Chory Angela Wijayanti
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Representasi Feminisme dalam Film Enola Holmes Natasha Christa Purnama; Agusly Irawan Aritonang; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi massa memiliki peran media sebagai alat untuk menyampaikan pesan dalam peradaban modern yang dapat memberi dampak pada masyarakat. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pesan representasi feminisme dalam film Enola Holmes. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode semiotika John Fiske. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori feminisme, kode televisi, semiotika, film, representasi. Temuan dalam penelitian ini terdapat representasi gerakan feminisme gelombang kedua aliran pertama yaitu feminisme liberal yang terdapat dalam film Enola Holmes. Liberalisme yang menginginkan kebebasan atau kesetaraan gender untuk mendapatkan hak yang sama
Star Studies Terhadap Konstruksi Image Vanessa Angel di Media Tipta Santa Tampubolon; Chory Angela Wijayanti; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vanessa Angel merupakan seorang bintang yang menjadi kontroversial di tahun 2019 karena kasus prostitusi online yang merupakan dugaan untuk kasusnya saat itu. Setelah terbebas dari penjara, konten yang Vanessa buat sering menjadi kontroversi karena terdapat beberapa konten berbau “sensual” di dalamnya. Image yang Vanessa konstruksikan melalui media sosial, media online, dan program televisi yang mengundang dirinya akan diteliti menggunakan metode star studies milik Richard Dyer dan Martin Shingler dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Ditemukan bahwa terdapat pemikiran dualisme dalam image yang Vanessa konstrusikan. Terdapat hal yang bertentangan antara image yang berbau “sensual” yang ditunjukkan dengan mengunggah konten kontroversial, mengenakan pakaian terbuka, mengenakan emotikon pisang, dengan image yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang bintang yang bangga terhadap Indonesia, bersahabat, ramah, dan lain-lain. Image yang Vanessa konstruksikan membuat beberapa program televisi mengundang dirinya untuk diwawancarai dan juga ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
Analisis Framing Pemberitaan Sandiwara Uno di Detik.com dan Tempo.co Diana Prasetya; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): VOL 7, NO 2 AUGUST 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pembingkaian media dalam pemberitaan yang disajikan oleh media daring Detik.com dan Tempo.co, tentang “Sandiwara Uno”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke dua media daring tersebut memiliki cara pandang (angle) yang berbeda. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ialah Framing model Pan&Kosicki. Pada penelitian ini, yang menjadi bingkai utama dalam peristiwa “Sandiwara Uno” pada Detik.com dan Tempo.co berkaitan dengan pemilihan narasumber sebagai kutipan dalam pemberitaan. Melalui temuan tersebut, hasil pembingkaian yang ditimbulkan dari Detik.com atas peristiwa tersebut ialah adanya kampanye sandiwara yang dilakukan oleh Sandiaga Uno. Sedangkan Tempo.co membingkai Sandiaga Uno tidak melakukan rekayasa dalam kampanye
Representasi Perjuangan Hidup Anak Jalanan dalam Film Extraction Hizkia Nihand Haripradipta; Jandy Edipson Luik; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini disusun untuk mengetahui bagaimana perjuangan hidup anak jalanan dalam film “Extraction”. “Extraction” merupakan film misi penyelamatan oleh mantan tentara Australian Special Air Service Regiment terhadap anak yang disandera oleh pemimpin bandar barkoba terbesar di Dhaka, Bangladesh. Perjuangan hidup anak jalanan merupakan cerita di dalam cerita atau narasi tertanam atau tersemat pada film ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode semiotika John Fiske melalui 3 level yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Perjuangan hidup anak jalanan disertai dengan ideologi orientalisme yang merupakan dimensi yang digunakan pada penelitian ini. Hasil yang ditemukan mengenai perjuangan hidup anak jalanan yang merupakan perwakilan timur dalam orientalisme pada film ini, berupa penggambaran anak jalanan yang pembohong, mencurigakan, dapat bekerja untuk penjahat, dan diidentifikasi sudah bisa menggunakan berbagai senjata seperti pisau, pedang, maupun senjata api. Namun anak jalanan memiliki karakter yang menghormati dan loyal kepada pemimpin tempat ia bekerja. Dominasi barat dalam orientalisme juga diperlihatkan dalam tokoh pemeran utama, yaitu Tayler Rake. Juga, cerita di dalam cerita mengenai perjuangan hidup anak jalanan dapat mempengaruhi cerita pokok dalam film ini.
