Claim Missing Document
Check
Articles

Konsentrasi Larutan NaCl pada Semen Terhadap Fertilisasi dan Penetasan Telur Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var Sangkuriang) Wibowo, Trio; Aryani, Netti; Nuraini, Nuraini
Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 10 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi larutan NaCl yang terbaik terhadap keberhasilan fertilisasi, tingkat penetasan telur dan kelulushidupan larva ikan lele sangkuriang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), adapun perlakuannya adalah P1 (penambahan NaCl 0,3%), P2 (NaCl 0,5%), P3 (NaCl 0,7%), dan P4 (NaCl 0,9%). Penelitian yang telah dilakukan, penambahan larutan Nacl 0,3% (P1) merupakan hasil terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya, dapat dilihat dari hasil yang diperoleh yaitu dengan tingkat keberhasilan Derajat Pembuahan (FR) 88,22%, Derajat Penetasan (HR) 97,39%, dan tingkat kelulushidupan (SR) 94,14%.
Interaksi Fotoperiod dan Temperatur terhadap Performa Pertumbuhan dan Sintasan Larva Ikan Gabus (Channa striata) Maulana, Rifki Arif; Aryani, Netti; Sukendi, Sukendi
Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 13 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jipas.13.2.158-166

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2023 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi fotoperiode dan temperatur terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan gabus (Channa striata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah fotoperiode dengan 3 taraf; 24 jam pada siang hari (P1), 12 jam pada gelap dan 12 jam pada siang hari (P2), 24 jam pada gelap (P3). Faktor kedua adalah temperatur dengan 2 taraf; 28oC (T28) dan 30oC (T30). Larva ikan gabus dipelihara selama 40 hari dalam akuarium. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pertambahan panjang mutlak, pertambahan berat mutlak, laju pertumbuhan spesifik, kelulushidupan, indeks kanibalisme, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi fotoperiode dan temperatur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gabus. Interaksi fotoperiode dan suhu dengan perlakuan fotoperiode 24 pada kondisi gelap dan temperature 30oC menghasilkan pertambahan panjang mutlak 7,17 cm, pertambahan berat mutlak 2,27 g, laju pertumbuhan spesifik 16,84%/hari, kelulushidupan 95,56%, kanibalisme tipe A 1,11%, kanibalisme tipe B 0,00%, indeks kanibalisme 1,11%, dan mati normal 3,33%. Kualitas air selama penelitian adalah pH air pemeliharaan larva 6,5-7,1 dan DO 4,0-5,2 mg/L
EFFECT OF Curcuma xanthorrhiza ENRICHED FERMENTED PASTE FEED ON GROWTH PERFORMANCE AND SURVIVAL OF GIANT GOURAMI (Osphronemus goramy) LARVAE Rambe, Syahdila Anjani Ramadina; Asiah, Nur; Aryani, Netti
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 8 No. 2 (2025): August
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.8.2.186-192

Abstract

The growth of gourami (Osphronemus goramy) larvae is often hampered by the limited availability of natural food such as tubifex worms. The use of fermented paste feed enriched with Curcuma xanthorrhiza Roxb is expected to be an effective alternative. The research was conducted from June to August 2024 at the Fish Hatchery and Breeding Laboratory of Universitas Riau. This study aims to evaluate the effect of fermented paste feed enriched with C.xanthorrhiza on the growth performance and survival of O. goramy. A 40-day experiment was conducted using a completely randomised design (CRD) with five treatments: P1 (Tubifex/control), P2 (0 g/kg), P3 (6 g/kg), P4 (9 g/kg), and P5 (12 g/kg) temulawak. Growth, survival, feed response, and water quality were analyzed. The results showed that P3 significantly improved growth and survival compared to the other paste treatments, with weight gain (0.31 g), length gain (2.11 cm), specific growth rate (7.86%/day), and survival (76%). The best feed response was observed in P1 and followed by P3. Higher doses (P4 and P5) had a negative impact on performance. Fermented paste feed enriched with 6 g/kg C.xanthorrhiza showed potential as a partial alternative to Tubifex in rearing gourami larvae
CONTROLLING CANNIBALISM OF ASIAN REDTAIL CATFISH (Hemibagrus nemurus) LARVAE USING PASTE FEED SUPPLEMENTED WITH TURMERIC FLOUR Yulindra, Ade; Benny Heltonika; Netti Aryani
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 8 No. 2 (2025): August
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.8.2.310-318

