Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

MEANING TRANSFER ANALYSIS OF BALINESE ARTS TERMS INTO ENGLISH AND FRENCH: A COMPARATIVE STUDY Weddha Savitri, Putu
Lingual: Journal of Language and Culture Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Lingual: Journal of Language and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In order to show and promote Balinese culture to the incoming tourists, many specific terms, especially in arts terms, must be well translated.  This paper aims at analyzing the meaning transfer of Balinese Arts Terms into English and French found in Tourism Promotion Book published by Bali Government Tourism Department in two languages versions. The analysis focused on the techniques or procedures applied in transferring Balinese art terms into English (TL1) and French (TL2). Besides, it is also to figure out the most common technique used by the translator in transferring the meanings. The findings showed that there are three techniques used to transfer the meaning of the SL into the TL 1, those are descriptive, transcription, and functional equivalence, meanwhile, there are three translation techniques: transcription, functional equivalence, and formal equivalence and one translation procedure: cultural equivalence used in transferring the SL meaning to TL 2. Transcription technique, usually called borrowing was mostly used by the translator in the meaning transfer from the SL to both the target languages in order to retain the SL meaning in the TL
TRANSLATION VARIATION OF SPEECH LEVEL IN BALINESE INTO INDONESIAN AND ENGLISH Savitri, Putu Weddha; Dewi, A.A. Sg. Shanti Sari
International Journal of Linguistics and Discourse Analytics Vol 1 No 1 (2019): IJOLIDA Vol.1 No.1, September 2019
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.581 KB) | DOI: 10.52232/ijolida.v1i1.1

Abstract

This article aims at analyzing the process occurred in translating words or phrases that contains speech level in Balinese into Indonesian and English. As we know, Balinese language recognized the use of speech level in communication that represents a respectful and polite attitude to the other person, whereas in Indonesian and English, the use of speech level is not too significant as in Balinese. These differences may cause difficulties in translation process because the translator has to maintain this element in the target language. The source of this study is the conversation in Balinese shadow puppet “Sidapaksa” translated by Natarina (2014) into Indonesian and English. This study used documentation methode in collecting the data, while the analysis was presented qualitatively and descriptively. The result showed that mostly there are loss of information in translating words or phrases which contain speech level meaning because Balinese used more variety of words that show the social status of the speakers. But between two target languages, Indonesian can preserved speech level more than its translation in English. It is because Balinese is closely similar with Indonesian (the same language family) than English.
Politeness Strategies Used in Ellen DeGeneres’s TV Talk Show with Barack Obama as the Guest Star Ni Kadek Eni Dharmayanti; Ni Wayan Sukarini; Putu Weddha Savitri
Humanis Vol 22 No 1 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.638 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i01.p21

