Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI KELAYAKAN MODIFIKASI KAPAL IKAN MENJADI KAPAL WISATA DITINJAU DARI ANALISA BIAYA (STUDI KASUS PADA KAPAL WISATA GAZEBO DI KARIMUNJAWA) Hadi, Eko sasmito
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 7, No 2 (2010): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1782.408 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v7i2.3769

Abstract

Investasi merupakan aktifitas menanamkan faktor-faktor produksi terbatas dalam proyek tertentu yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang cukup layak di kemudian hari, baik manfaat ekonomi maupun non ekonomi. Model investasi usaha persewaan kapal dari hasil modifikasi kapal ikan menjadi kapal wisata ini di latar belakangi oleh persoalan overfishing dan overcapacity, keberadaan kapal ikan yang tidak produktif lagi dan berdampak pada menurunnya penghasilan nelayan. Serta adanya potensi usaha yang cukup menjanjikan tapi kurang mendapat perhatian, yaitu usaha wisata bahari. Tugas akhir ini merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Strategis Nasional Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2009-2010. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui profitabilitas usaha persewaan kapal wisata gazebo di Karimunjawa yang merupakan hasil modifikasi dari kapal ikan tradisional menjadi kapal wisata dalam beberapa tahun ke depan. Dalam analisa profitabilitas ini digunakan sembilan (9) asumsi yang akan digunakan untuk menentukan perkiraan laba-rugi usaha persewaan kapal wisata gazebo ini. Dari ke-9 asumsi tersebut peluang investasi usaha persewaan kapal wisata gazebo yang paling layak untuk dilanjutkan dengan keuntungan tertinggi adalah asumsi ke-1 dengan net cash flows tahunan sama diperoleh nilai NPV (Net Present Value) untuk DF (Diskonto Faktor) 12 % positif sebesar Rp.184.327.519,- dan IRR (Internal Rate Return) untuk DF (Diskonto Faktor) 12 % sebesar 22,00 % serta Payback Period terjadi pada tahun ke-4.
Studi Perancangan Floating Fuel Station Untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar Masyarakat Nelayan Pesisir Di Kabupaten Demak Nugraha, Sandy; Hadi, Eko Sasmito; Adietya, Berlian Arswendo
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 15, No 2 (2018): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1286.828 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v15i2.19105

Abstract

Untuk mengatasi permasalahan pendistribusian BBM di pesisir Indonesia maka diperlukan solusi yaitu dengan membuat Floating Fuel Station yaitu pola pendistribusian bahan bakar nelayan dengan membuat SPBN dengan konsep terapung. Penyebab utama keterlambatan distribusi bahan bakar di Pantai Morodemak dikarenakan kondisi akses jalan yang sempit dan sering adanya rob air laut. Langkah awal dalam mendapatkan ukuran dimensi adalah dengan menyesuaikan jumlah kebutuhan BBM nelayan dalam satu bulan untuk menentukan besarnya muatan BBM yang dapat diangkut dan karakteristik perairan di Pantai Morodemak. Selanjutnya membuat enam macam model lambung, lambung terbaik dipilih berdasarkan equilibrium dan GZ stabilitas sementara yang ideal. Didapatkan ukuran utama lambung adalah LOA:30,0625m LWL:28,9690m LPP:28,2760m B:1,5m H:2,5m T:1,8m Displacement: 515,1Ton Cb:0,8737 LCB dari MS:-0,061. DWT:257,592Ton dan  LWT:257,508Ton. Kapasitas tangki utama BBM nelayan Floating Fuel Station sebesar 270,3m3 dan mampu membawa truk tangki dengan berat maksimal 18,216Ton. Dilakukan analisa untuk stabilitas, olah gerak dan analisa biaya operasional. Analisa stabilitas dan Seakeeping menggunakan Maxsurf sedangkan analisa biaya operasional menggunakan metode cost-benefit analysis. Dari analisa stabilitas didapatkan Floating Fuel Station memiliki stabilitas yang baik sesuai dengan kriteria dari IMO MSC.267(85) Part B Stability For Pontoons. Dari hasil analisa Seakeeping Floating Fuel Station mampu berlayar pada tinggi gelombang perairan laut jawa 2m berdasarkan dari kriteria Tello,2009. Dari hasil analisa biaya operasional menggunakan cost-benefit analysis Floating Fuel Station memiliki biaya operasional lebih rendah 28,49% dibanding SPBN Morodemak Konvensional.
STUDI PERANCANGAN KAPAL WISATA TRIMARAN HYBRID UNTUK PERAIRAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA Budiarto, Untung; Hadi, Eko Sasmito; Sunarto, Natanael Martian Dwi
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 11, No 2 (2014): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.253 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v11i2.7238

