Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISA STABILITAS TEBING SUNGAI MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN BATAS DAN METODE ELEMEN HINGGA Tahan, Yosef Marchiano; Koesnaryo, S; Dwinagara, Barlian; Laitupa, Karmila; Tugo, Laode Jonas
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1606.844 KB)

Abstract

PT. Sari Mulia dan PT. Sarana Jaya Makmur merupakan perusahaan yang memiliki Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi (OP) Sirtu di aliran Sungai Gendol dengan luas masing-masing yaitu 2,25 ha yang berada pada Dusun Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Pada 2 April 2018 telah terjadi longsoran Tebing Sungai Gendol sebelah timur yang mencakup WIUP OP kedua perusahaan tersebut yang mengakibatkan korban jiwa 2 orang supir truk dan 2 warga sekitar luka-luka.  Tebing sungai yang longsor memiliki tinggi 60 m, panjang longsoran 52 m, dengan kemiringan tebing 83°. Data-data yang digunakan dalam studi kasus ini merupakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dan metode literatur. Analisa ini menggunakan  metode kesetimbangan batas (limit equilibrium methode) yaitu bishop dan metode elemen hingga(finite element methode). Analisa untuk mengetahui kestabilan lereng ini selanjutnya menggunakan suatu program geoteknik yaitu Slide Vesion.6 dan Phase2 Version 8 dari rocscience. Tolak ukur kestabilan tebing adalah FK ? 1,3. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terdapat tiga litologi yaitu pada kedalaman 10 m berupa tanah lanau lempung lunak, pada kedalaman 20 m berupa tanah lanau lempung berpasir, pada kedalaman 30 m berupa pasir dan batupasir, menggunakan model kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb. Tindakan stabilitas tebing dilakukan pada litologi dengan kedalaman 10 m dengan dua alternatif yaitu pengurangan sudut kemiringan dan pembuatan berm, hasil yang didapatkan bahwa metode elemen hingga dengan pembuatan berm 8 m, sudut 31 0, tinggi 4 m dan 6 m menghasilkan FK 1,44 dipilih untuk menangani potensi longsoran tebing.
PEMILIHAN TAMBANG BAWAH TANAH UNDERHAND CUT AND FILL BERDASARKAN TEKNIK PEMBOBOTAN PADA PT. CIBALIUNG SUMBERDAYA Tumalang, Isser Samuel; Dwinagara, Barlian; Sujarmiko, Ponco; Ansyarullah[, Ansyarullah[; Tama, Arga Satria
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/p.semitan.2021.1993

