Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Analisis dan Optimalisasi Potensi Lahan Pertanian Sebagai Kajian Dampak Positif Erupsi Gunungapi Kelud 2014 Syamsul Bachri; Sugeng Utaya; Farizki Dwitri Nurdiansyah; Alif Erfika Nurjanah; Lela Wahyu Ning Tyas; Denny Setia Purnama; Akhmad Amri Adillah
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1499.414 KB) | DOI: 10.22146/mgi.27738

Abstract

AbstractThe 2014 eruption of Kelud Volcano has brought various effects on the surrounding agriculture. Aside from negative impact, it affected the potentials of agricultural land positively. This research analyzed the optimization of eruption-affected land using several steps. The first step was land suitability analysis with multicriteria assessment and Geographic Information System (GIS) technology. In addition to the physical analysis, Focus Group Discussion (FGD) was performed in the second step to identify the community’s perception of the eruption impact. The research produced land suitability maps consisting of the following classification: S1 (64.74%), S2 (31.51%), and S3 (3.75%). The maps revealed that the majority of the land in Kelud Volcano had the potentials for agricultural development. These findings were supported by the perception of the local community, which argued that they could significantly benefit from the positive impact of the eruption. Abstrak Erupsi gunungapi Kelud pada tahun 2014 membawa dampak yang beragam terhadap kondisi pertanian di sekitarnya. Selain dampak negatif, erupsi gunungapi Kelud membawa dampak positif khususnya pada potensi lahan terdampak yang perlu dioptimalkan. Melalui penelitian ini, kajian optimalisasi potensi lahan terdampak erupsi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama berupa analisis kesesuaian lahan melalui penilaian multikriteria dan teknologi Sistem Informasi geografis (SIG). Selain kajian fisik, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) merupakan tahapan kedua yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terkait dengan dampak erupsi Gunungapi Kelud. Hasil penelitian menghasilkan peta kesesuaian dengan kelas kesesuaian S1 (64,74%), S2 (31,51%), S3 (3,75%). Berdasarkan hasil pemetaan ini, sebagian besar wilayah Gunungapi Kelud berpotensi untuk pengembangan pertanian. Hal ini didukung dengan persepsi masyarakat kawasan Gunungapi Kelud yang berpendapat bahwa dampak positif erupsi dirasakan secara signifikan.  
Optimalisasi Model Artificial Neural Network Menggunakan Certainty Factor (C-ANN) Untuk Pemetaan Kerawanan Tanah Longsor Skala Semi-Detil di DAS Bendo, Kabupaten Banyuwangi Syamsul Bachri; Kresno Sastro Bangun Utomo; Sumarmi Sumarmi; Mohammad Naufal Fathoni; Yulius Eka Aldianto
Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.57869

Abstract

Kerawanan longsor di DAS Bendo termasuk dalam kerawanan kelas sedang hingga tinggi. Sampai dengan saat ini, pemetaan rawan longsor di DAS Bendo baru dilakukan pada  skala pemetaan 1:250.000. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan pemetaan kerawanan longsor di DAS Bendo pada skala semi-detil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah optimalisasi model artificial neural network menggunakan certainty factor (C-ANN). Peta kerawanan dibangun berdasarkan faktor pengontrol tanah longsor yang berkorelasi positif terhadap kejadian longsor menggunakan Certainty Factor. Sedangkan pemodelan prediksi kerawanan menggunakan model ANN, khususnya arsitektur BPNN (back-propagation neural network). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa model C-ANN (7 variabel independen) memiliki nilai AUC (0,916) lebih tinggi daripada model ANN (0,778). Faktor redundansi data, multikolinieritas data, dan proporsi kejadian longsor terhadap cakupan wilayah penelitian mengakibatkan ketidakpastian dalam data variabel independen. Melalui penelitian ini ditemukan hasil bahwa kondisi kerawanan longsor di DAS Bendo masuk kategori tinggi, khususnya pada lereng atas Gunung Ijen, Rante, dan Merapi. Landslide disaster in DAS Bendo is categorized as moderate to highly susceptible. Until today, landslide hazard mapping in DAS Bendo has been carried out with a scale 1:250.000. This study aimed to model landslide susceptibility mapping on a semi-detailed scale. The method used in this research was the integration of the Certainty Factor with Artificial Neural Network models (C-ANN).The development of susceptibility mapping based on factors that positively correlate to landslide events using Certainty Factor. While the susceptibility prediction model using the ANN model, specifically the BPNN (back-propagation neural network) architecture. Modelling results show that the C-ANN model (7 independent variables) has an AUC value (0.916) higher than the ANN model (0.778). Data redundancy factors, multicollinearity of data, and the proportion of landslide events to the study area's coverage resulted in uncertainty in the independent variable data. This research found that the Landslide hazard in the Bendo Watershed is in the high category, especially on the upper slopes of Mount Ijen, Rante, and Merapi.
ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR UNTUK PENATAAN PENGGUNAAN LAHAN Syamsul Bachri
Jurnal Pendidikan Geografi Vol 16, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.434 KB) | DOI: 10.17977/pg.v16i1.5542

