Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

STUDY OF THE CORRELATION BETWEEN THE ABO BLOOD TYPE SYSTEM AND HYPERTENSION IN ADOLESCENT IN PADANG HARAPAN, BENGKULU Putra Adi Irawan; Tedy Febriyanto
GEMA KESEHATAN Vol. 14 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v14i1.276

Abstract

Hypertension cases increase every year, around 1.13 billion people in the world suffer from hypertension. Hypertension in Indonesia is a risk factor for death, stroke, and ischemic heart disease. Around 23.8% of the Indonesian population aged 18 years and over have hypertension. The prevalence of hypertension in the population aged 18 years is 34.1% per 300,000. Patients with hypertension with an age range of 18-34 years amounted to 33.3%. Data on the population of Bengkulu Province with age above 18 years in the year 2016, with reported hypertension conditions, amounted to 12,675 (54.66%) per 730,285. In 2018, cases of hypertension in Bengkulu City were 2,186. Data on the ABO system blood group based on a history of hypertension in Padang Harapan is still lacking. This research is an analytical observation using a cross-sectional approach. Respondents were teenagers aged 17-25 years, 508 people were selected by purposive sampling. The study took place from March-December 2021. Hypertension in 508 adolescents in Padang Harapan was relatively small, namely 26 (6.7%). Hypertension cases in non-O blood groups (A, B, AB) were more than 19 cases, compared to only 7 cases for blood type O. Adolescents with blood type B were more likely to have hypertension (9 cases). The relationship between hypertension and blood type in adolescents in that location is very weak (α> 0.05). The blood type of the ABO system in adolescents in Padang Harapan is dominated by blood type A (33.7%), followed by blood type O (32.7%), B (23.2%), and AB (10.4%). 6.7% (N=508) of teenagers had hypertension, which was dominated by blood type B, followed by blood types A, O, and AB. There was no significant (Ho) relationship (p>0.05) between the ABO blood group system and hypertension in adolescents. Keywords: ABO blood type, Adolescent, Hypertension
Pemberdayaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Melalui Senam Oce DM di SMK Negeri 3 Kota Bengkulu Raden Sunita; Jon Farizal; Tedy Febriyanto
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 7 NOMOR 2 SEPTEMBER 2023 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jppm.v7i2.11004

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit multifaktorial yang melibatkan faktor genetik dan lingkungan. Penyakit DMT2 merupakan hasil akhir setelah seseorang mengalami resistensi insulin dalam bentuk Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yang disebut prediabetes. Pemeriksaan TTGO adalah strategi efektif upaya screening pencegahan prediabetes berujung DMT2. Riwayat keluarga DMT2 digunakan untuk mengidentifikasi individu pada peningkatan risiko DMT2. Penyakit dengan pola pewarisan disebabkan kelainan genetik, diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Individu dengan orang tua menyandang DMT2 berisiko menyandang DMT2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah diabetes mellitus adalah melalui pendekatan kepada remaja (siswa). Siswa merupakan remaja yang berperanan penting dalam pencegahan DM sejak dini melalui aktivitas fisik yaitu Senam OCeDM. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik senam siswa perlu dilakukan. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan memberikan pendampingan kepada siswa dengan pelatihan Senam OCeDM dan peningkatan pengetahuan risiko DM melalui penyuluhan. Hasil kegiatan adalah video Senam OCeDM, terlaksananya pendampingan praktik Senam, pengukuran Berat Badan  dan Tinggi Badan (IMT), pengukuran Tes Toleransi Glukosa Darah Oral dan aplikasi Senam OCeDM pada keluarga siswa secara online. Pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan pada masyarakat khususnya remaja dalam pengenalan faktor risiko diabetes melitus dan manfaat senam OCeDM serta pembentukan kelompok OceDM yang diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan DM sejak dini. Berdasarkan uraiain tersebut penulis tertarik melakukan pengabdian masyarakat yaitu program kemitraan masyarakat (PKM) di SMK Negeri 3 Kota Bengkulu.
DESCRIPTION OF BLOOD HEMOGLOBIN LEVELS IN VAPE USERS IN THE HEXOHM COMMUNITY BENGKULU CITY IN 2021 Tedy Febriyanto; Guntur Baruara; Rezu Ardhiana
Proceeding B-ICON Vol. 1 No. 1 (2022): Proceeding of The 2nd Bengkulu International Conference on Health (B-ICON 2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/bicon.v1i1.64