Abstract

Pada awal kegiatan penambangan bawah tanah kita selalu diperhadapkan dengan masalah dengan metode penambangan apa yang akan diambil guna mendapatkan keuntungan dengan semua resiko yang dihadapi maka perlu dilakukan sebuah perhitungan. Perhitungan yang dimaksud adalah sebuah metode pembobotan yang mencakup aspek geologi, geometri cebakan, distribusi kadar dan karakteristik mekanika batuan. Secara teknis, teknik pembobotan ini dapat digunakan juga pada penentuan pemilihan tahap awal yaitu prospeksi untuk menentukan apakah perlu dilakukan tambang terbuka atau tambang bawah tanah. Fokus daerah yang diteliti adalah daerah Cikoneng vein timur 1. Pada penambangan blok Cikoneng vein timur 1, diperhadapkan sebuah masalah apakah akan dilakukan keberlanjutan pola penambangan cut and fill seperti yang sudah dilakukan. Maka kemudian dilakukan sebuah (100) perhitungan pembobotan untuk memilih tambang bawah tanah yang cocok dengan kedalaman lebih dari 100 meter. Cara pembobotan ini dilakukan dengan batuan software surpac untuk membuat block model. Maka kemudian dilakukan analisa terhadap blok model itu dengan memasukkan data vein timur 1 dan composite lubang bor sehingga bisa melihat bentuk zonasi RMR. Hasil dari perhitungan pembobotan itu didapat metode cut and fill tetap menempati ranking pertama dengan nilai 35, diikuti sub level stoping dan Open pit dengan nilai 27 (100). Pada penilaian pembobotan itu terdapat urutan Ranking yang dibuat, yakni; preferred (3-6), probable (1-2), unlikely (0), reduced (-10) dan eliminated (-49). Maka kesimpulan yang diambil adalah cut and fill sebagai metode penambangan lanjutan.
ANALISIS BEBAN MATERIAL FILLING DALAM PENENTUAN TEBAL SILL PILLAR BERDASARKAN NILAI FAKTOR KEAMANAN (FK) BLOK 4 SELATAN TAMBANG CIURUG GUNUNG PONGKOR BOGOR, JAWA BARAT Herian Sudarman Hemes; Heru Sigit Purwanto; Barlian Dwinagara
Jurnal Ilmiah MTG Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Pengaruh kondisi geologi regional Jawa Barat, terhadap kondisi geologi daerah penelitian terutama struktur dan pelapukan akan menyebakan terjadinya ketidakstabilan pada batuan saat operasi penambangan. Dilakukan penelitian ini untuk mengetahui tebal dan kekuatan dari sill pillar akibat aktivitas penambangan disamping juga adanya pengaruh beban material filling di atasnya. Penelitian perilaku runtuhan material pengisi (filling material) menggunakan model fisik yang dibentuk mirip dengan kondisi lombung (stope) sebenarnya di lapangan dengan membuat variasi sudut kemiringan (40°, 45°, 50°, 55°, 60°, 65°, dan 70°), Dari hasi uji fisik ini menunjukkan adanya perbedaan persentase runtuhan yang diakibatkan oleh pengaruh air pada jumlah tertentu pada material pengisi sehingga memimbulkan tekanan hidrostatik baik terhadap sesama butir material maupun dengan dinding batuan (foot wall dan hanging wall) semakin kering tekanan hidrostatis semakin kecil.Analisa kestabilan sill pillar menggunakan metode keseimbangan batas dan metode numerik. Analisa kestabilan pillar menggunakan metode analitik (keseimbangan batas} dan metode numerik (phase2) dilakukan untuk mengetahui nilai faktor keamanan (safety factor=FK) sill pillar.Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan (FK) menunjukkan hasil yang relatif sama antara pemakaian metode numerik dan keseimbangan batas. Secara umum berdasarkan kedua metoda tersebut masih adanya peluang sebagai upaya peningkatan mining extraction dengan pillar robbing.
ANALISIS KETIDAKSTABILAN LERENG PADA QUARRY TANAH LIAT MLIWANG BARAT BLOK I3 PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk, TUBAN, JAWA TIMUR Bartolomeus Windyaldi Saksono; Sudarsono Sudarsono; Singgih Saptono; Barlian Dwinagara
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, terletak di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada penambangan lereng lempung Mliwang Blok I3. Metode penambangan yang digunakan pada tambang Mliwang Blok I3 adalah metode quarry. Analisis dilakukan karena adanya longsor yang terjadi pada lereng di daerah Mliwang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan longsoran yang terjadi di Mliwang, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan lereng, dan memberikan rekomendasi dan usulan teknik yang berguna untuk mengantisipasi terjadinya longsor.Analisis ketidakstabilan lereng dilakukan menggunakan metode Bishop Simplified. Data masukan yang digunakan berupa kohesi, sudut gesek dalam, dan bobot isi yang diperoleh dari pengujian sampel tanab di Laboratorium Mekanika Tanah. Penentuan faktor keamanan minimum menggunakan pedoman Departemen Pekerjaan Umum yaitu >1,35 untuk lereng tunggal serta >1,5 untuk lereng keseluruhan.Analisis dilakukan terhadap lereng aktual. Berdasarkan nilai FKnya ditemukan ketidakstabilan lereng tunggal pada jenis material lempung A pada kondisi jenuh yaitu 1,12. Sedangkan pada lereng keseluruhan nilai FKnya juga belum aman yaitu 1,307 pada kondisi kering dan 0,527 pada kondisi jenuh.Hasil analisis menyimpulkan lonsgoroan yang terjadi adalah longsoran busur. Faktor-faktor penyebab ketidakstabilan lereng adalah faktor geometri lereng dan kadar air yang tinggi pada lereng. Lereng harus diperbaiki geometrinya dan dilakukan penanganan terhadap kadar air pada lereng.Rekomendasi lereng yang aman untuk lereng keseluruhan didapatkan pada geometri lereng dengan tinggi 3 meter, lebar 3 meter, sudut kemiringan 15° pada lereng tunggal, dan sudut kemiringan 12° pada lereng keseluruhan.  Sedangkan untuk Penanganan yang dilakukan dengan pembuatan horizontal drain hole dan dipasangkan pipa penyaliran lalu dialirkan pada (trenching) atau saluran air yang telah dibuat. Agar lereng lebih stabil dan kuat dilakukan penanaman dan pembuatan teras bangku untuk mengurangi erosi pada lereng.Kata kunci: Analisis Ketidakstabilan Lereng, Quarry, Lempung 
