Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hubungan Hygiene Sanitasi Pelaku Industri Rumahan Terhadap Cemaran Eschericia Coli pada Tahu Khas Lombok Aldimas Auli Arrahman; Musyarrafah Musyarrafah; Diani Sri Hidayati; Halia Wanadiatri
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11357

Abstract

ABSTRACT Contamination of food by microorganism agents is a worldwide health problem. Food is a good intermediary agent for these bacteria to develop. Factors that influence the occurrence of food contamination, namely poor personal hygiene, unhealthy food handling methods and unclean food processing. Poor sanitation can be a cause for the emergence of Escherichia coli bacteria, causing bad smell, sour taste, and mucus in tofu production. If consumed, tofu contaminated with Escherichia coli bacteria can cause digestive ailments, such as diarrhea. The purpose of this research is to determine the relationship between sanitation hygiene and Eschericia coli bacteria contamination in tofu home industries in Abian Badan Village, Sandubaya District, Mataram City, NTB. This research is an analytic survey research with a cross-sectional approach. Laboratory examination using conventional methods of microbiological testing using EMB media. The weighed samples were mixed using 225 ml of distilled water and then diluted 5 times for each sample. The sample data obtained was then analyzed using SPSS version 23. The results of the study were obtained from 15 respondents, most of the samples had good sanitation hygiene including 11 respondents (73.3%) who had personal hygiene for tofu production houses with good criteria, 12 respondents (80%) who had sanitation processing facilities with good criteria and 10 respondents (66.66%) who had food sanitation with good criteria. There is a significant relationship between sanitary hygiene and Eschericia coli bacteria contamination in tofu home industries in Abianbuh Village, Sandubaya District, Mataram City, NTB. Keywords: Hygiene, Sanitation, Tofu, Eschericia Coli.  ABSTRAK Kontaminasi makanan oleh agen mikroorganisme merupakan masalah kesehatan dunia. Makanan adalah perantara yang baik bagi bakteri ini untuk berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi makanan yaitu higiene perorangan yang kurang baik, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan pengolahan makanan yang tidak bersih. Sanitasi yang buruk dapat menjadi penyebab munculnya bakteri Escherichia coli, menyebabkan bau tidak sedap, rasa asam, dan lendir pada produksi tahu. Jika dikonsumsi, tahu yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit pencernaan, seperti diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi dengan cemaran bakteri Eschericia coli pada industri rumah tangga tahu di Desa Abian Badan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram NTB. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pemeriksaan laboratorium menggunakan metode konvensional yaitu pengujian mikrobiologi menggunakan media EMB. Sampel yang telah ditimbang dicampur dengan menggunakan 225 ml akuades kemudian diencerkan sebanyak 5 kali untuk masing-masing sampel. Data sampel yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 23. Hasil penelitian diperoleh dari 15 responden, sebagian besar sampel memiliki higiene sanitasi yang baik diantaranya 11 responden (73,3%) yang memiliki higiene perorangan rumah produksi tahu dengan kriteria baik. Sanitasi sarana pengolahan makanan dengan kriteria baik sebanyak 12 responden (80%) dan sanitasi makanan dengan kriteria baik sebanyak 10 responden (66,66%). Ada hubungan yang signifikan antara higiene sanitasi dengan cemaran bakteri Eschericia coli pada industri rumah tangga tahu di Desa Abianbuh Kecamatan Sandubaya Kota Mataram NTB. Kata Kunci: Kebersihan, Sanitasi, Tahu, Eschericia Coli.
Formulasi dan Uji Efektivitas Sampo Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) Terhadap Mortalitas Kutu Kepala Manusia (Pediculus Humanus Capitis) Mahida Rina Susanti; Musyarrafah Musyarrafah; Ana Andriana; I Gede Angga Adnyana
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 6 (2024): Volume 4 Nomor 6 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i6.14543