Abstract

Abstrak: Longsor merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia terutama pada wilayah-wilayah yang mempunyai curah hujan tinggi dan kondisi lereng yang kurang stabil. Pemetaan daerah rawan terhadap bencana merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam pengelolaan suatu wilayah di daerah bencana. Pembuatan peta zone rawan longsor dalam penelitian ini merupakan langkah awal dalam rangka penataan penggunaan lahan di Kecamatan Kaligesing. Kombinasi Sistem Informasi Geografi (SIG) dan Analisis Hierarki Proses (AHP) merupakan teknik yang digunakan dalam pemetaan. Faktor-faktor seperti bentuklahan, tekstur tanah, batuan, relief/lereng, dan penggunaan lahan menjadi faktor pertimbangan dalam penentuan daerah rawan longsor. Hasil dari pemetaan divalidasi dengan distribusi kejadian longsor di daerah penelitian Penataan penggunaan lahan diperoleh dari hasil analisis kombinasi peta daerah rawan longsor dan kemampuan lahan. Hasil penelitian menunjukan lebih dari 40% wilayah Kecamatan Kaligesing merupakan daerah rawan longsordengan kategori sedang, 30.05% merupakan daerah rawan dengan kategori sangat rawan dan hanya 20.78 % dengan kategori kurang rawan. Kemampuan lahan di Kecamatan Kaligesing bervariasi antara kelas II- VIII. Daerah kerawanan tinggi dengan kelas kemampuan lahan Vw, VIIe dan VIIIghanya dapat dipergunakan untuk wilayah hutan, penggembalaan, tempat rekreasi dan tempat hidup satwa liar. Daerah tingkat kerawanan sedang dengan kelas kemampuan III l dan IVw dapat digunakan untuk perkebunan dan pertanian dengan konservasi lahan yang intensif. Daerah kerawanan rendah dengan kelas kemampuan lahan IIw dan IVw dapat digunakan untuk wilyah pertanian dan permukiman dengan syarat-syarat tertentu.Kata kunci : Longsor, SIG, AHP, kemampuan lahan, tata guna lahan, Kaligesing
Landslide Risk Analysis in Kelud Volcano, East Java, Indonesia Syamsul Bachri; Sumarmi Sumarmi; Sugeng Utaya; Listyo Yudha Irawan; Lela Wahyu Ning Tyas; Farizki Dwitri Nurdiansyah; Alif Erfika Nurjanah; Rahmat Wirawan; Akhmad Amri adillah; Denny Setia Purnama
Indonesian Journal of Geography Vol 53, No 3 (2021): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.40909

Abstract

Pandansari village became one of the villages that has frequent landslide events in the period 2009-2015 compared with the surrounding area in Malang regency. The purpose of this study was to determine the level of landslide risk located within an active volcano. To enhance the comprehensive analysis of landslide disasters, we used a risk concept in this study. The landslide risk analysis was based on 3 determinants, namely hazards, community vulnerability, and regional capacity. The data collections were conducted using observation and documentation for landslide hazards and interviews as well as  Focus Group Discussion (FGD) for vulnerability and capacity aspects. The interviewed were applied for community and local government of Pandansari village. The recorded interviews were transcribed and analyzed according to recurrent themes in the answers. Findings from field investigation were then confronted with previous existing concepts of human exposure to natural hazards. Furthermore, the landslide hazard data were analyzed using spatial analysis tools, including GIS scoring, weighting, and overlaying weighted sum. The results showed the level of landslide risk has different values depending on the risk parameter, community vulnerability, and regional capacity. The level of landslide risk was divided into three levels, namely high with an area of 557.71 ha, moderate with 774.49 ha, and low with 1118.77 ha. Each of the risk factors, vulnerability, and capacity, has its characteristics in influencing the landslide risk in Pandansari Village. In relation to landslide disaster management, the risk analysis gives comprehensive input reaching good management practice in Pandansari village. 
VEGETATION SUCCESSION DYNAMICS STUDIES IN MOUNTAIN AREAS AFFECTED ERUPTION API Kelud REMOTE SENSING DATA BASED ON THE YEAR 2013 - 2016 Siti Nurin Nuzulah; Purwanto - -; Syamsul - Bachri
Media Komunikasi Geografi Vol. 17 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v17i1.8434