ANALISIS PENGARUH VARIASI BEBAN NORMAL TERHADAP PARAMETER KUAT GESER LANGSUNG PADA BATU TUFF DI KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Rahmatyo Gilang Trilaksono; Singgih Saptono; Eddy Winarno; Barlian Dwinagara
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan penambangan, khususnya penambangan yang menerapkan sistem tambang terbuka, kemantapan lereng merupakan suatu aspek penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan target produksi dan faktor keamanan. Desain lereng yang baik adalah desain lereng yang dapat mencapai target produksi dan memiliki faktor keamanan yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh desain lereng yang baik maka perlu memperhatikan karakteristik massa batuan. Faktor penting dalam karakteristik massa batuan terkait perancangan lereng yakni faktor intrinsik batuan diantaranya kohesi (c) dan sudut gesek dalam ().Nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam () didapatkan dari hubungan persamaan regresi linier tegangan geser dari berbagai variasi beban normal hasil uji kuat geser langsung. Kekuatan geser batuan pada uji kuat geser langsung dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, faktor intrinsik berasal dari batuan tersebut yakni nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam () sedangkan faktor ekstrinsik salah satunya adalah tegangan normal yang diberikan pada uji kuat geser langsung.Batas pemberian tegangan normal maksimum pada uji kuat geser langsung telah dilakukan pada penelitian terdahulu yakni 12,5% (Saptono, 2012), 20% (Grasseli, 2001), dan 15% (Ladanyi dan Archambault, 1970) dari kuat tekan uniaksial. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian pada uji kuat geser langsung dengan memvariasikan pemberian beban normal sehingga didapatkan batas maksimum tegangan normal yang masih diijinkan pada batu tuff lokasi penelitian serta menentukan pemberian beban normal optimum pada uji geser langsung batu tuff lokasi penelitian dengan menghubungkan kriteria Mohr & Coulomb terhadap kriteria Hoek-Brown.Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium diketahui bahwa batu tuff hasil penelitian memiliki nilai kuat tekan uniaksial rata-rata conto batu tuff sebesar 4370 kPa, sedangkan untuk uji kuat geser langsung pada beban normal (0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2) kN masing masing didapatkan tegangan geser sebesar (670,59; 931,97; 1335,36; 1474,89; 1460,68; 1547,17) kPa pada kondisi peak dan (353,59; 527,68; 923,24; 1090,44; 1080,43; 1190,99; 1152,98) kPa pada kondisi residu. Untuk nilai intrinsik batu tuff pada uji kuat geser langsung dengan menggunakan variasi beban normal (0,2; 0,4; 0,6) kN, (0,4; 0,6; 0,8) kN, (0,6; 0,8; 1,0) kN dan (0,8; 1,0; 1,2) kN menghasilkan kohesi masing-masing variasi beban normal (315,21; 453,88; 1158,70; 1297,50) kPa dengan sudut gesek dalam (69,40; 64,45; 27,96; 17,41)o pada kondisi peak, sedangkan pada kondisi residu didapatkan nilai kohesi (35,94; 21,79; 700,7; 848,97) kPa dan sudut gesek dalam (66,19; 65,31; 33,53; 23,41)o.Berdasarkan hasil analisis dari uji kuat geser langsung yang telah dilakukan, terjadi peningkatan tegangan geser yang tidak signifikan ketika beban normal yang diberikan melebihi 0,8 kN. Sedangkan untuk faktor intrinsik batuan terjadi kecenderungan peningkatan yang signifikan pada nilai kohesi batuan dan penurunan yang signifikan pada sudut gesek dalam ketika beban normal yang diberi lebih besar 0,8 kN atau pada pengujian dengan luas permukaan geser conto 15,65 cm2 maka n sebesar 511,18 kPa. Hal ini membuktikan bahwa untuk uji kuat geser langsung pada batu tuff batas pemberian beban normal 0,8 kN atau 511,18 kPa atau ±12,5% dari kuat tekan uniaksial batu tuff lokasi penelitian yakni 4370 kPa, sehingga hasil penelitian Saptono (2012) mengenai pemberian tegangan normal yang masih diijinkan sebesar 12,5% dari kuat tekan uniaksialnya sangat sesuai untuk diterapkan pada pengujian kuat geser langsung pada batuan tuff lokasi penelitian.Berdasarkan grafik kesesuain antara Mohr & Coulomb dengan Hoek-Brown dan nilai kohesi dan sudut gesek dalam batu tuff lokasi penelitian, maka peneliti merekomendasikan untuk pemberian beban normal optimum pada uji kuat geser langsung pada batu tuff lokasi penelitian yakni (0,4;0,6;0,8) kN.Kata Kunci : Sistem Tambang Terbuka, Faktor Keamanan, Uji Kuat Geser Langsung, dan Beban Normal.
PERUBAHAN STANDAR DESAIN JALAN TAMBANG BOBOKA SITE TANJUNG BULI BERDASARKAN KAJIAN GEOTEKNIK UNTUK MENGURANGI MATERIAL MOVEMENT DAN MEMPERCEPAT DEVELOPMENT JALAN TAMBANG Zulpryadi Mubarak; Eko Aditya; Dr. Ir. Barlian Dwinagara, MT
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2019: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v1i1.97

