Claim Missing Document
Check
Articles

Perencanaan Ulang LRT Jabodebek Lintas Pelayanan 3 (Cawang-Bekasi Timur) dengan Modifikasi Alinyemen Ditinjau dari Segi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Muhammad Adnan; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1893.35 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.32638

Abstract

Dalam perencanaan LRT Jabodebek Cawang -  Bekasi Timur dibutuhkan Analisis kelayakan aspek ekonimi dan finansial sebagai bahan pertimbangan dalam investasi agar proyek LRT Jabodebek Cawang -  Bekasi Timur menjadi efisien. Dengan dilaksanakannya Analisis  tersebut  didapatkan nilai penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu sebelum dan sesudah adanya LRT Jabodebek Cawang -  Bekasi Timur. Sehingga akan diketahui kelayakan pembanguan LRT dari segi finansial dan ekonomi. Lalu akan dilakukan perencaan alinyemen jalur LRT Cawang -  Bekasi Timur dengan menggunakan rute alternatif. Metodologi untuk menganalisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu menggunakan metode Jasa Marga. Untuk menganalisis aspek kelayakan ekonomi menggunakan parameter BCR dan NPV sebagai acuan kelayakan. Sedangkan untuk menganalisis aspek kelayakan finansial menggunakan parameter BCR, NPV, dan IRR sebagai acuan kelayakan. Dari analisis aspek ekonomi didapatkan penghematan BOK dan nilai waktu sebesar Rp. 48.748.436.625.973 sehingga didapatkan nilai BCR sebesar 5,11 > 1 dan nilai NPV sebesar Rp. Rp39.208.173.411.349 > 1. Sementara dari analisis aspek finansial didapatkan pendapatan dari penjualan tiket LRT sebesar Rp. 18.359.007.303.801 sehingga didapatkan nilai BCR sebesar 1,84 > 1 dan nilai NPV sebesar Rp. 8.818.744.089.177 > 1 dan nilai IRR sebesar 10,98% > 7,25%. Maka dapat disimpulkan pembanguan LRT Jabodebek (Cawang – Bekasi Timur) layak secara finansial dan ekonomi. Sehingga dapat dilanjutkan dengan perencanaan alinyemen pada rute alternatif.
Perencanaan Angkutan Bus Trayek Terminal Bubulak - Terminal Baranang Siang (Lewat Stasiun Bogor) Rizki Alfiansyah; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.088 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.45630

Abstract

Kota Bogor dikenal dengan permasalahan angkutan umumnya terutama Angkutan Kota. Seiring dengan pesatnya kenaikan jumlah kendaraan di Kota Bogor dirasa perlu untuk mengganti jenis layanan transportasi yang semula Angkutan Kota (AK) menjadi angkutan massal jenis bus yang memiliki kapasitas angkut yang lebih banyak demi mengurangi kepadatan lalu lintas yang sering terjadi saat ini. Menurut data yang terdapat dalam RENSTRA Kota Bogor 2014-2019, sampai tahun 2014 terdapat 32 Angkutan Kota (AK) dengan jumlah armada sebanyak 3.412 unit, 10 trayek Angkutan Antar Dalam Propinsi (AKDP) dengan jumlah armada sebanyak 4.426 unit, 3 Angkutan Massal Trans Pakuan dengan jumlah 30 unit yang beroperasi di Kota Bogor. Dan terdapat 11 titik kemacetan yang 6 diantaranya berada dalam jalur Perencanaan Angkutan Bus Terminal bubulak-Terminal Baranang Siang. Dengan adanya permasalahan kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan kemacetan pada area tersebut, diperlukannya perencanaan angkutan bus pada trayek Terminal Bubulak-Terminal Baranang Siang (lewat Stasiun Bogor) serta meninjau operasionalnya pada awal tahun yang dilihat dari pembebanan, frekuensi dan headway dan dilakukan forecast selama 5 dan 10 tahun rencana ke depan dilihat dari pembebanan, frekuensi, dan headway. Pada perencanaan angkutan bus ini dalam pengerjaannya menggunakan analisa demand penumpang yang didapatkan dari survey lapangan yang diolah dengan kalibrasi occupancy, analisa forecasting demand penumpang dengan cara furness model, analisa kapasitas kendaraan dan headway yang terjadi. Hasil perhitungan operasional kendaraan pada tahun 2019 dibutuhkan 26 jenis bus midi dengan kapasitas 37 penumpang, headway 4 menit dan frekuensi 14 bus/jam. Sedangkan untuk hasil dari perhitungan operasional kendaraan setelah dilakukan forecast untuk 5 dan 10 tahun kedepan pada tahun 2024 dibutuhkan 30 jenis bus midi dengan kapasitas 37 penumpang, headway 4 menit dan frekuensi 17 bus/jam. Untuk tahun 2029 dibutuhkan 37 jenis bus midi dengan kapasitas 37 penumpang, headway 3 menit dan frekuensi 21 bus/jam.
Analisis Kinerja Bus Suroboyo Rute Barat-Timur terhadap Kepuasan Pelaku Transportasi Dyah Ayu Risnu Indahsari; Anak Agung Gde Kartika; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.119 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46491