Konstruksi Image Profesional Seorang Impersonator Kristo Immanuel Eliana Ariesta Dewantari; Fanny Lesmana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui image seperti apa yang dikonstruksikan oleh Kristo Immanuel melalui Instagram. Penelitian ini menggunakan metode star studies oleh Richard Dyer, dengan pendekatan kualitatif deskripstif. Image yang dikonstruksikan Kristo Immanuel adalah image sebagai seseorang yang profesional dalam seni panggung. Kristo juga membangun citra dan konsep baru untuk mewujudkan dalam suatu tingkah laku, suatu tujuan dalam menjalankan profesi yang menghasilkan kualitas terbaik untuk konten-kontennya melalui apa yang ia tampilkan di depan publik melalui visual, verbal, dan non-verbal.
Representasi Gangguan Depresi di dalam Lirik Lagu ‘Runaway’-Bobby Tabita Ovina; Chory Angela Wijayanti; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): VOL 7, NO 2 AUGUST 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lagu sering digunakan sebagai penyampai pesan, salah satunya adalah pesan gangguan depresi. Lagu yang digunakan misalnya lagu ‘Runaway’ oleh Bobby. Penelitian ini menggambarkan bagaimana representasi gangguan depresi di dalam lirik lagu ‘Runaway’-Bobby. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi gangguan depresi di dalam lirik lagu ‘Runaway’-Bobby. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode Semiologi Roland Barthes yang meneliti tentang denotasi, konotasi, dan mitos yang terkandung di dalam lagu ‘Runaway’. Hasil penelitian ini menemukan adanya penggambaran dari penyebab gejala gangguan depresi, serta pandangan masyarakat Korea terhadap gangguan depresi yang bisa memperparah gangguan depresi. Penggambaran tersebut terlihat dari bagaimana Bobby menyanyikan lagu ’Runaway’, serta kata-kata dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menyusun lirik tersebut.
Motif dan Kepuasan Masyarakat Surabaya Dalam Mengakses Website IDN Times Carolina Rebeka Sondak; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): VOL 7, NO 2 AUGUST 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif dan kepuasan masyarakat Surabaya dalam mengakses website IDN Times. Website IDN Times merupakan website yang berdiri sejak 8 Juni 2014 dengan tagline ‘The Voice of Millennials and Gen Z’ dimana segmentasinya merupakan anak milenial sekitar usia 18-24 tahun. Peneliti menggunakan teori Uses and Gratification dengan empat indikator, yaitu dunia maya, pelampiasan sosial dan emosional, pengetahuan informasi dan lingkungan sekitar, serta menghabiskan waktu dan kebiasaan. Metode dalam penelitian ini adalah online survei dengan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji deskriptif serta crosstab untuk menghubungkan identitas responden dengan indikator-indikator motif dan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif dan kepuasan yang tertinggi adalah indikator pengetahuan informasi dan lingkungan sekitar. Sedangkan yang terendah adalah pada indikator dunia maya.
Representasi Budaya Jawa dalam Film Tilik Maudy Christina Johanna Wuwung; Daniel Budiana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada 17 Agustus 2020 lalu, media sosial Youtube di Indonesia sempat diramaikan dengan Film pendek yang berjudul Tilik, Film ini mengisahkan sekelompok ibu-ibu yang tinggal dalam satu desa berencana untuk menjenguk Bu Lurah yang dikabarkan masuk rumah sakit. Sekelompok ibu- ibu ini melakukan perjalanan ke rumah sakit menggunakankendaraan truk milik seorang warga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggambaran Budaya Jawa dalam film Tilik. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika dengan kode televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu realitas, level representasi, dan level ideologi. Peneliti menggunakan karakteristik Budaya Jawa milik Thomas Wiyasa Bratawijaya untuk menemukan penggambaran Budaya Jawa dalam film Tilik. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana representasi Budaya Jawa dalam film Tilik dengan menggambarkan orang Jawa sebagai sosok yang diajarkan untuk berbuat baik, taat beragama, saling membantu, dan selalu menjaga perkataannya.
