Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Edukasi Hidup Bersih dan Sehat di Daerah Tujuan Wisata, Dusun Nipah, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara Musyarrafah, Musyarrafah; Anditiarina, Dasti; Zubaidi, Fitriannisa F.
JPMB : Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Berkarakter Vol 2 No 2 (2019): Agustus-Desember
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Rekarta Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36765/jpmb.v2i2.3

Abstract

Abstrak: Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pemahaman penyedia jasa kuliner di daerah wisata mengenai perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Kegiatan ini dilakukan di Pantai Nipah, Dusun Nipah, Desa Malaka, Kecematan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode penyuluhan dan edukasi, game interaktif dan diskusi. Kegiatan ini melibatkan 27 orang juru masak dan pramusaji yang bekerja dibeberapa warung ikan bakar. Kegiatan ini memberikan manfaat karena terdapat peningkatan pemahaman mengenai PHBS dan termotivasi untuk menerapkan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan 6 langkah sesuai standar World Health Organisation (WHO). Kegiatan ini akan lebih mendorong para penyedia jasa kuliner untuk mengolah dan menyajikan makanan bagi para wisatawan secara higienis dan terjaga kebersihannya. Dengan demikian, edukasi ini mampu memberdayakan masyarakat untuk menciptakan citra baik lingkungan wisata sehat.Abstarct:This activity aims to increase the understanding of culinary service providers in tourist areas regarding clean hygiene behavior (PHBS). This activity was carried out at Nipah Beach, Nipah Hamlet, Malacca Village, Winner's District, North Lombok Regency. The method used in this service is counseling and education methods, interactive games and discussions. This activity involved 27 cooks and waitresses who worked in several grilled fish stalls. This activity provides benefits because there is an increased understanding of PHBS and is motivated to implement hand washing with soap (CTPS) with 6 steps according to World Health Organization (WHO) standards. This activity will further encourage culinary service providers to process and serve food for tourists in a hygienic and clean manner. Thus, this education is able to empower people to create a good image of a healthy tourism environment.
THE RELATIONSHIP BETWEEN WNT (WINGLESS/INT) PATHWAYS REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS) AND CANCER Fitriannisa F. Zubaidi
JURNAL KEDOKTERAN Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.414 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v3i2.78

Abstract

Reactive oxygen species has been known to play a role in the formation of cancer and determination of cellular death. Less known, however, is its more recently studied role in regulating cellular physiologic functions. The mechanism of how ROS switches between these roles involves detailed interactions with different pathways. The Wnt pathway, specifically the canonical Wnt/β-catenin pathway, seems to be one that has this role switching effect, depending on the amount of ROS present in the cellular microenvirent. This review aims to revisit the regulation of ROS levels, their relationship to cancer, and how the Wnt pathways influence the effect of ROS.
Gambaran Patogen dan Profil Infeksi Menular Seksual (IMS) Wiwin Mulianingsih; Lysa Mariam; Yudha Permana; Fitriannisa Faradina Zubaidi; Putu Dedy Arjita; Ayu Anulus; Dany Karmila; Fachrudi Hanafi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 2 (2022): Mei 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i2.888

Abstract

Kasus IMS yang terus meningkat merupakan salah satu penyebab utama dari buruknya kesehatan sebuah negara dan dunia dan Kota Mataram merupakan ibu kota Provinsi NTB, salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Hal ini menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya, banyaknya wisatawan berkunjung untuk berlibur dan meningkatkan roda perekonomian. Namun dampak negatif yang terjadi, berhubungan dengan kedatangan wisatawan yang kemudian memanfaatkan tempat-tempat hiburan dan secara tidak langsung berkaitan dengan peningkatan aktifitas seksual. Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran Patogen dan Profil Infeksi Menular Seksual (IMS) di 10 Puskesmas se Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif dengan mengambil data dari catatan rekam medis pasien di seluruh puskesmas di Kota Mataram, dengan total 2.340 orang yang terinfeksi, dan teknik sampling menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan hasil penelitian, penyaki infeksi menular seksual di seluruh puskesmas di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2015-2019 di dominasi oleh jenis kelamin perempuan, usia dewasa awal, sudah menikah, SMP, tidak bekerja, kelompok risiko pasangan risti. Hasil dari data kasus IMS yang di laporkan di Kota Mataram sejak tahun 2015-2019 cenderung disebabkan oleh bakteri.
Gambaran Patogen dan Profil Infeksi Menular Seksual (IMS) Wiwin Mulianingsih; Lysa Mariam; Yudha Permana; Fitriannisa Faradina Zubaidi; Putu Dedy Arjita; Ayu Anulus; Dany Karmila; Fachrudi Hanafi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 2 (2022): Mei 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i2.888

