Claim Missing Document
Check
Articles

PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MAYANGAN DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI, KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR Prasetyowati, Wulan; Bambang, Azis Nur; Kurohman, Faik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.532 KB)

Abstract

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang berada di Kota Probolinggo Jawa Timur dilengkapi dengan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang dimiliki oleh PPP Mayangan  sudah lengkap akan tetapi perlu adanya pengembangan untuk menampung hasil tangkapan dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan serta permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, pemetaan permasalahan dan pengembangan solusi bagi pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif serta menggunakan analisa data yaitu analisa tingkat pemanfaatan fasilitas, analisa estimasi dan analisis nilai Penting dan kondisi sekarang (NPKS). Hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan cukup baik karena fasilitas-fasilitas tersebut terawat dan dalam kondisi masih bagus. Tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan  Pantai  Mayangan  didapatkan bahwa, lahan 100%, alur pelayaran 93,75%, kolam  pelabuhan  barat 107,27%, kolam  pelabuhan timur 64,87%, TPI 21% dan pemanfaatan dermaga sudah 100% untuk tambat sejajar dengan dermaga  tegak lurus 27,18%. Strategi yang dipilih adalah strategi pada kuadran I yaitu prioritas pengembangan. Fasilitas yang berada pada kuadran I dan menjadi prioritas pengembangan yaitu IPAL, Coldstorage dan drainase.
ANALISIS EKONOMI RAWAI DASAR DENGAN J HOOK DAN CIRCLE HOOK DI PPI UJUNGBATU JEPARA JAWA TENGAH Wijayanti, Aryany Chandra Wahyu; Boesono, Herry; Bambang, Azis Nur
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.114 KB)