Abstract

Fenomena naiknya tingkat perekonomian, industri kota Surabaya ada kaitannya dengan kebutuhan penggunaan transportasi darat. Fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari keberadaan transportasi umum sebagai prasarana pendukung utama bagi pelayanan jasa transportasi umum. Respon transportasi umum terhadap peningkatan ini idealnya diiringi dengan perbaikan fasilitas dan sarana prasarana pendukung. Akan dikumpulkan data dari kuesioner tentang kepuasan pelaku transportasi yang terdiri dari 87 penumpang Bus Suroboyo. Namun sebelumnya dilakukan identifikasi atribut penilaian yang dikelompokkan ke dalam 5 dimensi kualitas jasa, yaitu tangible, reliability, responsive, assurance, dan empathy. Variabel-variabel tersebut selanjutnya akan dijadikan pertanyaan-pertanyaan bagi penumpang. Pada tahap akhir dilakukan pemetaan nilai antara kepuasan dan kepentingan penumpang terhadap kinerja Suroboyo Bus, yaitu dengan menggunakan analisis kuadran sehingga dapat diketahui variabel mana yang hendaknya diberikan prioritas utama untuk dilaukan perbaikan. Dari analisis yang sejauh ini telah dilakukan, didapatkan berupa hasil penelitian diantaranya adalah variabel mana yang secara signifikan mempengaruhi kualitas kinerjanya. Hal ini dapat dilihat pada kuadran I dimana atribut yang termasuk dalam kuadran I adalah atribut yang harus diberikan prioritas utama untuk perbaikan. Selanjutnya setelah diketahui faktor apa saja yang termasuk prioritas utama untuk perbaikan, akan dilakukan analisis improvement dimana pada analisis improvement ini didapatkan solusi atau cara bagaimana melakukan perbaikan untuk faktor-faktor tersebut agar kinerja Suroboyo Bus bisa menjadi semakin baik dan penumpang semakin nyaman dalam menggunakan Suroboyo Bus untuk moda trasnportasi sehari-hari.
Perencanaan Gedung Park and Ride pada Terminal Bratang Surabaya Salman Alfarizi; Wahju Herijanto; Cahya Buana
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.823 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46142

