Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Pendidikan Geografi (Berkala)

Perencanaan dan Program Pembangunan di Pedesaan Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Vol 6, No 1 (1999)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/pg.v6i1.2042

Abstract

Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok dari manajemen, peJaksanaan dan pengawasan pembangunan. Perencanaan pembangunan pedesaan harus dilaksanakan secara terpadu dengan menentukan urutan tindakan secara tepat dalam pembangunan manusia seutuhnya. Dalam rangka pelaksanaan perencanaan pembangunan pedesaan secara terpadu dilaksanakan mekanisme perencanaan dari bawah (bottom up planning) yaitu perencanaan pembangunan diusulkan oleh desa atau kelurahan yang telah dimusyawarahkan di LKMD dan disetujui oleh kepala desa. Dalam musyawarah tersebut LKMD menyusun usulan proyek desa dan usulan tersebut disahkan oleh LMD. Pembangunan pedesaan adalah proses kegiatan yang berlangsung di desa meliputi berbagai bidang yang secara sadar direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran pembangunan desa adalah untuk mewujudkan semua desa menjadi desa swasembada. Pembangunan pedesaan dititik beratkan pada aspek ekonomi, fisik, manusia, dan pemenuhan kebutuhan, yang semuanya harus diintegrasikan dan dikoordinasi secara baik dan benar agar tujuan pembangunan tersebut sesuai dengan tujuannya.
Kedudukan Geografi Dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Vol 4, No 2 (1997)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/pg.v4i2.1966

Abstract

Dalam rangka pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, perlu dilakukan penataan ruang serta pengembangan wilayah agar usaha-usaha ke arah perbaikan kehidupan nasional dapat tercapai. Penataan ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendaliannya sesuai dengan peruntukannya dan wujudnya berupa pola pemanfaatan ruang wilayah nasional, ruang wilayah Daerah Tingkat I dan ruang wilayah Daerah Tingkat II yang mencakup kawasan perkotaan, kawasan pedesaan, dan kawasan tertentu. Tujuan dari penataan ruang yaitu terselenggaranya penataan ruang berwawasan lingkungan dan terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, serta tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas. Posisi seorang geograf dalam perencanaan wilayah meliputi penelitian dan survey lapangan serta pengumpulan data , kecuali itu geografer bersama-sama dengan disiplin lainnya mempunyai kedudukan dalam pelaksanaan perencanaan di lapangan dan evaluasi dari komponen perencanaan.
Evaluasi Tata Ruang untuk Pengembangan Kawasan Permukiman dan Industri Berdasarkan Kemampuan Lahan di Kotamadya Malang, Jawa Timur Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Vol 7, No 1 (2000)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/pg.v7i1.2050

Abstract

Pemilihan lokasi lahan yang tepat bagi suatu kawasan baik untuk pennukiman maupun industri sangat pentingartinya dalam aspek keruangan, karena sangat menentukan keawetan bangunan maupun lingkungan. Kriteria pemilihan lokasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi sumber­daya lahan berdasarkan kemampuan lahannya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui karakteristik fisik yang meliputi topografi, geomorfologi, tanah, iklim, potarnolo­gi, geohidrologi yang dikaitkan dengan kesesuaian lahan untuk kawasan pennukiman dan industri. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah Kotamadya Malang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu daerah yang akan dikembangkan sebagai kawasan permukiman dan industri di Kotamadya Malang sesuai dengan Revisi RDTRK Tahun 1998/1999-2008/2009. Metode pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa checklist, soHtestkit, kompas paiu geologi, dan current meter. Sedangkan analisa data menggunakan metode Kuantitatif-Empiris yaitu memberikan nilai harkat pada parameter fisik lahan dan dicocokkan dengan kelas. Kesesuaian lahan untuk pemukiman dan industri. . Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk pennukiman kota berdasarkan beberapa parameter diperoleh hasil sebagai berikut; Daerah Arjosari, Purwantoro dan Pandanwangi termasuk kelas 1 (sangat sesuai) untuk dibangun permukiman.Daerah Merjosari, Sawojajar, Madyopuro, Balearjosari, Tasikmadu, Tunjungsekar, Tunggulwulung dan Mojolangu tennasuk kelas 2 (sesuai) untuk dibangun permukiman dengan sedikit faktor penghambat. Sedangkan daerab Bumiayu, Buring, Mulyorejo dan Pisangcandi termasuk kelas 3 (cukup sesuai) untuk dibangun permukiman. Berdasarkan nilai indeks Stcorie dapat diklasifikasikan kelas laban untuk industri sebagai berikut; Daerab Purwantoro, Pandanwangi termasuk kelas 2 (baik) untuk industri. Daerah AIjowinangun dan Bandulan tennasuk kelas 3 (sedang), cukup dapat dipergunakan untuk industri.
Pendekatan Keruangan dalam Ilmu Geografi Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Vol 3, No 1 (1996)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/pg.v3i1.1888

Abstract

Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik yang fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatnn keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan. Konteks geografi ternyata membicarakan dan membahas tentang aspek kehidupan manusia dengan segala perilakunya serta gejala fisik yang terjadi dalam rulIng stall. Pengertian ruang merupakan suatu tempat yang mewujudkan keberadaan dirinya yang bersifat fisik ataupun yang bersifat hubungan-hubungan sosial serta memiliki perbedaan dan persamaan aspek kehidupan yang ads dalam ruang tersebut. Ruang mencerminkan adanya hubungan fungsional antara gejala obyek-obyek yang ada dalam ruang itu sendiri. Sebab itulah diperlukan analisis keruangan dalam rangka mengkaji gejala-gejala yang mill dalam rlmng (space). Space terdiri dari: (1) physical space dan (2) social space. Dalam hal mengkaji perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan yang ada dalam ruang dengan segala obyeknya merupakan tugas geografi.
PENGARUH FORMASI GEOLOGI TERHADAP POTENSI MATA AIR DI KOTA BATU Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Vol 20, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.486 KB) | DOI: 10.17977/pg.v20i2.5063

Abstract

Abstrak: Salah satu sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dieksplorasi dan meningkatkan pendapatan asli daerah adalah potensi mata air yang digunakan untuk suply air bersih penduduk. Peningkatan kebutuhan air bersih sangat dipengaruhi oleh yaitu karakteristik penduduk, kepadatan penduduk, letak daerah, penggunaan lahan serta keadaan iklim. Faktor yang mempengaruhi potensi air tanah adalah kondisi daerah resapan terutama tata guna lahan yang berpengaruh langsung terhadap begian air hujan yang masuk kedalam tanah sebagai sumber air tanah dan Geologi (formasi batuan) yang bersifat permeable berbeda dibandingkan pada batuan intrusi yang bersifat impermeable serta bentuk lahan dan kemiringan lereng (topografi) juga mempengaruhi potensi air dalam tanah.Kata Kunci : Formasi geologi, Potensi, Recharge Area.