Abstract

Ikan demersal merupakan target dari alat tangkap rawai dasar. Rawai dasar banyak digunakan nelayan di Kabupaten Jepara, khususnya nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujungbatu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat tangkap rawai dasar dengan mata pancing J dan mata pancing circle. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pendapatan dari rawai dengan mata pancing J dan mata pancing circle, total biaya dan keuntungandari alat tangkap rawai dasar dengan mata pancing J dan mata pancing circle di PPI Ujungbatu, Jepara. Penelitian ini dilakukan pada 11 Oktober sampai dengan 29 November 2014 di Desa Ujungbatu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode experimental. Analisis data meliputi homogenitas, normalitas dan uji t. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan jenis mata pancing yang berbeda bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan. Circle hook lebih menguntungkan dibanding J hook. Analisis ekonomi rawai dasar dengan J hook dan circle hook membutuhkan modal Rp. 15.000.000,- untuk J hook dan circle hook, sedangkan untuk pendapatan diperoleh rata-rata Rp 219.871,- untuk J hook dan Rp. 276.675,- untuk circle hook, rata-rata keuntungannya Rp. 158.371,- untuk J hook dan Rp 215.175,- untuk circle hook. The demersal fishes as the fish target of bottom longline. It is mostly used by the fisherman in Jepara regency, especially in Fish Leanding Center (PPI) Ujungbatu.This research was conducted by using bottom longline with j hook and circle hook. The objective of this research to analyze the different income between bottom longline of J hook and circle hook, to calculate cost and profit fishing gear of bottom longline with J hook and circle hook in PPI Ujungbatu, Jepara. This research conducted on 11 October  to 29 November 2014 in Ujungbatu village. Experimental method was used in this research. Data analyzed by homogeneity, normality and t test. The research result showed that the use of different types of hook did significantly effect the income and profit. This research show that circle hook more profit than J hook. The economic analysis with J hook and circle hook requires a capital of Rp 15 million for the J hook and  for the circle hook , the average earned income of Rp 219 871 , - for J hook and Rp 276.675 , - for circle hook , the average profit is Rp 158.371 , - for J hook and Rp 215.175 , - for the circle hook.
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN PEMILIK DAN NELAYAN BURUH PADA PERIKANAN GILL NET DI DESA KARANGSONG KABUPATEN INDRAMAYU Rinanto, Dicky; Bambang, Azis Nur; M.Pi., Pramonowibowo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 2: April, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Territorial waters of Indramayu District is part of Indonesia territorial waters, which became the basis of fishing activities for fishermen. Indramayu district had HDI score of 69.45 in 2011. This reflects low quality of people at district of Indramayu. The purposes of this research was to analyze welfare level of Gill net owners and labours at Karangsong village Indramayu district with measuring the Human Development Index (HDI) and analyzed welfare levels in terms of the income Gill net owners and labours at Karangsong village Indramayu District. Research was conducted in April-May 2012. Research method used descriptive method, data collected includes welfare indicator which measures life expectancy (e0), measure the length of the average school population, mean years of schooling (MYS) and the literacy rate (Lit), and measure the economic capacity of Gill net fishermen reflected the value of purchasing power parity index (PPP). The results showed significant differences between the welfare level of Gill net owners and labour at Karangsong village Indramayu District. Life expectancy index Gill net owners and labours 62.15; education index owners and labour, respectively for 88.32 and 75.87; owners income index 98.27 and 61.69 for the labours, and IPM for the owner at 82.69 (high category), while HDI labours were 66.35 (middle high category).
ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN MENGGUNAKAN MODEL SCHAEFER DAN FOX PADA CUMI-CUMI (Loligo sp) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DI TPI TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG Hutagalung, Yohan Valen; Bambang, Azis Nur; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 1: Januari, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.698 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek bioekonomi cumi-cumi di perairan Rembang dengan menggunakan perhitungan Bioekonomi model Schaefer dan Fox, dan untuk menganalisis tingkat pemanfaatan sumber daya Cumi-cumi di perairan Rembang. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013 sampai Mei 2013 di TPI Tanjungsari Kabupaten Rembang. Metode pengumpulan data adalah purposive sampling dengan 11 responden, dan data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata Catch Per Unit Effort (CPUE) tahun 2008-2012 adalah 4,57 kg/trip. Produksi optimum (Copt) dari Maximum Sustainable Yield (MSY) model Schaefer adalah 156,511 kg/tahun dengan Effort optimum (Eopt) 15,915 trip/tahun. Keuntungan yang diperoleh per unit cantrang pada kondisi MSY adalah Rp177.907.090,-/tahun. Maximum Economic Yield (MEY) produksi Cumi-cumi adalah 155,428 kg/tahun dan Effort optimum (Eopt) adalah 14,591 trip/tahun. Keuntungan yang diperoleh per unit cantrang pada kondisi MEY adalah Rp179.384.783,-/tahun. Sedangkan produksi optimum (Copt) pada Open Access adalah 47,758 kg/tahun dengan Effort optimum (Eopt) 29,182 trip/tahun dan nelayan tidak memperoleh keuntungan pada kondisi ini. Nilai rata-rata tingkat pemanfaatan sumberdaya Cumi-cumi di perairan Rembang dari tahun 2008 sampai 2012 adalah 63%. The objective of this research was to determine the Bioeconomic aspect of squid in Rembang waters by using Bioeconomic  Schaefer and Fox models, and to analyze the resource level of squid in Rembang waters. The research was conducted from April 2013 until Mei 2013 in Tanjungsari fish auction in Rembang Regency. Data collection was used by purposive sampling with 11 respondens, and data analyzed by descriptive analyze. The results showed that the average value of Catch Per Unit Effort (CPUE) from 2008-2012 was 4.57 kg/unit effort. Optimum production (Copt) of Maximum Sustainable Yield (MSY) Schaefer bioeconomic models was 156.511 kg/year with optimum effort (Eopt) 15.915 trips/year. The profits per cantrang on MSY conditions was Rp177.907.090,-/year. The Maximum Economic Yield (MEY) of squid production was 155.428 kg/year and optimum effort (Eopt) was 14.591 trips/year. The profits per cantrang on MEY conditions was Rp179.384.783,-/year. While the optimum production in Open Access was 47.758 kg/year with optimum effort 29.182 trips/year and fisherman didn’t benefit. The average value of squid resources utilization at Rembang seawaters from 2008 until 2012 was of 63%. 
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN ALAT TANGKAP GILL NET DESA ASINAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Sukmawardhana, Nugroho; Bambang, Azis Nur; Rosyid, Abdul
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 4: Oktober, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.065 KB)

