Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Ecological Citizenship: Pelestarian Lingkungan Masyarakat Adat Berbasis Kearifan Lokal I Nengah Agus Tripayana; Nurlaili Handayani; Fitriah Artinah; Khoirun Nikmah
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/asanka.v5i1.9545

Abstract

Salah satu upaya pembentukan kewarganegaraan ekologis (ecological citizenship) adalah melalui pendekatan kearifan lokal (local wisdom). Amihud dan Mendelson memprediksi populasi penduduk dunia pada tahun 2025 mencapai 8,5 milyar. Akibatnya, kebutuhan pokok terus meningkat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan milyaran umat manusia. Hal ini mendorong adanya sektor produksi yang memicu eksploitasi alam. Penelitian ini bertujuan memotret pembentukan kewarganegaraan ekologis masyarakat adat berbasis kearifan lokal. Penelitian dilakukan selama sembilan bulan di Desa Tenganan pegringsingan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Keterlibatan masyarakat adat melalui berbagai aktivitas adat dan ritual keagmaan serta kepercayaan masyarakat setempat turut serta dianalis dalam penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kearifan lokal terhadap kelestarian lingkungan di wilayah setempat
The Impact of The Idea of Rangga (Masculinity) Towards Domestic Violence in The Maja Labo Dahu Culture: Study of Sociology and Social Sciences Education ZM, Hamidsyukrie; Syafruddin, Syafruddin; Handayani, Nurlaili
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 14 No 2 (2022): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v14i2.3604

Abstract

The purpose of the study was to describe the relationship between the idea of Rangga (masculinity) in the Maja Labo Dahu culture of the Bima people based on sociological studies and social education. The approach used in the research is a qualitative approach with ethnographic methods. Data were collected through observation, interviews, and documents. The results showed that several religious doctrines are directly related to preserving the idea of male dominance over women, which in turn allows the formation of a discourse of violence in the Bima Maja Labo Dahu cultural community. The doctrines are related to (1) the meaning of the origin of the creation of women from men and for men; (2) the meaning of Adam's expulsion from heaven caused by women; (3) the meaning of Rangga for men in gender roles as a figure who protects and dominates women; and (4) the meaning of wife beating as something legitimized by community culture. This understanding and meaning tend to position men as a figure who bears the idea of Rangga, masculine, male, which is then legitimized as a protector and dominator of women. Women are controlled, subordinated, and used as property. So that the impact of Rangga's thinking on Maja Labo Dahu Culture not only resulted in women becoming victims of domestic violence but also women were not given ample space to contribute to improving community growth and economy.
Implementasi Model AIR Berbantuan Edmodo dan Pengaruhnya Terhadap HOTS di Masa Pandemi COVID-19 Ro’aini Ro’aini; sukardi sukardi; Nurlaili Handayani
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 9, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Mandala Education (Januari)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v9i1.4765

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas implementasi model auditory, intellectualy, repetition (AIR) berbantuan media edmodo terhadap high order thinking skill (HOTS) siswa SMA. Salah satu keterbaharuan riset adalah penggunaal model mada masa  masa pandemi covid-19, sehingga proses pembelajaran berlangsung secara online. Kajian ini termasuk penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen dengan menggunakan  posttest only with non-eqiuvalent control desain..  Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPS-2 dan XI IPS 3 yang diambil secara random sampling. Data penelitian berupa HOTS diambil menggunakan tes uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.  Hasil penelitian menemukan bahwa  model pembelajaran AIR (auditory, intellectualy, repetition) berbantuan edmodo efektif terhadap pencapaian high order thingking skill siswa SMA masa pandemi covid-19. Implikasi teortis bahwa penggunaan model-model pembelajaran inovatif dalam kontes masa pandemic covid 19 menjadi keniscayaan.
Ecological Citizenship: Pelestarian Lingkungan Masyarakat Adat Berbasis Kearifan Lokal Tripayana, I Nengah Agus; Bestari, Prayoga; Malihah, Elly; Syaifullah; Handayani, Nurlaili; Artinah, Fitriah; Nikmah, Khoirun
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/asanka.v5i1.9545

