Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MODERATION IN FALAK: Respond on the Variaty of Month Arrival Determination Rahmatiah HL
Al-Risalah VOLUME 20 NO 2, NOVEMBER (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-risalah.v20i2.17773

Abstract

This study aims to elaborate the maslahah mursalah theory in responding to differences in the determination of the beginning of the Hijri month in religious moderation and examining the idea of wujū al - hilāl, rukyat al-hilāl and Imkān al-Rukyat theory in the analysis of religious moderation. The research method employes comparative study. A comparative study is comparing one idea to another and the results of one research with other tasks. The results showed that  hisab and rukyah combination is possible to practice in Indonesia to create benefits based on maslahah mursalah. The maslahah mursalah approach is used to formulate laws based on maslahat considerations, a priority in maqasid al-sharia. The use of maslahah mursalah can be agreed upon. Besides, the Indonesian Muslim Ummah should be together in the implementation of worship for the sake of achieving a strong Islamic ukhuwah. Religious moderation is crucial to bridge the differences in determining the beginning of the Hijri month. The Falak science experts in charge of this issue are responsible for formulating the criteria for determining the beginning of the Hijri month, mainly related to fasting. 01 Ramadan, Eid on 01 Shawwal and 10 Zulhijjah, which can be accepted by those who use the criteria of rukyat al- hilāl and wujūd al-hilāl. In this way, efforts towards the unification of the Hijriyah calendar can be realized.
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MIRAS DI MAKASSAR Rahmatiah HL
Al Daulah : Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Vol 5 No 2 (2016): (July-December)
Publisher : Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ad.v5i2.4857

Abstract

Minuman keras yang acapkali menimbulkan berbagai bacam problem sosial dan keamanan menyebabkan wali kota Makassar mengeluarkan aturan daerah tentang Pengendalian dan Pengawasan Miras. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang penerapan pengendalian dan pengwasan miras, Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap problematika miras, dan akan melihat sejauhmana efektivitas Perda tentang miras. Metode yang digunakan adalah kuanitatif deskriptif dengan mengambil 100 informan sebagai sampel untuk mewakili populasi warga kota Makassar.Dari hasil penelitian menunjukkan masyarakat cukup mendukung upaya pemerintah dalam aturan penerapan miras, akan tetapi belum efektif karena kurangnya porsi pengawas Penegak Perda utamanya yang berkaitan dengan Miras.
JILBAB SEBAGAI IBADAH (STUDI FENOMENOLOGI PADA POLISI WANITA POLRES BAUBAU) Adhe Yatul Fitry; Abd. Halim Talli; Rahmatiah HL
Jurnal Diskursus Islam Vol 7 No 2 (2019): August
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v7i2.7770

Abstract

Dalam hukum Islam, pemakaian jilbab wajib bagi muslimah. Setiap pemakainya  didasari beberapa motivasi, satu diantaranya ibadah sebagai motivasi utama. Berdasarkan perintah teks-teks suci al-Qur’an dan al-Sunnah maka pelaksanaanyapun bernilai ibadah. Jilbab berada pada posisi sesungguhnya yang telah dilegitimasi pemakaiannya, juga sebagai kehormatan dan kemuliaan bukan untuk menjatuhkan kemanusiaan dan menurunkan martabat, justru bagi Polwan menambah energik baru, professional dalam berdinas, mampu meningkatkan kinerja dan tetap melalukan pelayanan dengan baik. Peraturan Kapolri tentang jilbab hanyalah bersifat boleh bukan suatu keharusan yang ditaati dalam lingkup kepolisian. Dari kebijakan Polri tersebut bisa dinilai bahwa para Polwan yang memakai jilbab didasari oleh kemauan sendiri yang memiliki spesifikasi alasan sebagai perintah agama terlebih tidak ada intervensi dan paksaan dari pihak manapun yang kemudian alasan memakai diikuti motivasi lain.
EFEKTIVITAS USIA KERJA (ASN) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 DI KABUPATEN GOWA Haeriah Haeriah; Rahmatiah HL
Siyasatuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Siyasah Syar'iyyah Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : SIYASATUNA : JURNAL ILMIAH MAHASISWA SIYASAH SYAR'IYYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses the effectiveness of the working age of state civil servant teachers based on Law number 5 of 2014 concerning state civil servants. This research raises the implementation of the productive age of state civil servant teachers and the efforts made by schools to increase teacher productivity and Islamic legal views regarding the productive age of state civil servant teachers. It is hoped that the regional government will increase the number or appoint teachers with the status of civil servants at this school for the progress of this school and take into account the welfare of its teaching staff and it is hoped that the teaching staff, both civil servants and non-civil servants, will remain trustworthy in carrying out their teaching duties. future future nationals.
ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP ISBAT NIKAH ANAK DIBAWAH UMUR Nurmayasari Nurmayasari; Patimah Patimah; Rahmatiah HL
Iqtishaduna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Volume 2 Nomor 3 April 2021
Publisher : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/iqtishaduna.v3i1.21877

