Claim Missing Document
Check
Articles

The Challenges of Teaching Indonesian History in The Teaching Factory Learning Model in Vocational High School Riski Gustiar; Kurniawati Kurniawati; Murni Winarsih
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 2 (2021): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.154 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i2.692

Abstract

This study aims to identify teachers' challenges in teaching Indonesian History at SMK using the Teaching Factory learning model. This study uses qualitative methods by taking research at SMKN 28 South Jakarta. The analysis used is the grounded theory approach of Strauss and Corbin. The results illustrate three interrelated things: the Teaching Factory concept, the implementation and challenges faced by Indonesian History subject teachers, and the teacher's efforts to face these challenges. Based on the research results, it shows that the challenge faced by the teacher is the compaction of Indonesian History material in SMK. The teacher must accommodate students who cannot participate in learning activities in class and the absence of teaching materials based on the Teaching Factory. Efforts to answer these challenges based on the research results in the field can be overcome by; adjusting Indonesian History material in vocational schools, providing teaching materials that are easy to understand for students to learn independently, and making learning innovations in the skills process (KI-4).
Tubagus Muslihat: Kiprah Pejuang Kemerdekaan di Bogor 1942-1945 Anggas Iga Saputra; Kurniawati Kurniawati; Sri Martini
CHRONOLOGIA Vol 3 No 1 (2021): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.099 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v3i1.6626

Abstract

Kiprah Tubagus Muslihat dalam ranah merebut maupun mempertahankan kemerdekaan begitu besar, namun peran tersebut lebih banyak dikenal dalam kancah lokal sedangkan untuk tarah nasional begitu minim. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan situasi Bogor pada zaman Jepang dan pada masa Revolusi Kemerdekaan, serta kiprah Tubagus Muslihat sebagai pejuang kemerdekaan di Bogor pada tahun 1942-1945. Metode dalam penelitian ini yaitu metode historis. Hasil dari penelitian ini berupa peran Tubagus Muslihat dalam perebutan gedung Bogor Shucokan, perannya dalam pertempuran di Lewiliang Bogor, dan saat pertempuran di stasiun Bogor.
Dwifungsi ABRI Dalam Konflik Internal PDI 1976-1998 Alphonsius Rodriquest Eko W; Kurniawati Kurniawati; M. Hasmi Yanuardi; Maulani Maulani
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v9i2.11162

Abstract

 Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang pelaksanaan konsep Dwifungsi ABRI dalam konflik internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Penelitian bertujuan untuk mengetahui keterlibatan militer dalam konflik internal PDI.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yakni terdiri dari pengumpulan sumber, verifikasi/ kritik sejarah, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terlibatnya militer dalam kehidupan sosial-politik di Indonesia tidak lepas peran Jenderal A.H.Nasution. Puncak dari campur tangan ABRI dalam konflik internal PDI adalah dengan terjadinya Peristiwa 27 Juli 1996. Konflik yang melibatkan DPP PDI Megawati dan DPP PDI Soerjadi ini diduga juga melibatkan pihak eksternal partai, khususnya pemerintah dan ABRI. Dampak dari Peristiwa 27 Juli 1996 dirasakan semua pihak yang terlibat, baik pemerintah, ABRI, PDI dan bahkan masyarakat.Kata kunci: Dwifungsi, ABRI, PDIAbstract: This study examines the implementation of the dual concept of ABRI in the internal conflict of the Indonesian Democratic Party (PDI). The research aims to determine the involvement of the military in the internal conflicts of the PDI. The research method used in this study is the historical method, which consists of collecting sources, verifying / critique history, interpretation, and historiography. The results showed that the involvement of the military in socio-political life in Indonesia could not be separated from the role of General A.H.Nasution. The peak of ABRI's interference in the PDI internal conflict was the 27 July 1996 incident. The conflict involving the Megawati PDP Megawati and the Soerjadi PDI was allegedly also involving external parties, especially the government and ABRI. The impact of the July 27, 1996 incident was felt by all parties involved, both the government, ABRI, PDI and even the communityKeywords: Dual Function, ABRI,  PDI 
Dinamika Lembaga Perlindungan Anak di Indonesia (1997-2016) Zhiyah Zhulma Zain; Kurniawati Kurniawati; Abrar Abrar
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i2.13506

