Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengolahan Nitrifikasi Limbah Amonia dan Denitrifikasi Limbah Fosfat dengan Biofilter Tercelup Satria, Arysca Wisnu; Rahmawati, Merza; Prasetya, Agus
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20 No. 2 (2019)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.938 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v20i2.3479

Abstract

ABSTRACTWater pollution is a problem that often arises and gives a serious impact to the environment. Therefore, it should be reduced by conventional methods or modern methods. The submerged biofilter is a biological waste treatment plant that utilizing microorganisms grown in a packing medium. The advantages of submerged biofilter as a waste treatment plant are easy to use and low energy consumption so the operational cost is cheaper. This study aims to determine the operational parameters of the submerged biofilter and to develop a model that can be used to estimate the rate of elimination of each pollutant using nitrification reactor for ammonia and denitrification reactor for phosphate. The experiments were conducted with draining the wastewater in a cylindrical bio-filter column in which the hight is 90 cm. At first, the microorganism was grown for two weeks with the residence time of one day. Furthermore, the wastewater removals are conducted with hydraulic loading rate (HLR) variation of 0.44; 0.55; 0.74; 1.11; 1.66; 2.21; and 3.32 m3/m2/day. Then the effluent from the outlet is analyzed using UV-Vis Spectrophotometer. The results showed that the optimum ammonia and phosphate removal was obtained in 0.44 m3/m2/day for ammonia removal and 1.66 m3/m2/day for phosphate removal. While the removal of ammonia and phosphate percentage from both conditions are 97.41% and 27.16% respectively. The changes of HLR will give an effect on substrate reduction rate (SRR), and the percentage of substrate removal. The model developed based on efficiency factors presented a good approach to represent the concentration of substrate effluent at various HLR. Keywords: wasteswater, nitrification, denitrification, submerged biofilter ABSTRAKPencemaran air merupakan permasalahan yang sering muncul dan berpengaruh serius pada lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha yang berkelanjutan untuk dapat mengurangi dampak dari pencemaran tersebut, baik dengan cara-cara konvensional maupun inovasi teknologi terbaru. Biofilter tercelup (submerged biofilter) adalah suatu alat pengolah limbah secara biologi dengan memanfaatkan mikroorganisme yang ditumbuhkan dalam media packing di dalamnya. Kelebihan penggunaan biofilter tercelup sebagai alat pengolah air limbah adalah pengelolaannya yang mudah dan konsumsi energi yang rendah sehingga biaya operasionalnya murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter operasional biofilter tercelup dan mengembangkan model untuk memperkirakan laju penyisihan setiap polutan menggunakan reaktor nitrifikasi untuk limbah amonia dan reaktor denitrifikasi untuk fosfat. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan limbah pada sebuah kolom biofilter berbentuk silinder dengan ketinggian 90 cm. Pada mulanya mikroorganisme ditumbuhkan dengan mengalirkan limbah selama dua minggu dengan waktu tinggal cairan satu hari. Selanjutnya dilakukan penyisihan limbah dengan variasi kecepatan beban hidrolik (HLR) sebesar 0,44; 0,55; 0,74; 1,11; 1,66; 2,21; dan 3,32 m3/m2/hari. Effluent dari keluaran reaktor kemudian dianalisis menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum penyisihan amonia dan fosfat adalah 0,44 m3/m2/hari untuk penyisihan amonia dan 1,66 m3/m2/hari untuk penyisihan fosfat. Persentase removal amonia dan fosfat dari kedua kondisi tersebut berturut-turut sebesar 97,41% dan 27,16%. Perubahan HLR berpengaruh terhadap kecepatan penyisihan limbah (SRR), dan persentase limbah tersisihkan. Model yang dikembangkan berdasarkan faktor efisiensi memberikan hasil yang cukup baik untuk merepresentasikan besarnya konsentrasi effluent limbah pada berbagai variasi HLRKata kunci: limbah cair, nitrikasi, denitrifikasi, biofilter tercelup 
DESIGN OF BIOGAS PURIFICATION TO REDUCE CARBON DIOXIDE (CO2) AND HYDROGEN SULFIDE (H2S) Kardo Rajagukguk; Arysca Wisnu Satria
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 7, No 1 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.582 KB)

