Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

TRADISI PEMIKIRAN SOSIO-POLITIK ISLAM (KilasanPemikiran al-Farabidan al-MawardidalamLintasanSejarah Islam) Sukardi, Imam
Suhuf Vol 29, No 2 (2017): nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang pemikiran politik Islam pada masa Pra-Modern, yang cenderung bersifat legalistic formalistis, para teoritikus kenegaraan dan politik Islam cenderung melegalisasi kebijakan yang dilakukan oleh para khalifah yang sedang memerintah pada saat itu sekali pun ada kebijakan-kebijakan yang muncul dan merugikan beberapa pihak, mereka kurang begitu melihat kenyataan tersebut sebagai hal yang harus diperbaiki. Meskipun demikian para ulama banyak bergerak dalam lapangan teori kenegaraan dengan berbagai corak. Kegiatan pemikiran ini diawali oleh beberapa ulama diantaranya; al-Mawardi, al-Baqillani al-Ghazali, ibn Qutaibah, ibn Muqaffa’, ibn Taimiyah, ibn Jama’ah, al-Farabi, ibn Sina dan lain sebagainya. Di masa awal kebangkitan pemikiran kenegaraan itu  yang paling besar dan menonjol teorinya pada masa itu adalah al-Mawardi dan al-Farabi.
PESANTREN: REALITAS PENDIDIKAN ISLAM TRADISIONAL INDONESIA Sukardi, Imam
Suhuf Vol 30, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren merupakan sebuah kehidupan yang unik, sebagaimana dapat disimpulkan dalam kehidupan lahiriahnya. Pesantren adalah sebuah kompleks dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya. Pesantren memiliki tradisi sejarah yang sangat panjang. Oleh karena itu situasi dan peranan lembaga-lembaga pesantren dewasa ini harus dilihat dalam hubungannya dengan perkembangan Islam dalam jangka panjang, baik di Indonsia maupun di negara-negara Islam pada umumnya. Perkembangannya di Indonesia yang sedemikian ini masih terus berlangsung pesat, karena Indonesia merupakan tempat konsentrasi ummat Islam yang terbesar di dunia
TRADISI PEMIKIRAN SOSIO-POLITIK ISLAM (KilasanPemikiran al-Farabidan al-MawardidalamLintasanSejarah Islam) Imam Sukardi
Suhuf Vol 29, No 2 (2017): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang pemikiran politik Islam pada masa Pra-Modern, yang cenderung bersifat legalistic formalistis, para teoritikus kenegaraan dan politik Islam cenderung melegalisasi kebijakan yang dilakukan oleh para khalifah yang sedang memerintah pada saat itu sekali pun ada kebijakan-kebijakan yang muncul dan merugikan beberapa pihak, mereka kurang begitu melihat kenyataan tersebut sebagai hal yang harus diperbaiki. Meskipun demikian para ulama banyak bergerak dalam lapangan teori kenegaraan dengan berbagai corak. Kegiatan pemikiran ini diawali oleh beberapa ulama diantaranya; al-Mawardi, al-Baqillani al-Ghazali, ibn Qutaibah, ibn Muqaffa’, ibn Taimiyah, ibn Jama’ah, al-Farabi, ibn Sina dan lain sebagainya. Di masa awal kebangkitan pemikiran kenegaraan itu  yang paling besar dan menonjol teorinya pada masa itu adalah al-Mawardi dan al-Farabi.
REKONSTRUKSI ETIKA EUDAIMONISME PERSPEKTIF AL- GHAZALI DAN SIDDHARTA GAUTAMA Eriska Ismiagi; Imam Sukardi
Suhuf Vol 33, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini  bertujuan untuk  mendeskripsikan konsep Eudaimonisme sebagai  pandangan hidup manusia. Kebahagiaan merupakan hal yang esensial bagi kehidupan manusia. Kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas kepada perasaan subjektif seperti senang atau gembira sebagai aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial, emosional, rohani). Al-Ghazali dijelaskan dalam bukunya yang berjudul Kimiya As-Sa‟adah menjelaskan tentang pengetahuan mengenai seluruh kehidupan ini melalui Ma‟rifatullah untuk mencapai kebahagiaan sejati. Siddharta Gautama tokoh berpengaruh agama Buddha juga membahas tentang pelepasan diri dari penderitaan (dukkha) menuju pencerahan (Nibbāna) dijelaskan dalam buku yang berjudul The Buddha‟s Way To Peace and Happiness yang ditulis oleh YM Chanmyay Sayādaw. Melalui studi kepustakaan, dengan pendekatan interpretasi dan deskriptif analitis. Konsep dari keduanya memberikan pemahaman baru masyarakat beragama saat ini. Bahwa baik dalam agama Islam maupun Buddha memandang etika merupakan inti dari ajaran agama, ada tuntutan bagi pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik kepada sesamanya. Islam memandang bahwa segala perbuatan manusia baik aktivitas individual maupun kolektif dianggap sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Sementara agama Buddha meyakini bahwa segala perbuatan baik manusia bermula dari adanya watak sejati yang  sudah  ada  dalam  diri  manusia  sebagai  kodratnya. Kedua  agama  tersebut  sama-sama berpandangan bahwa manusia itu sejatinya sama di  hadapan Tuhan, yang membedakannya adalah tingkat kebajikannya atau dalam Islam disebut ketaqwaannya.
PESANTREN: REALITAS PENDIDIKAN ISLAM TRADISIONAL INDONESIA Imam Sukardi
Suhuf Vol 30, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren merupakan sebuah kehidupan yang unik, sebagaimana dapat disimpulkan dalam kehidupan lahiriahnya. Pesantren adalah sebuah kompleks dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya. Pesantren memiliki tradisi sejarah yang sangat panjang. Oleh karena itu situasi dan peranan lembaga-lembaga pesantren dewasa ini harus dilihat dalam hubungannya dengan perkembangan Islam dalam jangka panjang, baik di Indonsia maupun di negara-negara Islam pada umumnya. Perkembangannya di Indonesia yang sedemikian ini masih terus berlangsung pesat, karena Indonesia merupakan tempat konsentrasi ummat Islam yang terbesar di dunia
Islam dan Civil Society Imam Sukardi
TSAQAFAH Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.934 KB) | DOI: 10.21111/tsaqafah.v6i1.141

