Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PENERAPAN TEKNIK EDITING POLA RITMIS DALAM MUSIK VIDEO ELECTRONIC DANCE MUSIC “RHTX” Dwipayana, Dewa Kadek; Dwiyani, Ni Kadek; Bumiarta, Made Rai Budaya
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 4 No. 1 (2024): Junal Calaccitra Maret 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Editing pola ritmis dalam pembuatan musik video mengacu pada proses penyuntingan atau pengeditan yang dilakukan untuk mencocokkan visual dalam video dengan irama atau ritme musik yang digunakan dalam musik video. Ini melibatkan penggunaan teknik editing khusus yang memungkinkan agar tampilan visual dalam video mengikuti ketukan, tempo, atau irama musik dengan tepat. Pentingnya penerapan editing pola 69 ritmis adalah untuk menciptakan koreografi visual yang harmonis dengan musik. Ini dapat mencakup dalam pemotongan klip video, perubahan kecepatan gambar, atau penambahan efek visual yang sesuai dengan aliran music. Hasil akhirnya adalah music video yang memiliki koreografi visual yang kuat, memberikan pengalaman yang mendalam dan terkoneksi secara emosional dengan penonton. Pembuatan music video dengan teknik editing pola ritmis dalam musik video bergenre EDM (Electronic Dance Music) yang berkolaborasi dengan RHTX merupakan proses yang melibatkan kreativitas dan akurasi. laporan ini mengulas pendekatan dan teknik yang digunakan dalam penyuntingan gambar untuk mencocokkan visual dengan irama dan ritme yang kuat dalam genre musik yang energik ini. Kami menjelaskan bagaimana editing pola ritmis dapat meningkatkan pengalaman penonton dengan menciptakan koreografi visual yang sejalan dengan musik, termasuk penggunaan pemotongan klip video yang baik dan benar, efek visual, dan perubahan kecepatan gambar yang benar dan tepat. Melalui penekanan pada harmonisasi visual dan audio, musik video RHTX menjadi lebih dinamis dan memikat penonton. mahasiswa juga menguraikan peran teknologi dalam membantu penyunting untuk mencapai hasil yang mengesankan. laporan ini akan memberikan wawasan mendalam tentang kreativitas di balik pembuatan musik video Electronic Dance Music yang diciptakan oleh RHTX yang memukau dan menggugah semangat penonton.
PENERAPAN KONSEP EDITING DIMENSI RITMIS PADA FILM EKSPERIMENTAL “HIDDEN DANDELION” Tri Murti, Raditya; Dwiyani, Ni Kadek; Hari Kayana Putra, Ida Bagus
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Calaccitra November 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan sebuah program yang memberikan kebebasan kepada setiap mahasiswa dalam mengambil mata kuliah berdasarkan tingkatan semester. Kali ini, dalam pelaksanaan MBKM semester 7 terdapat alternatif paket pembelajaran, salah satunya yaitu program projek independen. Program ini merupakan kegiatan pembelajaran mahasiswa untuk mewujudkan karya atau ide yang inovatif yang mereka miliki. Penulisan laporan akhir MBKM projek independen ini dilatarbelakangi oleh pembuatan karya film pendek fiksi bergenre eksperimental berjudul “Hidden Dandelion”. Film ini mengangkat cerita mengenai perspektif dan pengalaman penyitas skizofrenia terhadap delusi yang ia hadapi. Selama proses penulisan, penulis menggunakan pengambilan data dengan metode observasi dan kepustakaan. Adapun capaian hasil pada laporan di akhir menunjukan bagaimana hasil dari penerapan teknik editing ritmis pada film Hidden Dandelion.
PENERAPAN KONSEP PSIKOLOGI HOROR DALAM FILM PANJANG WONG SAMAR Spencer Gunawan, I Putu; Dwiyani, Ni Kadek; Hari Kayana Putra, Ida Bagus
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Calaccitra November 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan film Panjang “Wong Samar” bertujuan untuk menghasilkan sebuah karya audio visual yang menarik dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Bali, sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di dunia, memiliki kekayaan budaya yang mendalam serta isu-isu lingkungan dan sosial yang kompleks. Isu-isu ini mencakup polusi, perubahan iklim, urbanisasi, dan tekanan pada tradisi lokal. Dalam konteks ini, film panjang dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting. Penelitian ini berfokus pada pembuatan film yang mengintegrasikan adat budaya Bali, isu lingkungan dan sosial, serta nilai-nilai keluarga dan persahabatan. Karya ini didasari oleh riset dan observasi pada mitolgi Wong Samar yang ada didalam masyarakat Bali dan dalam adat dan budaya yang diyakini masyarakat. Dengan penerapan konsep psikologi horor membantu penulis dalam membangun cerita dan menciptakan visual yang menarik dan relevan dengan tetap memperhatikan unsur semiotika, estetika, dan nirmana didalamnya sehingga tercipta karya yang tak hanya memiliki visual yang apik, tetapi juga memiliki makna didalamnya. Karya ini akan menjadi sangat berdampak secara luas bagi lapisan masyarakat yang bermacam-macam dalam menikmati dan menilai hasil karya yang diciptakan dengan harapan banyak isu didalam film ini yang dapat membuka ruang diskusi bagi masyarakat.
Gender Wayang Learning Video Design to Build the Characters of The Millennial Generation Lia Susanthi, Nyoman; Suratni, Ni Wy.; Arya Satyani, Ida Ayu Wayan; Hery Budiyana, Ketut; Dwiyani, Ni Kadek; Indira, Wahyu
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v6i1.2205

