Claim Missing Document
Check
Articles

Efek Penambahan Sorbitol terhadap Karakteristik Film Bioplastik Berbasis Kitosan dan Agar Safrina Dyah Hardiningtyas; Dwi Winarsih; Bustami Ibahim
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik - Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v19i1.949

Abstract

Bioplastik merupakan material kemasan berbasis biomassa atau bahan terbarukan yang dapat digunakan untuk menanggulangi sampah plastik. Agar dan kitosan diketahui dapat  disintesis menjadi bioplastik. Namun, karakteristik mekanik campuran agar dan kitosan masih belum sesuai dengan ekspektasi yakni memiliki nilai elongasi yang rendah. Plasticizer sangat dibutuhkan untuk memperbaiki karakteristik bioplastik. Penggunaan sorbitol sebagai plasticizer dalam pembuatan bioplastik berbasis agar dan kitosan hingga saat ini belum dilaporkan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsentrasi sorbitol terbaik terhadap peningkatan karakteristik bioplastik berbasis agar dan kitosan. Metode yang dilakukan adalah mencampurkan sorbitol dengan konsentasi 0%, 1%, 1,25%, dan 1,5% (b/v) pada larutan utama bioplastik yaitu larutan agar 1% dan larutan kitosan 2%. Karakteristik bioplastik diketahui dengan melakukan uji ketebalan, kuat tarik, elongasi, daya serap air, gugus fungsi dengan FTIR, dan uji degradasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi sorbitol mempengaruhi karakteristik bioplastik. Formulasi bioplastik terpilih yaitu perlakuan penambahan sorbitol 1,25% dengan nilai ketebalan, daya serap air, kuat tarik,  dan elongasi masing-masing sebesar 0,096±0,004 mm, 18,80±0,94%, 18,83±2,93 MPa, 95,89±12,62%. Bioplastik dengan 1,25% sorbitol membutuhkan waktu untuk terdegradasi sempurna selama 20 hari. Simpulan penelitian ini adalah karakteristik mekanis dari bioplastik berbasis kitosan dan agar dapat ditingkatkan dengan penambahan sorbitol 1,25% AbstractBioplastic is a packaging material based on biomass or renewable materials that can be used to address plastic waste. Agar and chitosan are known to be able to be synthesized into bioplastic. However, the mechanical characteristics of agar and chitosan mixture are still not in line with expectations, particularly having low elongation values. Plasticizers are highly needed to improve the characteristics of bioplastics. The use of sorbitol as a plasticizer in the production of agar and chitosan-based bioplastics has not been reported to date. The aim of this research is to determine the optimal concentration of sorbitol for improving the characteristics of agar and chitosan-based bioplastics. The method involved mixing sorbitol at concentrations of 0%, 1%, 1.25%, and 1.5% (w/v) in the main bioplastic solution, which consists of 1% agar solution and 2% chitosan solution. The characteristics of the bioplastic were determined by conducting tests on thickness, tensile strength, elongation, water absorption, functional groups using FTIR, and degradation tests. The results of this study showed that the concentration of sorbitol affects the characteristics of bioplastics. The selected bioplastic formulation was the treatment with the addition of 1.25% sorbitol, with thickness, water absorption, tensile strength, and elongation values of 0.096±0.004 mm, 18.80±0.94%, 18.83±2.93 MPa, and 95.89±12.62%, respectively. Bioplastic with 1.25% sorbitol required 20 days to degrade completely. In conclusion, the mechanical characteristics of chitosan and agar-based bioplastics can be improved by the addition of 1.25% sorbitol.
Profil asam lemak minyak dari jeroan ikan nila dan mas dengan rasio pelarut yang berbeda: Fatty acid profiles of fish oil from tilapia and carp with different solvent ratio Sugeng Heri Suseno; Rizfi Fariz Pari; Bustami Ibrahim; Rizki Tri Kurnia Ramadhan; Desi Listiana; Farah Nurjannah; As Syaffa Amalia Adha
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.45781