Abstract

E-cigarettes are a new trend in Indonesian society, especially young people, not only men but also women who are fans of this electric cigarette which can be called a vape or vapor, this electric cigarette uses liquid (liquid) as a substitute for tobacco . Then this liquid turns into thick smoke. It is known that in the liquid vape content there is diacetyl which is an additive that is usually used in the production of foods such as popcorn, caramel and butter that can cause addiction. Diacetyl which is added to the liquid causes serious inflammation, which results in the lungs not having a place to exchange oxygen with CO, causing shortness of breath and difficulty breathing deeply, thus making hemoglobin levels increase because the body cannot supply enough oxygen. This happens because when smoking hemoglobin instead of taking the oxygen the body needs but instead binds to carbon monoxide .The type of research used in this study is descriptive research, namely research conducted to describe blood hemoglobin levels in electronic cigarette users in the Hexohm community of Bengkulu city in 2021. It is known that from the 40 respondents studied, almost most of them have normal hemoglobin levels and most have abnormal hemoglobin levels. Normal hemoglobin level is 12-15 g/dl. Based on the results of the examination of Hemoglobin in vape users in the Hexohm community levels in Bengkulu City, it showed that the respondents in the higher category were 22 respondents, and in the almost normal category 18 respondents. Suggestions for other researchers so that it can be used as a reference that will later be useful for further research. And it is hoped that further research will be better.
PROGRAM PEMERIKSAAN STUNTING PADA ANAK SD IT AL-AUFA KOTA BENGKULU Putri Widelia; Halimatussa'diah Halimatussa'diah; Tedy Febriyanto
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4181

Abstract

Pelaksanaan program kemitraan masyarakat (PKM) merupakan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak terkait. Salah satu topik yang banyak dialami di Indonesia adalah stunting.Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari – 2 Standart Deviasi (SD) berdasarkan World Health Organization. Stunting pada anak sekolah merupakan manifestasi dari stunting pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar (catch up growth), defisiensi zat gizi dalam jangka waktu yang lama, serta adanya penyakit infeksi. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya mengenali siapa yang berisiko stunting serta masih kurangnya  kerja sama lintas sektor di masyarakat dalam hal pemeriksaan dan pencegahan stunting pada anak di Kota Bengkulu. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang diakses lewat mediaindonesia.com pada tahun 2020 terdata 4,7 % pada tahun 2019 masih jauh dibawah standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan yakni 20% dalam angka normal. Belum adanya program kontrol awal tentang pemeriksaan penunjang seperti berat badan , tinggi badan, kadar Hb maupun rangkaian tes IMT bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah dan remaja yang mempunyai riwayat keluarga stunting. Sehingga sangat perlu diadakannya sosialisasi serta pemeriksaan lebih lanjut bagi siswa SD di Kota Bengkulu. Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan berat baadan, tinggi badan, dan pemeriksaan hemoglobin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya stunting pada murid di  Sd IT Al-Aufa.
PEMANTAUAN STUNTING DI DESA SRI KUNCORO KECAMATAN PONDOK KELAPA BENGKULU TENGAH TAHUN 2023 Sahidan, Sahidan; Halimah, Halimah; Wiwit Sulistyasmi; Tedy Febriyanto
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 12: Desember 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya mengenali siapa yang berisiko stunting serta masih kurangnya kerja sama lintas sektor di masyarakat dalam hal pemeriksaan dan pencegahan stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan pemberdayaan kader dan pemeriksaan kesehatan kadar Hb ibu hamil, pemberian makanan tambahan dan pendampingan keluarga stunting serta pemeriksaan telur cacing anak stunting di Desa Sri Kuncoro. Metode: melakukan intervensi dengan meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dengan memberikan penyuluhan, memberikan makanan tambahan berupa susu dan pemantauan tinggi badan serta pemeriksaan telur cacing pada anak stunting dan pemeriksaan kadar Hemoglobin ibu hamil. Hasil: terjadi peningkatan pengetahuan kader sebesar 25%, terjadinya kenaikan tinggi badan balita stunting setelah diberikan susu dan ditemukan 1 anak yang terdapat cacing Ascaris lumricoides pada feses. Ditemukan kadar Hb ibu hamil rendah (rata-rata 10,4gr/dl) sebesar 69%.
PEMBERDAYAAN KADER DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRI KUNCORO KABUPATEN BENGKULU TENGAH Tedy Febriyanto; Jon Farizal; Putri Widelia W; Evi Fitriyani; Yunita Yunita
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 12: Desember 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Stunting is defined as a condition where the body is short or very short based on the Body Length by Age (PB/U) or Body Height by Age (TB/U) index with a threshold (z-score) between -3 SD up to < -2 SD (Olsa, Sulastri, & Anas, 2017). The incidence of stunting can be influenced by various factors, including a lack of macronutrient intake such as energy, protein and fat. However, the intake of micro minerals such as zinc and iron also needs to be considered (Losong & Adriani, 2017). Based on the results of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas), stunting in Bengkulu was recorded at 27.98 percent. These figures show that 1 (one) out of 3 (three) children in Bengkulu suffer from stunting in a number of districts or cities (Bengkuluprov, 2021). Methods: There are three steps in this community service, namely preparation, implementation, evaluation and monitoring. It is hoped that this activity can increase public knowledge about preventing stunting, and move people to live healthy lives. Results: A team has been formed that has been given knowledge about stunting, information about stunting prevention and information about laboratory examinations that support stunting examinations consisting of cadres in each village and posyandu Conclusion: Cadre Empowerment Program to increase knowledge and socialize stunting prevention in the Puskesmas Work Area Sri Kuncoro, Central Bengkulu Regency is running well.Outcomes and Achievement Targets: This activity is expected to increase public knowledge about efforts to prevent stunting, and move people to live healthy lives.
IMPLEMENTATION OF PHARMACY STANDARD SERVICE AND RELATED FACTORS IN BENGKULU CITY Laksono, Heru; Susilo, Avrilya Iqoranny; Muslim, Zamharira; Ningsih, Lisma; Febriyanto, Tedy
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 18 No. 3 (2023): Avicenna: Jurnal Ilmiah
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v18i3.5822