Abstract

Biogas is a gas produced from decomposition of organic matter by microorganisms in anaerobic conditions. The problems that are mainly from the development of biogas technology are the high levels of H2S and CO2 in biogas which become an obstacle in the application of biogas directly because it can lead to corrosive components of energy conversion equipment (generator sets) and can reduce the heating value in biogas combustion. The aim of the paper is to design a biogas purification device using Calcium Hydroxide Ca(OH)2, Iron Oxide (Fe2O3), Zeolite, and Activated Carbon in the biogas which are designed according to the characteristics of the biogas installation in Indonesia. From experimental results the percentage of methane gas content increased from 52.5% to 90.2% after purification. Ca(OH)2 solution can be used for adsorbent to increase methane gas levels and reduce CO2 levels in biogas. Fe2O3 iron powder can be used to reduce the levels of H2S content in biogas so that it can increase methane gas content and is safe to use on generator engines.Zeolite and Activated Carbon can increase methane gas levels and reduce the moisture content and CO2 contained in the biogas so that when the biogas is applied to the generator engine. The power generated in the generator engine using biogas fuel that has been purified is greater than that which has not been purified
Analisis Senyawa Aktif dalam Cacing Spesies Lokal dan Efek Antiinflamasi Arysca Wisnu Satria; Andy Darmawan; Irwan Sudarmanto
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 7, No 1 (2020): BioWallacea and Sains
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.857 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v7i1.11429

Abstract

Inflammation is a common health problem experienced by humans. Besides using drugs, people also use animals to treat inflammation, such as earthworms. This study aims to analyze the content of active substances found in the earthworm, commonly obtained in Indonesia as an anti-inflammatory drug. The extraction of active substances was carried out by the maceration method using hexane, chloroform, and ethyl acetate fraction with a ratio of 0.5:0.3:0.2. The fractionation results using hexane and ethanol are obtained 3.705 grams and 2.046 grams extracts respectively. Furthermore, each extract was tested using the Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer (GC-MS) method and the result are almost uniform but different concentrations. The result of the worm taxonomic identification is the species Eudrilus eugeniae. The compounds identified are the cycloheptasiloxane group, which consists of three types, i.e. cyclohetasiloxane tertradecamethyl, cycloheptasiloxane hexadecamethyl, and cycloheptasiloxane octadecamethyl. These cycloheptasiloxanes compounds are compounds that have antibacterial, anticoagulant, and anti-inflammatory properties.Abstrak                                                                                         Radang atau inflamasi merupakan masalah kesehatan yang umum dialami oleh manusia. Selain menggunakan obat-obatan untuk mengobati radang, manusia juga menggunakan hewan seperti cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan zat aktif yang terdapat pada cacing tanah yang umum diperoleh di Indonesia sebagai bahan obat antiradang. Ekstraksi zat aktif dalam cacing tanah dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut heksan, kloroform dan etil asetat dengan perbandingan 0,5:0,3:0,2. Hasil fraksinasi menggunakan pelarut heksan dan etanol berturut-turut sebesar 3,705 dan 2,046 gram. Selanjutnya masing-masing ekstrak tersebut diuji kandungan senyawanya menggunakan metode Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer (GC-MS) menghasilkan senyawa yang hampir seragam namun berbeda konsentrasinya. Hasil identifikasi taksonomi cacing yang diperoleh adalah spesies Eudrilus eugeniae. Sedangkan senyawa yang teridentifikasi adalah golongan cycloheptasiloxane, yang terdiri dari tiga jenis, yaitu: cyclohetasiloxane tertradecamethyl, cycloheptasiloxane hexadecamethyl, dan cycloheptasiloxane octadecamethyl. Senyawa golongan cycloheptasiloxane ini adalah senyawa yang termasuk antibakteri, antikoagulan dan antiinflamasi/antiradang. Kata kunci: antiinflamasi, ekstraksi, Eudrilus eugeniae, cycloheptasiloxane
KAJIAN AWAL PEMANFAATAN LIMBAH ONGGOK SEBAGAI SUBSTITUSI BATUBARA Jerry Jerry; Pramahadi Febriyanto; Arysca Wisnu Satria
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 8 NOMOR 1 JUNI 2019
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v8i1.5440

