Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Agrikultura

Biologi dan Kemampuan Memangsa Paederus fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae) terhadap Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae) Sudarjat Sudarjat; Argo Utomo; Danar Dono
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.267 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.959

Abstract

Bemisia tabaci merupakan hama tanaman di beberapa sentra produksi sayuran hingga mengakibatkan kerugian ekonomi sampai 100 %. Paederus fuscipes merupakan predator B. tabaci pada beberapa tanaman di Kecamatan Ciwidey, Bandung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui biologi dan kemampuan memangsa imago P. fuscipes jantan terhadap nimfa B. tabaci. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas lima perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas: infestasi 10, 20, 40, 80, dan 160 nimfa B. tabaci per satu imago P. Fuscipes. Hasil pengamatan biologi menunjukkan bahwa siklus hidup P. fuscipes berkisar antara 38-75 hari. Fase telur berkisar 4-7 hari, larva instar-1 berkisar 4-5 hari, larva instar-2 berkisar 6-9 hari, pra-pupa berkisar 2-3 hari, pupa berkisar 3-5 hari, dan lama hidup imago berkisar 19-46 hari. P. fuscipes memperlihatkan tanggap fungsional terhadap peningkatan kepadatan B. tabaci sebagai mangsa. Jumlah pemangsaan nimfa B. tabaci tertinggi terjadi pada kepadatan 160 nimfa, yaitu 101,1 dan 100,1 nimfa B. tabaci per imago P. fuscipes, masing-masing untuk periode pagi dan sore. Kecepatan memangsa imago P. fuscipes terhadap nimfa B. tabaci yaitu berkisar 0,83-8,17 nimfa per jam pada siang hari, dan 0,75-8 nimfa per jam pada malam hari.
Aktivitas Residu Ekstrak Biji Barringtonia asiatica (L.) Kurz. terhadap larva Crocidolomia pavonana F. (Lepidoptera : Pyralidae) Danar Dono; Rismanto Rismanto
Agrikultura Vol 19, No 3 (2008): Desember, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.251 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i3.999

Abstract

Penelitian rumah plastik ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan populasi hama kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), tingkat kerusakan daun dan kehilangan hasil cabai merah (Capsicum annuum). Delapan taraf kepadatan populasi M. persicae (0, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan 128 ekor / tanaman) masing-masing diinfestasikan pada tanaman cabai pada fase pertumbuhan awal dan fase pembungaan awal.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa  populasi M. persicae dan tingkat kerusakan daun oleh hama tersebut berhubungan erat dengan kehilangan hasil cabai merah. Pada tanaman yang diinfestasi M. persicae saat fase pertumbuhan awal, hubungan antara kepadatan populasi (X) dengan kehilangan hasil (Y) mengikuti persamaan garis regresi Y = 19,1865 + 0,3568 X dengan keefektifan menduga sebesar 73,85% dan koefisien kerusakan sebesar 0,8724 g/ekor. Persamaan garis untuk tanaman yang diinfestasi M. persicae saat fase pembungaan awal adalah Y = 19,8504 + 0,3181X dengan keefektifan menduga  62,18 % dan koefisien kerusakan 0,7179 g/ekor. Hubungan antara tingkat kerusakan daun dengan kehilangan hasil pada tanaman cabai yang diinfestasi M. persicae saat fase pertumbuhan awal mengikuti persamaan garis regresi Y = 25,93 + 64,51 X1 + 0,26  X2 – 2,27 X3 {(Y = kehilangan hasil (%); X1 = tingkat kerusakan daun oleh M. persicae (%); X2 = populasi awal M. persicae (ekor/tanaman) dan X3 = waktu pengamatan (minggu setelah infestasi)} dengan  keefektifan menduga 78,75 % dan koefisien kerusakan 1,577 g/% kerusakan daun. Persamaan garis untuk tanaman cabai yang diinfestasi M. persicae saat fase pembungaan awal adalah Y = 25,59 + 1164,87 X1 + 0,08 X2 – 4,60 X3, dengan keefektifan menduga 79,18 % dan koefisien kerusakan 3,72  g/% kerusakan daun.
1 Pengaruh Biji EKstrak Barringtonia asiatica L. (Kurz) (Lecythidaceae) Terhadap Mortalitas Larva dan Fekunditas Crocidolomia pavonana F. (Lepidoptera: Pyralidae) Danar Dono; Syarif Hidayat; Ceppy Nasahi; Emelda Anggraini
Agrikultura Vol 19, No 1 (2008): April, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2528.08 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i1.601