Abstract

Nowadays the number of students engaged in criminal acts is alarming. In response to this, the role of parents, teachers in schools and the government is very important to strengthen character building, especially in the golden generation, namely students. Strengthening character education should not only be pursued through formal schools but also through non-formal and informal routes. Art studios can be a platform that offers an alternative to character building. However, in the process of transferring knowledge in the studio, several problems are encountered, including the low increase in students' ability to learn gender (Balinese musical instrument). For this reason, the gender wayang learning video was designed by implementing character education values for the millennial generation. The design of the gender wayang learning video to help build the character of the millennial generation uses a qualitative descriptive method. The data collection method was carried out through literature studies and field studies by interviewing the director and the production team involved in creating the learning video. In addition, an observation was made at one of the studios in Bali which has quite a lot of students, namely the Swati Swara Studio. The design and creation of a gender wayang learning video for the millennial generation began with conducting a target analysis for the millennial generation. Sanggar Swasti Swara is a place where one can find millennials who need a form of teaching using technology. For this reason, gender wayang learning video is the solution for this generation. This learning video is designed to be easy to access, namely having a good quality video that can be sent via cellphone and stored on the YouTube channel so that they are easy to access and distribute. The millennial generation at Sanggar Swasti Swara, in terms of learning style, prefers learning from practice, visuals, and a learning process that can be applied at home in groups and is fun. In addition, the educational values of the nation's character can be included in the text of the gender wayang learning video, namely religious values, tolerance, hard work, and love for the motherland.
THE CONTEXT OF MARGINALISATION OF WOMEN IN THE FILM 'KARTINI' Dwiyani, Ni Kadek; Raharja, I Gede Mugi; Negara, I Nengah Sudika
Proceeding Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference Vol. 4 (2024): Proceedings Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/bbwp.v4i1.609

Abstract

"Kartini" The Movie (2017) directed by Hanung Bramantyo can be considered as a work of appreciation for the struggle of women in Indonesia. Kartini as one of the Indonesian heroines who fought for women's rights in Indonesia is worthy of being called a symbol of the struggle against the marginalisation of women. The nature of a woman in the culture attached to Kartini as the daughter of noble descendants often exposes her to situations where the clash of culture and logic she has raises inner conflicts, which tends to make her considered a child who dares to break the rules in her family. Kartini's figure is not portrayed as a woman who is only silent when she is faced with a situation where her "rights" as a human being are never taken into account. However, the treatment of women that she felt at the time, made her moved to have her own strength to dare to voice what she wanted for her life and nature as a woman. The context of marginalisation that appears in the film "Kartini" is heavily influenced by cultural factors and mindsets that at that time were still very closed to providing equal space for women. Kartini's struggle in this film is depicted as having a very strong desire to fight for the marginalisation of women in that era through her intelligent thoughts. The life journey of the figure of "Kartini" in fighting for equal rights and dignity of Indonesian women is at least able to be heard to a wide audience, so that the film "Kartini" can function as a medium of education for women who are currently still experiencing injustice in the context of marginalisation, to be more courageous in fighting for the rights they should get.