Chory Angela Wijayanti
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Star Studies Terhadap Konstruksi Image Billie Eilish Raden Ayu Yotari Kezia Rahadi; Chory Angela Wijayanti; Desi Yoanita
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui image yang dibangun oleh Billie Eilish dan timnya dari awal kemunculannya tahun 2016 hingga puncak karirnya saat berhasil meraih empat nominasi bergengsi di Grammy Awards 2020. Bagaimana ia membangun image-nya melalui berbagai teks media. Peneliti menggunakan metode star studies terhadap konstruksi image yang dilakukan oleh Billie Eilish di video musik, lirik lagu, wanwancara dengan media, iklan dan juga konser. Billie Eilish sedang mengkonstruksikan image-nya sebagai seorang penyanyi muda yang mewakili generasi Z dengan segala isu tentang body positivity yaitu body shaming, bullying, dan insecurities, isu depresi danbunuh diri, serta pelestarian alam yang gagal dilakukan generasi sebelumnya. Ini merupakan konstruksi image yang memanfaatkan hubungan sang bintang dengan sebuah generasi. Yang membuatnya melejit adalah generasi yang ia wakili merupakan generasi dengan populasi terbesar didunia.
Analisis Isi Pesan Bullying Dalam Film “Shazam” Yosua Rononuwu; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): VOL 8, NO 1 FEBRUARY 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini diakukan untuk mengetahui jenis bullying yang terdapat dalam film Shazam. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tcori bullying dongan indikator bullying verbal, bullying fisik, bullying relasional, bullying elektronik yang dicetuskan oleh Barbara Coloroso, (2006). Selain itu ada pula vaniabel tambahan yakni peran-peran buliying. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode analisis isi. Peneliti mcngoding dan menganalisis pesan bullying dalam seluruh adegan dalam film. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam film Shazam jenis bullying relasional yang paling banyak muncul karena merupakan jenis yang paling sulit dideteksi dari luar, sehinggs sulit mencegah dan menangani. Dalam bullying terdapat peran bully sebagai aktor utama bullying dan victim sebagai korban, sementara peran yang berpotensi menjadi next bully yaitu peran asisten bully.
Efektivitas Penggunaan Alan Walker Sebagai Celebrity Endorser PUBG Mobile Season 6 Michelle Sunartio; Felicia Goenawan; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): VOL 10, NO 1 MARET 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Celebrity endorser merupakan artis atau aktor, atlet, entertainer yang terkenal atau dikenal secara luas oleh masyarakat melalui kesuksesannya untuk memperkenalkan dan mendukung produk atau jasa yang diiklankan atau dipromosikan. Penelitian ini menggunakan indikator khusus yang digunakan untuk menentukan efektivitas dari celebrity endorser yaitu TEARS (Trustworthiness, Expertise, Attractiveness, Respect dan Similarity). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Alan Walker sebagai celebrity endorser PUBG Mobile season 6 yaitu efektif. Hal ini dilihat dari nilai mean setiap pernyataan indikator TEARS yang berada dalam rentang 3 ≤ x ≤ 5. Hasil dari setiap indikator TEARS juga menunjukkan bahwa indikator attractiveness mengenai daya tarik fisik dari Alan Walker mendapatkan nilai tertinggi.
Representasi Bullying Dalam Film The Greatest Showman Cynthia Andriana Tjitra; Daniel Budiana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): VOL 10, NO 1 MARET 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bullying yang terjadi dalam film “The Greatest Showman”. Film The Greatest Showman adalah film yang mengangkat isu bullying yang terjadi pada abad 18. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske. Representasi bullying dalam film “The Greatest showman” dapat dilihat dari level kode – kode televisi seperti level realitas, level representasi dan level ideologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif guna mendeskripsikan tanda dan lambang yang ada pada film The Greatest Showman. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa bullying ini terjadi karena ada empat hal yaitu bullying terjadi karena adanya perbedaan status sosial, bullying terjadi karena adanya perbedaan fisik, bullying terjadi karena sirkus dianggap sebagai pertunjukkan untuk kalangan bawah dan pengaruh media massa terhadap bullying. Ideologi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Egalitarisme, liberalisme dan kapitalisme.
