p-Index From 2020 - 2025
8.042
P-Index
This Author published in this journals
All Journal COPING (Community of Publishing in Nursing) Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Jurnal Riset Kesehatan Jurnal NERS Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Biomedical Journal of Indonesia Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Belitung Nursing Journal Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health Journals of Ners Community Jambura Journal of Health Sciences and Research Faletehan Health Journal Jurnal Pendidikan dan Konseling Syntax Idea PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Jurnal Medika Hutama InPrime: Indonesian Journal Of Pure And Applied Mathematics Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Cahaya Mandalika Caring : Indonesian Journal of Nursing Science Jurnal Kesehatan Tambusai International Journal of Social Service and Research Jurnal Bisnis Mahasiswa Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Berita Kedokteran Masyarakat Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurnal Indonesia Sosial Teknologi Innovative: Journal Of Social Science Research Prosiding Seminar Nasional Unimus Jurnal ARSI : Administrasi Rumah Sakit Indonesia Journal of Indonesian Health Policy and Administration Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia JHE (Journal of Health Education) Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

Spatial Bayesian Small Area Estimation of Stunting Prevalence at the Subdistrict Level Wulandari, Ita; Darmawan, Ede Surya; Zamzanah, Sofi
InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Department of Mathematics, Faculty of Sciences and Technology, UIN Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/8gpjhz91

Abstract

Achieving Sustainable Development Goal (SDG) 3—ensuring healthy lives and promoting well-being for all—requires reliable health indicators at disaggregated levels. However, conventional large-scale surveys often fail to capture local disparities due to limited sample sizes, leading to unreliable small-area estimates. This study proposes a hierarchical Bayesian Small Area Estimation (HB SAE) framework using a beta distribution and spatial Conditional Autoregressive (CAR) priors to estimate sub-district-level stunting prevalence in Banten Province, Indonesia. The model accounts for both the bound nature of prevalence data and spatial dependence across neighboring areas. Using data from the 2023 Indonesian Health Survey and auxiliary variables from the 2024 Village Potential Data (Podes), the proposed approach demonstrates improved analytical performance. Compared to direct estimation, the HB SAE model reduced the number of sub-districts with Relative Standard Errors (RSE) above 25% from 55 to 44, achieving lower Mean Squared Error (MSE) values and more stable estimates. These results confirm that incorporating spatial effects enhances the precision and reliability of stunting prevalence estimates. The findings provide analytically grounded evidence for localized, data-driven interventions to accelerate efforts to reduce stunting and strengthen policy planning at the sub-district level. Keywords: Bayesian hierarchical model; small area estimation; spatial analysis; stunting prevalence; CAR model.   Abstrak Pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang, memerlukan indikator kesehatan yang andal hingga tingkat wilayah kecil. Namun, survei berskala besar sering kali tidak mampu menggambarkan variasi lokal akibat keterbatasan ukuran sampel, sehingga menghasilkan estimasi yang tidak stabil pada wilayah kecil. Penelitian ini mengusulkan kerangka kerja Hierarchical Bayesian Small Area Estimation (HB SAE) menggunakan distribusi beta dengan prior spasial Conditional Autoregressive (CAR) untuk mengestimasi prevalensi stunting di tingkat kecamatan di Provinsi Banten, Indonesia. Model ini mempertimbangkan sifat terbatas (bounded) dari data prevalensi dan ketergantungan spasial antarwilayah. Dengan memanfaatkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023 serta variabel bantu dari data Potensi Desa (Podes) 2024, model HB SAE menunjukkan kinerja analitis yang lebih baik. Dibandingkan dengan estimasi langsung, model HB SAE menurunkan jumlah kecamatan dengan Relative Standard Error (RSE) di atas 25% dari 55 menjadi 44, dengan nilai Mean Squared Error (MSE) yang lebih rendah dan hasil estimasi yang lebih stabil. Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan efek spasial meningkatkan ketepatan dan reliabilitas estimasi prevalensi stunting. Temuan ini memberikan dasar analitis yang kuat untuk mendukung intervensi berbasis data dalam percepatan penurunan stunting dan perencanaan kebijakan di tingkat kecamatan. Kata Kunci: Model hierarkis Bayes; Small area estimation; Analisis spasial; Prevalensi stunting; Model CAR. 2020MSC: 62F15, 62M30.
UPAYA PERBAIKAN PELAYANAN PASIEN PULANG DARI RAWAT INAP DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA Mumpuni, Dian Pitaloka Sri; Darmawan, Ede Surya
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.30458