Abstract

Cannibalism is a significant issue during the early stages of Asian redtail catfish (Hemibagrus nemurus) culture, as it negatively affects survival rates. This study aimed to investigate of turmeric (Curcuma longa) flour supplementation in pasta feed to control cannibalism in Asian redtail catfish larvae and the potential to replace silk worm as a feed. A completely randomized design (CRD) was employed, consisting of five treatment groups with four replications each. The larvae were fed pasta diets supplemented with varying doses of turmeric flour (0, 5, 10, and 15 mg/kg), along with a comparative feed using Tubifex sp. The parameters assessed included cannibalism rate, survival rate, and growth performance. The results showed that the highest survival rate (93.33 ± 1.33%) and lowest cannibalism index (2.67 ± 0.94%) were observed in the group fed Tubifex sp. The highest weight gain (24.22 ± 0.53 g) and specific growth rate (9.35 ± 0.03%) were also recorded in this group. However, supplementation of turmeric flour at a dosage of 15 mg/kg in pasta feed was able to reduce cannibalism and improve the growth of Asian redtail catfish larvae. This treatment resulted in a cannibalism index of 11% and a survival rate of 82.67%. In terms of growth performance, larvae under this treatment exhibited a weight gain of 6.13 g, a length gain of 3.58 cm, a specific growth rate (SGR) of 6.07%/day, and a particular growth rate of length (SLR) of 4.25%/day. Pasta feed supplemented with 15 mg/kg turmeric flour can serve as an alternative to replace silk worms, achieving 25% of their weight gain and 63% of their length gain.
Effectiveness of NaCl Solution in Cement with Different Concentrations Fertilization and Hatching Rate of Striped Catfish Eggs (Pangasianodon hypophthalmus) Dina, Indah Ayu A’inin; Aryani, Netti; Nuraini, Nuraini
Jurnal Akuakultur SEBATIN Vol. 5 No. 1 (2024): May
Publisher : Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jas.5.1.21-31

