Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Dimensi Metrik Pada Graf Subdivisi Kincir K_1+〖mK〗_3 Sugiarty, Vetty; Amrullah; Eka Kurniawan; Nurul Hikmah
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.489

Abstract

Dimensi metrik merupakan konsep penting dalam teori graf yang banyak digunakan dalam berbagai bidang, diataranya navigasi, lokalisasi jaringan, dan desain jaringan. Konsep dimensi metrik merupakan konsep penentuan simpul penanda paling sedikit sehingga setiap simpul dalam graf terbedakan satu sama lain. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dimensi metrik pada graf subdivisi kincir . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian murni. Dengan menggunakan analisis struktur graf dan jarak simpul, tulisan ini menunjukkan nilai dimensi metrik dari graf subdivisi , khusus pada graf kincir untuk . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi metrik pada graf subdivisi kincir adalah berkurang satu dari dimensi metrik graf kincir sebelum disubdivisi, .
PENGENALAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTEGRASI HADITS KEPADA GURU UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA M. Gunawan Supiarmo; Gilang Primajati; Eka Kurniawan; Dita Oktavihari
DEVELOPMENT: Journal of Community Engagement Vol. 3 No. 2 (2024): September
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/djce.v3i2.1419

Abstract

Kondisi pelajar dan remaja Indonesia saat ini tengah mengalami krisis etika dan moral. Pelajar dan remaja kerap kali menjadi pelaku perbuatan asusila, melakukan tindak pidana, menyalahgunakan obat-obatan terlarang, dan berbagai bentuk pelanggaran lainnya. Hal tersebut tentu saja berdampak buruk bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Maka diperlukan solusi yang tanggap untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam bidang pendidikan, diperlukan upaya pengembangan dan perubahan kurikulum pada jenjang sekolah dasar untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam rangka membangun karakter siswa. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran matematika integrasi hadis. Kesadaran akan pentingnya penanaman nilai-nilai Islam, khususnya nilai hadis, dalam membangun karakter siswa seharusnya menjadi prioritas bagi guru dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, masih banyak guru yang belum mampu menguasai dan menerapkan pembelajaran terintegrasi, sehingga dalam pengabdian ini peneliti akan memberikan pengenalan pembelajaran matematika terintegrasi hadis kepada guru. Kemudian, diharapkan hasil pengabdian ini menjadi acuan dalam penerapan pembelajaran matematika, khususnya di sekolah dasar, untuk mencetak generasi yang tidak hanya mengenal matematika tetapi juga mendapatkan pendidikan karakter.
Identifikasi Kebutuhan Penggunaan Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam Mendukung Pembelajaran Matematika yang Adaptif Tyaningsih, Ratna Yulis; Gilang Primajati; Eka Kurniawan
Mandalika Mathematics and Educations Journal Vol 6 No 2 (2024): Edisi Desember
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jm.v6i2.8317

Abstract

This study aims to identify the need for the use of Artificial Intelligence (AI) technology in supporting adaptive mathematics learning. The subjects of this research are students of the Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, who are enrolled in mathematics courses. This is a descriptive study with a qualitative approach. The data collection instruments used are observation and questionnaires. The results of this study indicate that: (1) 96% of students are accustomed to using Artificial Intelligence (AI) technology for learning, with 31% reporting usage "every day" and 58,6% reporting usage "several times a week", etc.; (2) several AI-integrated applications commonly used by students include ChatGPT (Open AI), Gemini, Meta, Perplexity, Question AI, etc.; (3) AI technology is capable of providing students with more detailed information from various references, even by simply uploading a photo or image, and it can assist with academic tasks, though attention must still be given to limitations and ethics.
Behçet's Syndrome Treatment: A Meta-Analysis Comparing Efficacy and Safety of Immunosuppressants and Biologics Herdian Prima Arionata; Najirman; Eka Kurniawan
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 9 No. 2 (2025): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v9i2.1198

Abstract

Background: Behçet's syndrome (BS) is a chronic inflammatory disorder characterized by recurrent oral and genital ulcers, uveitis, and skin lesions. Immunosuppressants and biologics are commonly used to manage BS, but their comparative efficacy and safety remain unclear. Methods: A systematic literature search was conducted in PubMed, Embase, and Cochrane Library databases from January 2013 to October 2024. Randomized controlled trials (RCTs) comparing immunosuppressants (azathioprine) and biologics (TNF-alpha inhibitors - infliximab, adalimumab, etanercept) in adult BS patients were included. The primary outcomes were clinical response rates (defined as improvement in disease activity scores) and adverse events. A random-effects model was used to calculate pooled odds ratios (ORs) with 95% confidence intervals (CIs). Results: Six RCTs (n=785 patients) met the inclusion criteria. Biologics demonstrated significantly higher clinical response rates compared to immunosuppressants (OR 4.57, 95% CI 3.26-6.40, p<0.00001). Infliximab, adalimumab, and etanercept showed superiority over azathioprine (OR 4.40, 95% CI 2.33-8.30, p<0.00001; OR 5.51, 95% CI 2.86-10.61, p<0.00001; OR 4.19, 95% CI 2.54-6.92, p<0.00001, respectively). Adverse events were comparable between groups, with no significant difference in serious infections or malignancies. Conclusion: Biologics, particularly TNF-alpha inhibitors, are more efficacious than conventional immunosuppressants in inducing clinical response in BS, with similar safety profiles. These findings support the use of biologics as a first-line treatment option for moderate-to-severe BS.
Proses Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Investigasi Matematik Triutami, Tabita Wahyu; Eka Kurniawan; Nurul Hikmah; Gilang Primajati; Nyoman Lolly Tirta Sudibya
Mandalika Mathematics and Educations Journal Vol 7 No 2 (2025): Edisi Juni
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jm.v7i2.9370

