Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Signifikansi Budaya Pada Restorasi Arsitektur Dan Interior Pemedal Agung Dan Penyengker Pura Desa Dan Pura Puseh Desa Adat Denpasar Pranajaya, I Kadek; Artayasa, I Nyoman; Winaja, I Wayan
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 8 No 1 (2024)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/jpah.v8i1.2741

Abstract

Many temples in Bali have been renovated without regard to their historical value, resulting in many new forms, ornaments, and materials even though the temple as a cultural heritage has cultural, social, and religious values. This research aimed to examine the reasons and process of restoring Pemedal Agung and Penyengker in the Pura Desa (Village Temple) and Pura Puseh (Puseh Temple) of Denpasar Traditional Village and analyze the restoration implementation implications of Pemedal Agung and Penyengker in the Pura Desa and Pura Puseh of Denpasar Traditional Village. This research used qualitative methods through a case study and ethnographic approach. The results showed that the causal factors in Denpasar Traditional Village restoring Pemedal Agung and Penyengker in the Pura Desa and Pura Puseh were due to a shared understanding of the importance of the traces and historical values in the temple building. It was outlined in the Perarem (rules) regarding the procedures for the temple repair process, and the community understands the importance of Denpasar’s identity value. The restoration stages and process of Pemedal Agung and Penyengker in the Pura Desa and Pura Puseh of Denpasar Traditional Village began with the planning process, identification of building form and damage, technical document preparations, procurement of construction workers, restoration implementation, and periodic supervision. The restoration process was accompanied by a series of Balinese Hindu ritual processes, namely Nuntun, Ngeruak, Mendem Pedagingan, Ngingsirang Pretime, and Ngeteg Linggih ceremonies. The restoration implications of Pemedal Agung and Penyengker in the Pura Desa and Pura Puseh of Denpasar Traditional Village could provide cultural significance, such as aesthetic, social, and religious values, with substantial cultural and symbolic capital.
KONSEP FALSAFAT TRI MANDALA MENJADI DASAR PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR Artayasa, I Nyoman
Jurnal Ilmiah Cakrawarti Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mahendradatta Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47532/jic.v5i2.646

Abstract

Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adalah adanya  kenaikan rata-rata temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim. Bumi yang lebih hangat dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan beragam dampak pada tanaman, kehidupan , dan manusia. Penerapan Konsep Tri Mandala pada perumahan di Kota denpasar memberikan pola pengelolaan Kebersihan lingkungan dan menekankan penanaman pohon yang disesuikan dengan fungsi masing-masing mandala, karena pohon tersebut dapat mereduksi gas karbondioksida (Co2). Konsep Tri Mandala, yang terdiri dari Utama Mandala, Madya Mandala dan Nista Mandala, jika diterapkan dengan baik dan benar dapat mengatasi permasalahan kebersihan dan peningkatan suhu udara.
KONSTRUKSI PINTU UTAMA PADA RUMAH TINGGAL HENDRI POERNOMO Putra, I Putu Yudha Darma; Artayasa, I Nyoman; Mulyati, Made Ida
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/vastukara.v5i1.3766

Abstract

Pintu utama merupakan elemen penting dalam desain rumah tinggal, tidak hanya sebagai akses utama namun juga memiliki peran estetika yang signifikan. Pembangunan pintu utama harus memerhatikan aspek keamanan, fungsionalitas, serta estetika. Peneliti berfokus pada konstruksi pintu utama pada rumah Hendri Poernomo, dengan fokus pada pemilihan material, keamanan, dan desain estetika. Melalui metode deskriptif kualitatif, data diperoleh dari kajian pustaka dan wawancara mendalam dengan pemilik rumah. Hasilnya menunjukkan bahwa pintu utama yang terpasang menggunakan pintu geser dengan material utama aluminium alloy 6063 dan kaca laminated. Konstruksi rel pintu geser dan pemilihan sekrup juga menjadi bagian penting dalam pemasangan yang tepat. Pemilihan pintu geser didasarkan pada efisiensi ruang dan estetika. Pentingnya pemilihan material yang sesuai merupakan hal penting untuk meningkatkan keamanan dan keberlangsungan pintu utama. Aluminium alloy 6063 dipilih karena kekuatannya yang tinggi dan ketahanan terhadap korosi, sementara kaca laminated memberikan perlindungan tambahan dengan kemampuannya untuk tidak pecah menjadi pecahan tajam. Konstruksi rel pintu geser dan pemilihan sekrup juga memainkan peran penting dalam memastikan instalasi yang kokoh dan aman. Pintu geser dipilih karena efisiensi ruangnya yang sesuai dengan tren desain. Implikasi keberlanjutan dari pemilihan material dan konstruksi, menggambarkan bagaimana penggunaan material yang tepat dan efisien energi dari pencahyaan alami yang terpancar dari kaca laminated pintu geser tersebut dapat mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Studi ini memberikan wawasan tentang pentingnya mempertimbangkan aspek keamanan, fungsionalitas, dan estetika dalam konstruksi pintu utama rumah tinggal serta kontribusinya terhadap keberlanjutan pembangunan.
PENERAPAN KONSEP "AFFECTIONATE ABODE" PADA INTERIOR RUANG KELUARGA DAN DAPUR DRG. HENDRI POERNOMO Meita Ayu Nita, Gst. A. Ayu; Artayasa, I Nyoman; Kerdiati, Ni Luh Kadek Resi
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/vastukara.v5i1.3794

Abstract

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dibentuk atas dasar tali perkawinan yang sah, darah atau pun adopsi dimana kelompok tersebut hidup bersama, berinteraksi antara individu di dalam keluarga maupun hubungan keluarga dengan lainnya, dengan setiap anggota yang memiliki peranan masing-masing untuk memenuhi fungsi keluarga. Komunikasi merupakan hal yang paling esensial bagi kehidupan manusia, karena dengan komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Namun terkadang tidak semua manusia dapat melakukan komunikasi secara efektif, Karena kurangnya intensitas waktu untuk melakukan komunikasi dengan keluarga maupun anak-anak mereka berakibat pada komunikasi yang rusak diantara mereka, sehingga berakibat pada memburuknya kehidupan rumah tangga yang dialami wanita pekerja. Oleh karena itu diperlukan suatu tempat yang dapat menjadi sarana komunikasi efektif,tempat tinggal dan ruang yang mendukung kesejahteraan emosional dan fisik para penghuninya, memfasilitasi interaksi yang erat, serta menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk beristirahat dan berkumpul melalui konsep "Affectionate Abode" Desain yang hangat dan mengundang ini memprioritaskan kesejahteraan fisik dan emosional anggota keluarga, menciptakan tempat di mana mereka merasa dicintai dan dihargai. Dengan tidak adanya dinding pemisah antara dapur dan ruang keluarga, komunikasi antara anggota keluarga menjadi lebih mudah dan lancar. Saat salah satu anggota keluarga sedang memasak, mereka masih bisa berbicara dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya yang berada di ruang keluarga, Dan untuk Menciptakan Kebersamaan Ruang yang terbuka memungkinkan seluruh anggota keluarga untuk melakukan aktivitas bersama, meskipun mereka mungkin sedang melakukan kegiatan yang berbeda. Anak-anak bisa bermain atau mengerjakan pekerjaan rumah di ruang keluarga sambil orang tua memasak atau menyiapkan makanan.