Abstract

Abstrak: Lembaga perlindungan anak merupakan ‘rumah’ terhadap setiap permasalahan anak yang seyogyanya dilindungi oleh negara. Secara konstitusi, penguatan mengenai perlindungan anak berdasarkan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak tahun 2002. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses awal dan dinamika yang dihadapi oleh lembaga perlindungan anak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menguraikan kelahiran dan dinamika lembaga perlindungan anak di Indonesia (1997-2016). Metode yang digunakan yaitu metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahun 1997 dianggap sebagai tonggak lahirnya lembaga perlindungan anak di Indonesia yaitu dengan dibentuknya GNPA oleh Soeharto. Untuk memenuhi legalitas hukum, maka dibentuklah LPA melalui Departemen Sosial. Lembaga ini berubah nama menjadi Komnas PA pada tahun 1999. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak tahun 2002, dibentuk KPAI. Perubahan nama pada lembaga perlindungan anak di Indonesia sejak tahun 1997-2002 merupakan salah satu upaya untuk melegalkan lembaga perlindungan anak. Berbagai permasalahan mengenai anak menjadi salah satu dinamika yang mewarnai lembaga perlindungan anak di Indonesia.  Kata Kunci: Komnas PA, KPAI, LPAI, Perlindungan Anak.Abstract: Child protection institutions are the 'home' for every child's problems that should be protected by the state. Constitutionally, the strengthening of child protection is based on the Act on Child Protection in 2002. The problem in this research is how the initial process and dynamics faced by child protection institutions in Indonesia. This study aims to describe the birth and dynamics of child protection institutions in Indonesia (1997-2016). The method used is the historical method consisting of heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The results of this study indicate that 1997 is considered a milestone for the birth of child protection institutions in Indonesia, namely the establishment of GNPA by Suharto. To fulfill legal legality, LPA was formed through the Ministry of Social Affairs. This institution changed its name to Komnas PA in 1999. Based on the 2002 Child Protection Act, the KPAI was formed. The name change of child protection institutions in Indonesia since 1997-2002 is one of the efforts to legalize child protection institutions. Various problems regarding children are one of the dynamics that characterize child protection institutions in Indonesia.Keywords: Komnas PA, KPAI, LPAI, Childs Protectio.
Peran HOS Tjokroaminoto Dan Kiai Haji Ahmad Dahlan Dalam Perjalanan Soekarno Memahami Islam Tahun 1915 – 1934 Putri Ambarwati Prayitno; M Fakhruddin; Kurniawati Kurniawati
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i2.14702

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan juga memahami perjalanan Islam Soekarno yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh pemahaman Soekarno dalam memahami dirinya sebagai seorang Muslim; melihat peranan HOS Tjokroaminoto dan Kiai Haji Ahmad Dahlan mempengaruhi Soekarno mengenai pemikiran Islam yang modernis serta melihat pengaruh HOS Tjokroaminoto dan Kiai Haji Ahmad Dahlan dalam mempengaruhi pemikiran Soekarno mengenai Islam. Metode yang digunakan adalah metode historis naratif. Hasil penelitian ini adalah dapat menjelaskan latar belakang dan pengaruh kedua tokoh tersebut terhadap Soekarno dalam memahami agamanya. Dapat mengetahui dan memahami perjalanan Soekarno mengenal dan mendalami Islam. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa seiring perjalanan Soekarno mengenal Islam ada peran penting dari HOS Tjokroaminoto dan K.H Ahmad Dahlan dalam memberi pengaruh, pemahaman serta pemikiran Islam kepada Soekarno. Oleh sebab itu, tujuan dari tokoh-tokoh tersebut dalam mencanangkan pemikiran-pemikiran Islam modern semata-mata hanya untuk kepentingan umat Islam agar selalu siap menghadapi tantangan masa depan.Kata Kunci: HOS Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan, Soekarno, Islam, Modernisme. Abstract: This study aims to find out and also understand Soekarno's Islamic journey which aims to see how far Soekarno's understanding is in understanding himself as a Muslim; see the role of HOS Tjokroaminoto and Kiai Haji Ahmad Dahlan in influencing Soekarno regarding modernist Islamic thought and see the influence of HOS Tjokroaminoto and Kiai Haji Ahmad Dahlan in influencing Soekarno's thoughts on Islam. The method used is the historical narrative method. The results of this study are able to explain the background and influence of these two figures on Soekarno in understanding his religion. Can know and understand Soekarno's journey to know and explore Islam. Based on the results of this study, it can be concluded that along Soekarno's journey to know Islam there was an important role of HOS Tjokroaminoto and K.H Ahmad Dahlan in giving influence, understanding and Islamic thought to Soekarno. Therefore, the purpose of these figures in proclaiming modern Islamic thoughts is solely for the benefit of Muslims so that they are always ready to face future challenges.Keywords: HOS Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan, Soekarno, Islam, Modernism.
PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Maulana Yusuf A,; Nurzengky Ibrahim; Kurniawati
Jurnal Visipena Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.936 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v9i2.455