Abstract

Kasus IMS yang terus meningkat merupakan salah satu penyebab utama dari buruknya kesehatan sebuah negara dan dunia dan Kota Mataram merupakan ibu kota Provinsi NTB, salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Hal ini menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya, banyaknya wisatawan berkunjung untuk berlibur dan meningkatkan roda perekonomian. Namun dampak negatif yang terjadi, berhubungan dengan kedatangan wisatawan yang kemudian memanfaatkan tempat-tempat hiburan dan secara tidak langsung berkaitan dengan peningkatan aktifitas seksual. Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran Patogen dan Profil Infeksi Menular Seksual (IMS) di 10 Puskesmas se Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif dengan mengambil data dari catatan rekam medis pasien di seluruh puskesmas di Kota Mataram, dengan total 2.340 orang yang terinfeksi, dan teknik sampling menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan hasil penelitian, penyaki infeksi menular seksual di seluruh puskesmas di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2015-2019 di dominasi oleh jenis kelamin perempuan, usia dewasa awal, sudah menikah, SMP, tidak bekerja, kelompok risiko pasangan risti. Hasil dari data kasus IMS yang di laporkan di Kota Mataram sejak tahun 2015-2019 cenderung disebabkan oleh bakteri.
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI LOKUS STUNTING KABUPATEN LOMBOK UTARA Utami, Herdiana Nurul; Zubaidi, Fitriannisa Faradina; Irawati, Deasy; Nurbaiti, Lina
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i03.P07

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis sehingga pertumbuhan panjang atau tinggi badan terlalu pendek menurut usia. Menurut WHO, faktor langsung penyebab stunting adalah asupan zat gizi yang tidak mencukupi seperti protein dimana berfungsi sebagai pengendalian pertumbuhan. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan asupan protein nabati dan hewani pada balita dengan kejadian stunting di Lokus Stunting Kabupaten Lombok Utara. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner food recall 24h dan melihat data terkait PB atau TB terbaru, riwayat imunisasi, serta akses ke pelayanan kesehatan di buku KIA / kartu registrasi. Sebanyak 262 responden memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mayoritas berusia 24 – 60 bulan (53,1%). Hasil penelitian menunjukkan AKP pada balita stunting dengan kriteria kurang sebanyak 51% sedangkan perbandingan asupan protein nabati lebih besar dibandingkan protein hewani sebesar 72%. Berdasarkan hasil uji chi-square tersebut didapatkan hubungan signifikan antara perbandingan asupan protein nabati dan hewani, p = 0,000 (p<0,05), dengan kejadian stunting. Selain itu hasil penelitian menunjukkan terdapat efek simultan pada perbandingan protein nabati dan hewani serta AKP terhadap kejadian stunting. Kata Kunci: Asupan Protein Nabati dan Hewani, Kejadian Stunting, Balita. ABSTRACT Stunting is a condition of growth failure due to chronic malnutrition so that growth in length or height is too short for age. According to WHO, one of the direct factors causing stunting is insufficient intake of nutrients such as protein which has a function as growth control. This study is observasional with a cross-sectional design to knowing the relationship between vegetable and animal protein intake in toddlers with the incidence of stunting in the stunting locus of North Lombok Regency.. Data were collected by filling out a 24h food recall questionnaire and looking at data related to recent PB or TB, immunization history, and access to health services in the KIA book / registration card. A total of 262 respondents meeting the inclusion and exclusion criteria participated in this study with the majority of toddlers aged 24-60 months (53.1%). The results showed PPA in stunted toddlers with less criteria as much as 51% while the ratio of vegetable protein intake was greater than animal protein by 72%. Based on the results of the chi-square test, there was a significant relationship between the ratio of vegetable and animal protein intake, p = 0.000 (p < 0.05), with the incidence of stunting. In addition, the results showed that there was a simultaneous effect on the ratio of plant and animal protein and PPA to the incidence of stunting in toddlers. Keywords: Plant and Animal Protein Intake, Incidence of Stunting, Toddlers.
Correlation of offspring thyroid function and maternal iodine status in iodine deficient-coastal area Ekawanti, Ardiana; As’ad, Suryani; Natsir, Rosdiana; Umar, Husaini; Irawati, Deasy; Kadriyan, Hamsu; Zubaidi, Fitriannisa Faradina; Ayunda, Rahmah Dara
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 3: September 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i3.23794