Abstract

Kegiatan pariwisata di Karimunjawa yang mulai meningkat harus didukung dengan fasilitas transportasi laut yang memadai. Sedangkan  ketersediaan energi fosil yang kian menipis, membuat harga bahan bakar fosil terus merangkak naik. Karena itu muncul ide untuk merancang  kapal yang dapat menggabungkan dua sumber energi yang berbeda, yaitu mesin diesel dan solar cell. Kapal yang seperti ini disebut dengan kapal hybrid. Dalam penilitian ini, fungsi utama kapal yang akan dirancang harus memperhitungkan ukuran utama, rencana garis, rencana umum, analisa hidrostatik, stabilitas kapal dan analisis olah gerak kapal, serta pemilihan peralatan yang sesuai dengan mode hybrid yang akan dirancang. Setelah ukuran utama didapatkan maka analisa kelayakan lambung bisa didapatkan dari software pendukung perancangan kapal. Ukuran utama yang dihasilkan dari perhitungan adalah LOA =14 m, B= 7,94 m, H= 1,64 m, T= 0,75 m. Kapal ini menggunakan motor listrik 75 kW, dengan sumber generator 55 kW, solar cell 2 kW, dan baterai 12,6 kW. Dalam sistem hybrid, ada tujuh mode yaitu mode solar cell, baterai, generator, solar cell + baterai, solar cell + generator, baterai + generator, dan gabungan solar cell + baterai + generator.  Dalam proses analisa, mode hybrid dapat menggerakan kapal dengan kecepatan maksimal 10,86 knot dengan hambatan 6,24 kN dan membutuhkan daya sebesar 69,6 kW.
KAJIAN TEKNIS PROPELLER -ENGINE MATCHING PADA KAPAL IKAN TRADISIONAL DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK HYBRID DARI SOLAR CELL DAN GENSET SEBAGAI MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL DI KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR Hadi, Eko Sasmito; Budiarto, Untung
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 5, No 1 (2008): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.696 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v5i1.2663