Abstract

The research was conducted in January - February 2022, at the Hatchery and Fish Breeding Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau. This study aims to determine the effectiveness of NaCl solution in cement with different concentrations on the value of fertilization and hatching of catfish eggs (Pangasianodon hypopthalmus). The experiment used a one-factor Completely Randomized Design (CRD) method with 4 treatment levels and 3 replications, namely: P1: addition of 0.9% physiological NaCl solution, P2: 0.3% NaCl solution, P3: 0.5% NaCl solution, and P4: 0.7% NaCl solution. The results showed that the use of doses of NaCl solution with different concentrations affected the motility value of spermatozoa, the degree of fertilization, the hatching of eggs and dilution. The dose treatment with a concentration of 0.5% produced the highest spermatozoa motility value, which is very good (++++) with characteristics like: big and numerous waves, dark, thick, and actively moving quickly, fertilization rate of 84.32%, hatching rate of 85.39%, and survival rate of 84.23%. The water quality parameters were 29 - 30oC, pH 6.2 - 7 and dissolved oxygen 6.5 - 7.2 mg/L
Pengaruh Ketebalan Media Fermentasi Ampas Tahu dan Padat Tebar terhadap Pertumbuhan Cacing Sutra (Tubifex sp.) Ramadhan, Rezki; Nuraini, Nuraini; Aryani, Netti; Heltonika, Benny
Jurnal Intek Akuakultur Vol. 7 No. 1 (2023): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya cacing sutra masih sangat minim, karena masih rendahnya hasil kulturnya.  Menggunakan media kultur yang tepat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media fermentasi dan padat tebar yang berbeda terhadap populasi, biomassa dan panjang cacing sutra (Tubifex sp.) yang dikultur pada media fermentasi ampas tahu, dilakukan 12 Februari – 9 April 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama ketebalan media dengan tiga taraf masing-masing 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Faktor kedua padat tebar dengan empat taraf masing-masing 10g, 15g, 20g dan 25g, selain itu ada media kontrol (K) berupa lumpur kolam, sehingga diperoleh 15 taraf perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan optimal populasi cacing 9971±72,84 individu, pertumbuhan biomassa 77.56±1,05 g, pertambahan panjang 2.60±0,09 cm (P12, kultur cacing sutra menggunakan media fermentasi ampas tahu dengan ketebalan 2,0 cm dan padat tebar 20 g), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P1 kultur cacing sutra menggunakan media lumpur kolam dengan ketebalan 2,0 cm padat tebar 10 gram). Berdasarkan hasil uji Analisis Variansi (ANAVA) faktor ketebalan media dan padat tebar, serta kombinasi kedua faktor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi (individu), biomassa (gram) dan panjang (cm) cacing sutera (Tubifex sp.) (P < 0,05). esimpulan penelitian ini adalah dengan media fermentasi ampas tahu 2 cm dan padat tebar 20 g merupakan titik optimum kultur cacing sutra. Budidaya cacing sutra masih sangat minim, karena masih rendahnya hasil kulturnya.  Menggunakan media kultur yang tepat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media fermentasi dan padat tebar yang berbeda terhadap populasi, biomassa dan panjang cacing sutra (Tubifex sp.) yang dikultur pada media fermentasi ampas tahu, dilakukan 12 Februari – 9 April 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama ketebalan media dengan tiga taraf masing-masing 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Faktor kedua padat tebar dengan empat taraf masing-masing 10g, 15g, 20g dan 25g, selain itu ada media kontrol (K) berupa lumpur kolam, sehingga diperoleh 15 taraf perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan optimal populasi cacing 9971±72,84 individu, pertumbuhan biomassa 77.56±1,05 g, pertambahan panjang 2.60±0,09 cm (P12, kultur cacing sutra menggunakan media fermentasi ampas tahu dengan ketebalan 2,0 cm dan padat tebar 20 g), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P1 kultur cacing sutra menggunakan media lumpur kolam dengan ketebalan 2,0 cm padat tebar 10 gram). Berdasarkan hasil uji Analisis Variansi (ANAVA) faktor ketebalan media dan padat tebar, serta kombinasi kedua faktor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi (individu), biomassa (gram) dan panjang (cm) cacing sutera (Tubifex sp.) (P < 0,05). esimpulan penelitian ini adalah dengan media fermentasi ampas tahu 2 cm dan padat tebar 20 g merupakan titik optimum kultur cacing sutra. Budidaya cacing sutra masih sangat minim, karena masih rendahnya hasil kulturnya.  Menggunakan media kultur yang tepat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media fermentasi dan padat tebar yang berbeda terhadap populasi, biomassa dan panjang cacing sutra (Tubifex sp.) yang dikultur pada media fermentasi ampas tahu, dilakukan 12 Februari – 9 April 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama ketebalan media dengan tiga taraf masing-masing 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Faktor kedua padat tebar dengan empat taraf masing-masing 10g, 15g, 20g dan 25g, selain itu ada media kontrol (K) berupa lumpur kolam, sehingga diperoleh 15 taraf perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan optimal populasi cacing 9971±72,84 individu, pertumbuhan biomassa 77.56±1,05 g, pertambahan panjang 2.60±0,09 cm (P12, kultur cacing sutra menggunakan media fermentasi ampas tahu dengan ketebalan 2,0 cm dan padat tebar 20 g), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P1 kultur cacing sutra menggunakan media lumpur kolam dengan ketebalan 2,0 cm padat tebar 10 gram). Berdasarkan hasil uji Analisis Variansi (ANAVA) faktor ketebalan media dan padat tebar, serta kombinasi kedua faktor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi (individu), biomassa (gram) dan panjang (cm) cacing sutera (Tubifex sp.) (P < 0,05). esimpulan penelitian ini adalah dengan media fermentasi ampas tahu 2 cm dan padat tebar 20 g merupakan titik optimum kultur cacing sutra.
The Effect Thyroxine Hormone with Different Doses and Age of Larvae on Growth and Survival Rate of Snakehead (Channa striata) Larvae Hanifa, Hanifa; Aryani, Netti; Sukendi, Sukendi
Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia Vol 2, No 3: Desember (2022)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkpi.v2i3.28244