Abstract

Onggok merupakan limbah padat industri tapioka yang sangat berlimpah dan kandungan selulosa tinggi yang menjadikan onggok menjadi salah satu alternative bahan yang dapat mensubstitusi batubara. Nilai kalor onggok yang rendah sekitar 2783 Kkal/kg yang memerlukan usaha peningkatan kalori bahan. Peningkatan nilai kalor onggok dengan cara karbonisasi di furnace secara pirolisis. Pengkajian onggok dengan pirolisis untuk mengantikan batubara serta usaha peningkatan nilai kalor yang sama dengan batubara komersil perlu dilakukan. Pada penelitian ini dikaji pengaruh waktu dan temperature karbonisasi onggok. Temperatur yang dikaji adalah 300, 350 dan 400o dan waktu karbonisasi selama 60, 90 dan 120 menit. Onggok yang dipirolisis dilakukan uji nilai kalor dan uji proximet (kadar air dan kadar abu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa onggok dapat mensubstitusi batubara karena memiliki kadar abu dan kadar air yang rendah yaitu dengan kadar abu maksimal 5,9% dan kadar air maksimal 1,6%. Temperature dan waktu optimal untuk melakukan proses karbonisasi adalah 350oC dan 90 menit dengan nilai kalor bahan yang dihasilkan sebesar 6047 Kkal/kg.
PENINGKATAN MUTU EKTRAKSI RICE BARN OIL PADI LAMPUNG MELALUI PROSES STABILISASI DEDAK Arysca Wisnu Satria; Pramahadi Febriyanto; Yuniar Luthfia Listyadevi; Irwan Sudarmanto
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2021
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v10i2.10021

Abstract

Provinsi Lampung yang merupakan lumbung padi nasional, sehingga mempunyai potensi untuk menghasilkan minyak dedak (Rice Bran Oli). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses ekstraksi RBO dari sisa dedak hasil samping proses penggilingan padi yang ada di Provinsi Lampung. Percobaan didahului dengan proses stabilisasi dedak dengan berbagai metode, yaitu: radiasi inframerah (IR), pengovenan, dan pengukusan. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi menggunakan pelarut heksan dan isopropanol. Data hasil rendemen (yield) dan kandungan asam lemak bebasnya selanjutnya dianalisis untuk mengetahui kondisi proses yang direkomendasikan.Hasil proses stabilisasi terbaik diperoleh dari perlakuan pengukusan selama 20 menit, dimana yield terbesar pada masing-masing ekstrak heksan dan isopropanol berturut-turut sebesar 13,52% dan 11,42%. Pada kedua kondisi tersebut diperoleh nilai kadar asam lemak bebas terendah, yaitu berturut-turut sebesar 1,02% dan 1,27%. Hasil analisis Gas Chromatograpy-Mass Spectrophotometer menunjukkan bahwa komposisi terbesarnya berupa senyawa asam oleat dan asam palmitat. Sementara itu, kondisi operasi yang direkomendasikan untuk mendapatkan yield terbesar dan nilai asam lemak bebas terkecil pada pelarut heksan dan isopropanol berturut-turut adalah 21 menit dan 24 menit.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT DURIAN SEBAGAI ELEKTRODA SUPERKAPASITOR Pramahadi Febriyanto; Jerry Jerry; Arysca Wisnu Satria; Hary Devianto
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 8 NOMOR 1 JUNI 2019
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v8i1.5439