Abstract

Waktu tunggu menjadi suatu permasalahan yang mendesak di rumah sakit  karena semua rumah sakit  saling berkompetisi untuk memberikan pelayanan yang tepat, cepat dan profesional. Di ruang rawat inap lantai 5 gedung baru  RS Permata Cibubur kerap masih didapatkan keluhan pasien atau keluarga pasien terkait waktu tunggu pelayanan pasien pulang dari rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah tercapainya perbaikan   pelayanan  pasien pulang  dari rawat inap dengan menggunakan metode Lean Six Sigma.Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan memberikan perlakuan perbaikan  menggunakan metode Lean Six Sigma dan menghitung waktu tunggu pada proses pelayanan pasien pulang pada 2 kelompok pasien dengan jaminan pribadi dan pasien jaminan asuransi swasta, sebelum dan sesudah perlakuan. Rata-rata waktu tunggu pasien pulang  sebelum perlakuan dengan jaminan pribadi sebesar 61 menit dan dengan jaminan asuransi swasta sebesar 125,8 menit. Setelah dilakukan perlakuan upaya perbaikan  dengan metode Lean Six Sigma didapatkan rata-rata waktu tunggu pasien pulang dengan jaminan pribadi sebesar 43,2 menit dan pasien dengan jaminan asuransi swasta sebesar 101,7 menit. Sedangkan prosentase kegiatan bernilai tambah sebelum perlakuan pada pasien dengan jaminan pribadi sebesar 57,4 % dan pasien dengan asuransi swasta sebesar 29,7%. Sesudah perlakuan upaya perbaikan didapatkan prosentase kegiatan bernilai tambah pada pasien pribadi sebesar 59,7 % dan pasien dengan asuransi swasta sebesar 30,4%. Metode Lean Six Sigma secara umum dapat dikatakan efektif untuk digunakan dalam melakukan evaluasi    terhadap alur pelayanan di unit pelayanan kesehatan, karena terbukti khususnya pada penelitian ini  terjadi pengurangan waktu tunggu pada proses pelayanan pasien pulang dari rawat inap.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA PADA TERAPIS ANAK AUTISME : SCOPING REVIEW B, Ilmah Yanuarti; Darmawan, Ede Surya
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.29971

Abstract

Data statistik menunjukkan peningkatan jumlah anak autisme setiap tahunnya, hal ini juga menunjukkan tingginya kebutuhan anak autisme terhadap kebutuhan terapis anak autisme. Seringkali terapis anak autisme menghadapi stres pada pekerjaannya sebagai terapis anak autisme bahkan menuntut peran terapis yang tinggi, tuntutan mental dan beban kerja berlebihan serta berbagai faktor lainnya.. Hal inilah yang dapat mengakibatkan terapis anak autisme mengalami stres kerja hingga burnout. Oleh karena itu penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang stres kerja pada terapis anak autisme serta mengidentifikasi faktor faktor stres kerja yang dialami oleh terapis anak autismePenelitian ini merupakan studi yang berjenis scoping review dengan mengidentifikasi semua jenis artikel tentang stres kerja pada terapis anak autisme sejak tahun 2010-2024, yang menggunakan bahasa Inggris atau Indonesia ,open acccess, dan artikel full text and research article. Terdapat 5 artikel penelitian yang relevan dengan topik penelitian ini dimana sebagian besar hasil penelitian tersebut menunjukkan terapis anak autisme lebih sering mengalami stres kerja kategori ringan hingga burnout sedang sampai tinggi. Faktor yang berhubungan menimbulkan stres kerja diantaranya adalah faktor lingkungan tempat kerja, faktor beban kerja berlebihan, faktor keadilan di tempat kerja, faktor dukungan dan penghargaan pada terapis anak autisme, faktor uraian pekerjaan dan tanggung jawab yang seringkali tidak jelas, faktor waktu bekerja yang terbatas, dan faktor ketidakmampuan terapis dalam menjalankan tugasnya akibat perilaku agresif dari anak autisme. Organisasi tempat kerja sebaiknya mengupayakan strategi pencegahan dan penanggulangan stres kerja, serta melakukan bimbingan ataupun konseling pada terapis yang telah mengalami stres kerja.
Artificial Intelligence Utility To Improve The Quality Of Health And Patient Safety Services: A Scoping Review Kusumawardhani Setiawan , Amelia; Surya Darmawan, Ede; Paramita, Stephanie
Journals of Ners Community Vol 14 No 2 (2023): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i2.2840

