Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question And Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Ine Febriyanti; Arjudin; Abdul Kadir Jaelani
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i1.2764

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answer terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 15 Mataram. Jenis penelitian yang digunakan ialah Quasi Eksperimental Design tipe Nonequivalent Control Group Design. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Populasi pada penelitian ini berjumlah 44 siswa. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Uji normalitas dilakukan dengan perhitungan data berupa hasil belajar matematika pre-test dan post-test menggunakan rumus kolmogorov smirnov dengan taraf sig 5% (0,05) kemudian setelah data berdistribusi normal dilakukan uji homogenitas yang diperoleh dari hasil perhitungan post-test, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t menggunakan perhitungan data post-test siswa. Hasil analisis data didapatkan nilai sig 2 tailed sebesar 0,000 yang nilainya kurang dari 0,05, maka berdasarkan hipotesis penelitian, jika nilai sig 2 tailed ≤ 0,05 t-tabel maka Ho ditolak dan Hₐ diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answer terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2022. Hasil penelitain ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya pada mata pelajaran yang berbeda.
Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar Fifin Asmaliyah; Sripatmi; Nilza Humaira Salsabila; Arjudin
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 2 (2023): Mei (First Online)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i2.2937

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan, tingkat kesalahan dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita bentuk aljabar. Analisis kesalahan dilakukan berdasarkan prosedur Newman dan ditinjau dari gaya belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMPN 17 Mataram tahun ajaran 2022/2023 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, kemudian dipilih masing-masing 2 siswa dari setiap tipe gaya belajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner, tes, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah (i) siswa gaya belajar visual cenderung melakukan kesalahan pada tahap transformasi dan penulisan kesimpulan dengan persentase kesalahan berturut-turut sebesar 80,56% dan 83,33% kategori sangat tinggi dan siswa gaya belajar visual memperoleh persentase kesalahan sebesar 48,33 ketegori sedang, (ii) siswa gaya belajar auditorial cenderung melakukan kesalahan tahap transformasi, keterampilan proses dan penulisan kesimpulan dengan persentase kesalahan berturut-turut sebesar 67,47%, 67,47% dan 66,67% kategori tinggi dan siswa gaya belajar auditorial memperoleh persentase kesalahan sebesar 47,46% kategori sedang, (iii) siswa tipe gaya belajar kinestetik cenderung melakukan kesalahan pada tahap memahami sebesar 46,67% kategori rendah, kesalahan transformasi sebesar 73,33% kategori tinggi, keterampilan proses sebesar 70% kategori tinggi dan penulisan kesimpulan sebesar 70% kategori tinggi dan siswa gaya belajar kinestetik memperoleh persentase kesalahan sebesar 60% kategori tinggi. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa gaya belajar visual yaitu kurang memahami materi bentuk aljabar, tidak mengetahui cara mengubah informasi pada soal ke dalam bentuk matematika, lupa rumus, ingin mempersingkat waktu dan kesalahan pada tahap sebelumnya. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa gaya belajar auditorial yaitu tidak terbiasa menuliskan informasi yang terdapat pada soal, tidak mengetahui rumus, terburu-buru dan kurang teliti. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa gaya belajar kinestetik yaitu siswa kurang memahami maksud dari soal, tidak terbiasa menuliskan informasi pada soal, kurang fokus sehingga kurang teliti saat mengerjakan soal, dan kurang memahami materi.
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Barisan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Ichwanudin Mudhakir; Sudi Prayitno; Ratna Yulis Tyaningsih; Arjudin
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i3.5406

Abstract

Penerapan pembelajaran konvensional di SMAN 1 Kediri mengakibatkan rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya media pembelajaran yang memadai dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang valid, praktis, dan efektif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development) menggunakan model 4D (define, design, develop, dan disseminate). Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, angket dan tes kemampuan pemahaman matematis. Teknik analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis kevalidan, analisis kepraktisan dan analisis keefektifan. Hasil analisis data menunjukkan produk LKPD yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata kevalidan 4,24 oleh 5 validator ahli materi dengan kriteria sangat valid dan skor rata-rata kevalidan 4,16 oleh 5 validator ahli media dengan kriteria valid. Kepraktisan produk mendapatkan skor kepraktisan 90,62% dengan kriteria sangat praktis berdasarkan hasil responden 26 orang siswa serta memperoleh nilai kepraktisan 89% dengan kriteria sangat praktis berdasarkan hasil responden guru. Selanjutnya, LKPD berbasis inkuiri terbimbing merupakan media yang efektif karena terdapat peningkatan persentase ketuntasan siswa, yaitu dari 6,7% menjadi 73,08% setelah menggunakan produk LKPD dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa.
An Analysis of Student Errors and the Effect of Scaffolding in Solving Math Problems on Statistical Subject Mufti Nida Uliya; Arjudin; Dwi Novitasari; Ketut Sarjana
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i4.5696