Abstract

This aims of the research is for describes The Utilization of Museum as learning resources for history learning in DKI Jakarta. This research uses qualitative method with descriptive research type. The components of this research is: 1). What a collection of Museum Perumusan Naskah Proklamasi and Museum Kebangkitan Nasional that can be used as learning resources, 2). How teachers use museum collection as history learning resources, 3). What a problems in history learning by using history resources of Museum Perumusan Naskah Proklamasi and Museum Kebangkitan Nasional as learning resources. The research was conducted in SMAN 27 Jakarta, SMAN 4 Jakarta, SMAN 76 Jakarta, and SMAN 89 Jakarta. The data sources consist of informants ( Head of The Museum, Historical Resource Management, Headmaster, Historical Teachers, Students [Class XI IPS and MIPA]), documents (syllabus, RPP, and other documents that can support this research), as well as places and events. Data collection techniques used interview techniques, observation, and document analysis. Data validity using triangulation. Data analysis uses interactive analysis with three stages of analysis, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing that interact with data collection cycle. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Komponen-komponen yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu: 1) Koleksi apa saja yang ada di museum Perumusan Naskah Proklamasi dan museum Kebangkitan Nasional yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, 2) Bagaimana guru memanfaatkan koleksi museum sebagai sumber belajar sejarah, dan 3) Apa saja kendala pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan sumber sejarah museum Perumusan Naskah Proklamasi dan museum Kebangkitan Nasional sebagai Sumber Belajar. Penelitian ini dilakukan di SMAN 27 Jakarta, SMAN 4 Jakarta, SMAN 76 Jakarta dan SMAN 89 Jakarta. Sumber data terdiri atas informan (Kepala Museum, Pengelola Museum, Kepala Sekolah, Guru Sejarah, Siswa [kelas XI IPS dan MIPA]), dokumen (silabus, RPP, dan dokumen lain yang dapat mendukung penelitian ini), serta tempat dan peristiwa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis data dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan yang berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus. Kata Kunci: Museum, Sumber Belajar, dan Pembelajaran Sejarah
EVALUASI PROGRAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI PANDEGLANG M. Rosi Siumaparri Djadjas; Kurniawati; Umasih
Jurnal Visipena Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.656 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v9i2.473

Abstract

The purpose of this research is to obtain information comprehensively about the implementation of curriculum 2013 subjects history in SMA Negeri Pandeglang. This research uses CIPPmodel. The components that become the focus of this research are 1). Context, consist of program background, program constraints, feasibility study, 2). Inputh, consists of student, teachers, curriculum, infrastructure, financing, academic calender, 3). Process, consists of teacher copetence ;earningactivities in class 4). Product, consisting of sumatif value and formative value of leraners.This research uses qualitative methode combined with quantitative approach. The steps of the research begins by making evaluation criteria, the next stage of making the instrument research, making the instrument grille, data collection, data analysis and conclusions. The instrument validition test uses expert validation, and reliability test. Data collection techniques, using observation technique, interviews, documentation studies, and questionnaires. The result of reseearch show that context competent is in very good criteria, with 100% evaluation, 100 % input component is very good, 75 % good process component, and 100 % excellent product component. Thus, it can be concluded that the 2013 Curriculum implementation of history subjects can run very well. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi secara komprehensif tentang pelaksanaan program implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran sejarah di SMA Negeri Pandeglang. Penelitian ini menggunakan model CIPP. Komponen- Komponen yang menjadi fokus penelitian ini yaitu (1) context, terdiri dari latar belakang program, kendala program, studi kelaikan; (2) input, terdiri dari peserta didik, guru, kurikulum, sarana prasarana, pembiayaan, kalender akademik; (3) process, terdiri dari kompetensi guru, kegiatan pembelajaran di kelas; (4) product, terdiri dari nilai sumatif dan nilai formatif peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dipadukan dengan pendekatan kuantitatif. Langkah-langkah penelitian diawali dengan membuat kriteria evaluasi, tahap selanjutnya membuat kisi-kisi instrument, membuat instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan. Uji Validitas instrumen menggunakan triangulasi sumber data. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa komponen Context berada pada kriteria sangat baik dengan angka evaluasi 100%, komponen input 100 % sangat baik, komponen process 75 % baik, dan komponen product 100 % sangat baik.Sehingga, dapat disimpulkan bahwa impelemntasi Kurikulum 2013 mata pelajaran sejarah dapat berjalan dengan sangat baik dan efektif. Kata Kunci: Evaluasi Program, CIPP, Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 27 JAKARTA Veriesa Auliya Utami; Nurzengky Ibrahim; Kurniawati Kurniawati
Jurnal Visipena Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/visipena.v11i2.1302

