebesar 6,63 kWh/m2/bulan. Peluang penghematan energi sistem penerangan dapat diperoleh dengan cara melakukan penggantian lampu konvesional dengan lampu LED (Light Emitting Diode). Air Conditioning pada Museum Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 18 unit AC inverter dan 22 unit AC konvensional, sebagian besar sistem tata udara masih menggunakan Air Conditioning konvesional sehingga penghematan pada sistem tata udara tersebut dapat diperoleh dengan mengganti Air Conditioning konvensional ke teknologi inverter dan dengan menggeser jam nyala AC (Air Conditioning) selama satu jam, sedangkan peluang penghematan energi peralatan komputer dan beban lain-lain dapat dilakukan dengan mengganti peralatan yang hemat energi.
Applikasi Turbin Cross-Flow untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kalimantan Barat Arsyad, M. Iqbal
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol 1, No 3 (2009): Edisi Bulan Maret
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.808 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v1i3.343

Abstract

Abstract The best geographical areas for exploiting small scale hydro power are those where there are steep rivers flowing all year round, the hill areas of countries with high year-round rainfall, or the great mountain ranges and their foothills. Islands with moist marine climates, such as the Indonesia is suitable. Low-head turbines have been developed for small-scale exploitation of rivers where there is a small head but sufficient flow to provide adequate power. A turbine converts the energy in falling water into shaft power. Cross-Flow turbine is meant for those purposes with low head. In this paper we introduce the practical aspects of cross-flow turbine for application be possible, especially the calculation of potential power to some rivers in Kalimantan Barat. Keywords Cross-flow turbine, practical aspects, Kalimantan Barat, micro-hydro power plant.
Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat Arsyad, M. Iqbal
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol 1, No 4 (2009): Edisi Bulan Juli
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.689 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v1i4.344

Abstract

Abstract Electrical sector plays important role in social-economy development of a country. Good electrical sector will accelerate the development of the other community development sectors. Therefore, the availability and sustainability of electrical sector must be maintained. Electrical energy crisis in Indonesia, including Kalimantan Barat, has its effects on the development of this region. This paper presents some aspects of electrical sector in Kalimantan Barat, both in supply side and demand side. Keywords Electrical sector, electrical energy crisis, supply side, demand side.
ANALISA KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) AREA SINGKAWANG DENGAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH (RNEA) Romiandi, -; Arsyad, M. Iqbal; Sirait, Bonar
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2020): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dapat digunakan untuk menganalisa Keandalan Sistem Jaringan Diatribusi 20 kV Di PT. PLN (Persero) Area Singkawang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA), untuk menganalisa tingkat keandalan sistem distribusi apakah sudah handal atau melebihi standar yang telah ditetapkan. Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) digunakan untuk menganalisis keandalan sistem distribusi yang besar dan kompleks menjadi bentuk yang sederhana dengan elemen pendekatan ekuivalen. Penelitian ini dilakukan pada Tahun 2018 di PT. PLN (Persero) Area Singkawang pada penyulang Diponegoro dan Penyulang Sudirman yang berkonfigurasi radial. Dari studi keandalan ini didapatkan nilai indeks keandalan load point dan indeks keandalan system. Untuk mencari nilai indeks load point, SAIFI dan SAIDI, telah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode RNEA. Hasil studi menunjukkan, bahwa Penyulang Diponegoro lebih Handal dari Penyulang Sudirman, pada Penyulang Diponegoro nilai SAIFI sebesar 2,0171 [kegagalan/pelanggan/tahun] dan SAIDI = 5,1649 [jam/pelanggan/tahun]. Sedangkan pada Penyulang Sudirman memiliki nilai SAIFI sebesar 6,9787 [kegagalan/pelanggan/tahun] dan SAIDI sebesar 15,2592 [jam/pelanggan/tahun] dengan Data standar dari SPLN 68-2 tahun 1986 yang mana nilai SAIFI 3,2 [kegagalan/pelanggan/tahun] dan SAIDI 21 [jam/pelanggan/tahun].
PENYELESAIAN ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN METODE DIFFERENTIAL EVOLUTION Prasetya, Jerry; -, Hardiansyah; Arsyad, M. Iqbal
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Operasi ekonomis sistem tenaga listrik merupakan aspek penting dalam manajemen operasi sistem energi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisa operasi ekonomis pembangkit termal dengan melakukan perhitungan untuk mendapatkan daya yang optimal serta biaya pembangkitan minimum.Dalam permasalahan seperti economic dispatch pada penelitian ini menggunakan  metode Differential Evolution Algorithm,(DE) adalah salah satu metode modern yang diaplikasikan berdasarkan perilaku evolusi biologi.Dalam representasi ED, metode DE menemukan nilai-nilai optimum daya  yang dibangkitkan secara optimal sebagai  acuan untuk  biaya bahan bakar ($/h) terendah. Untuk menguji metode Differential Evolution Algorithm ini, diuji dengan dengan standar sistem IEEE, hasil tersebut dibandingkan dengan metode konvensional yaitu metode Lagrange Multiplier. Salah satu daripada hasil pengujian yaitu untuk pengujian sistem 20 unit generator metode DE untuk beban 3050 MW dengan memperhitungkan rugi-rugi transmisi, metode Differential Evolution memiliki harga biaya bahan bakar lebih ekonomis dari metode Lagrange Multiplier sebesar ± 0,2495%. Sedangkan dari segi rugi-rugi transmisi metode Differential Evolution lebih rendah dari metode Lagrange Multiplier sebesar ± 17,6414%. Biaya bahan bakar pembangkitan metode Lagrange Multiplier sebesar 74340,5081 ($/h) dengan rugi-rugi transmisi sebesar 155,4427 MW dan biaya bahan bakar pembangkitan metode Differential Evolution sebesar 74154,9881 ($/h) dengan rugi rugi transmisi 128,0204 MW.Dengan demikian biaya pembangkitan dapat dihemat sekirannya kapasitas pembangkitan dapat dioptimalkan atau dioperasikan sesuai dengan hasil perhitungan operasi ekonomis. Dalam hal ini metode Differential Evolution algorithm merupakan salah satu metode modern yang dapat dipergunakan dalam masalah economic dispatch karena telah berhasil menyelesaikan pencapaian harga optimum untuk hasil biaya bahan bakar ekonomis pembangkitan dengan tingkat keakuratan dari hasil yang didapat secara optimal.
STUDI SUSUT TRANSMISI PT. PLN (PERSERO) UP3B SISTEM KALIMANTAN BARAT Janedi, -; Arsyad, M. Iqbal; Sirait, Bonar
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2020): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam  sebuah  sistem   kelistrikan   diantara   pusat   pembangkit   dan  pusat   bebanpada   umumnya  terpisah  dalam  jarak  yang sangat  jauh, jarak yang sangat  jauh  ini  akan  menyebabkan  drop  tegangan.  Penyebab  adanya susut/rugi-rugi daya yaitu memiliki  beberapa  faktor  diantaranya  faktor  jarak pembangkit menuju beban yang terlalu jauh sehingga  tegangan  pada  awal  pengiriman  menuju tegangan  pada  ujung  penerima  memiliki  perbedaan  yang signifikan. Pada penelitian ini metode untuk menentukan nilai susut/rugi-rugi transmisi pada Sistem Khatulistiwa adalah dengan analisa aliran daya dan perhitungan koefisien rugi-rugi transmisi (loss coefficient). Tegangan bus Sistem Khatulistiwa berdasarkan kondisi normal (+5%;-10%), yang sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 masih memenuhi standar yang diizinkan. Dengan perhitungan aliran daya metode Newton-Rapson pada Sistem Khatulistiwa menghasilkan total rugi-rugi daya aktif saluran sebesar 6,597 MW, sedangkan total rugi-rugi daya reaktif sebesar 96,429 MVAr. Dengan perhitungan koefisien rugi-rugi transmisi (loss coefficient) dengan metode B-coefficient diperoleh total rugi-rugi daya aktif sebesar 6,330 MW. Perhitungan aliran daya pada Sistem Khatulistiwa dilakukan dalam beberapa skenario yaitu kondisi normal, skenario 1 (seluruh daya pembangkitan disuplai dari SEB, sedangkan pembangkit lainnya dalam kondisi off) dan skenario 2 (daya pembangkitan disuplai oleh pembangkit SEB, PLTU serta PLTG, sedangkan pembangkit PLTD dalam kondisi off). Besarnya total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa kondisi normal sebesar 6,597 MW atau persentase rugi-rugi daya aktif sebesar 1,72%, besarnya total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa skenario 1 sebesar 21,918 MW atau persentase rugi-rugi daya aktif sebesar 5,49%. Sedangkan besarnya total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa skenario 2 sebesar 11,342 MW atau persentase rugi-rugi daya aktif sebesar 2,92%. Berdasarkan total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa dari ketiga skenario yang dikemukakan masih dalam batas normal, yaitu ambang batas rugi-rugi saluran transmisi sekitar 5-15% (Jaelani, 2013).
Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Untuk Nelayan Guna Meningkatkan Kapasitas Ikan Tangkapan Arsyad, M. Iqbal; Imansyah, Fitri; Marpaung, Jannus; Ratiandi, Redi
Jurnal Pengabdi Vol 4, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jplp2km.v4i1.44472