Abstract

The article tries to address the concept of civil society from varied perspectives. From a historical point of view, civil society demands not only the absent domination of state but also liberates individuals from the hegemony of state. The article shows that in Indonesia and Malaysian discourse, masyarakat madani is often used to represent the term of civil society. Using this conception, major values of civil society also share with basic ideas within the Medina Treaty in the history of Islam. These ideas include egalitarianism, human rights protection, participation, law and justice enforcement and pluralism. In this frame, the question on whether or not Islam is compatible with the concept of civil society is clearly answered. Muslims could benefit such a concept to build their awareness of being progressive and adaptive to social changes.
KONSEP NAFKAH BAGI SUAMI PRA BALIGH PERSPEKTIF IMAM SYAFI’I Ahmad Aris Kasanova; Imam Sukardi
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 2 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i1.2022.331-342

Abstract

Tidak sedikitnya kasus lelaki menikah sebelum akil baligh, dan kewajiban suami untuk memberi nafkah secara ma’ruf, penulis tertarik untuk meneliti bagaiamana pendapat Imam Syafi’i mengenai wajibnya suami yang belum akil baligh dalam memberi nafkah kepada istri. Nafkah berarti kewajiban yang harus dipenuhi berupa pemberian belanja yang berkaitan dengan kebutuhan pokok, antara lain suami kepada istri dan suami kepada anak-anaknya atau keluarga besarnya. (1) Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: menjelaskan pendapat Imam Syafi'i tentang konsep penghidupan suami Pra Baligh. (2) Menjelaskan metode Iatinbath Imam Syafi'i tentang konsep penghidupan mantan suami Balif. Penelitian ini merupakan penelitian (library research) dengan menggunakan data berdasarkan dokumen primer dan dokumen sekunder yang berkaitan dengan masalah penelitian.  Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu melalui metode berpikir berjalan dan induktif.  Sehingga  dapat  diperoleh  gambaran  pemikiran  Imâm Syâfi‘ī tentang konsep nafkah bagi suami pra baligh dengan jelas. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pemikiran Imâm Shâfi’i dalam konsep nafkah bagi suami pra baligh  mempunyai dampak dalam kajian ini. Ada beberapa pendapat yang telah di kemukakan oleh imam syafi’i terkait konsep nafkah,imam  syafi’i berpendapat bahwa apabila si suami belum baligh bebitu pula istrinya maka sang suami wajib memberikan nafkah kepada istri. Alasan kenapa tetap diwajibkan karena disitu terdapat mani’ (penghalag) dari kedua belah pihak. jika suami sudah baligh dan istri belom baligh maka suami tetap wajib memberikan nafkah. Mengapa suami tetap wajib memberikan nafkah alasanya yaitu karena mani’ (penghalang) dari salah satu belah pihak saja, maka disini suami tetap wajib memberikan nafkah.
Pencegahan Perceraian Berbasis Kearifan Lokal Studi Kasus Masyarakat Samin Bojonegoro Afif Abdul Rokhim; Imam Sukardi
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam Vol 13 No 2 (2022): April 2022
Publisher : IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30739/darussalam.v13i2.1436

