Chory Angela Wijayanti
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Motif dan Kepuasan Subscriber Menonton Program Mata Najwa di YouTube Channel Narasi TV Lidya Crisnanda Diwangsa; Agusly Irawan Aritonang; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): VOL 7, NO 2 AUGUST 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif dan kepuasan subscriber menonton Program Mata Najwa di YouTube channel Narasi TV. Narasi TV adalah startup yang didirikan Najwa yang menayangkan Mata Najwa. Program Mata Najwa adalah acara talkshow yang membahas news dan politik. Peneliti menggunakan teori Uses and Gratification dengan empat indikator, yaitu hiburan dan relaksasi, hubungan antar pribadi, mencari informasi, dan persahabatan. Metode dalam penelitian ini adalah online survei, dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji deskriptif, serta crosstab untuk menghubungkan identitas responden dengan indikator motif dan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif dan kepuasan tertinggi adalah mencari informasi, sedangkan yang terendah adalah hubungan antar pribadi. Tetapi kesenjangan terbesar ada pada indikator hiburan dan relaksasi. Dapat dikatakan subscriber mendapatkan kepuasan terbesarnya dalam indikator hiburan dan relaksasi.
Pembingkaian Berita Demo 24 September di Harian Kompas, The Jakarta Post dan Media Indonesia Farren Anatje; Chory Angela Wijayanti; Agusly Irawan Aritonang
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada 24 September 2019, terjadi demonstrasi ribuan mahasiswa di berbagai kota di Indonesia. Demonstrasi ini disebabkan oleh pengesahan RUU no. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyerukan pengurangan status independen KPK. Demonstrasi mengundang perhatian media sosial maupun media konvensional. Beberapa surat kabar nasional seperti Kompas, Media Indonesia dan The Jakarta Post memberitakan peristiwa ini dengan sudut pandang yang berbeda. Jenis penelitian ini adalah deksriptif dengan menggunakan metode analisis framing menurut Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Metode ini menggunakan empat elemen penelitian yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Hasil penelitian ini menunjukkan ideologi dan relasi kepemilikan media mempengaruhi pemberitaan demo 24 September di Harian Kompas bahwa demo bisa diselesaikan dengan dialog, di The Jakarta Post bahwa demo terlihat seperti demo jatuhnya rezim Soeharto dan di Media Indonesia bahwa demonstrasi tidak relevan untuk dilakukan lagi.
Star Studies Terhadap Image Ruben Onsu Sebagai Ayah di Media Sosial Eva Maria Gusta Francisca; Fanny Lesmana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui image yang dibangun oleh Ruben Onsu sebagai ayah di media sosialnya menggunakan metode Star Studies. Penelitian ini melihat sang bintang melalui verbal, non verbal dan visual yaang ada pada media sosial Ruben Onsu. Ruben Onsu adalah seorang bintang yang dikenal memiliki pembawaan diri yang kemayu dan diisukan memiliki orientasi seksual penyuka sesama jenis. Meski begitu, Ruben menikah dengan seorang perempuan dan memiliki anak. Peneliti menemukan dalam media sosialnya yaitu Instagram dan Youtube, Ruben mengonstruksi image-nya sebagai ayah yang memenuhi perannya baik sebagai ayah kandung ataupun ayah angkat. Ruben juga membangun image sebagai ayah yang memiliki keluarga yang harmonis. Image ini peneliti temukan dari temuan data visual, verbal dan non verbal yang peneliti dapat dari media sosial Ruben onsu lalu peneliti menganalisis data tersebut.
Star Studies Terhadap Images Hotman Paris Hutapea Netta Christine Tjahjono; Fanny Lesmana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): VOL 8, NO 1 FEBRUARY 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian star studies terhadap pengacara yang merupakan presenter Hotman Paris Hutapea, dengan pendekatan kualitatif deskriptif dilakukan dengan melihat bagaimana konstruksi image yang dibentuk oleh Hotman Paris. Melalui analisa teks media di Youtube, Instagram, serta berita online dengan menggunakan metode star studies milik Richard Dyer, dan Jane Stokes ditemukan bahwa Hotman Paris membentuk image konsumerisme menggunakan status sosial simbol untuk menciptakan citra dirinya yang Histrionic Personality, narsis, Playboy, serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Image Hotman dikonstruksikan sebagai bintang iklan built-in product dalam program TV, dan pengacara professional untuk kepentingan branding lembaga media.
Motif Dan Kepuasan Subscribers Dalam Menonton YouTube Channel Korea Reomit Caroline Monica Sutanto; Agusly Irawan Aritonang; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 1 (2021): VOL 9, NO 1 FEBRUARY 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif dan kepuasan subscriber dalam menonton YouTube channel Korea Reomit, dimana channel Korea Reomit merupakan satu-satunya channel yang dimiliki orang dengan kewarganegaraan Korea Selatan yang fasih dalam berbahasa Indonesia bahkan bahasa Jawa dan dengan logat medok yang masih kental. Penliti menggunakan teori Uses and Gratification dengan enam indikator milik Zhang Yue, yaitu Hiburan dan Relaksasi, Interaksi Sosial, Suplemen, Pertemanan, Menghabiskan Waktu, dan Mencari Informasi. Metode dalam penelitian ini adalah online survei, dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji t-berepasangan, uji deskriptif, serta crosstab untuk menghubungkan identitas responden dengan indikator motif dan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif dan kepuasan tertinggi adalah Interaksi Sosial. Melalui kesenjangan nilai mean GS dan GO secara keseluruhan diketahui bahwa YouTube channel Korea Reomit dapat memuaskan khalayak atau subscribers yang menonton.
