Desa Ngestirahayu merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Punggur dengan mayoritas masyarakat Desa Ngestirahayu berprofesi sebagai petani. Selama ini, petani mengalami permasalahan salah satunya adalah ketersediaan dan supply pupuk subsidi yang dibatasi. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif pupuk yang murah dan dapat diproduksi secara mandiri. Selain itu, pupuk organik dapat memperbaiki kualitas tanah dan menyediakan nutrisi esensial bagi tanaman secara lebih berkelanjutan. Pupuk organik dapat dibuat dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan murah. Namun masyarakat desa umumnya masih belum familiar dan memahami mengenai teknik pembuatan pupuk organik. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pelatihan pembuatan pupuk organik pada KWT di desa Ngestirahayu. Hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan adalah terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 91,6% mengenai pupuk, bahan, proses pembuatan pupuk organik. Manfaat kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan mitra mengenai penggunaan pupuk organik, mengetahui bahan yang digunakan dan tatacara pembuatan pupuk organik. Masyarakat perlu dilakukan pembiasaan untuk mulai memilah sampah berdasarkan jenisnya mulai dari skala rumah tangga, sehingga memudahkan untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Selain itu, perlu dilakukan produksi pupuk kompos dalam jumlah banyak untuk mencukupi kebutuhan pupuk desa, sebagai kegiatan lanjutan dari program ini. Compost Fertilizer Production Training in Ngestirahayu Village to Achieve Agricultural Independence Abstract The village of Ngestirahayu is one of the villages located in the Punggur District, where the majority of the residents work as farmers. Farmers have long faced issues, one of which is the limited availability and supply of subsidized fertilizers. Therefore, there is a need for an affordable and self-produced fertilizer alternative. In addition, organic fertilizers can improve soil quality and provide essential nutrients for plants in a more sustainable manner. Organic fertilizers can be made using simple and inexpensive tools and materials. However, the village community is generally not yet familiar with or knowledgeable about organic fertilizer production techniques. Based on this, it is necessary to conduct training on organic fertilizer production for the Women's Farming Group (KWT) in the village of Ngestirahayu. The final outcome of this activity was a 91.6% increase in community knowledge regarding fertilizers, materials, and the process of making organic fertilizers. The benefits of this activity include enhancing partners' knowledge of organic fertilizer use, understanding the materials used, and learning the process of making organic fertilizers. The community needs to develop a habit of sorting waste by type at the household level, making it easier to process waste into compost. Furthermore, large-scale compost production is needed to meet the village's fertilizer needs as a follow-up activity of this program.