Abstract

 AbstrakPokok permasalahan pada penelitian ini ialah bagaimana Analisis Yuridis Putusan Hakim terhadap Isbat Nikah anak dibawah umur (Studi Putusan 0140/Pdt.P/PA/Pkj.). Jenis penellitian ini tergolong dalam Kualitatif deskriptif yaitu merupakan jenis  penelitian lapangan (File research) dengan menggunakan metode pendekatan normatif dan empiris. Adapun sumber data dari penelitian ini adalah buku terkait judul, internet, dan karya ilmiah yang terkait dengan judul. Selain itu, metode observasi, wawancara dan studi dokumen juga digunakan dalam mengumpulkan sumber data. Kemudian instrument penelitian terdiri dari putusan hakim, pedoman wawancara, handphone dan alat tulis. Lalu teknik pengelolahan yang digunakan adalah identifikasi data, editing dan coding. Dan metode analisis data dilakukan dengan penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Isbat nikah dapat dilakukan terhadap perkawinan yang dilaksanakan secara sah menurut Agama dan kepercayaan masing-masing para pihak. Dalam hal ini, pengadilan Agama Pangkajene tidak melegalkan perkara Isbat nikah, baik perkara isbat nikah terhadap anak dibawah umur ataupun bukan. hanya saja ada pengecualian untuk mengabulkan permohonan tersebut dengan mengutamakan asas kemaslahatan. Implikasi dari penelitian ini adalah : 1.) pemerintah harus memberikan regulasi yang sangat ketat agar tidak ada lagi yang terjadi pernikahan anak dibawah umur sehingga tidak ada yang dapat dirugikan bagi masyarakat atau pemerintah. 2.) mengedukasi masyarakat tentang hukum perkawinan dan juga penerapannya merupakan salah satu langkah untuk memangkas penyelundupan hukum di Indonesia.Kata Kunci: Isbat Nikah, Perkawinan Anak dibawah umur, Putusan.AbstractThe problems of the research is how the Juridical Analysis of the Judge's Decision on the Marriage Isbat of minors (Study of Decision 0140/Pdt.P/PA/Pkj.). The type of research is classified as descriptive qualitative like of field research (file research) with the research approach used two approach are a normative and empirical approach. The data sources of this research are books related to the title, the internet, and scientific works related to the title. Furthermore, the data collection methods used were observation, interviews and document studies. Then the research instrument consists of the judge's decision, interview guidelines, cellphones and stationery. Then the management techniques used are data identification, editing and coding. And the data analysis method is done by data reduction, data presentation and conclusion drawing. The conclution of this research is that the Isbat of marriage can be carried out on marriages that are carried out legally according to the religion and beliefs of each party. In this case, the Pangkajene Religious Court did not legalize the Isbat marriage case, whether the marriage isbat case against minors or not. it's just that there are exceptions to grant the request by prioritizing the benefit principle. The implications of this research are: 1.) The government must to give regulations so that no more child marriages occur so that no one can be harmed for the community or the government. 2.) make socialization from government to educating the public about marriage law and its implementation is one of the steps to reduce legal smuggling in Indonesia.Keywords: Decision, Marrige Ratification, The Cild Marrige.
ANALISIS METODE DAN AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DI KECAMATAN PITU RIAWA KABUPATEN SIDRAP Andi Wawo Warah; Rahmatiah HL
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v1i1.13134