Abstract

Ketersediaan energi tak terbarukan yang kian menipis akan menjadi permasalahan besar bagi kehidupan manusia, banyak pemikiran sudah dicurahkan oleh para ilmuan guna mengantisipasi adanya kemungkinan krisis energi di masa yang akan datang. Selain dari permasalahan keterbatasan energi yang ada juga timbul masalah baru dari penggunaan energi tak terbarukan tersebut yaitu berupa polusi dan pencemaran lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim di dunia. Para pemimpin dari berbagai negara menggelar konferensi tentang perubahan iklim di Bali (UNFCCC), sebagai tindak lanjut dari Protokol Kyoto yang diselenggarakan di Jepang sebelumnya, sehubungan dengan perubahan iklim dunia, beberapa negara sepakat untuk mengurangi emisi gas buang pada mesin berbahan bakar mineral, yang dianggap sebagai penyumbang polusi udara terbanyak, dengan membuat kebijakan yang diharapkan dapat menjadi suatu solusi untuk mengurangi polusi udara, salah satu solusi yang dibahas penulis adalah penggunaan motor listrik sebagai pengganti mesin berbahan bakar mineral, tujuan dari penelitian ini adalah menghitung parameter pendukung propeller engine matching (putaran mesin, BHP mesin, dan hambatan kapal ), pada kapal ikan tradisional KM Brandal, dan penentuan ukuran propeller yang sesuai dengan kapal ikan KM Brandal dengan menggunakan sistem hybrid. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran dan perhitungan pada sistem penggerak kapal baik di lapangan maupun simulasi hybrid, rangkaian hybrid ini terdiri dari beberapa komponen antara lain 2 buah solar cell 100 WP, genset 800 VA, 2 buah baterai 70 Ah, dan motor listrik 12 volt 80 ampere, sedangkan untuk mendapatkan tegangan listrik yang sama pada rangkaian hybrid beberapa komponen seperti baterai, genset, dan solar cell disusun secara paralel. Penelitian tentang Propeller-Engine Matching pada rangkaian hybrid kapal ikan KM Brandal menghasilkan beberapa parameter optimasi propeller antara lain hambatan kapal 1,04 kN, daya efektif motor 0,69 HP, diameter propeller 0,32 m, konsumsi arus listrik 72,4 ampere pada tegangan listrik 11,88 volt, dan kecepatan kapal 4,5 knot.
PERANCANGAN KAPAL WISATA KATAMARAN DENGAN SISTEM PENGGERAK MESIN DAN LAYAR DI DAERAH WISATA BAHARI BARELANG (BATAM, REMPANG, GALANG) Sasmito Hadi, Eko; Wibawa B.S, Ari; Kusuma, Andhi
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 9, No 1 (2012): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.518 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v9i1.3816

Abstract

Potensi wisata yang dimiliki kawasan Barelang sangat besar, sehingga dibutuhkan sebuah sarana penunjang berupa kapal wisata yang lebih baik dari kapal kayu. Dengan adanya penelitian, tentang perancangan kapal wisata dengan bentuk lambung katamaran yang menggunakan sistem penggerak layar ini diharapkan dapat membantu pengembangan potensi wisata di Barelang. Dalam  melaksanakan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan perancangan yaitu perhitungan ukuran utama, membuat rencana garis, Perancangan layar,rencana umum, analisa hidrostatik, analisa stabilitas dan analisis olah gerak kapal. Serta pemilihan perlengkapan kapal dan motor induk berdasarkan hasil perhitungan daya motor dan analisa hambatan yang dialami kapal. Hasil perancangan kapal wisata ini berupa analisa hidrostatik, perencanaan dan analisa layar, gambar rencana umum, analisa stabilitas serta olah gerak kapal. Hasil analisa hidrostatik, letak titik bouyancy terletak dibelakang midship kapal sejauh 0,596 m. Hasil perencanaan dan analisa layar dengan sudut datang angin yang digunakan adalah 350, 450, 500, 600, 750 ,800,900,1000,1800. luasan layar (sail area) sebesar 60,9958 m² yang terdiri dari luasan mainsail sebesar 40,9958 m² dan foresail sebesar 20,00 m², dan tiang layar berada 4 m dari titik terluar haluan kapal. Hasil rencana umum, menunjukkan bahwa kapal wisata ini mampu membawa penumpang dengan kapasitas maksimum 17 orang. Pada tinjauan stabilitas, menunjukkan nilai GZ terbesar 2,84 m pada kondisi sepuluh yaitu saat membawa penumpang di samping kiri kapal dengan berat consumable 100%. Kapal wisata ini mempunyai olah gerak yang baik pada kondisi perairan Slight Water, Moderate Water, dan Rought Water dengan variasi wave heading 0°,90°,135°,180° dengan  dan tidak terjadi deck wetness
Desain Dan Analisa Turbin Tipe H-Rotor Guna Meningkatkan Output Daya Listrik Pada Perencanaan Pembangunan PLTAL Di Selat Pantar Malau, Karno R; Budiarto, Untung; Hadi, Eko Sasmito
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 15, No 1 (2018): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.654 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v15i1.18467