Abstract

Salah satu upaya pembentukan kewarganegaraan ekologis (ecological citizenship) adalah melalui pendekatan kearifan lokal (local wisdom). Amihud dan Mendelson memprediksi populasi penduduk dunia pada tahun 2025 mencapai 8,5 milyar. Akibatnya, kebutuhan pokok terus meningkat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan milyaran umat manusia. Hal ini mendorong adanya sektor produksi yang memicu eksploitasi alam. Penelitian ini bertujuan memotret pembentukan kewarganegaraan ekologis masyarakat adat berbasis kearifan lokal. Penelitian dilakukan selama sembilan bulan di Desa Tenganan pegringsingan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Keterlibatan masyarakat adat melalui berbagai aktivitas adat dan ritual keagmaan serta kepercayaan masyarakat setempat turut serta dianalis dalam penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kearifan lokal terhadap kelestarian lingkungan di wilayah setempat
IMPLEMENTASI MODEL PENANAMAN NILAI-NILAI KESETARAAN GENDER DALAM MENCEGAH PERILAKU BULLYING DI SMAN 7 KOTA MATARAM Hamidsyukrie, Hamidsyukrie; Syafruddin, Syafruddin; Ilyas, Muhammad; Handayani, Nurlaili
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2022): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.959 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i4.4171

Abstract

Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan. Berdasarkan kondisi tersebut, pelu dilaksanakan sosialisasi terkait implementasi model penanaman nilai kesetaraan gender guna mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah. Model ini dapat menjadi salah satu alternatif strategis bagi pihak sekolah dalam menciptakan suasana lingkungan belajar yang harmonis tanpa adanya kekerasan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan sosialiasasi dan penyuluhan kepada guru serta membimbing guru agar memiliki pemahaman akan nilai-nilai kesetaraan gender. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi 3 tahapan, diantaranya: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi observasi dan FGD bersama mitra dan tim, kegiatan inti adalah pelaksanaan sosialisasi, ketiga yaitu tindak lanjut. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pemahamn dan kemampuan peserta sosialisasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Data awal menunjukkan pada aspek pengetahuan awal terhadap pemahaman nilai kesetaraan gender dan dampak perilaku bullying 11,1 % diantara mereka yang memahami, hal tersebut meningkat menjadi 100% setelah pelaksanaan sosialisasi. Selanjutnya pada aspek pemahaman terhadap penerapan model penanaman nilai kesetaraan gender melalui kegiatan sosialisasi, sebelum dilaksanakan sosialisasi hanya 33,3% peserta yang memahami dan pernah mengikuti sosialisasi terkait gender dan setelah pelaksanaan sosialisasi meningkat menjadi 100%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan berhasil memeberikan pemahaman yang komperhensif kepada peserta dalam mengimplementasikan model penanaman nilai-nilai kseteraan gender dalam mencegah perilaku bullying.
The Impact of The Idea of Rangga (Masculinity) Towards Domestic Violence in The Maja Labo Dahu Culture: Study of Sociology and Social Sciences Education Hamidsyukrie ZM; Syafruddin Syafruddin; Nurlaili Handayani
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol. 14 No. 2 (2022): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v14i2.3604

Abstract

The purpose of the study was to describe the relationship between the idea of Rangga (masculinity) in the Maja Labo Dahu culture of the Bima people based on sociological studies and social education. The approach used in the research is a qualitative approach with ethnographic methods. Data were collected through observation, interviews, and documents. The results showed that several religious doctrines are directly related to preserving the idea of male dominance over women, which in turn allows the formation of a discourse of violence in the Bima Maja Labo Dahu cultural community. The doctrines are related to (1) the meaning of the origin of the creation of women from men and for men; (2) the meaning of Adam's expulsion from heaven caused by women; (3) the meaning of Rangga for men in gender roles as a figure who protects and dominates women; and (4) the meaning of wife beating as something legitimized by community culture. This understanding and meaning tend to position men as a figure who bears the idea of Rangga, masculine, male, which is then legitimized as a protector and dominator of women. Women are controlled, subordinated, and used as property. So that the impact of Rangga's thinking on Maja Labo Dahu Culture not only resulted in women becoming victims of domestic violence but also women were not given ample space to contribute to improving community growth and economy.