Abstract

Desa Asinan merupakan salah satu desa yang bersebelahan langsung dengan perairan Rawapening dengan mayoritas nelayan menggunakan alat tangkap gill net dalam operasi penangkapan. Tidak menentunya pendapatan nelayan gill net dari kegiatan penangkapan tidak sebanding dengan semakin tingginya harga barang kebutuhan pokok dan jasa, sehingga membuat keluarga nelayan harus mencari pekerjaan tambahan demi memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Perbedaan pekerjaan tambahan di luar aktifitas penangkapan juga turut menentukan nilai pendapatan nelayan gill net sehingga secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perubahan tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan pendapatan antar nelayan gill net Desa Asinan dengan nilai koefisien gini (ketimpangan) 0,38. Berdasarkan indikator kesejahteraan menurut BPS dan hasil penjumlahan skoring maka diketahui bahwa nelayan gill net Desa Asinan memiliki tingkat kesejahteraan tinggi (skor 20 – 24) dengan jumlah skor 22, dan berdasarkan analisis statistik menggunakan NTN didapatkan nilai NTN nelayan gill net Desa Asinan sebesar 1,381 dimana NTN > 1 maka dapat dinyatakan bahwa semua responden nelayan gill net sejahtera. Tidak terdapat perbedaan hasil akhir dari tingkat kesejahteraan menurut BPS dengan NTN.
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK Restumurti, Dini; Bambang, Azis Nur; Dewi, Dian Ayunita NN
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 1: Januari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.655 KB)

Abstract

Nelayan di Morodemak rata-rata mempunyai kapal mini purse seine mulai dari kapal 5 GT sampai 25 GT. Hasil tangkapan yang dominan didapatkan adalah ikan Kembung, Udang, dan Cumi-cumi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui spesifikasi armada penangkapan mini purse seine 9 GT dan 16 GT, menganalisis perbedaan biaya operasi mini purse seine serta menganalisis pendapatan juragan kapal mini purse seine 9 GT dan 16 GT. Metode deskriptif dengan cara studi kasus digunakan dalam penelitian. Metode pengambilan responden dengan cara sensus. Metode analisis pendapatan menggunakan analisis statistik dengan Uji T, dengan menganalisis rata-rata pendapatan juragan kapal mini purse seine 9 GT dan 16 GT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan juragan 9 GT lebih kecil dari pendapatan juragan 16 GT. Hasil penelitian pendapatan juragan mini purse seine di PPP Morodemak pada kelas kapal 9 GT dan 16 GT. Rata-rata pendapatan juragan per trip kapal mini purse seine 9 GT sebesar Rp. 943.162 sedangkan 16 GT adalah Rp.1.108.825. Rata-rata pendapatan juragan per tahun kapal mini purse seine 9 GT sebesar Rp.113.179.476 sedangkan 16 GT Rp.133.059.000. Fishermen in Morodemak operates mini purse seine vessels ranging from 5 GT until 25 GT. The dominant catches are Indian Mackerel (Rastrelliger sp), Shrimp (Penaeus sp), and Squid (Loligo sp). The research objectives were to know the spesifications of mini purse seine 9 GT and 16 GT, analyze the difference operating cost of mini purse seine and to analyze the revenue of mini purse seine owner 9 GT and 16 GT. Descriptive method by case study used in this research. The data collection method used census. The revenue analysis method used statistic analysis with T test, by analyzing the average revenue of  mini purse seine owner 9 GT and 16 GT. The results showed that revenue of mini purse seine 9 GT is smaller than 16 GT. The research results the revenue of mini purse seine owner in Fishing Port Morodemak on class 9 GT and 16 GT. The average revenue per trip of mini purse seine  owner  9 GT of Rp. 943.162 while 16 GT of Rp. 1.108.825. The average revenue for mini purse seine owner 9 GT  of Rp. 113.179.476/per year while 16 GT of Rp. 133.059.000/per year.
STRATEGI PENGEMBANGAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEDONGANAN KABUPATEN BADUNG BAL Rini, Indri Putri Sekar; Bambang, Azis Nur; Wibowo, Bambang Argo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.554 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas, perkembangan kondisi perikanan, tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap fasilitas serta pelayanan, dan strategi pengembangan PPI Kedonganan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 di PPI Kedonganan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif bersifat studi kasus. Analisis yang digunakan yaitu tingkat pemanfaatan fasilitas, estimasi, tingkat kepuasan menggunakan metode Customer Statisfaction Index (CSI), Importance and Performance Analysis (IPA), serta analisis SWOT untuk strategi pengembangan PPI Kedonganan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pemanfaatan luas kolam pelabuhan 65,42%, kedalaman kolam pelabuhan 60,00%, kedalaman alur pelayaran 47,50%, dan panjang dermaga 36,06%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendayagunaan belum optimal karena nilainya kurang dari 100 %. Tingkat pemanfaatan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 875% berarti tingkat pendayagunaannya melampaui kondisi optimal karena nilainya lebih dari 100 %. Jumlah dan nilai produksi di PPI Kedonganan diperkirakan meningkat 12% dan 11% selama lima tahun mendatang. Hasil analisis tingkat kepuasan menunjukkan bahwa pengguna jasa merasa puas terhadap kinerja pelayanan oleh pihak PPI Kedonganan. Strategi yang bisa digunakan untuk pengembangan PPI Kedonganan yaitu meningkatkan kualitas hasil tangkapan dengan menjaga mutu ikan saat didar
ANALISIS PEMASARAN HASIL TANGKAPAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR Giamurti, Anis Syahfitri Rilia; Bambang, Azis Nur; Fitri, Aristi Dian Purnama
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.667 KB)

