Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem

RANCANG BANGUN REAKTOR BIOGAS TIPE PORTABLE DARI LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI Guyup Mahardhian Dwi Putra; Sirajuddin Haji Abdullah; Asih Priyati; Diah Ajeng Setiawati; Surya Abdul Muttalib
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.537 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i1.49

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) merancang reaktor biogas skala kecil dan portable dan (2) menganalis kualitas uji nyala api biogas dengan memperhatikan suhu, pH, dan tekanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan mengukur parameter suhu reaktor biogas, tekanan, derajat keasaman (pH) dan volume gas yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan bahan kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1:2 pada kapasitas 200 liter. Pengambilan data dilakukan selama 37 hari. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah alat biodigester skala laboratorium tipe floating drum atau terapung yang terbuat dari bahan plastik dan fiber glass dengan diamater reaktor 52 cm dan tinggi 92 cm. Volume biogas yang dihasilkan selama 37 hari adalah 2,721 m3 dengan ata-rata pembentukan gas sebesar 0,074 m3/hari dan laju pembakaran 66,44 liter/jam. Kata kunci: biogas, kotoran sapi, lama pembakaran, volume
ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES PADA BERBAGAI TEKSTUR TANAH UNTUK TANAMAN SAWI (Brassica juncea) [Efficiency Analysis of Drips Irrigation on Various Land Texture for Green Mustard (Brassica juncea)] Mustawa -; Sirajuddin Haji Abdullah; Guyup Mahardhian Dwi Putra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.161 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i2.56

Abstract

Drip irrigation is a technology that is still being developed. Drip irrigation drains water by dripping with regular debits in accordance with plants’ need. To determine the efficiency of drip irrigation and determine the yields, trials were needed to be conducted by using three kinds of soil texture (clay, loam and sandy clay loam) and mustard plant had been chosen due to its sensitivity to irrigation. The purpose of this study was to analyzed the efficiency of drip irrigation and the water needs of green mustards (Brassica juncea) and measure its growth and productivity in various soil textures using drip irrigation. Method used in this research was experimental method by on field trials. Observed parameter was volumetric gravimetric, specific gravity, porosity, average water discharge on emitter’s output, emitter uniformity, the amount of water use, the efficiency of water use, storage efficiency, surface area of glass container/polybag, the water needs of mustard plants, plant height, number of leaves, plant weight, and crop productivity. The amount of the provision water was determined by three phases, i.e. in the early phase of growth 3.78 liters/day, in the middle phase 15.3 liters/day, and the last phase7.65 liters/day. The height of mustard that grew on clay was 23.05 cm, on loam was 15.79 cm, and on sandy clay loam was 21.06 cm; the number of plant leaves on clay was 11.93 leaves, on clay was 9.60 leaves, and on sandy clay loam was 9.23 leaves; mustard plant productivity on clay was 1566.69 g/m2, on loam was 761.93 g/m2, and on sandy clay loam was 1843.41 g/m 2. Storage efficiency in early phase of clay was 22.83%, loam was 27.87% clay, and sandy clay loam was 23.41%; in the middle phase clay was 56.61%, loam was 89.18%, and sandy clay loam was 57.21%; in the last phase clay was 23.3%, loam was 67.48%, and sandy clay loam was 48.82%. Keywords: drip irrigation, soil texture, mustard plants, irrigation efficiency, productivity ABSTRAK Irigasi tetes merupakan teknologi yang masih terus dikembangkan. Dimana irigasi tetes mengalirkan air dengan secara menetes yang diatur debitnya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk mengetahui efisiensi irigasi tetes ini dan mengetahui produktivitas perlu melakukan pengujian yaitu diuji pada tiga macam tekstur tanah (lempung, liat dan lempung liat berpasir) dan dipilih tanaman sawi untuk mengetahui produktivits karena tanaman sawi merupakan tanaman yang sensitif terhadap irigasi. Tujuan penelitian ini menganalisis efisiensi irigasi tetes dan kebutuhan air tanaman sawi hijau (brassica juncea) serta mengukur pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi hijau (brassica juncea) pada berbagai tekstur tanah menggunakan irigasi tetes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental dengan percobaan lapangan. Parameter pengamatan berupa berat volume tanah, berat jenis tanah, porositas, debit air rata-rata keluaran emitter, keseragaman emitter, jumlah penggunaan air, efisiensi pemakaian air, efisiensi penyimpanan, luas gelas penampung/polibag, kebutuhan air tanaman sawi, tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman dan produktivitas tanaman. Jumlah pemberian air dibedakan berdasarkan tiga fase pertumbuhan yaitu pada fase awal 3,78 liter/hari, fase tengah 15,3 liter/hari dan akhir 7,65 liter/hari. Tinggi tanaman sawi pada tekstur lempung 23,05 cm, liat 15,79 cm dan lempung liat berpasir 21,06 cm; jumlah daun tanaman pada tekstur lempung 11,93 helai, liat 9,60 helai dan lempung liat berpasir 9,23 helai; produktivitas tanaman sawi pada tekstur lempung 1566,69 gram/m2, liat 761,93 gram/m2 dan lempung liat berpasir 1843,41 gram/m2. Efisiensi penyimpanan pada fase awal tekstur lempung 22,83%, liat 27,87%, dan lempung liat berpasir 23,41%; pada fase tengah tekstur lempung 56,61%, liat 89,18%, lempung liat berpasi 57,21%; pada fase akhir tekstur lempung 23,3%, liat 67,48%, lempung liat berpasir 48,82%. Kata kunci: irigasi tetes, tekstur tanah, tanaman sawi, efisiensi irigasi, produktivitas
UJI KINERJA SISTEM PEMANTAUAN VOLUME BIOGAS BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO PADA BIODIGESTER TIPE FLOATING DRUM [Test Performance of Monitoring System Based on Arduino Microcontroller in Floating Drum Type Biodigester] Diah Ajeng Setiawati; Guyup Mahardhian Dwi Putra; Wahyu Kristian Sugandi
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.836 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i2.58