Abstract

Terminal Bratang adalah salah satu terminal angkutan massal yang berada di Surabaya Timur. Terminal Bratang dapat dilalui untuk menuju Surabaya kota. Rute yang menuju Surabaya kota akan menjadi rute yang dilalui Angkutan Massal Cepat (AMC) yang sedang direncanakan. AMC ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum yang menuju Surabaya kota, sehingga mengurangi jumlah kendaraan pribadi di Surabaya kota. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan perencanaan sistem Park and Ride di terminal Bratang Surabaya untuk menampung kendaraan pribadi calon pengguna AMC. Metode yang digunakan untuk menghitung demand pengguna park and ride menggunakan metode sampling. Data didapatkan dengan melakukan survey lapangan, wawancara, dan data dari internet. Dari hasil pengolahan data tersebut didapatkan karakteristik pengguna fasilitas park and ride dan juga jumlah demand pengguna fasilitas park and ride untuk sepeda motor sebesar 14155, sedangkan untuk mobil sebesar 2771 dengan umur rencana hingga tahun 2023 (5 tahun). Dari jumlah demand tersebut direncanakan gedung park and ride yang dapat menampung 14155 sepeda motor, dan 2771 mobil dengan jumlah lantai yaitu 6 lantai untuk motor dan 13 lantai untuk mobil.
Perencanaan Rute Bus Berdasarkan Demand Penumpang di Terminal 2 Juanda Surabaya Annisa Nur Sakinah; Wahju Herijanto; Anak Agung Gde Kartika
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.841 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46884

Abstract

Perencanaan rute bus berdasarkan permintaan penumpang di Terminal 2 Juanda dilakukan untuk memberikan kelancaran mobilitas penumpang dari Terminal 2 Juanda ke kota-kota lain di Jawa Timur serta memperkirakan perkembangan angkutan di 5 tahun mendatang yang akan menggunakan moda bus , maka diperlukan perencanaan rute bus serta bus operasional Untuk memenuhi permintaan Penumpang di Terminal 2 Juanda guna memperlancar Transportasi Dari Dan Menuju Terminal 2 Juanda Surabaya. Perhitungan dari permintaan penumpang yang ditawarkan untuk menggunakan moda bus diperoleh dari hasil survei penumpang di Terminal 2 Juanda menggunakan metode modal split dengan model probit. Setelah menghitung permintaan penumpang maka dilakukan penentuan rute per koridor . Menghasilkan uang tunai untuk 5 tahun kedepan menggunakan dua metode yaitu regresi linier dan rasio pertumbuhan dari pendapatan perkapita. Perencanaan Operasi o nal bus direncanakan berdasarkan faktor-faktor Pelayanan angkutan Sales manager. Dari hasil survei yang dilakukan serta perhitungan permintaan yang memutuskan untuk menggunakan moda bus maka ditetapkan 3 rute per koridor yaitu rute 1 koridor utara untuk Madura, rute 2 koridor selatan untuk Sidoarjo, Malang, Blitar dan rute 3 koridor barat untuk Mojokerto, Jombang, Kediri, tulungagung. Bangkitan penumpang di terminal yang datang da n di terminal yang diterima pada tahun 2024 pada rute 1 sebanyak 1112 penumpang / hari & 1413 penumpang / hari, rute 2 sebanyak 1304 penumpang / hari & 2667 penumpang / hari, rute 3 sebanyak 2704 penumpang / hari & 3003 penumpang / hari. Armada yang digunakan menggunakan bus besar lantai tunggal dan bus sedang. Kebutuhan armada pada rute 1 sebanyak 13 bus untuk tahun 2019 dan tahun 2024. Rute 2 sebanyak 35 bus untuk tahun 2019 dan 44 bus pada tahun 2024. Rute 3 sebanyak 40 bus untuk tahun 2019 dan 45 bus pada tahun 2024.
Perencanaan Gedung Park and Ride di Stasiun Bojong Gede Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor Jawa Barat Salman Al Farisi; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.50466