Abstract

Kakap merah (Lutjanus sp.) merupakan komoditas ekspor dengan harga rata-rata tertinggi pada tahun 2014 di PPN Brondong yaitu Rp. 55.558. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis tipe distribusi, marjin dan efisiensi pemasaran setiap lembaga pemasaran di TPI lama PPN Brondong. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode snowball sampling digunakan dalam penelitian ini. Analisis  data yang dilakukan meliputi aspek teknis, ekonomi dan pemasaran. Alat penangkapan Kakap merah adalah Cantrang, Pancing rawai dan Pancing ulur. Daerah penangkapan Kakap merah berada disekitar perairan Jawa Timur, Pulau Bawean dan Kepulauan Masalembu. Tipe distribusi pemasaran dalam penelitian adalah distribusi semi langsung dan tidak langsung. Tipe pasar dalam penelitian ini adalah pasar oligopsoni. Marjin pemasaran Kakap merah pada tipe distribusi 1: pedagang pengecer Rp. 9.275, tipe distribusi 2: pedagang pengumpul Rp. 2.594, pada pabrik pengolah ikan Rp. 43.000 dan pada eksportir Rp. 38.000. Efisiensi pemasaran tipe distribusi 1, pedagang pengecer : nilai efisiensi pemasaran 0,04, fisherman’s share : 71,83 % sedangkan tipe distribusi 2, pedagang pengumpul : efisiensi pemasaran 0,03, fisherman’s share : 95,65 %, pabrik pengolah ikan: fisherman’s share : 57 % dan eksportir: efisiensi pemasaran 0,35,  fisherman’s share : 62,50 %. Red snapper (Lutjanus sp.) is one of export commodities wich have highest average price in 2013 in Brondong Archipelagic Fishing Port Rp. 55.558. The objective of this research were to know and analyze marketing distribution, margins and efficiency in each marketing agencies in the old Fish Auction Place of Brondong Archepelagic Fishing Port. This research use descriptive method. Snowball sampling method was used on this research. The data analysis were technical, economic and marketing aspects. Red snappers are cathed by Boat seines, Long line and Hand line. Red snapper fishing ground areas were arround the East Java sea, Bawean and Masalembu Islands. Marketing distribution type in this research were semi-direct and indirect distribution. Market type of this research was oligopsoni market. Marketing margin on distribution type 1: retailers Rp. 9275,  on  distribution type 2: whole seller Rp. 2.594, 29, at the fish processing plant Rp. 43.000, at the exporter Rp. 36.000. Marketing efficiency on distribution type 1, retailers: marketing efficiency 0,04, fisherman's share: 71.83% while on distribution type 2, whole seller: marketing efficiency 0,03, fisherman's share: 95.65%, at the fish processing plant fisherman's share: 57%, exporter: marketing efficiency 0,35, fisherman's share: 62.50%.
MANAJEMEN KOLABORATIF UNTUK INTRODUKSI PENGELOLAAN RAJUNGAN YANG BERKELANJUTAN DI DESA BETAHWALANG, DEMAK Abidin, Zaenal; Bambang, Azis Nur; Wijayanto, Dian
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.903 KB)