Abstract

This research aimed to monitor biogas volume produced in floating drum type biodigester. The experiment used mixed cow dung and water of 1:2. The designed Arduino microcontroller based monitoring system used HC-SR04 ultrasonic sensor and MQ4 gas sensor respectively for monitor the floating drum distance and produced biogas. Parameter observed were ADC value and input voltage of distance sensor (volt); biogas concentration (ppm); sensor distance to the floating drum (cm); biogas volume (cm3); biogas temperature (°C); and water height difference in manometer (mm). Result showed that the designed monitoring system based on Arduino could work properly and displayed the biogas production on the LCD. Keywords: arduino, biogas, floating drum, monitoring ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memantau volume biogas yang terbentuk pada biodigester tipe floating drum. Sistem pemantauan yang dirancang berbasis mikrokontroler Arduino dengan menggunakan sensor ultrasonik HC SR04 dan sensor gas MQ4 berturut-turut untuk memantau jarak floating drum dan biogas terbentuk. Parameter yang diamati adalah nilai ADC dan tegangan input sensor jarak (volt); konsentrasi biogas (ppm); Jarak sensor ke floating drum (cm); Volume biogas (cm3); suhu biogas dalam biodigester (°C), suhu lingkungan (°C); dan beda tinggi air dalam manometer, h (mm). Penelitian dilakukan menggunakan campuran kotoran sapi dan air dengan rasio 1 : 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemantauan berbasis Arduino yang dirancang dapat bekerja dengan baik dan mampu menampilkan produksi biogas yang terbentuk pada LCD. Kata kunci: arduino, biogas, floating drum, pemantauan
ANALISIS KOMPOSISI SERBUK GERGAJI TERHADAP KONDUKTIVITAS HIDROLIK PIPA MORTARI IRIGASI TETES BAWAH PERMUKAAN TANAH (Analysis of Sawdust Ratio on Hydraulic Conductivity in Subsurface Mortari Pipe of Drip Irrigation ) Lalu Muhammad Ariandi; Guyup Mahardhian Dwi Putra; Sirajuddin Haji Abdullah
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.532 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v6i1.70

Abstract

Mortari emitter of sawdust (SG) can solve problem faced by farmers in dryland on irrigating their land. Aim of this research was to design an emitter by determining its mixture ratio and thickness. This research used experimental method by conducting experiment in laboratory. Observed parameters to determine water discharge were flow velocity, hydraulic conductivity value, coefficient of variation, and coefficient of uniformity. Ratio of cement, sand and sawdust to made sawdust (SG) mortari emitter were varied, i.e. P1 (1:2:2); P2 (2:1:3); P3 (2:4:4); P4 (2:2:2); and P5 (2:3:1). Result showed that the hydraulic conductivity could be classified as very low since K < 0.0036 cm/hour. The water discharge, flow velocity, and coefficient of uniformity were decreased in every reservoir elevation. Sawdust (SG) mortar emitter of P5 had the highest seeping ability and P3 had the lowest. The coefficient of uniformity (CU) value was 78,74%-80.64%. The use of Sawdust (SG) mortar emitter can be adjusted to the water discharge required by any plant type. The P3 emitter is suitable for plant which requires low water discharge and the P5 emitter is suitable for the high one. Keywords: water discharge, SG mortar emitter, hydraulic conductivity ABSTRAK Emiter mortari serbuk gergaji (SG) dapat memecahkan masalah yang dihadapi para petani lahan kering dalam mengairi lahannya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah dapat merancang sebuah emiter dengan menentukan komposisi dan ketebalan emiter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan laboratorium. Parameter untuk menjawab tujuan penelitian adalah mencari nilai debit aliran yang dapat dihasilkan emiter mortari SG dengan menentukan kecepatan aliran, nilai konduktivitas hidrolik, koefisien variasi dan koefisien keseragaman. Emiter mortari SG dalam pengujian dilakukan dengan mencampurkan semen, pasir, dan serbuk gergaji masing-masing dengan 5 perbandingan, yaitu P1 (1:2:2); P2 (2:1:3); P3 (2:4:4); P4 (2:2:2); dan P5 (2:3:1). Nilai konduktivitas hidrolik didapatkan hasil pengkelasan dalam kategori sangat rendah karena memiliki nilai K<0,0036 cm/jam. Debit aliran, kecepatan aliran, dan koefisien keseragaman mengalami penurunan setiap ketinggian reservoir. Dimana emiter mortari SG dengan perlakuan P5 memiliki kemampuan merembeskan air dengan nilai tertinggi dan P3 pada emiter dengan kemampuan terendah. Nilai koefisien keseragaman pada emiter mortari SG terdapat keragaman dengan nilai CU sebesar 78,74%-80,64 %. Penggunaan emiter mortari SG dapat disesuaikan dengan jumlah kebutuhan debit air yang dibutuhkan oleh jenis tanaman. Emiter P3 baik digunakan pada tanaman dengan debit air rendah dan emiter P5 baik untuk tanaman dengan debit air tinggi. Kata kunci: debit aliran, emiter mortari SG, konduktivitas hidrolik
EVALUASI PINDAH PANAS KOTAK PENDINGIN DARI PADUAN SEKAM PADI DENGAN RESIN Ni Kadek Elvin Artika; Sukmawaty Sukmawaty; Guyup Mahardhian Dwi Putra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.556 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v6i2.89