Abstract

This study aims to describe the types of error experienced by students by referring to indicator of errors by Kastolan theory, scaffolding that can reduce student errors, and how scaffolding test affects student. This type of study is qualitative study. The subjects in this study were 4 students. The selection of subjects used simple random sampling technique. The instruments used were test instruments and interview guidelines. The data analysis technique uses the application model of Miles & Huberman’s theory: 1) Data collection, 2) Data condensation, 3) Data display, 4) Drawing and verifying conclusions. The results showed: 1) The errors experienced by students when working on test questions included three types of errors, namely conceptual error, procedural error, and technique error. The percentage of students who made conceptual errors was 35.7%, students who made procedural errors were 54.8%, and students who made technical errors were 38.1%; 2) From the application of scaffolding to 4 research subjects who committed 3 types of errors, it was obtained that conceptual errors were more suitable given scaffolding level 2, which is explaining: showing and telling. While procedural errors are more suitable given scaffolding level 2, which is explaining: telling. In the scaffolding technique errors that are suitable are level 1 scaffolding, which is reviewing: interpreting students actions; 3) After being given scaffolding, the errors made by students were significantly reduced from before being given scaffolding.
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok Bilangan Pecahan Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa Baharunnisa; Arjudin; Eka Kurniawan; Sripatmi
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i4.5756

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan dan mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal cerita materi bilangan pecahan ditinjau dari tipe kepribadian siswa kelas VII SMPN 17 Mataram. Jenis penelitian ini adalah menggunakan mix method. Instrumen yang digunakan berupa tes tipe kepribadian yaitu tes kepribadian berstandar berstandar Myers Briggs Type Indicator (MBTI), tes kemampuan berpikir kritis, dan pedoman wawancara. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-A yang berjumlah 32 siswa. Dari kelas tersebut kemudian diambil 8 subjek yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah dari masing-masing tipe kepribadian extrovert, introvert, dan ambivert untuk dilakukan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kemampuan berpikir kritis siswa berkepribadian extrovert adalah 27,31% yaitu berkategori rendah. Persentase kemampuan berpikir kritis siswa berkepribadian introvert adalah 57,54% yaitu berkategori sedang. Persentase kemampuan berpikir kritis siswa berkepribadian ambiovert adalah 50,23% yaitu berkategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa berkepribadian extrovert dengankemampuan berpikir kritis kategori sedang dapat melalui tahap klarifikasi dan assesmen sedangkan  siswa  berkepribadian extrovert kategori rendah cenderung hanya melalui tahap klarifikasi saja. Siswa berkepribadian introvert dengan kemampuan berpikir kritis kategori tinggi cenderung melalui tahap klarifikasi, assesmen, strategi, dan kesimpulan. Kemudian siswa berkepribadian introvert kategori sedang cenderung melalui tahap klarifikasi dan strategi. Sedangkan siswa berkepribadian introvert dengan kategori rendah cenderung hanya melalui tahap klarifikasi saja. Siswa berkepribadian ambivert dengan kemampuan berpikir kritis kategori tinggi cenderung melalui tahap klarifikasi, assesmen, strategi, dan kesimpulan. Kemudian  siswa berkepribadian ambivert kategori sedang cenderung melalui tahap klarifikasi dan strategi. Sedangkan siswa berkepribadian ambivert kategori rendah cenderung hanya melalui tahap klarifikasi saja.
Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Dalam Menyelesaikan Soal Investigasi Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Siswa Marlina Septiana; Sri Subarinah; Tabita Wahyu Triutami; Arjudin
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i4.5886

Abstract

Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa. Terdapat 3 aspek kemampuan koneksi matematis yang digunakan dalam penelitian yaitu 1) menghubungkan antara konsep matematika yang sudah dipelajari dengan yang sedang dipelajari, 2) menghubungkan koneksi antar konsep suatu matematika dengan konsep bidang ilmu yang lain, dan 3) menghubungkan antara konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis dalam menyelesaikan soal investigasi pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari jenis kelamin pada siswa SMP Negeri 1 Keruak tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian menggunakan soal tes koneksi matematika dan pedoman wawancara. Teknik analisi data melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kemampuan koneksi matematis pada siswa laki-laki dan perempuan berkemampuan tinggi memenuhi ketiga aspek koneksi matematis. Siswa laki-laki berkemampuan sedang mampu memenuhi 3 aspek koneksi matematis, walaupun kurang dalam aspek kedua dan siswa perempuan berkemampuan sedang memenuhi 3 aspek koneksi matematis. Siswa laki-laki dan perempuan berkemampuan rendah tidak mampu memenuhi ketiga aspek koneksi matematis. Perbedaan kemampuan koneksi matematis antara laki-laki dan perempuan terletak pada kemampuan siswa perempuan lebih unggul daripada siswa laki-laki dalam aspek kedua dan lebih teliti dan detail dalam menuliskan prosedur penyelesaian matematika.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Gaya Belajar Pada Siswa Kelas VIII Try Nurvitasari; Sri Subarinah; Eka Kurniawan; Arjudin
Journal of Classroom Action Research Vol. 6 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v6i1.6672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIB SMPN 1 Gunungsari tahun ajaran 2023/2024 yang berjumlah 20 siswa, dengan 5 siswa gaya belajar visual, 7 siswa gaya belajar auditorial, dan 8 siswa gaya belajar kinestetik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian adalah angket, soal tes, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/verifikasi. Analisis dilakukan berdasarkan tahapan John Dewey, yaitu menghadapi masalah, pendefinisian masalah, penemuan solusi, menguji beberapa solusi, dan memilih hipotesis terbaik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, siswa gaya belajar visual, secara umum memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi karena mampu melaksanakan kelima tahapan. Siswa gaya belajar auditorial, secara umum memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi, dimana siswa auditorial mampu melaksanakan kelima tahapan. Sedangkan, siswa gaya belajar kinestetik memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang, dimana siswa kinestetik hanya mampu melaksanakan 4 tahapan, sebab pada tahap memilih hipotesis terbaik, siswa kinestetik tidak mampu melaksanakannya.
Analisis Kemampuan Investigasi Matematika pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Aspaed Pebi Astuti; Sri Subarinah; Amrullah; Arjudin
Journal of Classroom Action Research Vol. 6 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v6i1.6677