Abstract

This research was conducted on November - December 2021, at Fish Hatchery and Breeding Laboratory of Fishery and Marine Faculty of Riau University. The research aim is to determine the effect of thyroxin hormone with doses and different age on growth and survival rate of snakehead larvae. The method used was Completely Randomized Design Factorial. The first factor was the different doses with 4 levels, namely 0 mg/L (D0), 0,3 mg/L (D1), 0,5 mg/L (D2) and 0,7 mg/L (D3). The second factor is larvae age with 3 levels, namely 3 days (U3), 5 days (U5) and 7 days (U7). Larvae was rearing for 40 days in an aquarium with a density of 2 fish/L. The findings showed that thyroxin hormone with different doses and larvae age affected the growth of absolute weight and length, specific growth rate, and also survival rate of snakehead larvae. The treatment of doses 0,7 mg/L and 7 days of larvae age (D3U7) showed the highest growth, namely absolute weight 3.32 g, absolute length 6,19 cm, specific growth rate of 17.53%/day, and survival rate of 90%. The parameter of water quality during the research was 26,9-28.9C, pH 6.7-7.6, dissolved oxygen 5-7.2 mg/L, and ammonia 0.0024-0.0035 mg/L.Keywords: Thyroxine Doses, Different Age, Channa striata, Growth and Survival Rate
Reproductive performance of snakehead fish (Channa striata) induced by oodev hormone Delia, Rievika Nur; Nuraini, Nuraini; Aryani, Netti; Heltonika, Benny
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 3 (December, 2023)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v10i3.11373

Abstract

Snakehead fish is a fish that has a high level of consumption and has many benefits in the health sector, but cultivation activities have not been carried out intensively because of the availability of snakehead fish which still utilizes catches from nature. In cultivation activities, the use of hormones is commonly used, one of which is used to support reproductive performance. One of them is the Oodev hormone, so this study aimed to determine the effect of Oodev with different doses on the final gonad maturation of snakehead fish. The research method used was a completely randomized design experiment with four treatments and three replications. The treatments were P0 (Oodev 0 mL/kg), P1 (Oodev 0.5 mL/kg), P2 (Oodev 1 mL/kg), P3 (Oodev 1.5 mL/kg). Oodev injections were carried out on TKG II fish at an interval of every 7 days. During maintenance, the fish were fed golden snails and small fish 2 times a day. The result of the research showed that Oodev is significant in the gonad maturation of common snakehead. The treatment P3 injection dose of 1.5 mL/kg with maturation gonad time for 16 days, ovi somatic index 4.26%, egg diameter increases of 0.113 mm, fertilization rate 91.43%, hatching rate 90.96. It was concluded that the Oodev injection had a significant effect on the gonad maturity of snakehead fish (P<0.05) in the P3 treatment (Oodev 1.5 mL/kg).Keywords: Channa striata; Dose; Gonad maturation; Hormone; Oodev
EVALUASI WAKTU PEMBERIAN KOMBINASI CACING SUTERA DAN PAKAN PASTA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN LARVA IKAN GURAMI Siagian, Desi Rahmadani; Aryani, Netti; Heltonika, Benny; Tartila, Shobrina Silmi Qori
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 4 (2022): (Desember 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.17.4.2022.265-277