Abstract

Desa Betahwalang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan tangkap. Rajungan merupakan komoditas tangkapan paling tinggi di perairan pantai tersebut. Aktivitas penangkapan yang tidak terkendali dan terus menerus dapat menyebabkan over fishing dan berakibat menurunnya ketersediaan rajungan di perairan Betahwalang. Kegiatan pengelolaan rajungan yang berkelanjutan akan menjaga kelestarian dan ketersediaan rajungan pada masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan yang sedang berjalan kemudian merumuskan manajemen kolaboratif yang baru untuk pengelolaan yang berkelanjutan. Berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat banyak kegiatan penangkapan rajungan yang belum terstruktur, sehingga perlu pelaksanaan program baru yang bersifat konservasi seperti pembenihan, pembangunan area perlindungan, pembatasan minimum ukuran rajungan yang tertangkap, serta pengawasan yang berkala terhadap peraturan yang telah dibuat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode pemberian skor terhadap jawaban responden dengan skala Guttman. Berdasarkan skala guttman diperoleh hasil rata-rata skor 20 dari 50 responden sehingga presentase skor adalah 40% yang dikategorikan dalam kriteria kurang efektif. Kurang efektifnya peraturan yang telah dibuat adalah karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat Betahwalang dan masih lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan. Betahwalang Village, Demak, Central Java, is a territory that has the potential fisherie.  Swimming crab  is the highest catch commodity in these coastal sea. Uncontrolled and continuously fishing activity cause over fishing and decreasing the availability of crabs in Betahwalang sea. Sustainable crab management activities will preserve the availability of small crab on the future. The purpose of this study was to determine the management system then to formulate a new collaborative management for sustainable management. Based on observations, there are many unstructured small crab fishing activities. Therefore, the implementation of new conservative programs are needed, such as seeding, construction of protection area, restrictions on the minimum size of crabs caught and periodic monitoring of the rules that have been made. Used in this study is discriptive method and to scoring respondent’s answers is using Guttman scale method. Based on Guttman scale, the average yield score is 20 out of 50 respondents so that the precentage score is 40% which is categorized in less effective criteria. The effective regulation due the lack of socialization to Betahwalang society and the weakness of the regulatory implementation.
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA RUMAH TANGGA PERIKANAN (RTP) NELAYAN GILLNET DI DESA ASINAN, KECAMATAN BAWEN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH Oktaveasmara, Alfian; Bambang, Azis Nur; Yulianto, Taufik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 2: April, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.292 KB)