Abstract

Ekstrak biji Barringtonia asiatica (Lecythidaceae) memiliki aktivitas insektisida, namun pengaruhnya terhadap fekunditas Crocidolomia pavonana (Lepidoptera: Pyralidae) belum diketahui. Percobaan uji toksisitas dilakukan urituk mendapatkan nilai LC50 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri aras perlakuan ekstrak biji B. asiatica pada konsentrasi 0.02%: 0.05%: 0,1%: 0.2%; 0.3%: dan kontrol. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Pengujian dilakultan dengan menggunakan metode residu pada daun sawi pakan. Uji pengaruh ekstrak biji B. asiatica terhadap fekunditas C. pavonana dilakukan dengan metode residu pada daun sawi pakan ke dalam ekstrak biji B asiatica pada konsentrasi 0.09%; 0,15%; 0,22% - (setara dengan LC30, LC50, LC70); dan kontrol. Imago yang berkembang dari larva yang diberi pakan perlakuan diamati fekunditasnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak biji B. asiatica bersifat toksik terhadap larva C. pavonana dengan nilai LC50 sebesar 0,15% dan memiliki pengaruh sebagai penghambat aktivitas makan (antifidan). Ekstrak biji B. asiatica pada selang konsentrasi 0,09%-0.22% yang diberikan pada larva C. pavonana berpengaruh terhadap waktu pembentukkan telur, produksi telur, masa oviposisi, dan fertilitas dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Aktivitas Insektisida Campuran Minyak Mimba (Azadirachta indica) dan Minyak Jarak Kepyar (Ricinus communis) terhadap Spodoptera frugiperda Retno Wulansari; Yusup Hidayat; Danar Dono
Agrikultura Vol 32, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v32i3.35174

Abstract

Spodoptera frugiperda merupakan hama invasif yang menyebabkan kegagalan panen pada tanaman jagung. Salah satu alternatif pengendalian ramah lingkungan yang terus dikembangkan terhadap S. frugiperda yaitu pengendalian dengan insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sinergis campuran insektisida nabati minyak A. indica dan R. communis . Desain percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari minyak A. indica, R. communis , serta campurannya dengan lima taraf konsentrasi dan satu kontrol yang diulang empat kali. Pengujian menggunakan metode residu pakan pada larva instar II selama 48 jam, selanjutnya daun perlakuan diganti dengan pakan tanpa perlakuan hingga larva berkembang menjadi pupa. Hubungan konsentrasi minyak nabati dengan kematian serangga uji dianalisis menggunakan analisis probit, sedangkan peubah lainnya dianalisis dengan sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan minyak A. indica, R. communis, serta campurannya bersifat toksik terhadap larva S. frugiperda. Aktivitas campuran minyak A. indica dan R. communis pada taraf LC50 waktu pengamatan 2-8 hari setelah perlakuan (HSP) bersifat antagonistic, pada 10 HSP bersifat aditif, dan pada 12-18 HSP bersifat sinergistik lemah, sementara pada taraf LC95 waktu pengamatan 2-8 HSP bersifat antagonistic dan pada 10-18 HSP bersifat sinergistik kuat. Selain itu, minyak nabati tersebut memiliki aktivitas penghambatan perkembangan, penurunan fekunditas dan fertilitas, serta penurunan umur imago jantan dan betina S. frugiperda. Dengan demikian, campuran minyak nabati A. indica dan R. communis berpotensi dikembangkan sebagai insektisida alternatif pengendalian S. frugiperda.
In Vitro Sensitivity of Phytophthora infestans (Mont.) de Bary Isolated from Cikajang, Garut, to Several Fungicides Widiantini, Fitri; Maksum, Muhammad; Dono, Danar
Agrikultura Vol 33, No 2 (2022): Agustus, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i2.40357