Abstract

Investigate of this research shows that on January 4th 2014 vegetation density in Impact Eruption Area of Kelud Volcano 10 km has vegetation index value 0,64 – 0,34. On February 17th, 2014 the vegetation succession dynamic happens a decreasing vegetation succession dynamics with vegetation index value between 0,52 – 0,01. In 2014 towards 2015 there was an increase vegetation succession with vegetation index values between 0,87 – 0,1. On wet dry month 2015 towards a decline in vegetation succession dynamics caused by the influence of the dry season with vegetation index values between 0,7 – 0,06. In 2016 there was an increase in wet secondary vegetation succession in the Sumberasri village Ngleggok district is the climax of the process of succession with vegetation index values 0,89. The dynamics of vegetation succession have not run optimally on a five kilometer radius with vegetation index value 0,1 in Sugihwaras village Ngancar District. Perhutani can support of temperature constant at 5 km by planting a plant hard. The kinds of this plant hard is Kaliandra dan Pines that can to plant in coordinate 49 M 0641939 9123036. Constant temperature will support the condition of succession vegetation until in condition before happen an eruption by referral addiction 0,24 vegetation index.Keywords: succession, vegetation, eruption, remote sensing.
The Influence of Schoology-Based Discovery Learning Model on Critical Thinking Ability in terms of Visual Spatial Intelligence Lathifah Dewi Humairo; Budi Handoyo; Syamsul Bachri
Jurnal Pendidikan Humaniora Vol 9, No 2: JUNE 2021
Publisher : Pascasarjana UM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Currently, geography learning has not been able to develop students critical thinking skills. Critical thinking skills can be achieved through the learning used. This study aims to determine the effect of the schoological Discovery Learning model on critical thinking skills in terms of students' spatial visual intelligence. This is because intelligence is related to one's spatial perception. The design used was a quasi experimental with pretest and posttest research. Hypothesis testing uses two way annova analysis. The subjects in this study were students of class XI IIS SMA Al-Izzah Batu. The results showed that the schoological discovery learning model and spatial visual intelligence had an effect on critical thinking skills.Keywords: discovery learning, schoology, critical thinking skills, visual-spatial intelligence, geography learningAbstrak: Pembelajaran geografi saat ini belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis dapat dicapai melalui pembelajaran yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh discovery learning berwahana schoology terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau dari kecerdasan visual spasial siswa. Hal ini dikarenakan kecerdasan tersebut berhubungan dengan persepsi keruangan seseorang. Rancangan yang digunakan yaitu quasi experiment dengan desain pretest and posttest. Penelitian ini menggunakan analisis two way annova. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS SMA Al-Izzah Batu. Hasil penelitian menunjukkan model discovery learning berwahana schoology dan kecerdasan visual spasial berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis.Kata kunci: discovery learning, schoology, kemampuan berpikir kritis, kecerdasan visual spasial, pembelajaran geografi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Partini Partini; Budijanto Budijanto; Syamsul Bachri
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.2, No.2, Februari 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.885 KB) | DOI: 10.17977/jp.v2i2.8541

Abstract

This study aims to improve students' critical thinking skills through learning cycle 7E learning model on geography subjects. This study uses classroom action research design. This research was conducted in the SMA. The subject of the research is students of class X which consist of 14 students. The implementation of the cycles is done through four phases: planning, acting, observing and reflecting. The data used in the study are the result of observation and students’ test scores. Data are analyzed by simple statistics namely percentage. The results shows that the critical thinking ability of students in the first cycle is 69.92%, while in the second cyclethe percentage then increases to 76.71%, so there is a 7.71% increase between the first cycle and the second cycle.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran learning cycle 7E mata pelajaran Geografi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMA. Subjek penelitian siswa kelas X yang berjumlah 14 siswa. Pelaksanaan siklus melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data yang digunakan dalam penelitian adalah hasil observasi dan nilai tes siswa, data dianalisis dengan statistika sederhana,  yaitu persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I sebesar 69,92%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 76,71%, sehingga ada peningkatan sebesar 7,71% antar siklus I dengan siklus II.
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa Desy Triana Dewi Harizah; Sumarmi Sumarmi; Syamsul Bachri
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 6, No 5: MEI 2021
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v6i5.14846

Abstract

Abstract: This study intended to describe out the success of PjBL. This quasi-experimental research uses a test given before and after being given different treatments in the two classes. Data obtained from questions, questionnaires, and documentation. Researchers use t-test to describe the hypothesis.  The conclusion of this research PjBL can develop creativity and improve student achievement as proven by the ability to solve problems and the student’s scores that reached KKM.Abstrak: Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan sejauh mana keberhasilan PjBL. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan test yang diberikan secara bertahap sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang berbeda di kedua kelas. Data didapatkan melalui soal, angket dan dokumntasi. Peneliti menggunakan uji-t untuk mendeskripsikan hipotesis. Kesimpulan dari penelitian ini berupa model PjBL dapat mengembangkan kreativitas dan meningkatkan capaian siswa, yang dibuktikan melalui kemampuan memecahkan masalah serta nilai siswa mencapai KKM.
Pariwisata Wakatobi dalam Perspektif Produksi Ruang Muhammad Al Dilwan; I Komang Astina; Syamsul Bachri
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 11: NOVEMBER 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i11.13017