Abstract

This study aimed to analyze the role of artificial intelligence in enhancing the quality of healthcare services and patient safety. The research followed the methodological framework proposed by Arksey and Malley, and a scoping review was conducted using the PRISMA guideline method. The authors searched several electronic databases, including Pubmed, NCBI, Elsevier, Proquest, EBSCO, Scopus, and Google Scholar, between 2017-2022 using specific keywords related to artificial intelligence, quality of health care, and patient safety. Out of 550 articles obtained, 61 were included in the review. The analysis of the selected studies indicated that artificial intelligence can significantly improve the quality of healthcare services and patient safety, especially in hospitals. However, further research is needed to develop AI systems that can be tailored to the specific needs of healthcare facilities, particularly hospitals and health centers in Indonesia. This study provides evidence for healthcare policymakers and practitioners to consider incorporating AI-based technologies to enhance healthcare quality and safety.
Tantangan dalam Implementasi Rekam Medis Elektronik Terkait Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit: A Scoping Review Zuhdi, Nadya Adina; Darmawan, Ede Surya
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11692

Abstract

Latar Belakang: Rekam Medis Elektronik (RME) di Indonesia saat ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit (RS). Manfaat dari RME adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penerapan RME tidak hanya memberikan manfaat, namun juga tantangan dalam perencanaan dan prosesnya agar dapat memberikan hasil yang optimal. Tujuan Penelitian: Menganalisa dan mengidentifikasi tantangan dalam pemanfaatan RME terkait peningkatan kualitas pelayanan di RS. Metode Penelitian: Strategi pencarian literatur dalam peneliatain ini berdasarkan pada panduan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) menggunakan database PubMed dan Cochrane dengan kata kunci yang relevan. Hasil: Berdasarkan literatur yang memenuhi kriteria penelitian, semua artikel menyebutkan bahwa implementasi RME dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pelayanan, diantaranya dalam hal efisiensi dan efektivitas waktu pelayanan karena kemudahan dalam mengakses data pasien, penurunan angka mortalitas pasien rawat inap, penurunan angka risiko readmisi pasien, dan penurunan angka mortalitas 48 jam pasca operasi. Beberapa masalah yang sering dihadapi, di antaranya dukungan yang rendah dari tenaga kesehatan pemberi pelayanan, tidak terpenuhinya sarana dan prasarana sistem TI penunjang RME, buruknya sistem keamanan data, dan tidak efisien biaya dalam implementasi RME. Kesimpulan: Implementasi RME di RS memiliki banyak keuntungan dalam efisiensi pelayanan, namun hal tersebut memiliki banyak persyaratan yang harus terpenuhi agar sistem RME dapat berjalan dengan optimal. Kata Kunci: Rekam medis elektronik, kualitas pelayanan, rumah sakit
Exploring The Resilience of Primary Health Care during COVID-19 Health Crisis: A Case Study in Depok City, Indonesia Mutia Nasir , Narila; Ariyanti , Fajar; Baequni, Baequni; Yulianty Permanasari , Vetty; Surya Darmawan, Ede
Journal of Health Education Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: During COVID-19 pandemic, the primary health care must have its resilience during the health crisis. The first case of COVID-19 in Indonesia was found in Depok City. Therefore the objective of this study is to explore the resilience of primary health care during COVID-19 pandemic as a health crisis situation in Depok City, Indonesia. Methods: This study used a qualitative design by using a case study approach, Focus Group Discussion (FGD) was conducted to10 Heads of Public Health Center in Depok City as the main informant in August 2022. The data were analyzed using content analysis. Results: Public Health Centers in Depok City had a good resilience during COVID-19 pandemic. However, they had a low resilient in financing. Conclusions: COVID-19 pandemic has helped the primary health care to identify the resilience which is crucial to maintain and develop to face other health crisis situation that might be occurred in the future.
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI PROGRAM ANTIMICROBIAL STEWARDSHIP Pratama, Muhammad Fachmi Adi; Darmawan, Ede Surya
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas apa sebenarnya penatagunaan antimikroba itu dan mengapa hal ini sangat penting untuk organisasi pelayanan kesehatan. Dan juga, tulisan ini berfokus pada strategi utama kebijakan untuk mengimplementasi program penatagunaan antimikroba. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan systematic literature. Sehingga dipilih 22 artikel yang memenuhi kriteria. Diperoleh hasil penelitian bahwa Kebijakan Penatagunaan Antimikroba bertujuan untuk merasionalisasi penggunaan antibiotik dan mengurangi resistensi antimikroba. Program ini menunjukkan bahwa staf medis dan farmasis harus bekerja sama untuk melaksanakan program Penatagunaan Antimikroba. Untuk mengurangi resistensi antimikroba, dokter dan pasien memerlukan edukasi antibiotik. Untuk mengevaluasi program Penatagunaan Antimikroba, penggunaan antibiotik harus terus dipantau dan dievaluasi. Kebijakan dan pedoman yang jelas dan terukur dapat meningkatkan Penatagunaan Antimikroba. Dengan demikian, manajemen rumah sakit dan pemangku kepentingan lainnya harus mendukung Penatagunaan Antimikroba untuk mempertahankannya. Program Penatagunaan Antimikroba harus mengurangi resistensi antimikroba dan meningkatkan penggunaan antibiotik.
KEBIJAKAN ADAPTASI DOKTER SPESIALIS WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Yunianti, Siti; Darmawan, Ede Surya
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i2.2127