Abstract

ABSTRAK Pada bulan Januari tahun 2018 PT. Antam Tbk UBP Nikel Maluku Utara, site Tanjung Buli, harus melanjutkan development jalan produksi yang bernama jalan tambang Boboka. Jalan tambang Boboka harus digunakan sebagai jalan produksi pada bulan Juli tahun 2018 agar produksi site Tanjung Buli tetap terjaga. Setelah dilakukan desain berdasarkan standar parameter jalan tambang dan dilakukan estimasi waktu development-nya, jalan tambang Boboka diperkirakan selesai diakhir bulan Agustus 2018. Untuk itu harus dilakukan percepatan pembuatan jalan tambang Boboka. Setelah dilakukan penelitian geoteknik, diketahui bahwa perubahan yang dapat dilakukan untuk standar parameter jalan tambang Boboka adalah dengan menambah tinggi jenjang, lebar berm dan sudut lereng keseluruhan. Perubahannya adalah, tinggi jenjang dari 6 meter menjadi 20 meter, lebar berm dari 3 meter menjadi 5 meter dan sudut lereng keseluruhan dari 45⁰ menjadi 55⁰. Untuk sudut kemiringan lereng tunggal tidak ada perubahan yaitu 60⁰. Dari perubahan tersebut diperoleh kenaikan nilai FK dari 1,30 menjadi 1,65. Perubahan standar parameter tersebut membuat moving material dari development jalan tambang Boboka berkurang secara signifikan sehingga waktu development jalan tambang Boboka dapat dipercepat. Selain itu, dengan berkurangnya moving material development jalan tambang Boboka, PT Antam Tbk UBP Nikel Maluku Utara dapat melakukan efisiensi. Kata kunci: jalan tambang, penelitian geoteknik, moving material.  ABSTRACT In January 2018 PT. Antam Tbk UBP Nickel North Maluku, Tanjung Buli site, must continue the development of a production road called the Boboka mining road. The Boboka mine road must be used as a production road in July 2018 so that the production of the Tanjung Buli site is maintained. After the design is based on the standard mining road parameters and estimated development time, the Boboka mine road is estimated to be completed by the end of August 2018. For this reason, acceleration of the construction of the Boboka mine road must be made. After conducting geotechnical research, it is known that changes that can be made to the standard parameters of the Boboka mine road are adding height, berm width and overall slope angle. The changes are, the height of the level from 6 meters to 20 meters, berm width from 3 meters to 5 meters and the overall slope angle from 45⁰ to 55⁰. For a single slope angle there is no change that is 60⁰. From these changes an increase in FK values was obtained from 1,30 to 1,65. The change in standard parameters made the moving material from the development of the Boboka mine road significantly reduced so that the development time of the Boboka mine road could be accelerated. In addition, with the reduction in moving material development of the Boboka mine road, PT Antam Tbk UBP Nickel North Maluku can improve efficiency. Keywords: mining road, geotechnical research, moving material.
METODE AHP DALAM PEMILIHAN STRATEGI PADA AKTIFITAS PENAMBANGAN FRONT PRODUKSI PT CSD: PENAMBANGAN FULL FACE DAN TOP HEADING AND BENCHIN Sidik Muhamad; Bimo Wicaksono; Barlian Dwinagara
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2019: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v1i1.45