Abstract

Peran Organisasi Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama dalam Upaya Perlindungan Anak Khozinatul Asrori; Imam Sukardi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.002 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4901

Abstract

Di Indonesia, perlindungan anak termuat dalam Pasal 28b No. 2 UUD 1945. Selain itu juga termuat dalam UU No. 3 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa terdapat empat bidang khusus yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan perlindungan anak, yaitu: bidang Agama, Pendidikan, Kesehatan dan sosial budaya. Lima pilar utama (orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara) memiliki keterkaitan yang erat dalam melaksanakan tugas perlindungan anak dengan bentuk dan upaya yang sesuai dengan kadar kemampuan di berbagai macam bentuk usaha yang dilakukan dan dalam kondisi tertentu. Sebagaiman Organisasi Kemasyarakatan Nahdlatul memiliki beberapa program yang mendukung dalam upaya perlindungan anak. Penelitian ini fokus pada peran dan faktor penghambat Organisasi Nahdlatul Ulama Ranting Pagerwojo Perak Jombang dalam upaya perlindungan anak. Dalam kajian penelitian ini, peneliti memakai penelitian kualitatif yang sifatnya menggambarkan serta menjabarkan beberapa temuan yang ada khususnya dalam penelitian ini yang berhubungan dengan upaya Nahdlatul Ulama Ranting Pagerwojo Perak Jombang dalam upaya perlindungan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kaitannya dengan upaya perlindungan anak peran yang dilakukan oleh Organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama Ranting Pagerwojo Perak Jombang adalah pelaksanaan program secara bertahap dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan ekonomi. Selain itu juga masih terdapat beberapa hambatan diantaranya adalah karena faktor administrasi yang minim, kondisi masyarakat yang plural dan karena tidak adanya badan otonom yang khusus menangani dalam kaitannya dengan perlindungan anak.
MEMBANGUN INTEGRITAS DAN PRIBADI TANGGUH DENGAN MENELADANI KISAH NABI YUSUF, ANALISIS TERHADAP KONSEP REVOLUSI MENTAL DARI PRESIDEN RI JOKO WIDODO Husni Adabi; Imam Sukardi
Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 18 No. 2 (2022): September
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is the result of library research on Building Integrity and a Tough Person by Imitating the Story of the Prophet Yusuf (Analysis of the Concept of Mental Revolution from the President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo). This study aims to emphasize the importance of integrity and a strong personality in one's character, with the example of the story of the prophet Yusuf AS, and to remind people of the concept of mental revolution echoed by the President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo. The type of research used is library research. The descriptions used are descriptive analytic, which is by collecting existing data, interpreting, and conducting interpretive analysis. The approach used in this research is a philosophical and pedagogical approach. With this philosophy, problem solving is investigated rationally through directed reasoning with a textual analysis style that is oriented towards efforts to formulate ideas through interpretation of the text. Meanwhile, the pedagogical approach here is to try to explain in more detail the existing concepts using educational theory. In general, the formation of integrity and strong personalities is carried out most effectively by exemplary methods. While a good and obedient role model is to be an example, of course, from a noble figure, from the best story in the al-Qur'an, namely the story of Prophet Yusuf AS Prophet Yusuf's life was full of tests. He went through the various trials of life with full wisdom. At its peak, Allah made Prophet Yusuf a chosen person whose life inspired those who came after him. His life story is studied and researched by scholars, scientists and scholars. There are many lessons that we can take both implied and implicit from the story of the Prophet Yusuf for us in building a superior personality to achieve a successful life. To become a developed and modern country with a superior society, various reforms need to be carried out. In other words a mental revolution. It aims to make various human mentalities, both individually and collectively, experience fundamental changes. One of the effective strategies in providing understanding and application of mental revolution is by exemplary, such as the integrity and tough personality exemplified by the Prophet Yusuf. In education, giving examples is very emphasized because the behavior of an educator gets special observations from students. Therefore, it is very important for educators and public figures to have integrity and a strong personality as role models and direction providers in realizing the concept of mental revitalization. So that later it will give birth to a generation who are not only smart in the fields of science and technology, but also have good morals through Islamic Religious Education from the example of the story of the Prophet Yusuf.