Abstract

ABSTRACT Head lice (Pediculosis capitis) is a skin and head hair health problem caused by Pediculus humanus capitis. Pediculosis capitis is a common health problem that often occurs. Pediculus humanus capitis, also known as head lice, is an ectoparasite that lives on the human scalp. Pediculosis can cause skin irritation, allergic reactions, and bacterial infections due to excessive scratching and sleep disturbances. To determine the effectiveness of green betel leaf extract (Piper betle L.) shampoo formulation against mortalitis of human head lice (Pediculus humanus capitis). This study used a true experimental method with Post Test Only Controlled Group Design, and Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatment groups consisting of positive control with premethin 1%, negative control with distilled water, green betel leaf extract shampoo (Piper betle L.) with concentrations of 15%, 20%, 25% and 30%. the results of the Kruskal-Wallis non-parametric test obtained 0.008 value (sig <0.05) which means that green betel leaf extract shampoo (Piper betle L.) has a mortality effect on head lice (Pediculus humanus capitis). Green Betel Leaf (Piper betle L.) extract shampoo formulation is effective against mortality of Human Head Lice (Pediculus humanus capitis) and the most effective shampoo concentration is found in 30% concentration shampoo with 100% mortality rate and takes 5 minutes to kill head lice. Keywords: Green Betel Leaf Extract Shampoo (Piper Betle L.), Mortality, Human Head Lice (Pediculus Humanus Capitis).  ABSTRAK Kutu kepala (Pediculosis capitis) merupakan masalah kesehatan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus capitis. Pediculosis capitis merupakan masalah kesehatan umum yang sering terjadi. Pediculus humanus capitis atau sering dikenal dengan kutu kepala merupakan ektoparasit yang hidup pada kulit kepala manusia. Pediculosis dapat menyebabkan iritasi kulit, reaksi alergi, dan infeksi bakteri karena garukan berlebihan serta gangguan tidur. Mengetahui efektivitas formulasi sampo ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap mortalitis kutu kepala manusia (Pediculus humanus capitis). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen sejati (true eksperimental) dengan rancangan Post Test Only Controlled Group Design, dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kelompok perlakuan yang terdiri atas kontrol positif dengan premethin 1%, kontrol negatif dengan aquadest, sampo ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan konsentrasi 15%, 20%, 25% dan 30%. Hasil uji non parametrik Kruskal-Wallis diperoleh hasil 0,008 nilai (sig<0,05) yang artinya artinya sampo ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.)  memiliki efek mortalitas pada kutu kepala (Pediculus humanus capitis). Formulasi sampo ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) efektif terhadap mortalitas Kutu Kepala Manusia (Pediculus humanus capitis) dan konsentrasi sampo yang paling efektif terdapat pada sampo konsentrasi 30% dengan tingkat mortalitas 100% dan membutuhkan waktu 5 menit untuk membunuh kutu kepala. Kata Kunci: Sampo Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.), Mortalitas, Kutu Kepala Manusia (Pediculus Humanus Capitis).
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Sofyana, Nova Rindani; Herlinawati, Herlinawati; Musyarrafah, Musyarrafah; Angga Adnyana, I Gede
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 4 (2024): Volume 11 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i4.13679

Abstract

Penyakit infeksi masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai antibakteri adalah daun manggis (Garcinia mangostana L.)  karena mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, triterpenoid, flavonoid, tanin dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun manggis terhadap S. aureus dan E. coli. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi selama 72 jam menggunakan pelarut etanol 96%. Rancangan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakukan dan 2 kontrol (kontrol positif ciprofloxacin dan kontrol negatif aqudes). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan SPSS versi 23. Hasil dari uji bivariat menunjukan terdapatnya perbedaan bermakna (p<0,05) zona hambat kelompok perlakuan dengan kontrol positif dan negatif (S. aureus, p-value 0,001 dan E. coli, p-value <0,01). Pada S. aureus didapatkan diameter zona hambat pada 4 kelompok perlakuan. Zona hambat terbesar adalah 17,5 mm pada konsentrasi 100% dan zona hambat terendah adalah 14,5 pada konsentrasi 25%. Pada E. coli diameter zona hambat hanya pada konsentrasi 100% sebesar 2,25 mm. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak daun manggis memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.
SKRINING LOW VISION SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PADA PENGRAJIN EMAS DI PUSAT EKONOMI KREATIF SEKARBELA wanadiatri, halia; Musyarrafah, Musyarrafah; Mardiah, Aena
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2244