Abstract

Bahan karbon disintesis dari limbah kulit durian menggunakan reaktor hidrotermal pada suhu 275°C selama 1 jam. Bahan karbon yang diperoleh kemudian dipisahkan dari fasa cair dan dikeringkan dalam oven selama 12 jam dan diaktifkan dalam tungku dengan meningkatkan suhusecara bertahap hingga 800°C selama 2 jam di dalam atmosfer nitrogen dengan laju aliran gas 50 mL/menit. Sifat permukaan dari bahan karbon dipelajari menggunakan pemindaian mikroskop elektron (SEM) dan analisis Brunauer-Emmett-Teller (BET). Luas permukaan karbon aktif yang diperoleh adalah 1327 m2/g. Sifat elektrokimia karbon aktif dievaluasi dengan menggunakan Cyclic Voltammetry (CV) dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Superkapasitor yang dibuat adalah kapasitor Electrical Double-Layer Capacitor (EDLC) simetris menggunakan elektrolit KOH 6 M terlarut dalam etanol. Kapasitansi spesifik yang diperoleh adalah 18 mF/g.Bahan karbon disintesis dari limbah kulit durian menggunakan reaktor hidrotermal pada suhu 275°C selama 1 jam. Bahan karbon yang diperoleh kemudian dipisahkan dari fasa cair dan dikeringkan dalam oven selama 12 jam dan diaktifkan dalam tungku dengan meningkatkan suhusecara bertahap hingga 800°C selama 2 jam di dalam atmosfer nitrogen dengan laju aliran gas 50 mL/menit. Sifat permukaan dari bahan karbon dipelajari menggunakan pemindaian mikroskop elektron (SEM) dan analisis Brunauer-Emmett-Teller (BET). Luas permukaan karbon aktif yang diperoleh adalah 1327 m2/g. Sifat elektrokimia karbon aktif dievaluasi dengan menggunakan Cyclic Voltammetry (CV) dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Superkapasitor yang dibuat adalah kapasitor Electrical Double-Layer Capacitor (EDLC) simetris menggunakan elektrolit KOH 6 M terlarut dalam etanol. Kapasitansi spesifik yang diperoleh adalah 18 mF/g.  
STUDI KINETIKA EKSTRAKSI MINYAK GAHARU DENGAN KOMBINASI FERMENTASI Dyra Raihan Fauziah; Arysca Wisnu Satria; Reni Yuniarti
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v11i2.14640

Abstract

Gaharu adalah salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak dijumpai di berbagai wilayah dan tipe hutan di Indonesia. Pemilihan gaharu sebagai bahan penelitian karena gaharu memiliki nilai komersial yang tinggi dan untuk memperoleh minyaknya cukup sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan fermentasi terhadap hasil rendemen (yield) minyak gaharu. Percobaan ini didahului dengan persiapan bahan yaitu: pencacahan, penghalusan, dan pengeringan. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi dengan metode sokletasi menggunakan pelarut n-heksana. Data hasil rendemen dan kandungan asam lemak bebasnya dianalisis guna mengetahui kondisi proses yang direkomendasikan. Proses perlakuan awal fermentasi dilakukan selama 2, 3, 4, dan 5 hari dan proses ekstraksi dilakukan sebanyak 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 siklus. Hasil proses fermentasi terbaik diperoleh dari perlakuan fermentasi selama 5 hari selama 12 siklus sebesar 0,3376 g minyak gaharu/g gaharu dan pada kondisi tersebut asam lemak bebas yang dihasilkan sebesar 6 mg NaOH/g sampel. Hasil bilangan asam yang digunakan masih memenuhi SNI dari minyak gaharu. Hasil analisis studi kinetika ekstraksi didapatkan model yang paling sesuai untuk substrat minyak gaharu, yaitu power law dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,95.
Implementasi Pupuk Cair Organik Masaro Terhadap Produktivitas Jagung Manis di Sabah Balau Dennis Farina Nury; Arysca Wisnu Satria; Deviany Deviany; Mustafa Mustafa; Akhmad Zainal Abidin
Journal of Industrial Community Empowerment Vol 2, No 1 (2023): Published in April 2023
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/jice.v2i1.150