Abstract

The direction of Qibla becomes one of the legitimate requirements of prayer worship which is obligatory for Islamic Ummah, based on the word of Allah Swt on QS. Al-Baqarah/2:144, QS. Al-Baqarah/2:145, and QS. Al-Baqarah/2:150, and there are also some hadith that narrated in relation to the direction of Qibla namely at HR. Bukhari, hr. Baihaqi, and also several opinions of scholars such as Imam Shafi'i, Maliki, Hanbali and Imam Hanafi. The orders facing the Qiblah make the ummah of Islam pay attention to the initial position when it will carry out the Saalat, so it is necessary to make qibla direction for the mosque which becomes the place of prayer for Muslims. Then it is considered necessary to re-check the position of Qibla direction Mosque in Pitu Riawa district of Kab. Sidrap with a total of 10 villages, However, the samples used only 5 mosques that can be an overview of the Qibla direction position located in the sub-district of Riawa, based on the method of measurement performed and the level of accuracy of qibla direction of the mosque by testing directly to the field using the instrument Qiblat Tracker as one of the qibla direction measurement instruments. Thus, it is found that the accuracy of the mosque in Pitu Riawa sub-district is still not accurate because the results of the measurements there are more than 7 degrees more than a few, there are even more than the from. Five mosques that have been measured can be the benchmark for the remaining five mosques that have not been tested in Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sub-district.
UJI AKURASI ARAH KIBLAT MASJID MENGGUNAKAN METODE TONGKAT ISTIWA’ DI DESA KAPIDI KECAMATAN MAPPEDECENG KABUPATEN LUWU UTARA Rahmasyarita S; Rahmatiah HL
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 2 No 3 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v2i3.24994

Abstract

AbstractFacing the Qibla is one of the conditions for the validity of the prayer, in performing the prayer facing the Qiblah is one that must be considered, during the prayer, it is obligatory to face the Qiblah either standing, sitting, or lying down. However, in facing the Qibla there is no problem for people who live near the Kaaba, but the problem is areas that are far from Mecca like Indonesia. The average Muslim worship buildings in Indonesia are still far from perfect in terms of the true direction of Qibla. Areas that are very far from Makkah such as Indonesia, in measuring the Qibla direction in Indonesia need calculation methods, both regarding coordinate data and regarding the measurement system, and using tools to measure one of them is the istiwa’ stick. In measuring the Qibla direction, the direction used is the direction closest to the Kaaba, as in Indonesia, which is in the eastern hemisphere, while the Kaaba is located in the western part of the earth slightly to the north about 22.5° which is commonly called northwest northwest.Keywords: Qibla direction, Istiwa’ Sticks', Accuracy, Measuring Qibla direction. AbstrakMenghadap ke kiblat adalah salah satu syarat sahnya salat, dalam melaksanakan salat  menghadap kiblat adalah salah satu yang harus diperhatikan, selama dalam melaksanakan salat, wajib menghadap ke kiblat baik itu dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Namun dalam menghadap kiblat tidak ada masalah bagi masyarakat yang tinggal dekat kakbah akan tetapi yang jadi permasalahan yakni daerah yang jauh dari Makkah seperti Indonesia. Rata-rata bangunan-bangunan ibadah umat muslim yang ada di Indonesia masih jauh dari kata sempurna dalam ketepatan arah kiblat yang sesungguhnya. Wilayah-wilayah yang sangat jauh dari Makkah seperti Indonesia, dalam mengukur arah kiblat di Indonesia perlu metode-metode perhitungan, baik mengenai data koordinat maupun mengenai sistem ilmu ukurnya, dan menggunakan alat untuk mengukur salah satunya tongkat istiwa’. Dalam mengukur arah kiblat maka arah yang digunakan adalah arah yang paling dekat dengan Kakbah, seperti di Indonesia yang berada di belahan bumi bagian timur, sedangkan kakbah terletak di bagian bumi sebelah Barat agak ke Utara yang biasa di sebut Barat barat laut.Kata Kunci: Arah kiblat, Tongkat Istiwa’, Akurasi, Mengukur arah kiblat. 
Problematika bagi Pelaku Pelecehan Seksual dalam Tinjauan Hukum Islam Rahmatiah HL; Abdul Rivai Poli; M. Saleh Ridwan
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2024): Education and Islamic Studies (Juni-Desember)
Publisher : STAI DDI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55623/au.v5i2.336