Abstract

This undergraduate thesis is entitled Politeness Strategies Used in Ellen DeGeneres’s TV Talk Show with Barack Obama as the Guest Star. Ellen DeGeneres is an American comedian, television host, actress, writer, and producer. The aims of this study are to analyze the type of politeness strategies used in Ellen DeGeneres’s talk show script with Barack Obama as the guest star, and to identify the factors influence the choice of strategies.The data in this study were obtained from a talk show entitled Ellen DeGeneres. The process of collecting data was done through documentation method. The theories applied to support this study are theory proposed by Brown and Levinson (1978) used to analyze the types of politeness strategies, and also the same theories used to identify the factors influence the choice of strategy. The sentences which were used as the data were the sentences of the conversation applied the politeness strategy in script. Politeness strategies and the factors that influence the choice of strategies have a close connection to each other, whether when the speakers talks to female or male, have different social status, have a close relationship, or they always try to act politely in every situations. In two episodes of Ellen DeGeneres talk show with Barack Obama as the guest star the politeness strategy mostly applied in the positive politeness strategy. It also has the connection with the factor influence the choice of strategy.
Directness And Literalness Of Speech Acts In The Imitation Game Movie I Dewa Ayu Satria Dewi; I Nengah Sudipa; Putu Weddha Savitri
Humanis Volume 16. No. 3. September 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.19 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Directness and Literalness of Speech Acts in The Imitation Game Movie”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tindak tutur yang tergolong dalam tipe tidak langsung dan non-literal yang ditemukan dalam film The Imitation Game dan menjelaskan fungsi serta konteks situasi yang mendukung analisis tindak tutur yang tergolong dalam tipe tidak langsung dan non-literal. Data dalam penelitian ini diambil dari sebuah film yang diangkat dari kisah nyata berjudul The Imitation Game yang merupakan film bertemakan sejarah dalam bentuk biografi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yakni teknik mencatat. Dalam penelitian ini ada tiga teori yang digunakan yakni teori jenis tindak tutur oleh Parker, teori kata kerja tindak ilokusi oleh Leech serta teori mengenai konteks situasi oleh Hymes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat sembilan data tindak tutur yang tergolong dalam tipe tidak langsung dan non-literal yang ditemukan dalam film The Imitation Game. Makna implisit dari tindak tutur dibentuk oleh kalimat berita, kalimat perintah dan kalimat tanya. Kemudian, (2) fungsi dari tindak tutur yang tergolong dalam tipe tidak langsung dan non-literal yang paling banyak muncul adalah direktif dan asertif.
Ellipsis in English Coordinated Clauses in The Novel Entitled “Rowan’s Mill” by Elizabeth Walker I Dewa Ayu Ika Fransiska; Putu Weddha Savitri; Ni Wayan Sukarini
Humanis Vol 18 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.601 KB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Elipsis pada Klausa Koordinatif Bahasa Inggris pada Novel Berjudul Rowan’s Mill oleh Elizabeth Walker”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis elipsis dan menganalisis terjadinya elipsis pada klausa koordinatif. Topik ini dianalisis karena sering terjadinya ambiguitas dalam menentukan unsur-unsur pada klausa yang dapat dielipsis ketika dua klausa atau lebih digabungkan. Sumber data dari penelitian ini adalah novel berjudul Rowan’s Mill oleh Elizabeth Walker. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metoda dokumentasi dengan teknik pencatatan. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif kwalitatif untuk menganalisa data yang telah terkumpul dimana data yang telah dianalisis dengan teori yang diusulkan oleh Quirk, dkk. (1972) yang dipresentasikan dengan metoda deskriptif. Ada enam jenis utama elipsis pada klausa koordinatif, yaitu: elipsis subjek, elipsis tambahan, elipsis subjek dan tambahan, ellipsis predikasi, elipsis kepala frase kata benda, dan elipsis subjek pelengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua jenis elipsis dalam novel Rowan Mill oleh Elizabeth Walker ditemukan dan elipsis subjek adalah jenis elipsis yang paling sering terjadi. Dalam klausa koordinatif, elipsis dapat terjadi pada klausa bagian pertama dan klausa berikutnya. Elipsis disebut anaforis, cataforis, atau anaforis maupun cataforis. Namun, elipsis sebagian besar anaforis dengan kemunculan item diwujudkan dalam bagian pertama dari serangkaian klausa.
Lexical Cohesion And Semantic Relation With Reference To Saint Exupery, The Little Prince Ni Made Ari Supini; Putu Weddha Savitri
Humanis Vol 19 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.83 KB)

Abstract

Skripsi ini berjudul Kohesi Leksikal dan Hubungan Semantic dengan Referensi Saint Exupery, The Little Prince. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kohesi leksikal yang digunakan dalam novel dan untuk mengetahui hubungan semantik yang digunakan dalam kohesi leksikal dalam novel. Data diambil dari The Little Prince novel karya Saint Exupery. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data. Data penelitian ini dianalisis dengan metode kualitatif. Penelitian ini menerapkan teori yang diusulkan oleh Halliday dan Hassan, Kohesi dalam bahasa Inggris (1976) menjelaskan jenis kohesi menjadi dua; Leksikal Kohesi dan Gramatikal Kohesi dan teori yang diusulkan oleh George Yule, The Study of Language (2006) untuk mengetahui jenis hubungan semantik menggunakan kohesi leksikal dalam novel. Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak kohesi leksikal ditemukan dalam data seperti pengulangan yang dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas pengulangan, sinonim, antonim, dan superordinate. Kemudian kolokasi dapat dibagi menjadi eksklusif dan inklusif. Analisis lain dalam penelitian ini adalah fungsi kohesif item leksikal yang menunjukkan hubungan referensial seperti anafora cataphora dan hubungan semantik antara unsur leksikal dalam teks yang membuat kohesif teks juga dapat ditemukan dalam penelitian ini.
Psychological Aspects of the Main Character in the Movie “If I Stay” Dewa Ayu Rengganis Wijayanti; I Nengah Sudipa; Putu Weddha Savitri
Humanis Vol 22 No 4 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.055 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i04.p01