Konstruksi Image Reza Oktovian di Media Sosial Jendry Johanis Sengkey; Fanny Lesmana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): VOL 10, NO 1 MARET 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reza Oktovian merupakan member dari Weird Genius, salah satu grup musik EDM yang berasal dari Indonesia, Reza dulu mengawali karier nya sebagai seorang Youtuber gaming. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana konstruksi image yang dibentuk oleh Reza Oktovian melalui sosial media-nya, menggunakan metode Star Studies milik Richard Dyer. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa Reza Oktovian membangun image-nya dengan standar internasional, yang terhegemoni oleh budaya Barat dan Jepang. Hal ini terlihat dari cara bicara, gaya hidup, serta pilihan fashion-nya yang menunjukkan sikap konsumtif dan seorang Otaku. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa Reza Oktovian berusaha melakukan personal rebranding sebagai seorang musisi EDM yang memiliki talenta dan potensi untuk berkembang di bidang musik.
DILEMA REPORTER TELEVISI SAAT MELAKUKAN KEGIATAN JURNALISTIK DALAM KEBERADAAN KONGLOMERASI MEDIA Josua Reno N.S.R.; Desi Yoanita; Chory Angela Wijayanti
Scriptura Vol. 7 No. 2 (2017): DECEMBER 2017
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.409 KB) | DOI: 10.9744/scriptura.7.2.63-70

Abstract

Dalam melakukan kegiatan jurnalistik, seorang reporter televisi diharuskan untuk memberitakan sesuatu yang bersifat objektif dan ia harus bersifat independen. Hal ini diatur dalam kode etik jurnalistik yang selama ini menjadi pedoman bagi jurnalis Indonesia dalam melaksanakan tugasnya. Namun peneliti menemukan, keberadaan konglomerasi media di Indonesia rupanya berdampak pada keobjektifan sebuah berita. Pada kenyataannya, ideologi perusahaan pers rupanya kadang-kadang tidak sama dengan ideologi jurnalis yang tertuang dalam kode etik jurnalistik. Hal ini cenderung membuat seorang seorang reporter televisi merasa bingung dengan posisinya. Kondisi seperti ini menimbulkan dilema dalam diri reporter. Untuk mengetahui pengalaman dilema tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi
Analisis Makna Lirik Lagu “Wishing Well” Karya Juice WRLD Jonathan Allen Cahyanugraha; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lagu adalah salah satu media penyampaian pesan oleh penulis lagu kepada para pendengar lagu. Lagu ‘Wishing Well’ oleh Juice WRLD adalah salah satu lagu yang memiliki makna mendalam dari pesan yang ingin disampaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu ‘Wishing Well’ karya Juice WRLD. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan Semiologi Roland Barthes yang meneliti makna konotasi, denotasi dan mitos yang terkandung dalam lagu ‘Wishing Well’. Hasil penelitian ini menemukan adanya pesan permintaan pertolongan oleh Juice WRLD untuk bebas dari adiksi narkoba dan gangguan kesehatan mental. Melalui lagu – lagu Juice WRLD juga membuka mata pendengar musik betapa kelamnya industri musik yang dipenuhi dengan penyalahgunaan narkoba, sehingga lagu – lagu Juice WRLD selama ini adalah sebenarnya merupakan pesan dari Juice WRLD dalam bentuk lagu, untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penyalahgunaan narkoba, kesehatan mental dan pentingnya meluapkan perasaan agar tidak ada korban seperti dirinya lagi.
Representasi Kekerasan Seksual Dalam Film Penyalin Cahaya Naviri Siswanto; Jandy Edipson Luik; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekerasan seksual direpresentasikan melalui film Penyalin Cahaya. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode semiotika kode-kode televisi John Fiske yang dilihat melalui kode level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Penyalin Cahaya memperlihatkan bagaimana kekerasan seksual yang tanpa kita sadari terjadi dan dilakukan oleh orang terdekat kita. Kekerasan seksual dapat terjadi di manapun dan kapanpun. Dalam penelitian ini, representasi yang muncul yaitu adanya kekuasaan pelaku kekerasan seksual yang lebih tinggi dan perjuangan kelas sosial yang lebih lemah untuk menyuarakan kebenaran kekerasan seksual. Ideologi yang digambarkan dalam penelitian ini adalah ideologi kelas.