Abstract

Artikel ini merupakan analisis konseptual tentang problematika bagi pelaku pelecehan seksual dalam tinjaun Hukum Islam. Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Karenanya pelecehan sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat, terutama pada kaum perempuan. Perilaku kekerasan terhadap perempuan adalah perilaku yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, rasa cemas bahkan trauma. Alquran tidak secara eksplisit membahas tentang pelecehan seksual tetapi melarang perbuatan yang mendekati zina.Apakah pelecehan seksual dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang mendekati zinah?, bagaimanakah Islam memandang mengenai perbuatan pelecehan seksual, maka penelitian ini akan membahasnya dan menemukan solusi pencegahannya. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data dengan cara mempelajari, menelaah, dan meneliti dari buku-buku literatur yang permasalahannya akan diteliti.Menurut Komnas Perempuan, terdapat 289.111 kasus pelecehan yang dicatat dalam CATAHU. Data ini menunjukkan penurunan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 55.920 kasus, atau sekitar 12% dibandingkan tahun 2022. Kekerasan tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga non fisik,karena reaksi gender yang kompleks dalam kehidupan manusia. Pelecehan sering terjadi pada perempuan, tetapi juga dapat terjadi pada laki-laki.Bentuk pelecehan termasuk memaksakan kehendak pada korban terkait seksualitas. Dalam Islam,pelecehan seksual tidak dibenarkan dan dikenai hukuman. Alquran melarang tindakan yang mendekati zina, apalagi pelecehan seksual terhadap perempuan.
Respon Masyarakat Terhadap Perubahan Arah Kiblat Kaleleng Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai Asdar, Tenri Zaja; Amir, Rahma; Rahmatiah HL
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i2.40599

Abstract

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat terhadap perubahan arah kiblat Masjid Nurul Ittihad Kaleleng desa Saotengnga kecamatan Sinjai tengah kabupaten Sinjai. Penelitian ini merupakan sebuah studi lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif dan melibatkan disiplin ilmu syar’i dan yuridis sosiologi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perubahan arah kiblat. Penelitian ini melibatkan 5 (lima) Masyarakat. Selanjutnya metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan respon masyarakat terhahap perubahan arah kiblat Masjid Nurul Ittihad Kaleleng desa Saotengnga kecamatan Sinjai tengah kabupaten Sinjai cukup baik, Respon masyarakat terhadap perubahan arah kiblat beranggapan bahwa arah kiblat merupakan arah ka’bah jadi ketika salat wajib menghadap ke kiblat (ka’bah) baik pada saat melakukan salat wajib maupun salat sunnah. Implikasi penelitiannya yaitu Kementerian Agama sebagai pemerintah yang punya tugas dan wewenang diharapkan untuk mengadakan kembali sosialisasi dan penyuluhan pada desa-desa, serta diharapkan Kepada pengurus Masjid setempat agar lebih memperhatikan arah kiblat.
Pengaruh Variabilitas Gerak Semu Matahari Terhadap Perubahan Waktu Salat Diberbagai Garis Lintang Perspektif Ilmu Falak Sahrani, Nurul; Syarif, Rasyawan; Rahmatiah HL
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.48051

Abstract

“The sun is in apparent or phantom motion but it is the earth that moves around the sun. Prayer times are influenced by the length of day and night in each latitude or region. This study uses library research using qualitative research with descriptive analysis. Using Shar'i and astronomical aproaches. The resuls of this study indicate that the sun performs pseudo-motion. The apparent motion of the sun causes the rotation and revolution of the earth, so that the sun is north and south of the earth. The sun is north of the equator (around March 21 - September 23) and south of the equator (around September 24 - March 20). This causes the length of day and night and differences in prayer times in each region or latitude. For example, in Gowa the duhur prayer time is at 12:05, while in Manado it is at 12:23. But in December, the noon prayer time in Gowa is at 12:02, while in Manado it is at 11:50. Apart from the influence of the apparent motion of the sun, the latitude of the place also affects the change in prayer time. In falak science, the determination of prayer times is significantly studied in the form of formulas using data on the latitude of the place, solar declination, longitude, mean time, and sun height”. Keywords: Sun's Apparent Motion, Prayer Time, Latitude