Abstract

Kabupaten Bogor adalah kabupaten yang merupakan dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi kabupaten dengan jumlah 5,13 juta penduduk. Kebutuhan akan moda transportasi kini sudah menjadi hal yang sangat penting bagi penduduk suatu kota. Karena transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian suatu wilayah. Untuk itu dibutuhkan sebuah solusi untuk mengurangi kemacetan dengan cara memaksimalkan manfaat dari transportasi umum yang sudah ada seperti kereta listrik atau Commuter Line. Fasilitas penunjang kereta listrik di stasiun Bojong Gede sangat minim apalagi dalam hal kantung parkir menyebabkan banyak kantung parkir liar yang dimiliki oleh warga sekitar dan mengakibatkan lahan untuk pedestrian diapakai juga untuk parkir sehingga orang yang berjalan kaki harus mengambil lajur untuk kendaraan bermotor. Maka dari itu salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah pembangunan Gedung Park and Ride sebagai fasilitas penunjang transportasi pada Stasiun Bojong Gede. Dari hasil pengolahan data didapatkan jumlah demand calon pengguna fasilitas park and ride untuk sepeda motor sebanyak 3.454 kendaraan, sedangkan untuk mobil sebanyak 192 kendaraan dengan umur rencana hingga 2024. Dari jumlah demand tersebut direncanakan gedung park and ride yang dapat menampung 3.479 sepeda motor dan 193 mobil dengan jumlah 8 lantai parkir dan 1 lantai untuk akses menuju peron.
Studi Perancangan Geometrik dan Perkerasan Lentur Jalan Ring Road Timur (JRRT) Kota Madiun Rizki Gusti; Wahju Herijanto; Cahya Buana
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.50733

Abstract

Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun meningkat menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun . Peningkatan perekonomian ini dikarenakan oleh tumbuhnya industri dan perdagangan di daerah tersebut. Banyak bermunculan industri-industri baru dan arus perdagangan yang tinggi. Hal ini diiringi dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Dalam perancangan ini berpedoman pada Peraturan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 untuk pemilihan trase yang baik, perhitungan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Perhitungan pembebanan lalu lintas (trip assigment) menggunakan metode Smock (1962). Pada perencanaan perkerasan lentur menggunakan pedoman Manual Desain Perkerasan Jalan No.04/SE/Db/2017 untuk mendapatkan tebal perkerasan sesuai umur rencana. Perencanaan drainase mengacu pada peraturan Pd-T-02-2006-B, serta peraturan rencana anggaran biaya total menggunakan HSPK Kota Madiun yang diperlukan pada perencanaan ini. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan didapatkan desain geometrik jalan menggunkanan tipe 4/2D dengan lebar jalur 7,5 m dengan dengan lebar lajur 3,75 m. Alinyemen horizontal didapatkan 8 tikungan dengan tipe Spiral-Circle-Spiral. Hasil trip assignment menggunakan metode smock didapatkan perpindahan kendaraan ke jalan rencana sebesar 66,67 %. Susunan lapis perkerasan lentur didapatkan lapis AC-WC dengan tebal 40 mm, lapis AC-WC dengan tebal 60 mm, lapis AC Base dengan tebal 245 mm, dan lapis LPA dengan tebal 300 mm. Perhitungan dimensi saluran dengan tipe saluran trapesium didapatkan 4 tipe saluran. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) didapatkan biaya sebesar Rp 505.895.574.565,54.
Perancangan Jalan Rel dan Geometri Trase dari Ponorogo – Slahung untuk Reaktivasi Cut Munawwarah; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.51150