Abstract

Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh oomycete Phytphthora infestans merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kentang. Metode pengendalian utama yang digunakan oleh petani adalah dengan menggunakan fungisida sintetis. Akan tetapi, penggunaan fungisida secara terus menerus dapat menyebabkan timbulnya populasi patogen yang resisten sehingga dapat menurunkan keefektifan fungisida tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi sensitivitas P. infestans yang diisolasi dari pertanaman kentang di Desa Cikajang, Kabupaten Garut terhadap beberapa fungisida berbahan aktif metalaksil, mankozeb, dimetomorf, klorotalonil dan oksatiapiprolin. Eksperimen dilaksanakan dengan menggunakan metode makanan beracun dan detached-leaf assay. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa P. infestans sensitif terhadap metalaksil dan mankozeb pada konsentrasi 2000 ppm dengan penghambatan pertumbuhan koloni masingmasing mencapai 93,3%. Lebih lanjut, berdasarkan hasil detached leaf assay, penghambatan terbentuknya lesi mencapai 100% pada perlakuan fungisida berbahan aktif metalaksil. Sementara penghambatan sebesar 70% diperoleh pada perlakuan fungisida berbahan aktif mankozeb. Sensitivitas P. infestans dikategorikan sebagai sedang terhadap fungisida berbahan aktif dimetomorf pada konsentrasi 1000 ppm dan klorotalonil pada konsentrasi 2000 ppm dengan penghambatan koloni masing-masing sebesar 65,5% dan 75,8% serta penghambatan pembentukan lesi 54,7% dan 59,1%. Eksperimen ini juga menemukan adanya indikasi penurunan sensitivitas P. infestans terhadap oksatiapiprolin yang ditunjukkan dengan rendahnya penghambatan pertumbuhan yang hanya sebesar 8,5% dengan penghambatan pembentukan lesi sebesar 48,8% ketika dibandingkan dengan keempat jenis fungisida lainnya.
Analisis Korelasi Marka Simple Sequence Repeats Molecular Markers dengan Karakter Ketahanan terhadap Wereng Cokelat pada Lima Kultivar Padi Prayoga, Gigih Ibnu; Sari, Santika; Dono, Danar; Carsono, Nono
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.41024

Abstract

Hama wereng cokelat (Nilaparvata lugens Stal.) telah lama menjadi masalah utama dalam budidaya padi di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Merakit tanaman yang memiliki ketahanan terhadap hama ini, dipandang sebagai pendekatan yang lebih efektif dan ramah terhadap lingkungan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbedaan pada karakter penting padi antara kultivar padi tahan dengan kultivar rentan wereng cokelat, selain itu juga untuk mendapatkan marka-marka SSR yang bisa digunakan untuk Marker Assisted Selection (MAS) dan hubungannya dengan karakter penting. Riset ini meliputi pengamatan karakter penting dan skrining delapan marka SSR yang diduga berkaitan dengan gen bph (ketahanan terhadap wereng cokelat) pada lima kultivar padi tetua yaitu PTB-33 (genotipe tahan), IR-64, Pandan Wangi, Ciherang, dan Sintanur. PTB-33 memiliki laju fotosintesis yang lebih tinggi (toleran), trikoma yang lebih panjang, dan kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan kultivar lainnya yang diuji. Hasil visualisasi marka RM8213 menunjukkan adanya polimorfisme pita DNA pada genotipe tahan PTB-33 dengan kultivar lainnya. Selain itu, marka RM586 dan RM589 juga menunjukkan adanya polimorfisme pada kultivar PTB-33 dengan kultivar lainnya kecuali dengan kultivar IR-64. Hasil analisis Z-Mantel antara marka SSR dengan karakter penting genotipe uji menunjukkan bahwa gen Qbph4 dan Bph17(t) mempunyai korelasi yang sangat tinggi dengan karakter laju fotosintesis dan panjang trikoma, sedangkan gen gen Bph3 dan bph4 berkorelasi tinggi dengan kandungan protein. Ketiga karakter tersebut diduga berperan penting dalam mekanisme pertahanan terhadap hama wereng cokelat pada padi.
Efikasi Ekstrak Air dan Pupuk Organik Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Patogen Alternaria solani secara In Vitro dan In Vivo Erawati, Alfira Dewi; Yulia, Endah; Dono, Danar
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.48596