Abstract

Salah satu penyebab tingginya mortalitas larva ikan gurami (Osphronemus goramy Lac.) adalah ketersediaan pakan alami secara berkelanjutan. Hal ini memerlukan upaya untuk mencari pakan pengganti yang dapat tersedia secara terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi waktu pemberian pakan kombinasi antara cacing sutera dan pakan buatan pasta terhadap pertumbuhan dan sintasan larva ikan gurami. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan, yaitu pemberian cacing sutera selama 40 hari (P1), cacing sutera selama 10 hari + pasta selama 30 hari (P2), cacing sutera selama 20 hari + pasta selama 20 hari (P3), cacing sutera selama 30 hari + pasta selama 10 hari (P4), dan pemberian pasta selama 40 hari (P5). Larva (0,8 ± 0,01 cm) dipelihara di akuarium (30x30x30 cm3) dengan kepadatan 2 ekor L-1. Larva dipelihara selama 40 hari dan diberi pakan tiga kali sehari secara ad satiation. Parameter penelitian terdiri dari pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik menurun seiring berkurangnya waktu pemberian pakan berupa cacing sutera (P<0,05). Perlakuan P4 memberikan sintasan yang lebih baik dibanding perlakuan P2, P3, dan P5. Penelitian ini menyimpulkan bahwa waktu penggantian cacing sutera ke pakan buatan pasta berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan dan sintasan larva ikan gurami. Kombinasi yang disarankan yaitu penggunaan cacing sutra selama 30 hari dan pakan buatan pasta selama 10 hari.A factor causing high mortality in gourami larvae (Osphronemus goramy Lac.) is availability of sustainable live feed. This condition needs an effort to find continuous artificial feeds. This study aimed to evaluate feeding periods of combination between tubificid worms and formulated feed paste on growth and survival of giant gourami larvae. This study used a complete randomized design with five treatments and three replications, namely tubificid worms for 40 days (P1), tubificid worms for 10 days + formulated feed paste for 30 days (P2), tubificid worms for 20 days + formulated feed paste for 20 days (P3), tubificid worms for 30 days + formulated feed paste for 10 days (P4), and formulated feed paste for 40 days (P5). Larvae used (0.8±0.01 cm) were reared in aquariums (30x30x30 cm3) with a stocking density of 2 individuals L-1. Larvae were reared for 40 days and fed three times a day through ad satiation method. Experimental parameters consisted of absolute weight growth, absolute length growth, specific growth rate, and survival. The results showed that absolute weight growth, absolute length growth, and specific growth rate decreased with the decrease of feeding periods in the form of tubificid worms (P<0.05). The P4 treatment obtained the best survival, compared to P2, P3, and P5 treatments. This study concludes that the shift feeding period from tubificid worms to formulated feed paste affects growth performances and survival of giant gouramy larvae. The suggested combination is 30 days application of tubificid worms and formulated feed paste for 10 days.
PERAN MONOSODIUM GLUTAMAT PADA PAKAN TERHADAP KINERJA HATI BENIH IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) Suharman, Indra; Siagian, Desi Rahmadani; Aryani, Netti; Halil, Fitrahadi; Subiantoro, Yusuf
Jurnal Riset Akuakultur Vol 18, No 4 (2023): (Desember, 2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.18.4.2023.259-267