Abstract

Permintaan (demand) energi di Indonesia cenderung meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Indonesia masih dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil (tidak dapat diperbaharui), perlu pemanfaatan energi terbarukan sebagai solusi memenuhi kebutuhan listrik nasional, salah satunya PLTAL (Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut). Pada penelitian ini dilakukan studi desain dan analisa pemilihan turbin untuk PLTAL dengan membandingkan kelebihan dan kekurangan turbin jenis H-Rotor dengan beberapa variasi. Penelitian ini memvariasikan jumlah blade dan sudut serang blade dengan kecepatan arus laut masing-masing 2,5 m/detik, 2,75 m/detik dan 3,1 m/detik. Turbin yang digunakan adalah turbin dengan profil foil NACA 0015, panjang span 1600 mm, diameter turbin 1600 mm dan panjang chord turbin 300 mm. Penelitian ini menggunakan metode CFD dan perhitungan menngunakan empiris. Dari hasil penelitian ini  diperoleh turbin yang paling optimum untuk digunakan pada pembangkit listrik tenaga arus ialah turbin H-Rotor dengan jumlah blade 4 yang memiliki sudut serang 50. Nilai Output yang dimiliki sebesar 8,024 kW (pada 2,5 m/s), 10,632 kW (pada 2,75 m/s), dan 15,142 kW  (pada 3,1 m/s). Nilai Cp  (Power Coeffcient) terbesar tiap kecepatan arus laut dimiliki oleh turbin dengan variasi jumlah blade 3 buah dengan sudut serang 5° sebesar 0,273 (pada 2,5 m/s), 0,271 (pada 2,75 m/s), dan 0,270 (pada 3,1 m/s). Sedangkan nilai Efisiensi (%) terkecil tiap kecepatan inlet dimiliki oleh turbin dengan variasi jumlah blade 2 buah dengan sudut serang 0° sebesar 12,4 % (pada 2,5 m/s), 12,237 %  (pada 2,75 m/s), dan 12,04 %  (pada 3,1 m/s).
KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN Samuel, Samuel; Hadi, Eko Sasmito; Sratudaku, Ario Restu
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 11, No 1 (2014): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.773 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v11i1.6340

Abstract

KM. Zaisan Star yang semula merupakan kapal general cargo dimodifikasi menjadi kapal pengangkut kendaraan (vehicle carrier) dengan penambahan geladak pada ruang muat dan diatas geladak utama. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai stabilitas dan kekuatan memanjang kapal dari 32 simulasi kondisi karena pengaruh pengisian geladak muat dan kondisi pelayaran kapal. Perhitungan dan analisa pada penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan rumus stabilitas dan kekuatan memanjang kapal yang terintegrasi pada perangkat lunak pekapalan yang mengacu standar IMO dan Rules BKI. Hasil analisa stabilitas menunjukkan nilai GZ terendah pada kondisi XXXI dengan 1,103 m sedangkan kriteria minimumnya 0,200 m. Nilai GM terendah pada kondisi XXXII dengan 1,160 m, sedangkan nilai minimumnya 0,150 m. Pada analisa kekuatan memanjang diperoleh nilai tegangan geladak kondisi air tenang 0,009 N/mm2, sagging 0,013 N/mm2 dan hogging 3,40 N/mm2 serta tegangan alas kondisi air tenang 0,020 N/mm2, sagging 0,029 N/mm2 dan hogging 7,825 N/mm2, nilai tersebut tidak melebihi nilai tegangan ijin kapal 188,815 N/mm2. Perhitungan modulus penampang menunjukkan nilai modulus penampang geladak 831,990 m3 dan alas 1913,974 m3, nilai tersebut memenuhi nilai modulus minimum kapal 0,1824 m3. Perhitungan momen inersia menunjukkan nilai momen inersia sebesar 2899,540 m4, nilai ini memenuhi nilai minimum momen inersia kapal 0,4103 m4.
ANALISA PENGELASAN MILD STEEL (ST.42) DENGAN PROSES SMAW, FCAW DAN SAW DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN DAN NILAI EKONOMIS Hadi, Eko Sasmito
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 6, No 2 (2009): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.849 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v6i2.2719