Abstract

Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Alternaria solani merupakan penyakit penting pada tomat. Alternaria solani mampu menginfeksi tanaman tomat pada setiap fase pertumbuhan tanaman sejak dari benih, bibit hingga fase generative pada hampir setiap musim tanam. Pengendalian penyakit bercak daun umum dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik namun aplikasi yang tidak bijaksana dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Pemanfaatan pestisida nabati dapat menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Tanaman kelor merupakan tanaman yang berpotensi dalam menekan pertumbuhan jamur patogen karena mengandung senyawa antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak air dan pupuk organik cair (POC) daun kelor dalam menghambat pertumbuhan A. solani serta meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi dan rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor dari bulan Januari-April 2023. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Pengujian pengaruh ekstrak air daun kelor terhadap A. solani dilakukan menggunakan metode makanan beracun dan pengujian pengaruh ekstrak dan POC daun kelor dengan metode perlakuan benih dan aplikasi pada tanah dan tanaman. Perlakuan berupa lima konsentrasi ekstrak 1-5%, kontrol dan fungisida propineb 0,25% serta aplikasi POC konsentrasi 5 ml/l pada pengujian in vivo. Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi 2-5% menghambat pertumbuhan koloni jamur A. solani mencapai 46,8% dan menyebabkan malformasi hifa jamur A. solani. Hasil penelitian in vivo menunjukkan bahwa ekstrak kelor 5% + POC mampu menekan kejadian penyakit hingga 77,8% serta meningkatkan vigor bibit tanaman tomat dengan pertumbuhan bibit yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak serta bobot basah bibit yang lebih besar.
Identifikasi Molekuler Isolat Bakteri Entomopatogen, Uji Keamanan Hayati serta Potensinya untuk Pengendalian Serangga Hama Susanti, Rista; Widiantini, Fitri; Dono, Danar
Agrikultura Vol 35, No 3 (2024): Desember, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i3.58413

Abstract

Bakteri entomopatogen merupakan mikroorganisme dengan potensi besar sebagai sumber toksin dan metabolit yang dapat digunakan dalam program pengendalian serangga hama, salah satunya adalah bakteri Serratia marcescens. Toksin dan enzim degradatif ekstraseluler seperti protease dan kitinase yang disekresi oleh S. marcescens merupakan faktor virulensi, sehingga membuat bakteri ini sangat mematikan bagi serangga. Bakteri entomopatogen sebagai agen pengendali hama harus ramah lingkungan dan tidak berbahaya baik bagi manusia maupun spesies non-target. Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri entomopatogen secara molekuler dengan target S. marcescens dari berbagai sumber serangga terinfeksi, kemudian dilakukan pengujian terkait potensinya dalam mengendalikan serangga hama dan uji keamanan hayati meliputi uji aktivitas kitinase dan uji aktivitas protease, uji hemolisis darah, uji hipersensitivitas, serta uji resistensi antibiotik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Agens Hayati dan Laboratorium Molekuler Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari Karawang pada bulan Oktober 2023-Februari 2024. Hasil identifikasi secara molekuler dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) menunjukkan bahwa dari 12 isolat bakteri kode Sm01-Sm12, 11 isolat teridentifikasi sebagai Serratia marcescens sedangkan isolat Sm03 teridentifikasi sebagai Serratia nematodiphila. Isolat Sm02, Sm07 dan Sm11 memiliki aktivitas kitinolitik dan proteolitik serta tidak menunjukkan reaksi hemolisis darah dan hipersensitif tanaman tembakau. Isolat Sm02 dan Sm07 sensitif terhadap 8 jenis antibiotik yang diujikan, yaitu Chloramphenicol 30 µg, Doxycycline 30 µg, Cefotaxime 30 µg, Sulphamethoxazole 25 µg, Ciprofloxacin 5 µg, Gentamicin 10 µg, Amikacin 30 µg, dan Tetracycline 30 µg, sedangkan Sm11 sensitif terhadap 6 jenis antibiotik yang diujikan selain Doxycycline dan Tetracycline. Dengan demikian, bakteri entomopatogen Serratia marcescens isolat Sm02, Sm07 dan Sm11 merupakan isolat yang berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pengendalian serangga hama, serta layak untuk pengujian-pengujian tahap selanjutnya.