Abstract

Latar belakang: Jumlah dokter spesialis di Indonesia masih kurang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan spesialistik. Adaptasi dokter spesialis Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri (WNI LLN) di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan mutu layanan dokter spesialis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebijakan yang terkait dengan adaptasi dokter spesialis WNI LLN di fasyankes. Metode: Penelitian ini melakukan pemeriksaan literatur (metode literatur review, research terhadap semua peraturan perundang-undangan yang terkait, yaitu tujuh peraturan dan tiga artikel yang didapatkan melalui pencarian pada Google Scholar. Selain itu penelitian ini juga menggunakan analisis pustaka/ library research dari berbagai sumber diantaranya laporan Badan Pusat Statistik (BPS), data registrasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), profil tenaga kesehatan, dan sumber data lainnya dari berbagai artikel internasional yang terkait. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peraturan adaptasi dokter spesialis WNI LLN di fasyankes telah dipersiapkan dengan cukup baik oleh Pemerintah dimana leading sektor nya adalah Kementerian Kesehatan dan KKI. Sampai bulan Agustus 2023 atau dalam kurun waktu 1(satu) tahun kebijakan ini dilaksanakan sudah memberikan kontribusi yang cukup baik yaitu ada 16 dokter spesialis WNI LLN yang telah ditempatkan di RSUD khususnya wilayah terpencil yang membutuhkan layanan spesialistik. Kesimpulan: Diharapkan ke depan, implementasi kebijakan adaptasi dokter spesialis ini di dukung oleh semua stakeholder terkait khususnya Pemerintah daerah sehingga dapat memenuhi kebutuhan layanan spesialistik di daerah secara optimal.
KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DALAM PEMENUHAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI JAKARTA Dhynianti, Levi; Darmawan, Ede Surya
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan kesehatan primer atau Primary Health Care (PHC) merupakan satu-satu nya cara untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC) yang efektif, efisien dan equitable. Namun demikian terdapat tantangan dalam pelaksanaan PHC tesebut yaitu masih sulitnya masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan. Untuk mengatasi pemenuhan akses tersebut, pemerintah memiliki beberapa alternatif solusi yang salah satunya adalah menggandeng peran sektor swasta sebagai bagian dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam bentuk kerjasama pemerintah dan swasta (KPS). DKI dalam pemenuhan pelayanan kesehatan primer untuk masyarakatnya telah bekerjasama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama Lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kebijakan dan pengembangan strategi kebijakan kerjasama sektor swasta dengan pemerintah yang di DKI diimplementasikan melalui kerjasama FKTP lainnya dengan Puskesmas. Metode penelitian melakukan literature review terhadap kebijakan dan peraturan yang mendukung kebijakan dan pelaksanaan kerjasama pemerintah swasta dalam layanan primer di beberapa negara. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan kerjasama dengan sektor swasta. Pelaksanaan kebijakan kerjasama dibeberapa negara memberikan hasil yang positif yang terlihat dari meningkatnya indikator kesehatan. Kesimpulan: Pelaksanaan kebijakan kerjasama dengan FKTP lainnya di DKI Jakarta telah didukung oleh kebijakan atau peraturan sebagai dasar pelaksanaan. Pemerintah Jakarta selaku pelaksana desentralisasi memiliki kewenangan dengan tetap mengacu kepada kebijakan atau peraturan pemerintah pusat. Perlunya pemda Jakarta untuk membangun kapasitas agar dapat mengelola sektor swasta dalam sistem kesehatannya lebih baik lagi guna memastikan bahwa semua penyedia layanan, baik pemerintah maupun swasta, berkontribusi secara efektif terhadap tujuan layanan kesehatan primer dalam mencapai cakupan kesehatan universal.
Leadership Walkrounds dalam Meningkatkan Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit: Scoping Review Jaya, Danil Anugrah; Darmawan, Ede Surya
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 3 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 3, Agustus 2023
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v15i3.492