Abstract

Extraction of fish oil from the by-products of tilapia and carp can be achieved using an appropriate extraction process. The purpose of this study was to determine the proportion of acetone and fish oil solvents in relation to the oxidation parameters, iodine number, and concentration profile of omega-3 fatty acids present in tilapia and goldfish oil. This study utilized a completely randomized design, in which the treatment ratios of acetone and oil solvent were varied as 3:1, 4:1, 5:1, 6:1, and 7:1 (v/v). The following parameters were examined: the chemical composition, free amino acids, acid value, peroxide value, p-anisidine, total oxidation, iodine value, and fatty acid profile.The omega-3 levels in tilapia and carp were 1.20% and 1.53%, respectively. An Iodine Number Test was employed to identify the most effective solvent treatment, revealing a 5:1 (v/v) ratio as the optimal solution. The increase in the value of omega-3 in tilapia oil amounted to 1.76%, whereas that in carp oil increased from 0.78% to 2.96%, resulting in an average increase of 2.31%.
Peningkatan stabilitas oksidatif minyak mata tuna dengan metode purifikasi dan penambahan natural astaxanthin (NAst) : Improvement of oxidative stability of tuna eyes oil by purification methods and natural astaxanthin (NAst) addition Nurmaida Nurmaida; Bustami Ibrahim; Wini Trilaksani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 2 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i2.48961

Abstract

Minyak ikan merupakan sumber nutrisi asam lemak tak jenuh ganda, khususnya eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5 n-3) dan docosahexaenoic acid (DHA, C22:6 n-3) yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mata tuna mengandung DHA yang tinggi dan unggul, sehingga dapat diolah menjadi minyak mata tuna. Kekurangan minyak mata tuna adalah mudah mengalami kerusakan oksidatif. Astaxanthin sebagai pigmen karotenoid memiliki aktivitas antioksidan kuat dan menghambat peroksidasi lipid penyebab kerusakan oksidatif. Tujuan penelitian ini menentukan konsentrasi terbaik penambahan astaxanthin pada minyak mata tuna hasil permurnianPemurnian minyak mata tuna dilakukan melalui netralisasi dengan NaOH 16oBe, dilanjutkan dengan bleaching menggunakan magnesol 5%. Minyak mata tuna hasil pemurnian, dicampur dengan astaxanthin kulit udang pada konsentrasi berbeda, yaitu 0; 0,2: 0,4: dan 0,6%. Parameter yang dianalisis meliputi asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan p-anisidin, dan total oksidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa purifikasi dengan netralisasi NaOH 16oBe dan bleaching magnesol 5% memiliki nilai asam lemak bebas 0,33±0,08%, bilangan peroksida 4,12±0,82 meq/kg, p-Anisidin 2,83±0,22 meq/kg, dan total oksidasi 11,08±1,62 meq/kg. Astaxanthin memiliki nilai IC50 14,14 ppm. Perlakuan penambahan astaxanthin terbaik adalah konsentrasi 0,6% dengan nilai asam lemak bebas 1,03±0,05%, bilangan peroksida 8,08±0,14 meq/kg, bilangan p-Anisidin 9,12±0,02 meq/kg; dan total oksidasi 25,29±0,31 meq/kg terkecil selama 60 hari penyimpanan. Purifikasi dan penambahan natural astaxanthin mampu memperbaiki kualitas mutu dan stabilitas minyak mata tuna selama penyimpanan.
Use Of Chitosan-Natural Zeolite Composite As Membrane Separator In Surimi Wastewater Microbial Fuel Cell Bustami Ibrahim; Uju Uju; Mudji Ana Yanti
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 4 Nomor 2
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v4i2.8478