Abstract

In this era, the growth of welding technology is very fast, especially in newship building and repairing ship construction. The welding work often rise the delaying which cause of lost of cost, time and material consumables. Developing of speed and efficient welding work have to choose the welding methode to be suitable with site condition. This research will explain the differences of three welding methods consist of SMAW, FCAW and SAW weld methode based on strengthening and economic value. The strengthening of welding result are tested by dectructive test consist of tensile, bending and impact test. It carried out the calculation of weld cost per kgs, weld speed per meter and electrode consumption to know the differences of economic value for all that welding material. The test result showed that no differences of tensile strength between SMAW, FCAW and SAW welding methode, max. 1 %, but SMAW weld methode have yield strength 4 % better than FCAW weld methode and 14 % better than SAW weld methode. FCAW weld methode ductility value 34 % mare than SMAW weld methode and 37 % more than SAW weld methode. FCAW weld methode have economic value 67 % more than SMAW weld methode and 42 % more than SAW weld methode. SAW weld methode on horizontal weld position have speed 63 % more faster than FCAW weld methode and 72 % more faster than SMAW weld methode. SAW weld methode have electrode consumption 6 % more efficient than FCAW weld methode and 50 % more efficient than SMAW weld methode.
STUDI HULL FORM KAPAL BARANG-PENUMPANG TRADISIONAL DI DANAU TOBA SUMATERA UTARA Manik, Parlindungan; Hadi, Eko Sasmito
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 5, No 3 (2008): Oktober
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.463 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v5i3.3210

Abstract

This thesis concerns to the study of traditional cargo-passenger ship's hull in Danau Toba, North Sumatera. Most of the ship in that territory is built in a traditional method by the community near the lake and with the descending ancient method for years. The re-drawing process of the ship is using Delftship software. As a result of this study report, this software could give the data of hydrostatic, resistance, stability and the rolling period and also the ship moving in water. This information could be used as a suggestion to make the mutual standard of the ship's body form which is appropriate to the condition in Danau Toba. According to the calculation and analysis by using Delftship software, it could give the result that suitable with the main dimension ratio of KM. Horas Ronita Nainggolan. KM. Horas Ronita Nainggolan is classified as a harbor tug boat based on her main dimension. She has the maximum speed at 8,7 Knots, there is increased ship resistance for 0,02025 % KN at 8 Knots. In the rain condition, she is not really good in stability with the passengers and freights are near the fore peak of the ship (the position of the ship is almost in even keel), but she has a better stability in sunny weather. At the ship moving case, the greatest heaving motion is responded by the ship in the condition of slight water wave heading 135°, greatest pitching motion is responded by the ship in the condition of water wave heading 45°, and the greatest rolling motion is responded by the ship in the condition slight water wave heading 45°
DESIGNING OF SIMULATION FOR ENGINE ROOM KM. SINABUNG WITH CONTROL MONITORING WEB SERVER BASED BY WIRELESS NETWORK AND POWER LINE COMMUNICATION Hadi, Eko Sasmito; Adietya, Berlian Arswendo; S.P, Firdaus
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 10, No 2 (2013): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2559.459 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v10i2.5122

