Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

KORELASI PENGETAHUAN PENYAKIT DENGAN KEPATUHAN TERAPI OBAT PENDERITA DIABETES TIPE 2 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN Syahidah, Annisa; Ramadhani, Juwita; Hasniah, Hasniah; Rony, Rony
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36561

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis dengan kondisi dimana kandungan gula dalam darah melebihi batas normal dan cenderung tinggi (>200 mg/dl). Menurut data International Diabetes Deferation (IDF) Indonesia menduduki posisi ke-5 dengan total 19,47 juta orang dengan prevalensi 10,6%. Pengetahuan pasien tentang DM sangat penting untuk membantu mereka menentukan tindakan yang dapat mengurangi risiko komplikasi. Keberhasilan suatu pengobatan DM sangat dipengaruhi oleh kepatuhan penderita untuk menjaga kesehatannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional menggunakan kuesioner DKQ-24 (Diabetes Knowledge Questionnaire 24) untuk mengukur tingkat pengetahuan dan MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale-8) untuk mengukur tingkat kepatuhan. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 45 responden yang dipilih berdasarkan inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar berusia 20-60 tahun sebanyak 30 responden (66.7%), berjenis kelamin perempuan 30 (66.7%), pendidikan SD 31 (68.9%), pekerjaan sebagai IRT sebanyak 28 (62.2%), lama menderita DM yang < 5 tahun 38 (84.4%), yang tidak ada penyakit penyerta 33 (73.3%), tingkat pengetahuan yang sedang 31 (68.9%) dengan tingkat kepatuhan 24 (53.3%) dan yang memiliki kepatuhan yang tidak patuh 21 responden (46.7%). Simpulan dari hasil uji chi-square (p-value = 0,020) didapatkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan terapi obat penderita diabetes tipe 2 di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin. Namun, tidak ditemukan hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama menderita, penyakit penyerta dengan kepatuhan terapi obat penderita diabetes tipe 2 di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin
PENETAPAN KADAR ALKALOID TOTAL FRAKSI DAUN SERUNAI (CHROMOLAENA ODORATA) Jaya, Andi Sempurna; Budianti, Yulistia; Ramadhani, Juwita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.38431

Abstract

Tumbuhan serunai (Chromolaena odorata) merupakan tumbuhan yang sering digunakan sebagai alternatif pengobatan tradisional untuk berbagai macam penyakit. Alkaloid merupakan senyawa organik yang sering ditemukan di alam yang berasal dari berbagai macam jenis tumbuhan. Alkaloid memiliki kemampuan dalam membantu penyembuhan luka karena senyawa aktif dari alkaloid memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga penyembuhan luka yang ditingkatkan oleh serunai (Chromolaena odorata) dapat disebabkan oleh aksi dari radikal bebas dalam meningkatan kadar enzim antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar alkaloid tiga jenis pelarut yang berbeda berdasarkan tingkat kepolaran nya yakni n-heksan, n-butanol dan etil asetat dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Adapun tahapan penelitian ini yaitu sampel serunai yang dilakukan maserasi terlebih dahulu dengan etanol 70%, kemudian dilakukan fraksinasi dengan menggunakan tiga jenis pelarut yang berbeda tingkat kepolaran nya yaitu n-heksan, n-butanol dan etil asetat. Selanjutnya dilakukan pengujian kadar alkaloid total dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang 290 nm. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kadar alkaloid total pada masing-masing fraksi yaitu, n-heksan sebesar 0,0483%, pada fraksi n-butanol sebesar 0,0196%, dan pada fraksi etil asetat sebesar 0,0125%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kadar alkaloid paling tinggi berada pada pelarut n-heksan, yaitu sebesar 0,0483%.
ANALISIS KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS DENGAN FORMULARIUM PUSKESMAS DI PUSKESMAS PEKAUMAN KOTA BANJARMASIN PERIODE JANUARI–MARET 2024 Abdi, Muhammad; Ramadhani, Juwita; Hasniah, Hasniah; Feteriyani, Rina
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.39242

Abstract

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertugas mengawasi dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan resep sebagai salah satu komponen pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian yang berkualitas sangat penting untuk mendukung upaya kesehatan masyarakat individu dan program kesehatan masyarakat di pusat kesehatan. Formularium puskesmas dirancang untuk menetapkan dan mengatur obat yang digunakan dalam pengobatan, memastikan kesesuaiannya dengan penyakit dan kebutuhan obat di puskesmas. Kesesuaian terhadap formularium saat meresepkan obat sangat penting untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan. Resep yang tidak sesuai dengan formularium dapat berdampak buruk pada pelayanan kefarmasian yang kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat pasien BPJS dengan Formularium Puskesmas di Puskesmas Pekauman Kota Banjarmasin Periode Januari-Maret 2024. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non-eksperimental dengan data yang dikumpulkan secara retrospektif menggunakan metode systemic sampling. Populasi data penelitian diambil dari penelusuran data resep di Puskesmas Pekauman pada periode Januari 2024 – Maret 2024 dengan sampel data yang digunakan sebanyak 402 resep. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan tingkat kepatuhan dalam penulisan resep sesuai dengan formularium (95,02%) jika diukur berdasarkan lembar resep, dan (98,33%) ketika diukur berdasarkan jumlah item obat pada resep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resep yang di analisis belum sepenuhnya memenuhi standar Formularium Puskesmas.