Abstract

ABSTRAK PT CSD dikategorikan sebagai marginal ore deposit dengan kadar berkisar 6 gpt mengacu pada klasifikasi kadar emas di Indonesia. Oleh karena itu, strategi penambangan menjadi pertimbangan penting untuk mendapatkan nilai yang lebih ekonomis (Purwanto, 2015). Berdasarkan laporan investigasi geoteknik, ratio tekanan in-situ vertikal dan horizontal di Cibaliung adalah 4.8 MPa:9.2 Mpa atau 1:2, yang berarti tekanan horizontal di Cibaliung dua kali lebih besar dibandingkan dengan tekanan vertikalnya (Campi dan Dugan, 2004). Secara sederhana bisa disimpukan bahwa strategi untuk mempercepat aktifitas produksi secara aman lebih baik dilakukan penambahan ketinggian pada bukaan front produksi dari pada memperlebar dimensi bukaan. Dari sudut pandang biaya pengerjaan bukaan front, biaya metode full face lebih murah ketimbang metode top heading and benching. Adapun untuk tingkat keamanan maka berlaku sebaliknya (Bin Zhu dan Xiaojing Shi, 2013). Analisa keekonomisan pada kegiatan penambangan perlu juga mempertimbangkan tonase ore yang terekstrak/perolehan logam Au untuk menentukan skema mana yang paling sesuai. Pemilihan skema penambangan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan tiga kriteria (kestabilan, biaya penambangan, tonase ore) dan empat pilihan skema (full face 1, full face 2, THB 1 dan THB 2). Hasil perhitungan menggunakan metode AHP didapatkan peringkat skema tertinggi sampai terendah: full face 1 (0.343), THB 2 (0.260), THB 1 (0.215), full face 2 (0.182). Kata Kunci: analisa kestabilan, studi keekonomisan, metode AHP, strategi penambangan  ABSTRACT PT CSD is categorized as a marginal ore deposit with ore grade around 6 ppm, based on the classification of gold grade in Indonesia. Therefore, the mining strategy is an important consideration to get a more economical value (Purwanto, 2015). Based on the geotechnical investigation report, the ratio of vertical and horizontal in-situ pressure in Cibaliung is 4.8 MPa: 9.2 Mpa or 1: 2, which means the horizontal pressure in Cibaliung is twice as high as its vertical pressure (Campi and Dugan, 2004). In simple terms it can be concluded that the strategy to accelerate production activities safely is heightening rather than widening the dimension of the production stope. From the point of view of tunnel/stope construction cost, the cost of the full face method is cheaper than the top heading and benching method. As for the security level, the opposite applies (Bin Zhu and Xiaojing Shi, 2013). Economic analysis in mining activities also needs to consider the tonnage of ore extracted / Au produced for deciding which scheme is appropriate. The selection of mining schemes uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) method using three criteria (stability, mining costs, ore tonnage) and four scheme options (full face 1, full face 2, THB 1 and THB 2). The results of calculations using the AHP method obtained the highest to lowest scheme ratings: full face 1 (0.343), THB 2 (0.260), THB 1 (0.215), full face 2 (0.182). Key Words: stability analyses, economic study, AHP method, mining strat
PREDIKSI NILAI UNIT-COST PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI INDONESIA MENGGUNAKAN COMPARATIVE DAN STATISTICAL APPROACH Ratna Mustika Dewi; Indra Yuspiar; Barlian Dwinagara; Lidana Erfiandri; Indra Wahyu Murtyanto; Istifari Husna Rekinagara; Aldin Ardian
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2021: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.264