Abstract

Engine room monitoring control system is monitoring and controlling main engine and auxiliary engine from long distance by powerline communication network and wireless network to ease the operator in operating the ship and save operational cost. To prevent error in programming the main engine and auxiliary engine, a simulation using instrument software is needed to know the machine characteristic. After simulation result fulfills the requirement which is approached the value of test record, it can be applied to the real machine. In this study, some  steps were done such as: getting know type of main engine and auxiliary engine which performance will be simulated and programmed, getting test record of main engine and auxiliary engine, getting know how the main engine and auxiliary engine work, making simulation of main engine and auxiliary engine work system, doing monitoring control simulation by powerline   communication and wireless network, comparing the results between simulation and test record of main engine and auxiliary engine. Engine programming can be set after simulation result meets the requirement. Result of simulation fulfills the requirement, the difference values between machine simulation using software instrument and test record of main engine and auxiliary engine are around 1%-2%. If engine room monitoring control system by wireless and powerline communication is applied in the ship, the ship owner will get advantages because it will prolong ship durability and can monitor operasional of main engine or Auxiliary engine from long distance ; while the operator will be easier in operating the ship. The disadvantage is only the higher cost
Co-Authors A.F. Zakki Abi Dimas Alfian, Abi Dimas Abner Herdian Permana Putra Achmad Kurniawan Adhi Paska, Adhi Aep Supirman Afdi Supriyonggo Nugroho Ahmad Azhar Ginting Ahmad Fauzan Zakki Ajib Wahab Purwanto Akhiruddin Akhiruddin Al Fahsan Al Fahsan Aldias Bahatmaka Alexius Bayu Setyoko Alif Fadhilah Amaytana Cindy Armela Andhi Kusuma Andhyka Cakrabuana Adhitama Andi Trimulyono Ari Wibawa Ari Wibawa B.S Ari Wibawa B.S Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa ST, MSi Arie Prasetyo Ario Nugroho Prihutomo Ario Restu Sratudaku Aulia Ramadhan Kopayona Azhabul Hayatul Fajar Azniatu Fihliya Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Brata Wahyu Setya Budi Brian Haksa Nova Burhannudin Senoaji Buyung Vidiarto Caesar, Agung Al Citra Robiatul Adawiyah Deddy Chrismianto Deddy Chrismianto Dedi Budi Purwanto Desto Pradika Putra Dicky Darmawan Dimas Maulana Agung Pambudi Dito Adi Prassyeta Dwi Satria Fajar Efriananda Sabta Rizki Eka Heriyanty Eka Mellyana Nur Anggraini Elvira Dwi Gustiarini Fachry Ramadhan Fajrul Falah Rosid Firdaus S.P Firnandito, Anugrah Frans Simanjuntak Ganang Adi Baskoro Ginanjar Baskoro Aji Giri Aditya Chandra J Good Rindo Hartono Yudo Hartono Yudo Haryadi, Ricky Tri Hendri Firman Hibob Faiz Firdaus Ibnu Fauzi Kenedy Ichsan Aditio Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indradi Setiyanto Irvan Putera Samudera Jefri Harumbinang Josua Siagian Juwanto Juwanto K Kiryanto K. Kiryanto Karnoto . Khoirul Anam Khoirul Ramadhan Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Lily Muzdalifah Luthfi Maslul Muttaqim M. Aji Luhur P M. Iqbal Maharani, Heslina Fifani Malau, Karno R Mita Ardiana, Mita Moh Nurdin Septiantono R Mohammad Nasikin Muhamad Zulkifli Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Ansori Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Raditya Daniswara Muhammad Rayandra Lubis Muhammad Rynaldi Muhammad Sidiq Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Niko Aditya Kriswan Noprian Christy S Nugraha, Sandy Nurhali Nurhali Ocid Mursid Ojo Kurdi P. Boby Janurianto Parlindungan Manik Parlindungan Manik Parlindungan Manik Parlindungan Manik Parlindungan Manik Permana, Mohamad Fiqri Rachmat Assidiq Rais Yudanto Renggita Aan Rachmadani Restu Kuasa Reza Andrian Saputro Ridwan Rasoki Harahap Rifandi Aditya Ririh Sustiko Asih Rizka Azhari Yulistiawan Faruq Robby Munardi Roby Widiyanto Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Rosiana Dewi Saeful Huda Mursito Samuel Samuel Samuel Samuel Sarjito Jokosisworo Septaji Indrasahputra Siahaan, Batara Srijaya Ratu Subekti, Joko Tindaon, Aldy Sabat Tobing, Christabel Giovanny Toha Frans Soaloon Siregar Untung Budiarto Vina Widya Lestari Vita Agnindiyasari Wahif Indramana Wahyu Nugroho Mustikojati, Wahyu Nugroho Wasisto Haribowo, Wasisto Wicaksono, Ardhana Widyanto Widyanto Willma Amiruddin Wilma A Wilma A Wilma Amiruddin Wiranda, Ariiq Daffa Wiwit Wirawan Yohana Krisyanti Simanjuntak Zeinurrohman, Rangga Zippo Benediktus Sijabat