Abstract

Microbial Fuel Cell (MFC) is a technology that uses exoelectrogenic bacteria to produce electrical energy. This study aims to determine the effect of the ratio of natural chitosan and zeolite on the characteristics of the chitosan / zeolite composite membrane as a PEM separator in MFC, to determine the performance of MFC in producing electricity, and to determine the performance of reducing the organic load of fishery wastewater in MFC technology applications. The chitosan/zeolite separator membrane was made with different ratio of chitosan and natural zeolite 1: 3, 1:1, 3: 1, and without a membrane (w/w). The chitosan / zeolite separator membrane is a proton exchange membrane that can transfer 20% positive ions. Separator membrane with a ratio of 3: 1 resulted in a tensile strength value of 0,855 MPa and a water uptake value of 1,8%, and ratio of 1:1 produced the highest conductivity value of 10,57 S/cm, the highest electric voltage was 0,59 V, the highest electric current was 0,51 mA, and the highest electric power was 0,30 mW. The values of COD, BOD, and TAN decreased by 45%, 46%, and 92%, and the pH value increased to 8,4.
Pengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii Menggunakan Oven Dengan Suhu Yang Berbeda Ridho Orilda; Bustami Ibrahim; Uju Uju
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 2, No 2 (2021): JURNAL PERIKANAN TERPADU VOLUME 2 NOMOR 2
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jupiter.v2i2.5201

Abstract

Rumput laut kering adalah salah satu komoditas perairan yang dapat diolah menjadi bahan pangan dan kosmetik. Proses pengeringan rumput laut pada umumnya menggunakan panas matahari dimana proses tersebut membutuhkan waktu yang lama. Teknik pengeringan rumput laut dengan oven pada umumnya sudah banyak dilakukan dengan menggunakan suhu 50 dan 60°C. Penelitian ini bertujuan untuk mengeringkan rumput laut segar dengan berbagai suhu pengeringan, melihat karakteristik warna rumput laut serta aktivitas air setelah dilakukan pengeringan serta menghitung laju pengeringan terbaik pada pengeringan oven dari rumput laut Eucheuma cottonii. Metode penelitian ini diawali dengan proses pencucian rumput laut yang kemudian dilakukan dengan pembersihan sampel dan dilanjutkan proses pemotongan secara acak. Tahapan selanjutnya dilakukan dengan proses pengeringan yang dilakukan hingga 6 jam dengan suhu yang berbeda. Rumput laut yang sudang dikeringkan kemudian menentukan karakterisitik terbaik. Pengeringan dengan menggunakan suhu yang berbeda memiliki hasil penurunan bobot yang berbeda. Hasil terbaik dari penelitian ini adalah pengeringan oven menggunakan suhu 70°C yang mampu menurunkan kadar air sangat cepat dengan nilai kadar air sebesar 10,69%, nilai Aw 0,2905. Penurunan bobot pada penelitian ini memiliki hasil yang sama yaitu mencapai pengeringan konstan pada waktu ke- 285 – 360 menit.
Perancangan Gearbox Transmisi untuk Amphibious Articulated All Terrain Vehicle Surya Herlambang, Firhan; Ibrahim, Bustami; Purwadi, Wiwik; Wigenaputra, Dadan Heryada
JTRM (Jurnal Teknologi dan Rekayasa Manufaktur) Vol 5 No 2 (2023): Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2023
Publisher : Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Pemberdayaan Masyarakat (P4M) Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48182/jtrm.v5i2.160

Abstract

Indonesia is one of the countries with a high level of natural disaster vulnerability, so a good disaster mitigation process is needed. Amphibious Articulated All Terrain Vehicle (AAATV) is designed as one of the solutions to the difficulty of the mitigation process. Amphibious Articulated All Terrain Vehicle is a vehicle with special capabilities that are able to pass through various terrains. Amphibious Articulated All Terrain Vehicle consists of several systems, one of which is the propulsion system. In the Amphibious Articulated All Terrain Vehicle drive system, there is one sub-system, namely the transmission gearbox. This design process uses the VDI 2222 methodology. The design and validation process uses SOLIDWORKS and KISSsoft software. From the design results, it is found that the vehicle will use a Kubota V2203 type diesel engine with a power of 36.4 kW. The desired speed variation is achieved with values of 9.85 km/h, 19.34 km/h, 39.64 km/h, and 10.04 km/h. The design weight is 58.73 kg with dimensions of 346.1 mm x 260 x 347 mm
Penggunaan kitosan sebagai pengisi dalam pembuatan sabun transparan : The utilization of chitosan as a filler for transparency soap Ibrahim, Bustami; Suptijah, Pipih; Amin, Hijrah
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v13i1.3140