Representasi Patriarki dalam Film Red Sparrow Zherlinda Kurniawan; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): VOL 7, NO 2 AUGUST 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Patriarki direpresentasikan melalui film Red Sparrow. Film Red Sparrow merupakan film spionase dengan pemeran utama perempuan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif eksploratif. Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika John Fiske melalui 3 level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Dimana data – data diperoleh dari scene yang menggambarkan patriarki. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perempuan masih berada di bawah dominasi laki – laki. Hal ini terlihat dari tanda dan lambang yang ada dalam film Red Sparrow. Laki – laki selalu memegang jabatan atau kekuasaan tinggi. Perempuan dipandang sebagai objek seksual untuk memuaskan hasrat laki – laki. Tidak hanya itu saja, tetapi perempuan diperlakukan seperti objek sehingga menjadi korban kekerasan laki – laki. Ketika seharusnya film Red Sparrow menokohkan perempuan sebagai sosok yang lebih dari laki – laki tetapi justru mengokohkan ideologi patriarki.
Konstruksi Image Winnie Harlow sebagai Model Vitiligo di Youtube Agatha Giovanny Puteri Radja; Fanny Lesmana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 1 (2021): VOL 9, NO 1 FEBRUARY 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Winnie Harlow merupakan seorang model yang memiliki penyakit vitiligo dan sering dirundung oleh sekitarnya ketika dia kecil. Penelitian star studies terhadap Winnie Harlow dengan pendekatan kualitatif deskriptif dilakukan untuk melihat bagaimana konstruksi image yang dibentuk oleh Winnie di media Youtube. Analisis ini menggunakan metode star studies milik Richard Dyer dan Erving Goffman. Penelitian ini melihat sang bintang melalui verbal, nonverbal dan visual. Peneliti menemukan bahwa image pada wilayah depan ini menunjukkan Winnie memiliki percaya diri yang kuat sehingga dia bisa menjadi seorang public speaker dan super model yang professional. Winnie juga menunjukkan bahwa dia seorang yang anti rasis
Co-Authors Agatha Giovanny Puteri Radja Agusly Irawan Aritonang Agusly Irawan Aritonang Amadea Daphne Isjwara Andre Christian Andriani, Lina Aritonang, Agusly Irawan Aritonang, Agusly Irawan Astri Yogatama Atha Nilakandi Oknadia Aurelia Angelica Ng Aurellia Nathania Adityaputri Carolina Rebeka Sondak Caroline Monica Sutanto Celine Rea Emmanuela Cristianingrum, Bihannovi Cynthia Andriana Tjitra Daniel Budiana Desi Yoanita Desi Yoanita Desi Yoanita Desi Yoanita Diana Prasetya Diwangsa, Lidya Crisnanda Eliana Ariesta Dewantari Eryanto, Naomi Victoria Eva Maria Gusta Francisca Evalyn Mayrilia Soetanto Fanny Lesmana Fanny Lesmana Fanny Lesmana Fanny Lesmana Farren Anatje Felicia Goenawan Gabrielle Twozzy Galih Ananta GATUT PRIYOWIDODO Gatut Priyowidodo Hartono, Lukas Hizkia Nihand Haripradipta Ido Prijana Hadi INRI INDRAYANI Jandy Luik Jane Elisabeth Sutanto Jendry Johanis Sengkey Jessica Idelia Soekardjo Jessica Kristian Mantiri Jocelin Alice Agape Jonathan Allen Cahyanugraha Josua Reno N.S.R. Juan Arthur Samosir Kevin Limantara Lady Joanne Tjahyana Leonard Refinchie Lidya Crisnanda Diwangsa Lina Hokgy Mawarsari Maudy Christina Johanna Wuwung Megawati Wahjudianata Megawati Wahjudianata Michelle Sunartio Monica, Cindy Ayu Natasha Christa Purnama Naviri Siswanto Netta Christine Tjahjono Nicky Christian Paparang Patrick Jonathan Lugito Prawiyadi, Lisyeana Prayogo, Fransisca Priscilia Trisyanti Halim Raden Ayu Yotari Kezia Rahadi Reno N.S.R., Josua Rikhana, Priscilla Christy Sintya Kumala Dewi Sondak, Carolina Rebeka Sumanti, Justianus Joshua Tabita Ovina Tipta Santa Tampubolon Titania Novika Liza Dewanti Titi Nur Vidyarini Wahyuni, Poppy Wibowo, Andreas Setya Yeremia Tulude Ambat Yosua Rononuwu Zherlinda Kurniawan