Abstract

Pengrajin Emas menghabiskan waktu yang cukup lama dalam membuat sebuah perhiasan, sehingga sering kali lupa memperhatikan keadaan dari kesehatan tubuhnya mulai dari penglihatan dan postur tubuh karena terlalu fokus mengerjakan kerajinannya. Salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami oleh pengrajin emas adalah Asthenophia. Asthenopia terjadi karena kelelahan otot siliaris akibat daya akomodasi, hal ini dapat memberikan dampak negatif berupa cepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja, mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dalam bekerja hingga menurunnya produktivitas pengerajin emas. Tujuan pengabdian kepada masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan pengrajin emas tentang pentingnya kesehatan mata dan mendeteksi gangguan dini masalah kesehatan. Metode pengabdian kepada masyarakat menggunakan penyuluhan, diskusi, pemeriksaan visus bekerja sama spesialis mata dan Optik Nasional dan pemberian poster edukasi kesehatan mata kepada pengerajin emas. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pengrajin emas tentang kesehatan mata dari 65,3% menjadi 77,6%, dan hasil pemeriksaan visus dan refraksi diketahui bahwa mata normal sebanyak 6 orang (13,64%), rabun jauh 7 orang (15,91%) dan rabun dekat 31 orang (70,45%).
Kontroversi Penggunaan Permainan Bahasa dalam Komunikasi Antarbudaya di Pesantren Multietnis Musyarrafah, Musyarrafah; Nurhayati, St; Syafri Idris, Andi Muhammad
Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 24 No. 1 (2025): BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 24 Nomor 1 Januari 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/bahtera.241.05

Abstract

The aim of the study is to analyze the implementation of Ludwig Wittgenstein’s language games theory in the context of intercultural communication at Pondok Pesantren Manahilil Ulum DDI Kaballangan. This research was employed a qualitative approach with participatory observation and in-depth interviews. Data were collected from utterances of students from various ethnic backgrounds, such as Buginese, Mandarese, Makassarese, and Pattinjonese, with two informants from each ethnic groups, to understand how differences in word meanings affect communication dynamics. The findings show that the different language games in each ethnic group’s local language cause significant misunderstandings, as seen in words like “bosi,” “buto,” and “doko.” However, these misunderstandings were resolved through communication adaptations, such as the use of Indonesian as a bridging language. The originality of this study lies in the application of language games theory in a multi-ethnic boarding school setting, which has not been extensively explored in the context of education. This research provides new insights into the dynamics of intercultural communication in boarding school and the adaptive strategies used by students to maintain harmony. The study’s implications highlight the importance of cross-cultural awareness and the appropriate use of language to enhance communication effectiveness in multi-ethnic boarding school settings
Penerapan video animasi dalam memodifikasi perilaku jajan sembarangan pada anak usia 5-6 tahun Di Kelurahan Teppo Wahyuni, Siti Raodah Sri; Musyarrafah, Musyarrafah
JURNAL LENTERA ANAK Vol 5, No 1 (2024): April 2024 : Lentera Anak
Publisher : JURNAL LENTERA ANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodifikasi perilaku jajan sembarangan apada anak usia 5-6 tahun di kelurahan teppo melalui tontonan video animasi , Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ialah mengajak anak usia 5-6 tahun untuk menonton video animasi yang berisi tentang dampak dan bahaya jajan sembarangan. Hasil penelitian memperoleh deskripsi. Jajan sembarangan adalah jajanan yang banyak di jual di pinggir jalan yang di jual oleh pedagang kaki lima dengan keadaan yang memang kurang bersih tempatnya maupun bahan pembuatannya yang memang bukan dari bahan yang aman bagi tubuh. Anak-anak usia 5-6 tahun harus diberikan pengetahuan tentang jajanan sehat yang ada dilingkungan sekitar dan mengurangi kebiasaan untuk jajan sembarangan. Salah satu kebiasaan makan yang teratur dalam keluarga akan membentuk kebiasaan yang baik bagi anak-anakKeywords: video animasi, modifikasi perilaku, jajan sembarangan
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.var arum manis) terhadap Staphylococcus epidermidis Sunari, Ida Ayu Rati; Musyarrafah, Musyarrafah; Herlinawati, Herlinawati; Wanadiatri, Halia
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 4 (2025): Volume 7 Nomor 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i4.19261