Abstract

Moda transportasi kereta api menjadi salah satu jenis transportasi darat yang cukup penting di Indonesia. Melalui Departemen Perhubungan, pemerintah telah menyusun program revitalisasi pembangunan infrastruktur transportasi kereta api. Adapun tujuan pengaktifan kembali jalur rel kereta api Ponorogo-Slahung diharapkan dapat terjadi penurunan volume kepadatan kendaraan dengan mengalihkan pengangkutan barang dari menggunakan truck menjadi menggunakan kereta api. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi pada saat ini di lokasi reaktivasi, mencari beberapa studi literatur yang terkait untuk menambah informasi apa saja yang perlu dilakukan untuk membantu pengerjaan tugas akhir, mengumpulkan data primer melalui survei pengamatan lapangan (Recognaisance Survey) yang dibutuhkan seperti kondisi rel eksisting, stasiun yang dilalui, dan tata guna lahan, melakukan pengumpulan data sekunder seperti peta topografi, data kereta api penumpang, brosur bantalan, dan data lokomotif yang digunakan untuk perhitungan konstruksi jalan rel. Kemudian melakukan pengolahan data, evaluasi kondisi eksisting dan konsep reaktivasi. Setelah itu melakukan analisis perancangan geometri menggunakan TCRP report 155 untuk perhitungan geometri yaitu berupa alinyemen horizontal untuk proyeksi sumbu jalan rel pada bidang horizontal yang terdiri dari garis lurus dan lengkungan, dari perhitungan geometri juga didapatkan alinyemen vertikal yaitu proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal yang melalui sumbu jalan rel. Melakukan perhitungan kontruksi jalan rel berupa bantalan, ballas, subbalas, profil rel, sambungan, penambat, dan wesel. Dari hasil analisis perhitungan, didapatkan trase yang digunakan yaitu trase eksisting dengan menggunakan kereta LRT sebagai alternatif. Berdasarkan perhitungan geometrik rel dengan desain kecepatan 40 km/jam dan lengkung horizontal direncanakan berupa S-C-S dengan jumlah 9 tikungan. Untuk perhitungan konstruksi jalan rel menggunakan jenis rel 115 RE berdasarkan TCRP report 155, bantalan beton menggunakan produk dari PT. WIKA BETON yaitu tipe S-35 dengan panjang bantalan untuk lebar sepur 1435 mm yaitu 2440 mm.
Perancangan Geometrik Simpang Susun Jalan Raya Jemursari - Ahmad Yani, Surabaya Atikah Safitri; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.52818

Abstract

Tingginya jumlah kendaraan setiap tahun yang tidak sebanding dengan pembangunan insfrastruktur jalan menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan di Kota Surabaya. Berdasarkan data Regional Traffic Management Center (RTMC) Polda Jatim, ada beberapa jalan yang menjadi langganan macet terutama di jam-jam kerja, salah satunya di sekitar persimpangan Bundaran Dolog atau Taman Pelangi. Penyebab lainnya karena adanya penyempitan jalur akibat persimpangan sebidang antara perlintasan kereta api di sisi timur Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Jemursari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan flyover yang menghubungkan Jalan Raya Jemursari dengan Jalan Ahmad Yani. Dalam tugas akhir ini penulis mencoba merencanakan simpang susun yang menghubungkan Jalan Raya Jemursari dengan Jalan Gayung Kebonsari sebagai poros simpang susun. Perencanaan ini meliputi desain geometrik simpang susun beserta perencanaan ramp. Dalam prosesnya, metodologi yang digunakan yaitu menganalisis pemilihan alternatif tipe simpang susun dengan metode Analytic Hierarchy Proses kemudian merencakan desain geometrik simpang susun dan ramp menggunakan Peraturan Bina Marga 1997 serta Peraturan Bina Marga No.007/BM/2009. Perencanaan marka dan rambu lalu lintas berdasarkan Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2014 dan No. 34 Tahun 2014. Dari hasil analisis yang dilakukan, dihasilkan tipe semi direct sebagai tipe simpang susun. Hasil perencanaan geometrik yang dilakukan dihasilkan 6 tipe tikungan yaitu tikungan tipe full circle dengan jari-jari terbesar 80 meter dan panjang lengkung peralihan terbesar 120,35 meter. Sedangkan untuk perencanaan ramp dihasilkan 5 ramp dengan jari-jari terbesar 90 meter dengan panjang lengkung peralihan terbesar103,81 meter. Rambu lalu lintas direncanakan terdapat 14 buah dan 4 macam marka.
Perancangan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Malang - Kepanjen Wisnu Hardian Pradito; Wahju Herijanto
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.52924