Abstract

This community service activity aims to increase corn production in Sabah Balau using POCI (Special Liquid Organic Fertilizer) products from Masaro. POCI is used as an organic fertilizer and its farming produces a higher production number, higher quality product, faster production rate while its production cost is lower. On the other hand, the problem of Indonesia is that national agriculture is stuck in inorganic chemical fertilization that has an impact on accelerating the degradation of agricultural land fertility. This matter can occur due to various problems, especially the culture of using chemical fertilizers that have been going on for too long. The activities carried out include socializing about recycling organic waste with POCI Masaro, conducting outreach activities about the benefits of POCI Masaro and practicing composting for corns. The results showed the enthusiasm of the community in participating to make POCI Masaro and demonstration plots. The output of this activity: Increased corn production, increased of knowledge and skills of community in making and applying POCI Masaro on plant and motivation of farmers to independently develop alternative organic fertilizers that are in accordance with farmers' needs.
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Baglog Budidaya Jamur Tiram di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan Khaerunissa Anbar Istiadi; Erma Suryanti; Hida Arliani Nur Anisa; Arysca Wisnu Satria; Deviany Deviany; Yuni Sukmawati; Dini Meilinda; Andreas Dwi Nugroho; Triya Yuli Andini; Aji Hafidz Talaga
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6601

Abstract

Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia menghasilkan limbah berupa pelepah selama proses produksi kelapa sawit. Desa Sabah Balau, Lampung Selatan merupakan kawasan yang dikelilingi oleh perkebunan karet sebagai komoditas utama serta tanaman kelapa sawit yang diusahakan masyarakat sekitar. Pengolahan limbah pelepah sawit berpeluang menyelesaikan permasalahan lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi bila diproses menjadi produk yang bernilai tinggi, yaitu media tanam jamur tiram (baglog). Pemberian informasi mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit di Desa Sabah Balau dilakukan melalui Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi. Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui sosialisasi dan praktik. Materi sosialisasi terintegrasi dengan praktik meliputi bahan baku dan produksi baglog, proses sterilisasi dan inokulasi serta cara budidaya jamur tiram yang baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan di Desa Sabah Balau berupa sosialisasi dan praktik pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit sebagai bahan baku baglog, proses pembuatan baglog, serta proses budidaya jamur tiram.
Pelatihan Inovasi Kain Tapis Krui di Pekon Way Sindi Kabupaten Pesisir Barat Achmad, Feerzet; Satria, Arysca Wisnu; Saputri, Desi Riana; Auriyani, Wika Atro; Supriyadi, Didik
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v1i1.508

Abstract

Tapis is a traditional Indonesian woven which is produced by using a non-machine weaving loom. Tapis is an ornamental motif-based manifestation, especially for the people of Pesisir Barat's local history and beliefs. The issues that occur with Tapis weaving craftsmen are production infrastructure, minimal market availability, a lack of knowledge, and their skills for product innovation. The people of Pesisir Barat require empowerment and support to develop the knowledge and abilities of Tapis weaving craftsmen in the production of tapis derivative products. These items will support the Pesisir Barat's tourism industry succeed. This community service activity was carried out by holding coaching for the Kerudung Sakti and Kiluk Andan Tapis Crafts Group in Way Sindi Village, Karya Penggawa, Pesisir Barat district. This training is expected to improve the community's knowledge and skills in developing various souvenir products and craft accessories made from Tapis derivative products.