Motif Dan Kepuasan Subscriber Dalam Menonton Channel “Atta Halilintar” Di Youtube Kevin Limantara; Agusly Irawan Aritonang; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): VOL 8, NO 1 FEBRUARY 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif dan kepuasan subscriber dalam menonton channel Atta Halilintar di Youtube. Channel Atta Halilintar merupakan channel entertainment dengan subscriber terbanyak di Indonesia untuk kategori entertainment di Youtube, peneliti menggunakan teori Uses and Gratification dengan enam indikator, yaitu Hiburan dan Relaksasi, Interaksi Sosial, Suplemen, Pertemanan, Menghabiskan Waktu, dan Mencari Informasi. Metode dalam penelitian ini adalah online survei, dengan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan uji validitas, uji reabilitas, uji deskriptif, serta crosstab untuk menghubungkan identitas responden dengan indikator-indikator motif dan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motif dan kepuasan tertinggi adalah pada indikator Suplemen, sedangkan yang terendah adalah indikator Interaksi Sosial.
Analisis Wacana Hegemoni pada Pemberitaan Pasca Kerusuhan Papua oleh Harian Surat Kabar Cenderawasih Pos Edisi Agustus- September 2019 Titania Novika Liza Dewanti; Gatut Priyowidodo; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan tentang rasisme yang dialami oleh masyarakat Papua terjadi di Surabaya. Sekitar akhir bulan Agustus hingga akhir bulan September 2019, kerusuhan terjadi karena dipicu adanya tindak rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya. Kerusuhan terjadi dibanyak daerah di Papua. Banyak media nasional yang memberitakan terkait peristiwa ini, salah satunya adalah media yang ada di Papua sendiri yaitu Cenderawasih Pos. Setiap media memiliki ideologi yang terbentuk, maka dapat diteliti dengan Analisis Wacana. Theo Van Leeuwen dalam teorinya menjelaskan jika kita bisa melihat aktor sosial dimarjinalkan dengan melihar posisi aktor tersebut dijelaskan dalam teks berita. Hasilnya, wacana hegemoninya adanya kecenderungan dominasi keberpihakan Cenderawasih Pos dengan posisi dari pemerintah dan aparat TNI/Polri.dengan memarjinalkan masyarakat dan demonstran yang ikut dalam aksi demo yang menimbulkan kerusuhan di Papua.
Framing Perempuan pada Pemberitaan Penunjukan Reisa Kartikasari menjadi Tim Komunikasi Percepatan Penanganan Covid-19 antara Kompas.com dengan Detikcom Jessica Idelia Soekardjo; Chory Angela Wijayanti; Agusly Irawan Aritonang
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

perempuan yang ditampilkan sebagai aktor utama dalam berita sosial. Padahal kekuatan perempuan saat menduduki peran yaitu berempati dan bertindak tegas sekaligus, terutama dalam mengatasi Covid-19 ini. Melalui peristiwa penunjukkan Reisa menjadi tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, peneliti mengetahui cara media menampilkan isu perempuan. Peneliti mengamati 7 berita dari Kompas.com dan 7 berita dari Detikcom. Penelitian ini menggunakan metode framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil temuan penelitian ini, perempuan dalam Kompas.com dibingkai melalui hasil pencapaian karier. Perempuan yang mendapatkan pencapaian juga ditekankan sebagai sosok yang peduli dan bekerja untuk masyarakat. Hal ini sesuai dengan ideologi Kompas.com yang menyajikan berita untuk kepentingan masyarakat sehingga dalam menempatkan perempuan sebagai sosok yang mengabdi untuk masyarakat. Namun perempuan ditampilkan Kompas.com sebagai sosok yang tidak ambisius, hal ini dapat menjatuhkan ideologi Kompas.com yang berkeinginan untuk mengedukasi masyaakat. Sedangkan untuk Detikcom, perempuan dibingkai melalui hal yang dikerjakannya. Perempuan yang bekerja harus didukung oleh penampilan fisik yang menarik, tetap menjalankan peran domestik, termasuk kehidupan pribadi. Hal ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat untuk mengunjungi media. Pembingkaian Detikcom dipengaruhi oleh ideologinya yang kapitalis sehingga penonjolan perempuan pada pemberitaan untuk mendapatkan keuntungan bagi media.