Abstract

Malang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 3.438.010 jiwa yang tersebar di kabupaten dan kota. Dengan banyaknya populasi penduduk menyebabkan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil menjadi bertambah tak terkendali. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kemacetan pada berbagai titik di Kota Malang maupun Kabupaten Malang. Karena berbagai permasalahan tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur mengusulkan agar jalan Tol Malang - Pandaan dapat dibangun hingga ke wilayah Kepanjen, Kabupaten Malang. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis perancangan jalan tol yang menghubungkan daerah Madyopuro dengan daerah Kepanjen. Analisis diawali dengan pekerjaan persiapan, kemudian tinjuan pustaka, selanjutnya pengumpulan dan pengolahan data, kemudian perencanaan berupa perancangan geometrik jalan tol yang meliputi lengkung horizontal dan lengkung vertikal beserta rambu lalu-lintas yang berdasarkan pada Peraturan Bina Marga No.007/BM/2009, perencanaan tebal perkerasan kaku yang didasarkan pada Peraturan Pd T-14-2003, perencanaan saluran tepi (drainase) yang mengacu pada Peraturan SNI 03-3424-1994 dan Peraturan Pd. T-02-2006-B, dan perencanaan anggaran biaya yang berdasarkan pada Harga Satuan Pokok Kerja (HSPK) Pemerintah Kota Malang tahun 2018. Setelah dilakukan analisis pada perancangan jalan tol ini, didapatkan panjang jalan tol ini adalah 21,04 km dengan Point of Interest (PI) sebanyak 11 buah dan Point Vertical of Interest (PVI) sebanyak 14 buah serta digunakan rambu lalu lintas sebanyak 151 buah. Kemudian digunakan perkerasan kaku setebal 265 mm dengan subbase berupa Campuran Beton Kurus (CBK) setebal 100 mm dan diberi lapisan tambahan aspal setebal 50 mm. Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan tol ini sebesar Rp 952.053.675.000,00 dengan biaya per km sebesar Rp 45.249.699.382,13.
Co-Authors Ade Wisnu Muktyarso Aditya Ihdhar Hadyan Agathakarien, Yudhistira Muharram Agung Gde Kartika Aldila Riana Prabawati, Aldila Riana Alkahfian Ramadhani Wiasanto Alyssa Dewiputri Herdiana Andini, Ratna Andrian, Felix Annisa Nur Sakinah Atikah Safitri Bayu Rosida Sumantri Budi Rahardjo Budi Rahardjo Budi Raharjo Cahya Buana Catur Arif P. Catur Arif P., Catur Catur Arif Prastyanto, Catur Arif Catur Arif, Catur Catur Prastyanto Cut Munawwarah Data Iranata Dimas Dzaky Alhadi Dyah Ayu Risnu Indahsari Edna Rochmad Hermansyam Fajar Ihsan Kresnandi Farida Rahmawati Fianda Eka Widyanto Firda Aurellia Darmawan Gunarta, I Ketut Gurning, Raja Oloan Saut Hera Widyastuti Hermansyam, Edna Rochmad Indrasurya B Mochtar Indrasurya B. Mochtar Istiar Istiar Istiar Istiar Istiar Istiar Istiar Istiar Istiar, Istiar Joko Purwanto Kusmarini, Esti Peni M. Jufry, M. Makruf, Martin Mawikere, William Aldrian Imanuel Ma`ruf Tsaghani Purnomo Mohamad Bagus Ansori Muhammad Adnan Muhammad Hadid Muhammad Hadid, Muhammad Muhammad Nadim Cundoko Muhammad Zainal Muttaqin Naufal Yasir Faisal Prastyanto, Catur Arif Rendy Prasetya Rachman Ricky Achmad Subagya Rizki Alfiansyah Rizki Gusti Safira Nur'irqoh Sjadja'ah Salman Al Farisi Salman Alfarizi Sari, Putu Tantri Kumala Satrio Luhur Wicaksono Thobie Rahardian Priyandono Umboro Lasminto Ummatus Sholikhah, Ummatus Ummatus Solikhah, Ummatus Videla Denastyan Agpenta Putra Wahbi Ubaidulloh Wantoro, Dimas Wicaksono, Achmad Widiastuti, Hera Wisnu Hardian Pradito Zuhri Muhis