Abstract

Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Meningkatnya kebutuhan nikel secara global dalam pengembangan mobil listrik memberikan dampak positif terhadap industri tambang nikel di Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan pemanfaatan nikel sebagai komponen baterai mobil listrik. Lebih dari itu, Indonesia merupakan negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia (sekitar 32,7%). Pada tahun 2019, ESDM mencatat produksi nikel Indonesia mencapai 800 ribu ton. Dalam kegiatan penambangan, biaya (cost) menjadi komponen penting untuk mencapai titik optimal fungsi keuntungan (profit). Biaya penambangan per ton (unit-cost) dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan tingkat efisiensi dari suatu kegiatan penambangan. Akan tetapi, masih banyak ditemui berbagai permasalahan terkait formulasi unit-cost yang tidak seragam antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Maka dari itu, penelitian ini akan mengkaji estimasi unit-cost dengan dua pendekatan yaitu comparative dan statistics. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan nilai unit-cost yang berkisar antara US$9,97/ton hingga US$18,23/ton menggunakan comparative approach. Rekomendasi yang diberikan yaitu menggunakan metode rasio pembanding, dengan beberapa variabel berupa gaji, total biaya penambangan (total cost), dan produksi per tahun. Sementara, statistical approach menghasilkan formulasi unit-cost .
ANALISIS SENSITIVITAS PADA PEMODELAN AIRTANAH MENGGUNAKAN METODE FINITE DIFFERENCE PADA KONDISI STEADY STATE DI KAB BANTUL PROV. YOGYAKARTA satria fitrio; Tedy Agung C; Barlian Dwinagara; Muhammad Iqbal Ansori
KURVATEK Vol 6 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v6i2.2742

Abstract

Groundwater modeling is a form or digital image both 2D and 3D that can represent or approach the real form in the field. Groundwater modeling is made to show an overview or system of water flow under the ground surface. Groundwater is an important component in the hydrogeological cycle and groundwater management is very necessary so that the sustainability or the groundwater order system can be well maintained in the future. The purpose of this study is to determine the modeling of groundwater and groundwater distribution patterns from the calibration process in steady state conditions using the MODFLOW program. Groundwater modeling calibration used aims to validate the suitability of the model results with field conditions. The calibration is carried out using shallow wells of at least 67 community wells by combining topographic parameters, hydraulic conductivity, recharge, storativity, constant head, and ground water level that have been processed in the Modflow computational program. The results of the sensitivity analysis of modeling calibration are carried out into several stages of calibration scenarios so that the results that are closest to the standard criteria for groundwater models are obtained. Keyword: Groundwater modeling, Modflow, Calibration, groundwater, steady state
ANALISA STABILITAS TEBING SUNGAI MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN BATAS DAN METODE ELEMEN HINGGA Yosef Marchiano Tahan; S Koesnaryo; Barlian Dwinagara; Karmila Laitupa; Laode Jonas Tugo
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) Vol 1, No 1 (2019): Prosiding
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/p.semitan.2019.824

Abstract

PT. Sari Mulia dan PT. Sarana Jaya Makmur merupakan perusahaan yang memiliki Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi (OP) Sirtu di aliran Sungai Gendol dengan luas masing-masing yaitu 2,25 ha yang berada pada Dusun Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Pada 2 April 2018 telah terjadi longsoran Tebing Sungai Gendol sebelah timur yang mencakup WIUP OP kedua perusahaan tersebut yang mengakibatkan korban jiwa 2 orang supir truk dan 2 warga sekitar luka-luka.  Tebing sungai yang longsor memiliki tinggi 60 m, panjang longsoran 52 m, dengan kemiringan tebing 83°. Data-data yang digunakan dalam studi kasus ini merupakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dan metode literatur. Analisa ini menggunakan  metode kesetimbangan batas (limit equilibrium methode) yaitu bishop dan metode elemen hingga(finite element methode). Analisa untuk mengetahui kestabilan lereng ini selanjutnya menggunakan suatu program geoteknik yaitu Slide Vesion.6 dan Phase2 Version 8 dari rocscience. Tolak ukur kestabilan tebing adalah FK ? 1,3. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terdapat tiga litologi yaitu pada kedalaman 10 m berupa tanah lanau lempung lunak, pada kedalaman 20 m berupa tanah lanau lempung berpasir, pada kedalaman 30 m berupa pasir dan batupasir, menggunakan model kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb. Tindakan stabilitas tebing dilakukan pada litologi dengan kedalaman 10 m dengan dua alternatif yaitu pengurangan sudut kemiringan dan pembuatan berm, hasil yang didapatkan bahwa metode elemen hingga dengan pembuatan berm 8 m, sudut 31 0, tinggi 4 m dan 6 m menghasilkan FK 1,44 dipilih untuk menangani potensi longsoran tebing.