Abstract

Rice husk is agricultural waste that can still be functioned as heat insulator. The purpose of this study was to analyze the heat transfer occurring in cooling box made from combination of rice husk and resin. From the resulted test, the lowest thermal conductivity value of rice husk cooling box ranged from 0.111 to 0.289 W/m2K. While the highest thermal conductivity of styrofoam boxes ranged from 0.204 to 0.986 W/m2K. The difference in material thermal conductivity value will cause difference in total heat transfer rate generated. The lowest convection transfer coefficient occurred at styrofoam box with value ranged from 2.812 to 5.045 W/m2 K, while the lowest occurred at rice husk box with value ranged from 1.717 to 2.217 W/m2K. The highest thermal resistance was 10.981°C/W of the rice husk box, while the lowest was 4,156°C/W of the styrofoam box. The thermal resistance indicates the ability of a material to resist the rate of heat transfer. The highest total heat transfer rate was found in the styrofoam box of 12.632 W, while the lowest was in the rice husk box of 11.845 W. The low heat transfer rate in the rice husk box indicated that the rice husk was able to resist transferred heat properly.
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA LAMPU DAN LAMA PENYINARAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG (Ipomea reptans Poir) PADA SISTEM HIDROPONIK INDOOR Safinatul Aulia; Ansar Ansar; Guyup Mahardhian Dwi Putra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.107 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i1.100

Abstract

Lampu neon merupakan salah satu jenis lampu yang sering digunakan sebagai sumber cahaya dalam sistem hidroponik di dalam ruang (indoor). Warna lampu yang sesuai dengan tanaman perlu ditentukan secara tepat agar diperoleh pertumbuhan tanaman yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya lampu dan warna lampu terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (ipomea reptans poir) pada sistem hidroponik indoor. Penelitian menggunakan 2 variansi warna yaitu lampu putih dan kuning. Perlakuan penyinaran menggunakan lampu putih dengan daya 52 watt (P1), 42 watt (P2), 32 watt (P3), 24 watt (P4) dan 20 watt (P5) sedangkan lampu kuning dengan daya sebesar 24 watt (K1), 20 watt (K2), 12 watt (K3), 8 watt (K4) dan 5 watt (K5). Setiap perlakuan terdiri dari 4 tanaman dengan total 40 sampel tanaman. Data produksi tanaman dianalisis menggunakan analisis varian dua faktor dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyinaran tanaman dilakukan selama 10 jam dengan lampu putih dan penyinaran 24 jam dengan lampu kuning. Parameter penelitian yang diamati yaitu intensitas cahaya, warna lampu, lama penyinaran dan suhu udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya penyinaran buatan tertinggi diperoleh pada penyinaran lampu warna putih dengan 42 watt lama penyinaran 10 jam, sedangkan untuk pertumbuhan tanaman kangkung dengan penyinaran 24 jam menggunakan lampu warna kuning tidak banyak mengalami pertumbuhan. Perlakuan lampu putih memberikan hasil lebih baik dengan indikator tinggi tanaman, jumlah daun, berat total, berat akar dan panjang akar tanaman jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
ANALISIS VARIASI JENIS DAN PANJANG SUMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SISTEM HIDROPONIK Ansar Ansar; Guyup Mahardhian Dwi Putra; Opan Sopiandi Ependi
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.472 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i2.124

Abstract

This study aims to observe the effect of type and length of axes on the rate of growth and development of mustard (Brassica Juncea L.) plants, analyzing the effect of water circulation on the growth and development of mustard plants. This study used two treatments, namely the type of axis and the length of the axis. Each treatment consisted of 12 repetitions, so there were 24 replications. In this study, we want to examine related parameters, namely air temperature, relative humidity, light intensity, evapotranspiration, and plant growth. The results of the observation showed that the highest light intensity in the T2 planting room, the highest evapotranspiration in the T2, then plant height were obtained in the T2 planting area of coconut fiber axis with water circulation system.