Abstract

The purpose of this study was to obtain information about the learning process carried out by history teachers both from graduates of history education, as well as from history teachers who were not from historical education. The study took place from January to May 2018. The teacher who was the object of the study was a history teacher of SMAN 27 Jakarta, who had four people, consisting of three people who were graduates of history education, and one teacher who was not a graduate of education history. This research was conducted in class X at SMAN 27 JAKARTA. The method used in this research is a descriptive qualitative method. Use of this method to get the actual situation in the school and describe the results of the study. Data collection techniques used through observation, interviews, and documentation. Informants in this study were Principals, Teachers, and Students at SMAN 27 Jakarta. In this study, it can be concluded from the results of the study that the professional competence of teachers who are graduates of history is better than the professional competencies of teachers who are not historical education graduates. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejarah baik dari yang berasal lulusan dari pendidikan sejarah, maupun dari guru sejarah yang bukan berasal dari pendidikan sejarah. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018. Guru yang menjadi objek penelitian adalah guru sejarah SMAN 27 Jakarta yang berjumalah empat orang, yang terdiri dari tiga orang yang merupakan lulusan dari pendidikan sejarah, dan satu orang guru yang merupakan bukan lulusan dari pedidikan sejarah. Penelitian ini dilakukan pada kelas X di SMAN 27 JAKARTA. Adapun metode yang digunanakan dalam Penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Penggunaan metode ini untuk mendapatkan keadaan yang sebenarnya disekolah dan dideskripsikan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan Siswa di SMAN 27 Jakarta. Pada penelitian ini didapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa kompetensi profesional guru yang merupakan lulusan sejarah lebih baik dari pada kompetensi profsional guru yang bukan lulusan pendidikan sejarah.
Implementation of Authentic Assessment in Historical Learning in Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pekanbaru City Zulfa Hendri; Kurniawati Kurniawati; Umasih Umasih; Jufrianis Jufrianis
IJEBD (International Journal of Entrepreneurship and Business Development) Vol 3 No 4 (2020): November 2020
Publisher : LPPM of NAROTAMA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.954 KB) | DOI: 10.29138/ijebd.v3i4.1203

Abstract

Purpose: The purpose of this study was to determine how the implementation of authentic assessment in history learning at Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 and MAN 4 Pekanbaru City. Design/methodology/approach: The research method used is a qualitative case study. A research location is in MAN 1 and MAN 4 Pekanbaru City. Sources of data in this study were informants, namely the principal, vice principal in the field of curriculum, teachers and students, learning activities and documents. Data collection techniques using interview methods, documentation study, questionnaires and observations. Findings: The results of this study indicate that history teachers have a good understanding of authentic assessment in the 2013 curriculum in MAN 1 and MAN 4, Pekanbaru City, history teachers have carried out knowledge assessments and skills assessments well, while in terms of analysis and reporting of authentic teacher assessment results using processing software online scores; The obstacles experienced by history teachers are the plurality of students with different backgrounds and characters, while the factors that support teachers in implementing authentic assessments are quality students, the availability of facilities and learning resources and the existence of value processing software. Practical implications: Result of this study can be used as reference in implementation of Authentic Assessment of any subject. Originality/value: This research is original because there is no similar research that been conducted in MAN Pekanbaru City. Paper type: Research paper
LITERASI SEJARAH MELALUI BEDAH DAN DISKUSI FILM SEJARAH Kurniawati Kurniawati; Djunaidi Djunaidi; Ayuningtyas Rahman; Pamela Ayesma
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 4, No. 1, April 2021
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v4i1p26-29

Abstract

Artikel ini bertujuan memasyarakatkan literasi sejarah khususnya di kalangan guru sejarah dan siswa. Penerapan literasi sejarah bertumpu pada kemampuan pedagogik dan profesional guru. Guru juga perlu mengasah kreativitas agar siswa tertarik belajar sejarah salah satunya melalui film sejarah. Namun begitu, ternyata seringkali guru mengalami hambatan dalam memutar film sejarah antara lain karena keterbatasan waktu. Maka pemutaran film sejarah di luar jam pelajaran sejarah menjadi alternatif solusi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan adalah memutarkan film sejarah dan kemudian mendiskusikannya dengan mengundang narasumber yang bergerak dalam film. Hasilnya adalah bertambahnya wawasan kesejarahan peserta mengenai tokoh Wage Rudolp Supratman, proses terciptanya lagu Indonesia Raya, konteks zaman yang melatarbelakangi kehidupan Wage. Tidak hanya menambah wawasan kesejarahan, kegiatan ini  menambah wawasan peserta mengenai aspek film khususnya film sejarah dan kaitannya dengan  pembelajaran sejarah. Dapat disimpulkan bahwa film sejarah dapat menjadi media yang digunakan oleh guru sejarah dengan pemilihan film yang hati-hati. Guru harus memilih film secara hati-hati karena film pada dasarnya mengikat fakta dari suatu peristiwa sejarah sehingga unsur subjektivitas menjadi dominan. Guru yang mempunyai wawasan dan pemahaman sejarah yang baik dapat memilih dan memilah film sejarah yang tepat bagi siswanya.