Abstract

Introduction: The current development of pharmaceutical science has caused a shift in the orientation of pharmaceutical services from managing drugs as commodities to comprehensive services (pharmaceutical care). Pharmacists are not only drug managers but in a broader sense, include the implementation of rational drug use in the context of patient safety. Method: This research is an analytical observational study with a cross sectional design. The research population in this study were pharmacies operating in Bengkulu City, with samples taken using a purposive sampling technique taking into account the activeness of pharmacies in sending reports. Data collection was carried out by interviewing research respondents using a questionnaire. The Pharmaceutical Service Standard variable uses pharmaceutical standard indicators by referring to Minister of Health Regulation Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies. Results and Discussion: Overall research results show that pharmaceutical service standards in Bengkulu City pharmacies have not been implemented properly. The results obtained were that there were still 54% of pharmacies that had not implemented service standards for providing information to support the correct and rational use of medicines, monitoring the use of medicines to find out the final destination, as well as the possibility of medication errors. Conclusion: The existence of pharmaceutical service standards in pharmacies aims to improve the quality of pharmaceutical services; guarantee legal certainty for pharmaceutical personnel; and properly protect patients and the pharmaceutical community. The factor that hinders the implementation of pharmaceutical service standards in Bengkulu City pharmacies is the number of prescriptions that must be served every day (p value = 0.039, OR= 2.131). Keyword : Pharmacy ; Pharmaceutical Care; Standard of Service
GAMBARAN VIABILITAS DAN VISKOSITAS SPERMATOZOA PADA CAIRAN SEMEN PEMINUM ALKOHOL DI KOTA BENGKULU TAHUN 2023 Febriyanto, Tedy; Laksono, Heru; Hidayatullah
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 18 No. 3 (2023): Avicenna: Jurnal Ilmiah
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v18i3.5843

Abstract

  Background: The problem of fertility, especially in men or infertility is a very serious public health problem at this time. One of the causes is consuming alcohol. According to the Central Statistics Agency (BPS), per capita alcohol consumption for Indonesians aged 15 years and over in 2021 is 0.36 liters and in Bengkulu province itself it is 6.52%. This made the writer interested in knowing the description of viability and viscosity in the semen of alcoholic drinkers in Bengkulu City. Method: The sampling technique in this study used a purposive sampling method, and the sample used was liquid semen of alcoholic drinkers as many as 36 samples.  Result and Discussion: The results of observations from 36 samples showed that the majority of the percentage of samples who drank alcohol were 75% heavy drinkers with abnormal spermatozoa viability (75%) and with abnormal spermatozoa viscosity (72%).  Conclusion:  The results of a study of 36 samples of semen fluid drinkers in Bengkulu City, it was found that most of the respondents drank alcohol (75%) including heavy drinkers with abnormal spermatozoa viability (75%) and with abnormal spermatozoa viscosity (72%).   Keywords : Alcohol drinker ,Sperm,  Viability, Viscosity
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KADAR GLUKOSA URINE SISWA SISWI SDN 01 KOTA BENGKULU FEBRIYANTO, TEDY; LAKSONO, HERU; FARIZAL, JON; AKRI, MUHAMMAD FERDIAN
Journal of Nursing and Public Health Vol 12 No 1 (2024)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v12i1.6357