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan investigasi matematika pada materi bangun ruang sisi datar berdasarkan gaya belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel penelitian yaitu  teknik random sampling. Subjek penelitian ini adalah  kelas IX-C SMP Negeri 11 Mataram sebanyak 30 siswa  dan selanjutnya dipilih 6 siswa dengan masing-masing 2 siswa dari setiap tipe gaya belajar yaitu visual, auditorial dan kinestetik sebagai subjek wawancara. Data penelitian diambil melalui angket gaya belajar, tes kemampuan investigasi matematika berbentuk soal esai, dan wawancara. Data angket dianalisis untuk menentukan tipe gaya belajar siswa, sedangkan data tes investigasi matematika dianalisis berdasarkan 4 tahapan kemampuan investigasi matematika yaitu spesialisasi, pendugaan, generalisasi dan justifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan investigasi matematika siswa berbeda di setiap tipe gaya belajar. Siswa dengan gaya belajar visual sebagian besar berhasil melewati 4 tahapan investigasi matematika. Siswa dengan gaya belajar auditorial ada yang melalui 4 tahapan investigasi matematika tetapi sebagian besar hanya dapat menyelesaikan 3 tahapan yaitu spesialisasi, pendugaan dan generalisasi. Siswa dengan gaya belajar kinestetik hanya berhasil melalui 3 tahapan investigasi yaitu spesialisasi, pendugaan, dan generalisasi.
The Relationship Between Quran Memorization Ability and Mathematics Learning Outcomes of 11th Grade Student at MA Putri Al-AAiziyah in the 2023/2024 Academic Year Rahmawati, Astina Lusi; Arjudin; Tabita Wahyu Triutami; Nurul Hikmah
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.477

Abstract

This study examines the relationship between the ability to memorize the Qur'an and the mathematics learning outcomes of 11th-grade students at MA Putri Al-Aziziyah in the 2023/2024 academic year. Memorizing the Qur'an requires a high level of concentration, which also plays a role in enhancing brain performance. When brain cells are utilized positively and actively, brain performance improves, making students who are accustomed to memorizing the Qur'an tend to have better cognitive function. This research is a correlational study with a quantitative approach, involving 63 samples from a total of 170 students. Data was collected through oral tests and interviews and analyzed using the Pearson product-moment correlation. The results indicate that both mathematics learning outcomes and the ability to memorize the Qur'an are very good. The data shows that 57.14% of students have memorized 1-10 juz, 14.28% have memorized 11-20 juz, and 28.58% have memorized 21-30 juz. Based on the data analysis, a significance value of 0.042 < 0.05 was obtained, indicating a positive relationship between the ability to memorize the Qur'an and mathematics learning outcomes, with a correlation value of 0.257, signifying a weak relationship between the two variables.
Karakterisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Materi Perpangkatan dan Bentuk Akar Wafasari; Arjudin; Kurniati, Nani; Hikmah, Nurul
Journal of Classroom Action Research Vol. 6 No. 4 (2024): November 2024
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v6i4.9384

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetaui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan level pada taksonomi Structure of the Observation Learning Outcome (SOLO) dan mendeskripsikan bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan taksonomi SOLO. Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes dan wawancara. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti tes kemampuan pemecahan masalah sebanyak 39 siswa berturut-turut berada pada level prastruktural dengan persentase 10,26%, level unisruktural dengan persentase 23,08%, level multistruktural dengan persentase 38,46%, level relasional dengan persentase 20,51%, dan level abstrak yang diperluas dengan persentase 7,69%. Dimana Pada level prastruktural hanya mampu mencapai indikator pada level prastruktual, level unistruktural siswa sudah mampu mencapai indikator pada dua level sekaligus yakni level prastruktural dan level unistruktural. Pada level multistruktural siswa telah mampu mencapai indikator pada 3 level sekaligus yakni level prastruktural, level unistruktural dan level multistruktural. Pada level relasional siswa telah mampu mencapai indikator dari 4 level sekaligus yakni pada level prastruktural, level unistruktural, level multistruktural dan level relasional. Pada level abstrak yang diperluas siswa telah mampu mencapai indikator dari 5 level sekaligus yakni pada level prastruktural, level unistruktural, level multistruktural, level relasional, dan level abstrak yang diperluas.