Abstract

Kemampuan berpikir kritis adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan di abad ke-21, sehingga menjadi seorang pemikir kritis merupakan salah satu tujuan sistem pendidikan di Indonesia saat ini. Hingga saat ini informasi yang tersedia mengenai deskripsi proses berpikir kritis calon guru matematika masih sangat terbatas. Di lain pihak, pembelajaran matematika dalam setiap jenjang pendidikan harus memberikan kesempatan untuk melakukan suatu kegiatan investigasi matematik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis mahasiswa dalam memecahkan masalah investigasi matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metodologi pendekatan campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 tahapan proses kognitif yang dilakukan mahasiswa ketika memecahkan soal investigasi matematik pada materi induksi matematika, yaitu spesialisasi, pendugaan, generalisasi, dan justifikasi. Pada tahap spesialisasi, mahasiswa cenderung mencoba beberapa kasus khusus untuk dapat menemukan pola secara umum. Pada tahap pendugaan, mahasiswa cenderung mencari pola dari beberapa kasus khusus yang ada untuk kemudian dirumuskan secara umum. Pada tahap generalisasi, mahasiswa merumuskan pola yang didapat secara umum. Terakhir, pada tahap justifikasi, mahasiswa membuktikan kebenaran rumus yang didapatkan dengan menggunakan induksi matematika. Beberapa kesalahan ditemukan dalam tahapan proses kognitif tersebut, antara lain kesalahan konseptual dan kesalahan procedural.
Head-to-Head Comparison of Urinary Hydroxyproline and Serum CTX-I in Monitoring Antiresorptive Therapy for Osteoporosis: A Network Meta-Analysis Jonggara Octaviandra Siahaan; Eka Kurniawan
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 9 No. 9 (2025): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v9i9.1373

Abstract

Background: Bone turnover markers (BTMs) are essential for monitoring the efficacy of antiresorptive therapies in osteoporosis. While serum C-terminal telopeptide of type I collagen (s-CTX-I) is the recommended reference marker for bone resorption, the utility of the classic marker, urinary hydroxyproline (u-HYP), in the modern therapeutic era remains debated. This study aimed to provide the first network meta-analysis (NMA) to compare the responsiveness of u-HYP and s-CTX-I to antiresorptive treatments. Methods: We conducted a systematic review and NMA of randomized controlled trials (RCTs) published between January 2015 and December 2024. We searched PubMed, Embase, and the Cochrane Central Register of Controlled Trials for RCTs of antiresorptive therapies (alendronate, denosumab, risedronate) in postmenopausal women with osteoporosis that reported changes in s-CTX-I or u-HYP at 3-6 months. A Bayesian random-effects NMA was performed to calculate the standardized mean difference (SMD) and rank the responsiveness of each marker. Results: Seven RCTs involving 3,451 patients met the inclusion criteria. The evidence network was well-connected for both markers. Antiresorptive therapies induced a significantly greater reduction in s-CTX-I levels compared to u-HYP. For instance, the effect of denosumab versus placebo was substantially larger when measured by s-CTX-I (SMD: -1.88; 95% Credible Interval [CrI]: -2.25 to -1.51) than by u-HYP (SMD: -0.95; 95% CrI: -1.22 to -0.68). Surface Under the Cumulative Ranking (SUCRA) analysis confirmed that s-CTX-I had a 98.2% probability of being the more responsive marker, compared to 1.8% for u-HYP. Heterogeneity was manageable, and no significant inconsistency was detected between direct and indirect evidence. Conclusion: This network meta-analysis provides robust, synthesized evidence that serum CTX-I demonstrates a markedly superior dynamic response to antiresorptive therapy compared to urinary hydroxyproline. These findings reinforce the position of s-CTX-I as the preferred biomarker for monitoring treatment efficacy in clinical practice.
Head-to-Head Comparison of Urinary Hydroxyproline and Serum CTX-I in Monitoring Antiresorptive Therapy for Osteoporosis: A Network Meta-Analysis Jonggara Octaviandra Siahaan; Eka Kurniawan
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 9 No. 9 (2025): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v9i9.1373