Abstract

Abstract: Tourism is the primary sector of Wakatobi. This research aims to reveal the process of spatial formation of Wakatobi tourism space. The study was designed to use a qualitative method with a case study approach. The results of the research show that Wakatobi tourism space production process started the involvement of the public and the private sector in tourism management, the spatial policy of the determination of Wakatobi as a tourism area, and people that perceived their territory as a tourism space.Abstrak: Pariwisata adalah sektor utama Wakatobi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses spasial terbentuknya ruang pariwisata Wakatobi. Penelitian dirancang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan proses produksi ruang pariwisata Wakatobi dimulai dari keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan pariwisata, kebijakan spasial penetapan Wakatobi sebagai kawasan pariwisata dan pemikiran masyarakat yang memersepsikan wilayahnya sebagai ruang pariwisata.
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Geografi Achmad Taher; Sugeng Utaya; Syamsul Bachri
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 4: APRIL 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i4.12256

Abstract

Abstract: This study aims to determine the differences in student geography learning outcomes taught with the group investigation model and those taught by conventional methods (discussion). This type of research is a quasi-experimental (quasi experimental). The study design used a pretest - posttest non-equivalent control group design. The data analysis used is the independent sample t-test value of the gain score with the help of the SPSS 16.0 for Windows application. The results showed that there were significant differences in geographic learning outcomes between the experimental class and the control class. The value of geography learning outcomes of students taught with group investigation models is better than the geography learning outcomes of students who are taught using conventional methods (discussion). This is because students who conduct investigations can understand geography learning material on the topic of coastal abrasion better than students who study conventionally.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi siswa yang diajar dengan model group investigation dan yang diajar dengan metode konvensional (diskusi). Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi experimental). Rancangan penelitian menggunakan pretest-posttest non-equivalent control group desain. Analisis data yang digunakan adalah uji independent sample t-test nilai dari gain score dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar geografi yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai hasil belajar geografi siswa yang diajar dengan model group investigation lebih baik dibanding hasil belajar geografi siswa yang diajar dengan metode konvensional (diskusi). Hal ini disebabkan siswa yang melakukan investigasi dapat memahami materi pembelajaran geografi topik abrasi pantai lebih baik dibanding siswa yang belajar secara konvensional.
Co-Authors A. Riyan Rahman Hakiki A.Riyan Rahman Hakiki Achmad Taher Afif Ari Wibowo Agung Suprianto Akhmad Amri Adillah Akhmad Amri adillah Alfyananda Kurnia Putra Alif Erfika Nurjanah Alif Erfika Nurjanah Amanda Widyawardana Anggun Faradila Sandi Ardyanto Tanjung Aries Dwi Wahyu Rahmadana Bagus Setiabudi Wiwoho Batchuluun Yembuu Budi Handoyo Budijanto Denny Setia Purnama Denny Setia Purnama Desy Triana Dewi Harizah Desy Triana Dewi Harizah Diah Wijayanti Diky Al Khalidy Dodik Prasetyo Prasetyo Egi Nursari Billah Falik Wardana Farizki Dwitri Nurdiansyah Farizki Dwitri Nurdiansyah Fiqih Ainal Farah Furqan Ishak Aksa Hadi Soekamto Haidar Maulana Huang Zimo I Komang Astina Kresno Sastro Bangun Utomo Kresno Sastro Bangun Utomo Lathifah Dewi Humairo Lela Wahyu Ning Tyas Lela Wahyu Ning Tyas Listyo Yudha Irawan Masruroh, Heni Mellinia Regina Heni Prastiwi Mellinia Regina Prastiwi Mohammad Naufal Fathoni Mohammad Naufal Fathoni Muhammad Al dilwan Muhammad Ilham Athalla Naufal Susantyo Muhammad Muhajir Muhammad Rizieq Fahmi Nama Penulis Nanda Regita Cahyaning Putri Nanda Regita Putri Nevy Farista Aristin Nur Isroatul Khusna Nur Rohmad Safarudin Nurjannah Nurjannah Partini Partini Purwanto - - Puspita Indra Wardhani Rachmad Wirawan Rahmadiani Rahmadiani Rahmat Wirawan Rajendra Prasad Shrestha Ramadhani Lausi Mkumbachi Rendra Arjita Sahrina, Alfi Sharina Osman Siti Nurin Nuzulah Sugeng Utaya Sumarmi tabita may hidiyah Tuti Mutia Yulius Eka Aldianto Yulius Eka Aldianto Yuswanti Ariani Wirahayu