Abstract

Chitosan is a natural material extracted from deacetylated chitin of crustacean shell used for many kinds of functions, not only for food but also non food product. The research objective is to find out the effect of chitosan used for filler within transparency soap to the characteristic of physical, chemical and bioeffect of end product, and to find out which concentrate of chitosan will be used for the best product. The research was divided by two steps, pre-research and main research. Pre-research resulted that transparency soap with 5% chitosan was the best choice based on organoleptic test which was the best in toughness, and based on chemical also microbiological analyses. The soap with 5% chitosan has TPC (Total Plate Count) amount to 2.0x101, while the one without chitosan contained TPC 6.5x101. The main research showed that transparency soap with 5% chitosan has better quality compare to commercialized one.
Performance Enhancement of Microbial Fuel Cells from Fishery Wastewater Using Boost Converter Device Ibrahim, Bustami; Uju; Subrata, I Dewa Made; Ramadhan, Rahmat Agung
Coastal and Ocean Journal (COJ) Vol 8 No 2 (2024): COJ (Coastal and Ocean Journal)
Publisher : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/coj.v8i2.55742

Abstract

Electricity is a basic necessity in everyday life. Fossil energy is typically used to generate electricity, and non-renewable energy sources will eventually be depleted without innovation in the form of renewable energy. Liquid waste from fisheries is a commodity that can generate electricity through Microbial Fuel Cell (MFC) systems. However, the electricity generated is relatively small. The research aimed to increase the electrical voltage from fish curing waste in a Microbial Fuel Cell system by using an additional boost converter circuit. The research was conducted using 5 MFC systems connected in series and connected to a boost converter device. The electrical values of the MFC system with the boost converter circuit were a voltage of 12.13±0.87 V, a current of 0.86±0.20 mA, and a power of 10.50±3.11 mW. Meanwhile, without the boost converter circuit, the voltage value was 2.24±0.26 volts, the current was 0.17±0.03 mA, and the power was 0.38±0.11 mW. The increase in electricity in the MFC system indicated that the boost converter circuit functioned properly. The MFC system was able to reduce BOD, COD, and TAN values.
KOMBINASI BAHAN PENYALUT MIKROENKAPSULASI PEPTON DARI IKAN BUSUK MULTISPESIES HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (HTS) Ibrahim, Bustami; Nurhayati, Tati; Swastikawati, Ayu Setiti
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.103-114

Abstract

Pepton merupakan salah satu produk yang bersifat higroskopis ketika terkena udara, mudah berikatan dengan air, dan mengalami penggumpalan selama penyimpanan, sehingga mudah mengalami kerusakan mutu secara fisik dan kimiawi. Penelitian ini bertujuan membuat mikroenkapsulat pepton ikan hasil tangkapan sampingan (HTS) multispesies busuk dengan rasio penyalut antara kombinasi bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat yang terbaik. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu pembuatan pepton cair dengan ikan HTS yang sudah dibusukkan selama 12 jam, lalu dimikroenkapsulasi dengan bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat, dan kemudian mengujicobakan mikroenkapsulat pepton yang sudah dikarakterisasi untuk media pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio penyalut antara kombinasi bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat yang terbaik adalah 75:25. Mikroenkapsulat pepton ikan HTS multispesies busuk memiliki komposisi kimia yaitu kadar air 6,61%, kadar abu 1,67%, kadar protein 32,40%, dan kadar lemak 0,38%. Karakteristik kimia produk yang dihasilkan antara lain kelarutan 45,28%, total nitrogen 4,20%, α-amino nitrogen bebas 0,21 g/100 g, AN/TN 5%, kadar garam 0,40%, pH 5,66, dan gula pereduksi 16,22%. Karakteristik fisik yang diukur adalah derajat putih dengan nilai 95,37%. Nilai aktivitas air (aw) produk pada saat 4 jam pertama menunjukkan nilai lebih rendah daripada nilai aw standard yaitu ≤0,53. Hasil pengukuran Optical Density (OD) menunjukkan adanya pola pertumbuhan pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Karakteristik biskuit bagiak dengan substitusi konsentrat protein ikan (KPI) dan tepung tulang ikan : Characteristics of bagiak biscuits with fish protein concentrate and fish bone flour substitution Setyarini, Dian; Ibrahim, Bustami; Santoso, Joko
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 10 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(10)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i10.53054