Abstract

Background: Bone turnover markers (BTMs) are essential for monitoring the efficacy of antiresorptive therapies in osteoporosis. While serum C-terminal telopeptide of type I collagen (s-CTX-I) is the recommended reference marker for bone resorption, the utility of the classic marker, urinary hydroxyproline (u-HYP), in the modern therapeutic era remains debated. This study aimed to provide the first network meta-analysis (NMA) to compare the responsiveness of u-HYP and s-CTX-I to antiresorptive treatments. Methods: We conducted a systematic review and NMA of randomized controlled trials (RCTs) published between January 2015 and December 2024. We searched PubMed, Embase, and the Cochrane Central Register of Controlled Trials for RCTs of antiresorptive therapies (alendronate, denosumab, risedronate) in postmenopausal women with osteoporosis that reported changes in s-CTX-I or u-HYP at 3-6 months. A Bayesian random-effects NMA was performed to calculate the standardized mean difference (SMD) and rank the responsiveness of each marker. Results: Seven RCTs involving 3,451 patients met the inclusion criteria. The evidence network was well-connected for both markers. Antiresorptive therapies induced a significantly greater reduction in s-CTX-I levels compared to u-HYP. For instance, the effect of denosumab versus placebo was substantially larger when measured by s-CTX-I (SMD: -1.88; 95% Credible Interval [CrI]: -2.25 to -1.51) than by u-HYP (SMD: -0.95; 95% CrI: -1.22 to -0.68). Surface Under the Cumulative Ranking (SUCRA) analysis confirmed that s-CTX-I had a 98.2% probability of being the more responsive marker, compared to 1.8% for u-HYP. Heterogeneity was manageable, and no significant inconsistency was detected between direct and indirect evidence. Conclusion: This network meta-analysis provides robust, synthesized evidence that serum CTX-I demonstrates a markedly superior dynamic response to antiresorptive therapy compared to urinary hydroxyproline. These findings reinforce the position of s-CTX-I as the preferred biomarker for monitoring treatment efficacy in clinical practice.
Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Powerpoint Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dita Sulistina Ginanti; Syahrul Azmi; Eka Kurniawan
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 15 No 3 (2025): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v15i3.3266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning berbantuan powerpoint interaktif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah pada tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental design dengan posttest-only control design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah tahun ajaran 2024/2025 sebanyak 102 siswa, dengan sampel penelitian yang terdiri dari 33 siswa, yaitu 17 siswa pada kelas eksperimen dan 16 siswa pada kelas kontrol, yang ditentukan melalui teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian meliputi modul ajar, lembar observasi, dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis, Hasil analisis data menggunakan uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung = 2,133 > ttabel = 2,004. Sehingga, terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, di mana rata-rata nilai posttest siswa pada kelas eksperimen sebesar 78,24 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yang memperoleh sebesar 66,56, dengan pengaruh yang diberikan berada pada kategori sangat besar berdasarkan hasil uji effect size sebesar d= 1,232. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model problem based learning berbantuan powerpoint interaktif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah tahun ajaran 2024/2025.
Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran Statistika Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMPN 13 Mataram Tahun Pelajaran 2024/2025. Yunitasari, Ria; Sripatmi; Eka Kurniawan
Mandalika Mathematics and Educations Journal Vol 7 No 3 (2025): Edisi September
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jm.v7i3.9726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning pada pembelajaran statistika terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMPN 13 Mataram tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan posttest-only control design. Sampel dipilih menggunakan teknik probability sampling dengan metode cluster random sampling, yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol (36 siswa) yang menggunakan model pembelajaran langsung, dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen (36 siswa) yang menggunakan model pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa serta soal kemampuan pemecahan masalah. Teknik analisis data yang digunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis (independent sample t-test) dan uji effect size.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest kelas eksperimen (81,64) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (62,31). Berdasarkan hasil uji-t menggunakan SPSS dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai , yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Selain itu, nilai effect size sebesar 1,977 termasuk kategori tinggi, menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Dimensi Metrik Pada Graf Subdivisi Kincir K_1+〖mK〗_3 Sugiarty, Vetty; Amrullah; Eka Kurniawan; Nurul Hikmah
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.489

Abstract

Dimensi metrik merupakan konsep penting dalam teori graf yang banyak digunakan dalam berbagai bidang, diataranya navigasi, lokalisasi jaringan, dan desain jaringan. Konsep dimensi metrik merupakan konsep penentuan simpul penanda paling sedikit sehingga setiap simpul dalam graf terbedakan satu sama lain. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dimensi metrik pada graf subdivisi kincir . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian murni. Dengan menggunakan analisis struktur graf dan jarak simpul, tulisan ini menunjukkan nilai dimensi metrik dari graf subdivisi , khusus pada graf kincir untuk . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi metrik pada graf subdivisi kincir adalah berkurang satu dari dimensi metrik graf kincir sebelum disubdivisi, .