Abstract

Thyroid hormone is vital for children's growth and metabolism, relying on sufficient iodine levels for synthesis. Maternal intake determines iodine supply to fetuses and children under two years old. This study aimed to correlate offspring thyroid function with maternal iodine status in coastal areas. A cohort study was conducted, involving pregnant coastal residents. Maternal urinary iodine levels were measured via the ammonium persulfate method, while offspring thyroid stimulating hormones (TSHs) and free thyroxine hormone (fT4) levels were assessed using electro-chemiluminescence immunoassay (ECLIA). Iodine intake was determined through a semiquantitative food frequency questionnaire (FFQ). The correlation between offspring thyroid function and maternal iodine status was analyzed using Pearson’s correlation test. Differences in TSHs and fT4 levels among iodine status groups were examined using the One way-ANOVA test. Maternal iodine status was insufficient with a median urinary iodine of 125 μg/L, resulting in a 60.8% prevalence of iodine insufficiency. Iodine intake (62.20±43.45 μg/day) fell short of recommended levels (RDA). Offspring TSH was 2.29±1.07 μIU/mL, fT4 was 1.26±0.14 ng/dL. TSH and fT4 concentrations showed no significant inter-group differences (p=0.852, p=0.075). Offspring thyroid function did not correlate with maternal iodine status (TSHs: p=0.314; fT4: p=0.258). Offspring thyroid function did not correlate to maternal iodine status in a population of iodine-insufficient and mercury-contaminated coastal areas.
CERDAS CERMAT TENTANG PENCEGAHAN PAJANAN MERKURI PADA SISWA SD DI DAERAH LINGKAR TAMBANG KABUPATEN LOMBOK BARAT Ekawanti, Ardiana; Irawati, Deasy; Nurbaiti, Lina; Zubaidi, Fitriannisa Faradina; Ayunda, Rahmah Dara; Abdurrosyid, Muhammad
Jurnal Pepadu Vol 5 No 3 (2024): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i3.5849

Abstract

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki beberapa lokasi pertambangan emas skala kecil, (PESK) baik di pulau Lombok maupun Sumbawa. PESK menjadi salah satu penyumbang emisi merkuri terbesar di dunia. Merkuri adalah bahan kimia yang digunakan dalam proses pengolahan emas. Manusia terpajan merkuri melalui kulit, saluran napas dan melalui saluran cerna. Pajanan merkuri ini memberikan dampak pada kesehatan. Penelitian Ekawanti dkk (2023), didapatkan kejadian peningkatan kadar merkuri di atas ambang WHO sebesar 70 % pada daerah pertambangan emas. Anak- anak yang tinggal di daerah PESK terdampak secara tidak langsung oleh merkuri, bahkan ada yang terdampak langsung karena terlibat dalam proses pengolahan emas membantu orang tuanya. Pengabdian ini bermaksud untuk memberikan pengetahuan bagi siswa SD tentang sumber pajanan merkuri dari lingkungan dan cara mencegah pajanan tersebut. Metode yang digunakan adalah permainan edukatif berupa cerdas cermat setelah diberikan booklet tentang pajanan merkuri dan dampaknya. Pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2024 yang berlokasi di SDN 1 Buwun Mas. Cerdas cermat diikuti oleh 2 gugus tugas dengan jumlah 12 SD. Kegiatan didahului dengan kegiatan koordinasi Bersama dengan ketua gugus, dan kepala sekolah pada tanggal 29 April 2024 yang bertempat di SDN 1 Buwun Mas di daerah Sepi, pada rapat tersebut sekaligus diserahkan booklet kepada kepala sekolah, sebagai bahan untuk cerdas cermat. Acara cerdas cermat ini menghasilkan pemenang sebagai “duta merkuri”, yaitu SDN 1 Buwun Mas, SDN 2 Buwun Mas dan SDN 3 Buwun Mas. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah kegiatan cerdas cermat pencegahan pajanan merkuri sudah terlaksana dengan baik, dengan pemenang sebagai duta merkuri.
Prospecting Marine Natural Products as the Disease-Modifying Treatment of Alzheimer’s Diseases Saputri, Legis Ocktaviana; Harahap, Herpan Syafii; Rivarti, Arina Windri; Zubaidi, Fitriannisa Faradina
Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & Society for Indonesian Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/biomedich.2024.132.433-441