Abstract

Latar Belakang: Pelayanan kesehatan di rumah sakit harus mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Leadership Walkrounds merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien dan kualitas pelayanan, melalui komunikasi langsung antara manajer dan karyawan. Hal ini berkontribusi pada pengembangan keterampilan karyawan, menjaga budaya keselamatan pasien, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan mengurangi burnout pegawai. Tujuan tinjauan literatur ini adalah untuk mengetahui efektivitas Leadership Walkrounds dalam meningkatkan budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Metode: Studi ini dilakukan dengan metode scoping review dengan pedoman Arksey dan O’Malley. Studi dilakukan dengan mengikutsertakan publikasi dari tahun 2013 hingga 2023. Pencarian literatur dilakukan pada 3 database elektronik menemukan sebanyak 137 artikel yang kemudian menghasilkan 6 artikel yang akan masuk ke dalam tinjauan. Analisis dilakukan dengan mencari dampak dan faktor yang memengaruhi efektivitas Walkrounds. Hasil: Hasil tinjauan menunjukkan bahwa Walkrounds efektif dalam meningkatkan keselamatan pasien, budaya keselamatan, keterlibatan tenaga kerja, dan mengurangi kelelahan. Implementasi yang tepat dan partisipasi aktif tenaga kerja penting untuk keberhasilan Walkrounds. Walkrounds bukanlah solusi tunggal, pendekatan terintegrasi dan komprehensif juga diperlukan. Komitmen kuat dari pimpinan dan lingkungan yang mendukung komunikasi terbuka, umpan balik, dan kolaborasi sangat penting. Kesimpulan: Walkrounds membantu mengidentifikasi masalah, mencegah kesalahan, meningkatkan komunikasi tim, dan melibatkan pasien dalam perawatan. Implementasi Walkrounds harus menjadi bagian dari strategi yang lebih luas, dengan pedoman yang jelas, kolaborasi antar organisasi, dan keterlibatan pasien untuk hasil yang optimal.Kata Kunci: Budaya keselamatan pasien, Leadership walkrounds, Rumah sakit Background: Healthcare services in hospitals should prioritize the quality of care and patient safety. Leadership walkrounds are an effective method to enhance patient safety culture and service quality through direct communication between managers and employees. It contributes to the development of employee skills, maintaining patient safety culture, improving employee engagement, and reducing burnout. The aim of this review is to assess the effectiveness of Leadership walkrounds in enhancing patient safety culture in hospitals.Methods: This study was conducted using the scoping review method following the Arksey and O'Malley framework. Publications from 2013 to 2023 were included in the search. Literature search was conducted in 3 electronic databases resulting in a total of 137 studies, which then resulting 6 articles will be included on this study. Analysis was performed on all identified studies, focusing on the impact and factors influencing the effectiveness of walkrounds.Results: The review findings indicate that