Abstract

A strategy to overcome the lack of income obtained from the primary job as gillnet fishermen, households fishermen in the Asinan village have some alternative jobs such as agricultural labour, construction workers, farming, goat farming, trade, and ranching of fish cages. The purpose of this research was to analyze the level of primary and alternative income gillnet fishermen households in Asinan, Bawen, Semarang and was to determine the technical aspects of gillnet fishing gear which is used by fishermen in Asinan. The research method were descriptive method and case study. The sampling method was census by interviewing 64 fishermen as respondents. The results showed that the average primary income of gillnet fishermen per year was Rp 9,600,063.00 and the average alternative income of gillnet fishermen per year was Rp 7,129,307.00. The maximum average alternative income was Rp 31,734,333.00 per year obtained from trade. The minimum average alternative income was Rp 3,198,890.00 per year obtained from goat farming. Webbing was made from nylon (PA) monofilament with diameter 0.12 mm; length 15 m; mesh size 7.62 cm (3 inches); and height 78.6 cm. The net had 91.44 cm stretched height with 12 of vertical and 400 of horizontal meshes. Hanging ratio value was 0.50 and 0.50 for shortening. Head rope was made from PA monofilament with diameter 0.5 mm, and length 15.3 m per piece. Sinker line was made from PE multifilament with diameter 0.2 mm and length 15 m per piece. The floats were made from water hyacinth material. Sinkers used were made from circular iron wire with 20 gr weight and diameter 7.7 cm. Total sinkers were 100 pieces and mounted on every 20 meshes.
Co-Authors - Asriyanto - Ismail - Pramonowibowo - Sardiyatmo Abdillah, Rangga Fajar Abdul Kohar Mudzakir Abdul Rosyid Abdulaziz, Muhammad Humam Ade Sony Noverianto, Ade Sony Alfian Oktaveasmara Ambaryanto Ambaryanto Ambaryanto Ambaryanto Andi Kusumo Andini, Anisa ASti Anggilaras Setiawati, Anggilaras Anis Syahfitri Rilia Giamurti, Anis Syahfitri Rilia Antoni Arif Priadi Ardhana Nadyasari Aristi Dian Purnama Fitri Aryany Chandra Wahyu Wijayanti, Aryany Chandra Wahyu Asriyanto Asriyanto Astuti, Tia Tri Bambang Argo Wibowo Bogi Budi Jayanto Bogi Budi Jayanto Bramasto Nugroho Chairunnisa, Sasha Dersi Herka Mayu Desyandri Desyandri Dian Ayunita NN Dewi, Dian Ayunita NN Dian Ayunita Nugraheni Nurmala Dewi Dian Wijayanto Diana Nur Afifah, Diana Nur Diana Puji Lestari, Diana Puji Dicky Rinanto Dini Restumurti, Dini Faik Kurohman Faisal Riza, Faisal Faizin Faizin Firna, Aklesta Leni Frida Purwanti Handoko, Wisnu Hapsari Larasati Hartuti Purnaweni Hasan Mustofa Amirudin, Hasan Mustofa Hellen Nanlohy Hellen Nanlohy Hendrik Anggi Setyawan Heni Novita Herry Boesono Heryoso Setiyono Hildani Yulia Fatmawati, Hildani Yulia Himawan Arif Sutanto Ika Susanti Imam Triarso Indradi Setiyanto Indradi Setiyanto Indri Hastuti Ira Adiatma Ismail Fahmy Almadi Kismartini Kismartini Kristini, Florentina Kukuh Eko Prihantoko Kurniawan Kurniawan Manik, Dessyanti Melinda Puspa Sari, Melinda Puspa Mohamad Heri Hidayattuloh Mohammad Saleh Lubis Muh Yusuf Muhammad Helmi Munifatul Izzati Nugroho Sukmawardhana Pramitrasari, Sulistyani Dyah Pramonowibowo M.Pi. Prasetyowati, Wulan Prihantoko, Kukuh Eko Primawati, Lydia Prio, Rudy Al Putra, Rizal Ichsan Putri Ayu Riandani, Putri Ayu Reza Putra Amirulloh Rini, Indri Putri Sekar Rizky Damayanti Rizky Muliani Dwi Ujianti Rudhi Pribadi S Supriharyono Sahala Hutabarat Said Abdusysyahid Saputri, Deby Weviditya Sari, Arum Laela Shasa Chairunnisa Siti Meilanisa Nurul Iman Sudrajat Sitorus, Hanny Farida Slamet Budi Prayitno Sutrisno Anggoro Sutrisno Anggoro Syahputra,, Rakhmanda Dimas Taufik Yulianto Trisnani Dwi Hapsari Vivera Avrodita Chandra Sari, Vivera Avrodita Chandra Wahyuningsih, Mita Widyaningrum, Vira Oktaviani Yohan Valen Hutagalung Yolanda Manurung