Abstract

ABSTRACT The development of natural materials, in this case phytochemical compounds from herbal plants, is utilized as antibiotic agents in dealing with several cases of antibiotic resistance. Arum manis mango plant (Mangifera indica L. var arum manis) is one of the species of the mango family that is widely distributed in Indonesia and has many benefits ranging from fruit, seeds, fruit skin, leaves and stems. Arum manis mango leaves contain flavonoids, alkaloids, steroids, polyphenols, tannins, and saponins which have the ability to inhibit bacterial growth. To determine the antibacterial activity of ethanol extract of arum manis mango leaves on the growth of Staphylococcus epidermidis bacteria. True Experiment with Posttest Only Control Group Design using the well method. The research subjects amounted to 24 samples divided into 4 treatment groups, namely ethanol extract of arum manis mango leaves with concentrations of 25%, 50%, 75%, 100% and 2 controls (positive control ciprofloxacin and negative control aquadest). The data obtained was analyzed using SPSS version 27. The results of the bivariate test showed a significant difference (p-value <0.05) in the inhibition zone of the treatment group with positive and negative controls (Staphylococcus epidermidis, p-value <0.001). The average inhibition zone formed in the ethanol extract group of arum manis mango leaves on Staphylococcus epidermidis is concentrations of 25% (15.87 mm); 50% (18.25 mm); 75% (19.62 mm) and 100% (20.37 mm). There is antibacterial activity of the ethanol extract of arum manis mango leaves (Mangifera indica L. var arum manis) against the growth of Staphylococcus epidermidis bacteria. Keywords: Antibacterial, Arum Manis Mango Leaves, Staphylococcus Epidermidis, Wells  ABSTRAK Pengembangan bahan alam dalam hal ini senyawa fitokimia dari tanaman herbal dimanfaatkan sebagai agen antibiotik dalam menangani beberapa kasus resistensi antibiotik. Tanaman mangga arum manis (Mangifera indica L. var arum manis) merupakan salah satu spesies dari famili buah mangga yang banyak tersebar di wilayah Indonesia dan memiliki banyak manfaat mulai dari buah, biji, kulit buah, daun dan batangnya. Daun mangga arum manis mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, polifenol, tannin, dan saponin yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun mangga arum manis terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. True Experiment dengan Posttest Only Control Group Designmenggunakan metode sumuran. Subjek penelitian berjumlah 24 sampel dibagi ke 4 kelompok perlakuan, yaitu ekstrak etanol daun mangga arum manis konsentrasi 25%, 50%, 75%,100% dan 2 kontrol (kontrol positif ciprofloxacin dan kontrol negatif aquadest). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan SPSS versi 27. Hasil dari uji analisis data menunjukan terdapatnya perbedaan bermakna (p-value <0,05) zona hambat kelompok perlakuan dengan kontrol positif dan negatif (Staphylococcus epidermidis, p-value <0,001). Rata-rata zona hambat yang terbentuk pada kelompok ekstrak etanol daun mangga arum manis pada Staphylococcus epidermidis konsentrasi 25% (15,87 mm); 50% (18,25 mm); 75% (19,62 mm) dan 100% (20,37 mm). Terdapat aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun mangga arum manis (Mangifera indica L. var arum manis) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Kata Kunci: Antibakteri, Daun Mangga Arum Manis, Staphylococcus Epidermidis, Sumuran
Screening Activities of Crude Extracts Produced Halodule sp. Seagrass-Associated Fungus Safwan, Safwan; Ridwan, Sucilawaty; Musyarrafah, Musyarrafah; Wijayanti, Rina
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 2 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.2.237-244

Abstract

Secondary metabolites from marine microorganisms, including marine-derived fungi, have consented to developing guide bioactive compounds. Marine-derived fungi were reported to be associated with various habitats, including seagrasses. The seagrass-associated fungus from the Indonesian marine area is still poorly unexplored. This study was presented to screen for the antimicrobial and antioxidant activity of crude extracts produced by fungi associated with Seagrass (Halodule sp.) collected from Indonesia. Fresh samples were collected and kept fresh until they arrived in the Laboratory and immediately planted on Potato Dextrose Agar (PDA) Sea Salt media. Ten fungi were isolated and purified using a Malt Extract Agar (MEA) medium and subjected to fermentation treatment for 30 days using solid rice media. The compounds produced were collected by soaking directly using ethyl acetate (EA) for one hour while stirring mechanically. Evaporation of EA was carried out to obtain crude extracts. Each crude extract was subjected to antibacterial and antioxidant activities using the agar diffusion and DPPH methods, respectively. Reverse-phase Thin-Layer Chromatography (TLC) was used to observe the compound profile. The results of the activity test showed that two crude extracts from fungi with the code A.10.4 and B.5.1 had both activities, antibacterial (potent inhibition at 50% concentration and antioxidant (IC50 of 90.23 and 88.29 ppm, respectively). Another crude extract with the fungi code B.1.1 showed strong antioxidant activity (IC50 of 81.31 ppm) without antimicrobial activity. TLC results show different compound profiles from each crude extract and quite a good separation.