Walkrounds are effective in improving patient safety, safety culture, employee engagement, and reducing fatigue. Proper implementation and active employee participation were crucial for the success of Walkrounds. Walkrounds were not a standalone solution; an integrated and comprehensive approach was also required. Strong commitment from leadership and an environment that supports open communication, feedback, and collaboration were highly important. Conclusion: Walkrounds help identify issues, prevent errors, improve team communication, and involve patients in care. Implementation should be part of a broader strategy, with clear guidelines, interorganizational collaboration, and patient involvement for optimal outcomes.Keywords: Hospital, Leadership walkrounds, Patient safety culture
Co-Authors Achir Yani S. Hamid Adang Bachtiar Agung Waluyo Amelia Kusumawardhani Amelia Kusumawardhani Setiawan Amelia Rahayu Amelia Rizki Alfriantin Anhari Achadi Arani Nadhira Arif, Umi Fikria Ariyanti, Fajar Asnawi Abdullah Azni, Nurkarti B, Ilmah Yanuarti Baequni, Baequni Bashabih, Masyitoh Bernadeth Novita Budisusilowati Bunga Listia Paramita Chintia, Amelia Cicilya Candi David R. I. Hutajulu DEWI IRAWATI Dhynianti, Levi Diah Ekawati Diah Ekawati Diah Ekawati Elvira Elvira Eska Perdini Suhendi Etty Rekawati Fahnida Zeydra Thohari Farid Fauzan Mahubessy Farid Kharisma Feni Dwi Lestari Fika Maulani Fadrianti Fitriana, Mila Fransisca, Martha Hafnidar A. Rani Hartono, Widy Hendra Ayusra Hermansyah Hermansyah Ilyas, Jaslis Immanuel Natanael Tarigan Indriana, Yuki Melati Irene Jesihka Pandiangan Irmayanto, Randi Isroil Samihardjo Ita Wulandari Jaya, Danil Anugrah Julian Simanjuntak Kusumawardhani Setiawan , Amelia Mardiati Najib Mardiati Najib Marianus Ruba Marianus Ruba Martha Fransisca Martini Heniastaty Patuwondatu Mulyadi, Budhi Mumpuni, Dian Pitaloka Sri Mustafa, Ghulam Mutia Nasir , Narila Nadia Irina Darmawan Nadia Irina Darmawan Ngabila Salama Nidya Eka Putri Nova Perdana Novie Irawaty L. Manurung Nurkarti Azni Nyoman Dwi Maha Udiyana Ovi Norfiana Paramita, Stephanie Permanasari, Vetty Yulianty Prasetyo, Chandra Istanti Pratama, Muhammad Fachmi Adi Pratiwi Pujiyanto Pujiyanto Puput Oktamianti Puput Oktamianti Purbosari Purbosari Purnawan Junadi Purnawan Junadi Putri Ardhani Putu Darmika Randi Irmayanto Ratna Sitorus Rendy Setya Wardana Rheine Indira Putrie Sesunan Rifda Amalia Choirunnisa Rinie Indah Chandra Wirasati Rita Mutia Royani Royani Sabarinah Prasetyo Sabarinah Sabarinah Samboe, Betania Saza Fitria Septama, Andis Sidhi Laksono Sila Wiweka, Ida Bagus Sjaaf, Amal Chalik Stephanie Paramita Stephanie Paramita Suci Nurul Andini Susanti, Lili Syarif Rahman Hasibuan Syifa Silviana Tarigan, Immanuel Natanael Tintin Sukartini Sukartini, Tintin Sukartini Tulus Kurnia Indah Ulfah, Annisa Ulianto Ulianto Wirasati, Rinie Indah Chandra Yaslis Ilyas Yasrizal, Meutia Arini Yulianty Permanasari , Vetty Yunianti, Siti Zamzanah, Sofi Zuhdi, Nadya Adina