Representasi Kekerasan dalam Foto-Foto di Buku Kumpulan Fotografi Jurnalistik “Unpublished” Yeremia Tulude Ambat; Fanny Lesmana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): VOL 7, NO 2 AUGUST 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wartawan foto memiliki tugas untuk mencari berita melalui konten visual berupa foto. Dalam redaksional media cetak, tidak semua foto dapat terpublikasikan karena pertimbangan redaksi, salah satunya ialah kekerasan. Dalam penelitian ini, foto yang dianggap mengandung unsur-unsur kekerasan tidak dimuat pada Harian Kompas, tetapi dimuat pada media lain berupa buku kumpulan fotografi jurnalistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode analisis semiotika untuk membahas mengenai sistem tanda dan lambang dan bagaimana penerapannya.                   Dalam buku Unpublished terbitan dari Kompas, kekerasan berlangsung dalam satu sistem pemerintahan. Kekerasan yang tergambarkan dalam buku ini tidak hanya menggambarkan kekerasan secara langsung/fisik, tetapi juga kekerasan tidak langsung/psikologis.  Kekerasan tersebut terdapat pada peristiwa yang bertalian dengan ekonomi, bencana, infrastruktur, pendidikan. Kekerasan juga turut tergambarkan baik fisik maupun psikologis dalam suatu ritual/adat istiadat.                  Kekerasan tergambarkan dalam foto-foto di buku Unpublished berhubungan dengan kondisi yang ada di tengah-tengah masyarakat. Hal ini memiliki keterkaitan pada media yang menerbitkan buku Unpublished sendiri. Kompas menjadi media yang tidak hanya melakukan pemberitaan dengan mengedepankan sensasi pada sebuah berita, tetapi juga bagaimana media memberitakan peristiwa yang menyalurkan suara masyarakat/mengedepankan kepentingan publik.
Human Branding Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, pada Masa Pandemi COVID-19 di Media Sosial Twitter Leonard Refinchie; Titi Nur Vidyarini; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anies Baswedan adalah Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Pada tahun Maret 2020 muncul kasus positif pertama COVID-19 di Indonesia. Jakarta adalah salah satu provinsi dengan kasus positif COVID-19 terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan human branding yang ditampilkan oleh Anies Baswedan melalui media sosial Twitter pada masa pandemi COVID-19. Human brand adalah suatu konsep dalam keilmuan pemasaran politik di mana brand seorang tokoh politik dipandang unik dibandingkan dengann brand tokoh publik lainnya. Keunikan tersebut tertuang dalam tiga elemen, yaitu individu, organisasi/partai, dan ideologi/kebijakan. Tiga elemen tersebut masuk ke dalam dua dimensi human brand yaitu brand authenticity dan brand authority. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif deskriptif.
Co-Authors Agatha Giovanny Puteri Radja Agusly Irawan Aritonang Agusly Irawan Aritonang Amadea Daphne Isjwara Andre Christian Andriani, Lina Aritonang, Agusly Irawan Aritonang, Agusly Irawan Astri Yogatama Atha Nilakandi Oknadia Aurelia Angelica Ng Aurellia Nathania Adityaputri Carolina Rebeka Sondak Caroline Monica Sutanto Celine Rea Emmanuela Cristianingrum, Bihannovi Cynthia Andriana Tjitra Daniel Budiana Desi Yoanita Desi Yoanita Desi Yoanita Desi Yoanita Diana Prasetya Diwangsa, Lidya Crisnanda Eliana Ariesta Dewantari Eryanto, Naomi Victoria Eva Maria Gusta Francisca Evalyn Mayrilia Soetanto Fanny Lesmana Fanny Lesmana Fanny Lesmana Fanny Lesmana Farren Anatje Felicia Goenawan Gabrielle Twozzy Galih Ananta GATUT PRIYOWIDODO Gatut Priyowidodo Hartono, Lukas Hizkia Nihand Haripradipta Ido Prijana Hadi INRI INDRAYANI Jandy Luik Jane Elisabeth Sutanto Jendry Johanis Sengkey Jessica Idelia Soekardjo Jessica Kristian Mantiri Jocelin Alice Agape Jonathan Allen Cahyanugraha Josua Reno N.S.R. Juan Arthur Samosir Kevin Limantara Lady Joanne Tjahyana Leonard Refinchie Lidya Crisnanda Diwangsa Lina Hokgy Mawarsari Maudy Christina Johanna Wuwung Megawati Wahjudianata Megawati Wahjudianata Michelle Sunartio Monica, Cindy Ayu Natasha Christa Purnama Naviri Siswanto Netta Christine Tjahjono Nicky Christian Paparang Patrick Jonathan Lugito Prawiyadi, Lisyeana Prayogo, Fransisca Priscilia Trisyanti Halim Raden Ayu Yotari Kezia Rahadi Reno N.S.R., Josua Rikhana, Priscilla Christy Sintya Kumala Dewi Sondak, Carolina Rebeka Sumanti, Justianus Joshua Tabita Ovina Tipta Santa Tampubolon Titania Novika Liza Dewanti Titi Nur Vidyarini Wahyuni, Poppy Wibowo, Andreas Setya Yeremia Tulude Ambat Yosua Rononuwu Zherlinda Kurniawan