Abstract

Bagiak merupakan biskuit yang terbuat dari tepung sagu, tapioka, tepung pati garut, gula dan bahan lainnya. Bagiak memiliki karbohidrat yang tinggi namun rendah protein. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formula terbaik hasil substitusi konsentrat protein ikan lele dan penambahan tepung tulang ikan lele pada pembuatan biskuit bagiak berdasarkan nilai gizi. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap faktorial (RALF) dengan dua perlakuan, yaitu substitusi konsentrat protein ikan (KPI) lele terhadap tepung utama (0, 10, 20 dan 30%) dan penambahan tepung tulang ikan lele (0, 1, 2, dan 3%). Bagiak formula terpilih hasil uji hedonik dianalisis kadar protein, kalsium dan parameter uji sesuai SNI Biskuit 2973:2022. Formula terpilih adalah hasil substitusi KPI 10% dan tepung tulang ikan 3%. Formula bagiak terpilih mengandung protein 10,90±0,01% dan kalsium 572,32 mg/100g. Kadar protein dan kalsium bagiak terpilih lebih besar dibandingkan bagiak kontrol dan komersial. Hasil pengujian bagiak terpilih parameter kadar air, angka lempeng total aerob, Enterobacteriaceae, Salmonella spp., Staphylococcus aureus, cemaran logam berat: timbel (Pb), kadmium (Cd), timah (Sn), merkuri (Hg), arsen (As) memenuhi persyaratan mutu SNI Biskuit (SNI 2973:2022). Bagiak formula KPI 10% dan tepung tulang ikan 3% berpotensi menjadi camilan yang bergizi dengan kandungan protein dan kalsium yang lebih baik dari produk komersial.
Co-Authors . Heriyanto . Prantommy . Uju . Uju Ade Komalasari Suhendar Adenia Cahyatie Aprillia Agus Muhamad Soleh Ahmad Zahid Aldo Reshwara Alvi Nur Yudistira Alvindo Chrisna Mukti Anna C. Erungan As Syaffa Amalia Adha Asadatun Abdullah Aulia Andhikawati Bagus Sukma Agung Dadan Heryada Wigenaputra Dadi Rochnadi Sukarsa Desi Listiana Desniar - - Dewi Mutamimah Dwi Winarsih Ella - Salamah ETI KURNIAWATI Farah Nurjannah Farell Pramuja Fariz Pari, Rizfi Giri Rohmad Barokah Henggu, Krisman Umbu Hijrah Amin Hirda Umayyah I Dewa Made Subrata Iffani Nabila Zain Irama Dramawanti Pamungkas Iriani Setyaningsih Irma Irma Jannah, Arum Jayanti, Feby Dwi Joko Santoso Kurniawan, Farhan Kustiariyah Tarman Laode Muhamad Hazairin Nadia Linda Aryanti Maglory Siburian Mandela, Risco Mohammad Haryst Daryaly Mudji Ana Yanti Muhamad Reza Fahlepi Muhammad Zaki Dama Nazihah, Nilna Tsabita NONI DWI SARI Nur Shasqia Malewa Nurhaliza, Ghefira Nurjanah Nurmaida Nurmaida Nurul - Hak Patmawati Patmawati Pipih Suptijah Pramesti, Nabilla Adhiany Pratiwi, Widya Prapti Purwadi, Wiwik Raffiq, Fathurrizqi Ramadhan, Rahmat Agung Ravellino Fahlepi Reni Lobo Ridho Orilda Rizki Tri Kurnia Ramadhan Roni Nugraha Rudy Nistibaskara safrina dyah hardiningtyas Safrina Dyah Hardiningtyas Setyarini, Dian Shabrina Itsnaini Oktafira Sidik, Adi Permana Sita Permata Sari Slamet Hermanto Steffen Sugeng Heri Suseno Surya Herlambang, Firhan Swastikawati, Ayu Setiti syeila - rosmalawati TATI NURHAYATI Theresia Puspita Arumsari Uju Uju Uju Uju Uju Uju Untung Sudadi Wini - Trilaksani Yogaswara, Ghema Yulia Oktavia YULYA FITRIA Zhalindri Noor Adjani