Abstract

Ikan baung (Hemibagrus nemurus) merupakan komoditas budidaya yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu sistem budidaya yang digunakan adalah tanpa pergantian air selama masa pemeliharaan. Kondisi ini dapat menyebabkan amoniak yang berasal dari sisa pakan dan feses meningkat dalam wadah pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan monosodium glutamat (MSG) terhadap kinerja hati benih ikan baung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yaitu P0 sebagai kontrol (0,0 g MSG), P1 (0,5 g MSG), P2 (1,0 g MSG), P3 (1,5 g MSG), dan P4 (2,0 g) dengan tiga ulangan. Dua puluh ekor ikan baung didistribusikan secara acak ke setiap akuarium dan dipelihara dalam kondisi tanpa ganti air selama 50 hari. Ikan diberi pakan tiga kali sehari secara ad satiation pada pukul 08:00, 13:00, dan 18:00. Dalam penelitian ini, observasi visual pada warna hati digunakan untuk menunjukkan kondisi hati. Hati ikan berwarna abnormal (berwarna pucat) ditemukan memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi yaitu sebesar 5,2% sedangkan hati ikan berwarna normal (berwarna merah) sebesar 3,76% pada perlakuan P0. Persentase hati berwarna merah pada kontrol (46,67%) lebih rendah dibandingkan kelompok perlakuan MSG (50-76,67%). Selanjutnya nilai hepatosomatic index (HSI) pada P0 (2,51) lebih tinggi dibandingkan P4 sebesar 2,15. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan MSG pada pakan dapat memperbaiki kinerja hati benih ikan baung karena menghasilkan perubahan warna jaringan hati, kadar lemak hati lebih rendah, dan nilai HSI yang lebih rendah.Asian redtail catfish (Hemibagrus nemurus) is a cultivated commodity that is widely cultivated in Indonesia. One of the cultivation systems used is without water replacement during the rearing period. This condition can cause ammonia from leftover feed and feces to increase in the rearing container. This study aimed to evaluate the effects of adding monosodium glutamate (MSG) on the liver performance of Asian redtail catfish fry. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of five treatments, namely P0 as control (0.0 g MSG), P1 (0.5 g MSG), P2 (1.0 g MSG), P3 (1.5 g MSG), and P4 (2.0 g) with three replications. Twenty Asian redtail catfish were randomly distributed into each container and reared without changing the water for 50 days. Fish were fed three times a day ad satiation at 08:00, 13:00, and 18:00. In this study, visual observation of liver color was used to indicate liver condition. Abnormal colored fish liver (pale colored) was found to have a higher fat content, (5.2%), while normal colored fish liver (red colored) was 3.76% in the P0 treatment. The percentage of red liver in the control (46.67%) was lower than in the MSG treatment groups (50-76.67%). Furthermore, the hepatosomatic index (HSI) value at P0 (2.51) was higher compared to P4 at a value of 2.15. In conclusion, this experiment shoed that the addition of MSG to feed can improve the liver performance of Asian redtail catfish fry because it produces changes in liver tissue color, lower liver fat content, and lower HSI values. 
Co-Authors ', Adelina ', Habibi ', Marno . Adelina Abd. Rasyid Syamsuri Abdi Zulfan Abdillah Pratama Ade Helfris Marchaka Adelina &#039; Adelina, Adelina Aditya Nugraha ADITYA NUGRAHA Ady Putra Raja gukguk Alfredo Manik Alghifari, M Faisal Anggriyani, Yohana Arman Effendi Arvina Vindi Nina Ayu Rayuni Pangaribuan Azrita Azrita Bahtera Sanjaya Sitepu Benny Heltonika Damanik, Joyo Septian Jhonatan Deasy Arisandy Dedy Syafri Delia, Rievika Nur Desi Rahmadani Siagian Desi Sukmawati Desi Sukmawati Desy Kristina Ayu Sirait Dewi Aprida Yanti Dina, Indah Ayu A’inin Faraz Ramadhan Fitri Merga Ayu Freddy Ferry Lumban Gaol Habibi &#039; Haerizul Fahrullah Hafizha, Sannada Hafrijal Syandri Halil, Fitrahadi Hamdan Alawi Hamdan Alawi Hamdan Alawi Hanifa Hanifa Hanifa, Hanifa Hapzi Ali Hari Devianti Hartati, Gusrita Hendra Pranata Napitupulu Iesje Lukistyowati Iman Nurzaman Indah Ayu A’inin Dina Indra Suharman Irwan Irwan Jaswandi . Khairil Hidayat Lifia Desi Lumbantoruan, Ronal P. Manahan Nasution Manahan R Nasution Manik, Yesi Sartika Br Mardawi, Mardawi Mario Syatma, Mario Markus Reinaldi Marlin, Rosita Maulana, Rifki Arif Michael Franciscus Nainggolan Mona Yuristi Muhammad Azwan Fajri Muhammad Hidayat Mukhlisin Mukhlisin Mukhlisin Mukhlisin Mulyadi &#039; Nasution, Manahan R Nicolas Maruli S Niken Ayu Pamungkas Nopri Bangun Harahap Nova Handayani Nova Handayani, Nova Novreta Ersyi Darfia Nur Asiah Nur Asiah NUR FADILAH Nur Rohman Shafudin Nuraini &#039; Nuraini El Fajri Nuraini Nura Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nurasiah &#039; Nurlisa Harahap Nursyirwani, Nursyirwani Pandiangan, Dian Pramanda Pratama, Rama Arif Pratama, Yudi Anugrah Putri Maya Fitri Putri Utami Rafika, Fitria RAHAYU SIREGAR Ramadhan, Rezki Rambe, Syahdila Anjani Ramadina Rathi Syafni Reinaldi, Markus Riana Meynarti Situmorang Rifqa Rahmi Rios Apriliyan Saputra Romansah, Danang Prasetyo Rosita Marlin Rozi Ramadhani Putra Rudy Julius Simanjuntak Rusdianto Rusdianto, Rusdianto Saberina Hasibuan Sadewi Septim Utami Salsabila, Unik Hanifah Saruksuk, Lucia Noralita Septiana Anggraini Shafudin, Nur Rohman Shobrina Silmi Qori Tartila Sianipar, Doni MangasiPandapotan Sintia Rahma Siti Masfiroh Subiantoro, Yusuf Sugistia D Sukendi Sukendi suparman suparman Suparmi Suparmi Surya Aji Ramadana Syahrul Reza Syandri, Hafrijal Syerfat Elvia Rahmi Tambunan, Fitri Rahmayani Taufan Gamar Fadillah Harahap Tri Suryati Bakkara Trio Wibowo Trio Wibowo Trisandi, Ilham Usman Muhammad Tang Vernanda Febiola Djatmiko Wibowo, Trio Winda Fatmala Wiwin Suratman Situmeang Yohana Anggriyani Yoswati, Dessy Yudho Harjoyudanto Yulindra, Ade Zuhelmi Zen