Abstract

Permasalahan: Overweight dan obesitas pada anak sekolah pada saat ini menjadi salah satu masalah serius yang jika dibiarkan akan berlanjut pada usia dewasa yang akan menyebabkan terjadi nya penyakit metabolik dan degeneratif. Kelompok usia sekolah dasar merupakan kelompok umur yang berisiko terjadinya penyakit diabates. Overweight dan obesitas berkaitan erat dengan gula darah. Jika glukosa darah dalam tubuh meningkat dan tidak dapat diserap kembali oleh ginjal, maka akan terjadi sekresi glukosa urine atau glukosuria, yaitu glukosa yang terdapat dalam urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Indeks massa Tubuh Terhadap kadar Glukosa Urine Siswa Siswi SD N 01 Kota Bengkulu Tahun 2023. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui Hubungan indeks massa tubuh (IMT) terhadap kadar glukosa urine siswa siswi SD N 01 Kota Bengkulu tahun 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis chi-square. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan rumus slovin. Pemeriksaan glukosa urine dilakukan dengan metode carik celup menggunakan strip. Hasil: Diperoleh hasil responden sebagian besar overweight 74% dan sebagian kecil obesitas 26%, hampir seluruh responden 97% responden negatif glukosa urine dan sebagian kecil 3% positif glukosa urine, Siswa Siswi overweight dan obesitas hampir sebagian 38% laki-laki dan sebagian besar 62% Perempuan, dan tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh terhadap kadar glukosa urine responden (0,098 > 0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh terhadap kadar glukosa urine siswa siswi SD N 01 Kota Bengkulu Tahun 2023. Penelitian ini diharapkan agar responden selalu memeperhatikan pola hidup yang sehat agar gula darah tetap terkontrol sehingaa tidak menyebabkan glukosuria.
UJI AKTIVITAS Staphylococcus aureus DENGAN PEMBERIAN DAYA HAMBAT CUKA KULIT PISANG KEPOK (Musa-Eumusa-ABB) Widelia, Putri; Dheaputri, Ati; Febriyanto, Tedy; RS, Sunita; Sitompul, Linda
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 2 No 2 (2022): Uji laboratorium dll
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.v2i2.333

Abstract

Masalah global yang sedang dihadapi pada negara berkembang maupun negara maju, salah satunya adalah efek samping antibiotik. Salah satu penyebab infeksi yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus bisa menyebabkan keracunan makanan staphylococcus, bakterimia, endokardititis, osteomeilitis hematogen akut, pneumonia, meningitis, abses yang dapat menyebar keseluruh tubuh. Staphylococcus aureus telah mengalami resistensi terhadap antibiotik. Maka alternatif yang dilakukan adalah dengan cara menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu dengan memanfaatkan produk kulit pisang kapok menjadi olahan cuka kulit pisang kapok (Musa-Eumusa-ABB).Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui uji daya hambat cuka kulit pisang kapok (Musa-Eumusa-ABB) terhadap bakteri Staphycoccus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian True eksperiment laboratorium dengan enam perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali dengan variasi kosentrasi 100%, 75%, 50 % dan 25% dengan tetrasiklin sebagai kontrol positif serta aquades sebagai kontrol negatif. Analisa data dengan menggunakan analisa Anova Statistika. Rata-rata diameter zona hambat pada konsentrasi 100% sebesar 17.25 mm, konsentrasi 75% sebesar 13.5 mm, konsentrasi 50% sebesar 25% mm dan pada konsentrasi 25% tidak terbentuk zona hambat bakteri. Hasilnya diketahui bahwa cuka kulit pisang kepok memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus terlihat dengan adanya zona bening yang dibentuk disekitar cakram. Semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar tingkat efektivitas cuka kulit pisang kepok sebagai antibakteri Staphylococcus aureus, dengan konsentrasi paling efektif yaitu 100%.