Pengaruh NCT DREAM Sebagai Celebrity Endorser Lemonilo Pada Brand Awareness Generasi Muda Pengguna TikTok di Indonesia Jane Elisabeth Sutanto; Lady Joanne Tjahyana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Online advertisement adalah strategi pemasaran terbaru dapat menghemat biaya dan memudahkan brand untuk mengontrol iklan tersebut serta memiliki efektivitas yang lebih tinggi daripada traditional advertisement. Online advertisement dapat dilakukan melalui media sosial. Iklan dalam media sosial dapat membantu peningkatan brand awareness. Dalam iklan juga dapat digunakan celebrity endorser. Celebrity endorser merupakan orang yang dikenal oleh khlayak umum atau paling tidak sasaran audiens dari brand yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh penggunaan NCT DREAM sebagai celebrity endorser terhadap brand awareness Lemonilo pada generasi muda pengguna TikTok di Indonesia. Untuk mengukur celebrity endorser, digunakan indikator PATER (popularity, attractiveness, trustworthiness, expertise dan relevance). Sedangkan untuk mengukur brand awareness digunakan indikator brand recall, brand recognition, brand purchase, dan brand consumption. Jenis penelitian ini adalah eksplanatif kuantitatif dan menggunakan online survey melalui Google Form, yang dibagikan kepada 100 responden. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan, brand awareness terhadap Lemonilo sebesar 24.477 dan dapat dipengaruhi oleh variabel celebrity endorser NCT DREAM sebesar 0.366. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan NCT DREAM sebagai celebrity endroser cukup berpengaruh terhadap brand awareness Lemonilo.
Representasi Pola Komunikasi Keluarga Cina Dalam Film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings Celine Rea Emmanuela; Desi Yoanita; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola komunikasi dalam keluarga Cina seringkali berisikan ajaran-ajaran yang tegas dengan nilai disiplin tinggi terhadap anak-anaknya. Dengan konsep Confucianism dan filial piety yang mendasari hubungan sosial mereka, membuat pola komunikasi keluarga Cina berbeda dengan pola komunikasi keluarga pada umumnya. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan pendekatan secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode semiotika yang dibantu dengan kode-kode televisi miliki John Fiske untuk menemukan penggambaran representasi pola komunikasi keluarga Cina dalam film "Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings" karya Marvel Cinematic Universe. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana penggambaran pola komunikasi keluarga Cina yang dapat berubah dari pola conversation oriented menjadi conformity oriented dikarenakan terjadinya sebuah kejadian tidak terduga (unpredictable stress), seperti meninggalnya ibu. Meninggalnya ibu menyebabkan ayah dalam keluarga Cina menjadi distant terhadap anak-anaknya. Penelitian ini juga menemukan jika pola komunikasi keluarga Cina digambarkan menerapkan nilai-nilai patriarki dalam praktiknya.
Co-Authors Agatha Giovanny Puteri Radja Agusly Irawan Aritonang Agusly Irawan Aritonang Amadea Daphne Isjwara Andre Christian Andriani, Lina Aritonang, Agusly Irawan Aritonang, Agusly Irawan Astri Yogatama Atha Nilakandi Oknadia Aurelia Angelica Ng Aurellia Nathania Adityaputri Carolina Rebeka Sondak Caroline Monica Sutanto Celine Rea Emmanuela Cristianingrum, Bihannovi Cynthia Andriana Tjitra Daniel Budiana Desi Yoanita Desi Yoanita Desi Yoanita Desi Yoanita Diana Prasetya Diwangsa, Lidya Crisnanda Eliana Ariesta Dewantari Eryanto, Naomi Victoria Eva Maria Gusta Francisca Evalyn Mayrilia Soetanto Fanny Lesmana Fanny Lesmana Fanny Lesmana Fanny Lesmana Farren Anatje Felicia Goenawan Gabrielle Twozzy Galih Ananta Gatut Priyowidodo GATUT PRIYOWIDODO Hartono, Lukas Hizkia Nihand Haripradipta Ido Prijana Hadi INRI INDRAYANI Jandy Luik Jane Elisabeth Sutanto Jendry Johanis Sengkey Jessica Idelia Soekardjo Jessica Kristian Mantiri Jocelin Alice Agape Jonathan Allen Cahyanugraha Josua Reno N.S.R. Juan Arthur Samosir Kevin Limantara Lady Joanne Tjahyana Leonard Refinchie Lidya Crisnanda Diwangsa Lina Hokgy Mawarsari Maudy Christina Johanna Wuwung Megawati Wahjudianata Megawati Wahjudianata Michelle Sunartio Monica, Cindy Ayu Natasha Christa Purnama Naviri Siswanto Netta Christine Tjahjono Nicky Christian Paparang Patrick Jonathan Lugito Prawiyadi, Lisyeana Prayogo, Fransisca Priscilia Trisyanti Halim Raden Ayu Yotari Kezia Rahadi Reno N.S.R., Josua Rikhana, Priscilla Christy Sintya Kumala Dewi Sondak, Carolina Rebeka Sumanti, Justianus Joshua Tabita Ovina Tipta Santa Tampubolon Titania Novika Liza Dewanti Titi Nur Vidyarini Wahyuni, Poppy Wibowo, Andreas Setya Yeremia Tulude Ambat Yosua Rononuwu Zherlinda Kurniawan