Abstract

Peningkatan kemampuan dan kemauan masyarakat pesisir pantai untuk meningkatkan muatan iptek dalam usahanya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dengan pembinaan nelayan.  Tugas tersebut memang tidak mudah mengingat masih rendahnya tingkat pendidikan mereka. Perlu juga jadi perhatian bahwa penerapan, pengembangan dan penguasaan iptek perikanan juga menuntut perubahan sikap dari masyarakat umum, khususnya para konsumen produk perikanan. Iptek perikanan sangat diperlukan utamanya untuk mendukung program pembangunan perikanan, termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya perikanan, mendukung terwujudnya jaringan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkelanjutan. Pembangunan sistem pembangkit energi listrik yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan, terutama pemanfaatan energi angin banyak diterapkan di daerah pantai, sebagian besar dari pembangunan tersebut berupa proyek-proyek percontohan. Pada dasarnya pembangkit listrik tenaga angin bekerja dengan mengubah energi angin menjadi energi kinetik yang kemudian melalui generator dijadikan energi listrik. Permasalahan kegiatan ini adalah bagaimana merancang komponen-komponen bagian dari kincir angin seperti poros, roda gigi maupun rangka sehingga kincir angin dapat menghasilkan energi listrik sesuai yang diinginkan. Pembangkit listrik tenaga angin ini menggunakan kincir angin sumbu horizontal tipe multiblade 8 sudu. Kincir berputar mengikuti arah datangnya angin menggunakan transmisi dan generator DC. Kapasitas energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga angin ini adalah 300 W DC, 12 V pada kecepatan 5 m/s, dengan sistem penyaluran listrik terkontrol dan proses penyimpanan dalam akumulator. Selanjutnya dari hasil penyimpanan tersebut dapat dimanfaatkan nelayan untuk mencharge accu yang dapat dibawa ke bagan nelayan mereka untuk dapat disambungkan ke lampu.