Abstract

Alzheimer's disease (AD) is a severe and high costs health problem all over the world. To date, there is no therapy capable of curing AD, making drug discovery a challenging and intriguing field to explore. Targeting marine natural products (MNPs) as a source of drug leads is a suitable choice considering the content of bioactive compounds and promising pharmacological benefits. This article aims to look at MNPs with prospects in several prime targets in AD pathology to cure AD. Marine vertebrates (fishes), marine invertebrates (sponges, tunicates, ascidian, clams, scallops, sand dollars, crabs, cockle, sea cucumber, shrimp, bryozoa, marine worm), algae/seaweed, and marine microorganisms (marine fungi, bacterium, dinoflagellata, microalgae) can be potentially used as disease-modifying treatments (DMTs) for AD. By targeting multiple aspects of AD pathology, these MNPs offer a multifaceted approach to treating and potentially modifying the disease course. This result is an intriguing gap for researchers in the discovery and development of new drugs that can improve AD pathology.
Cognitive Decline Among the Middle-aged Living in the Coastal Area in Lombok Island Suryani, Dini; Harahap, Herpan Syafii; Rivarti, Arina Windri; Nurhidayati; Zubaidi, Fitriannisa Faradina; Saputri, Legis Ocktaviana
Acta Neurologica Indonesia Vol. 3 No. 01 (2025): Acta Neurologica Indonesia
Publisher : Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69868/ani.v3i01.50

Abstract

INTRODUCTION: Dementia is a leading cause of disability, dependency and poor quality of life. Its prevalence has increased consistently in recent years. Coastal communities who have limited access to health services have a higher risk of developing degenerative diseases including dementia. METHOD: A total of 154 middle-age peoples from four coastal area were recruited in this study. Participants were interviewed to obtain data on sociodemographic characteristics, lifestyle and medical history, then completed neuropsychological tests. Cognitive function was assesed by Mini-cog instruments. RESULT: The number of participants with cognitive decline was 87 people (56%) out of a total of 154 participants. 66% of all participants with cognitive decline were female. History of hypertension (67%), DM (16%), 40% with a BMI ≥22.5, 23% with a history of smoking, and 45% of participants with a low activity level. Multiple linear regression shows that Age and history of Hypertension is associated with cognitive decline (Sig.0.005 and 0.037). DM, BMI, smoking history and activity level is not associated significantly. CONCLUSION: More than half of middle age people on the coast of Lombok Island have cognitive decline. Age and history of hypertension are influencing factors.
The Relationship Between Socioeconomic Status and Incidence of Stunting in Toddlers at Karang Taliwang Health Center, Mataram Jaya Putra, Rian Akka; Irawati, Deasy; Zubaidi, Fitriannisa Faradina
PROMOTOR Vol. 8 No. 2 (2025): APRIL
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v8i2.1160

Abstract

Stunting is a condition where a child's body experiences a chronic lack of nutritional intake, especially in the first 1,000 days of life, causing the child's height not match for his age. The aim of this study was to determine the relationship between socioeconomic status and incident of stunting in toddlers at Karang Taliwang Health Center. The type of research used is observational analytics with a cross sectional approach. This study used a systematic random sampling technique to obtain a sample of 54 children consisting of stunted and non-stunted toddlers. This study uses tools and materials, namely a microtoise device, weight scale, primary data and questionnaires. The results of the study showed that the respondents who experienced the most stunting were from mothers aged 20-40 years who have toddlers aged 24-60 months who were female. In addition, stunting occurs more often from parent with middle-level education. At the employment level, fathers who work as entrepreneurs experience more stunting in their toddler, for mothers, occurs more often in mothers who do not work. The incidence of stunting occurs more often in household incomes that are less than the Mataram UMK. In conclusion, there is no significant relationship between father's education, mother's education, father's occupation, mother's occupation and household income with the incidence of stunting in toddlers at the Karang Taliwang Health Center, Mataram.