Abstract

The paper entitled Psychological Aspect of the Main Character in The Movie “If I Stay” aims to describe the psychological aspect of the main character and how this aspect affects the main character’s behavior or personality. The topic is interesting because this movie has some tragedies that happen and affect the main character’s life in terms of view of psychological aspect which made this movie have an agitation to be analyzed.The data of this study were taken from a movie entitled If I Stayby using the documentation method. The collected data were analyzed by using a qualitative method based on the theoretical framework. The data were categorized based on the Psychological theory proposed by Bernhardt (1953). The results of the interpretation of the data reveale that the main character has all the psychological aspects in her life and some of them mostly affect her behavior and personality.
A Study of Meaning and Messages With Reference to the Novel Rage of Angel Ni Made Devi Sudiarta Putri; Ni Wayan Sukarini; Putu Weddha Savitri
Humanis Vol 25 No 3 (2021)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.692 KB) | DOI: 10.24843/JH.2021.v25.i03.p03

Abstract

This study was aimed to identify and analyze the meaning and message in several sentences found in the novel Rage of Angels by Sidney Sheldon published in 1980. The selected sentences in the novel, which are the data of this study, were collected by applying the documentation method and note-taking technique which then were analyzed using the descriptive qualitative method. The data were presented informally in descriptive form. This study analyzes the types of meaning based on the theory proposed by Leech (1974) and the messages of the novel based on the biographical approach theory by Wellek and Warren (1962). As a result, all the seven types of meaning, namely connotative meaning, conceptual meaning, affective meaning, stylistic meaning, reflected meaning, collocative meaning, and thematic meaning, were found in the novel. In relation to the message of the novel, based on the biographical approach, there were five messages that the author delivered.
Connotative Meaning Of Verbal And Visual Signs In Printed Perfume Advertisements I Wayan Eka Suarmita; Ni Wayan Sukarini; Putu Weddha Savitri
Humanis Vol 17 No 3 (2016)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.655 KB)

Abstract

Makalah ini berjudul ‘Connotative Meaning of Verbal and Visual Signs in Printed Perfume Advertisements’. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari makna konotatif dari tanda verbal dan tanda visual di iklan cetak parfum dan menganalisa hubungan antara tanda verbal dan tanda visual dalam menciptakan makna konotatif. Metode kualitatif digunakan sebagai metode penelitian dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari iklan parfum yang di cetak di majalah. Ada dua teori utama yang digunakan untuk menganalisis data. Yang pertama adalah ‘dyadic theory’ dari Saussure (1983) untuk menganalisis makna konotatif. Yang kedua adalah teori dari Berger (1984) untuk menganalisis tanda visual. Sementara itu, teori yang diusulkan oleh Leech (1972) adalah untuk menganalisis tanda verbal terhadap struktur iklan. Dan teori yang diusulkan oleh Dyer (1982) digunakan untuk menganalisis makna konotatif dalam iklan. Data yang terkumpul dianalisis berdasarkan teori yang digunakan disebutkan di atas dan disajikan secara deskriptif dengan menggunakan klausa dan kalimat. Berdasarkan hasil analisis, makna konotatif tanda verbal dalam iklan biasanya terjadi dalam kalimat sederhana dan singkat untuk menarik perhatian penonton dan pengiklan juga memilih kalimat sederhana yang mudah diingat. Makna konotatif mungkin sulit untuk dipahami, tetapi bisa membuat iklan lebih menarik. Tanda visual yang mengandung makna konotatif dapat ditemukan dalam hal ukuran, spasialitas, kontras, bentuk, dan warna. Hubungan antara tanda verbal dan tanda visual dalam menciptakan makna konotatif mendukung satu sama lain untuk menarik perhatian pembaca. Sebenarnya keduanya mengirim pesan yang sama ke pembaca tetapi melalui bentuk yang berbeda.
Hogwarts Dormitory Logos In Harry Potter Movie Series: A Study Of Social Semiotics Putu Anggita Novarianti; Putu Weddha Savitri; Ni Wayan Sukarini
Humanis Volume 17. No. 2. Nopember 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.955 KB)

Abstract

Studi yang berjudul “Hogwarts Dormitory Logos in Harry Potter Movie Series: A Study of Social Semiotics” ini dilakukan untuk menganalisis aspek verbal dan visual dari logo Asrama Hogwarts yang terdapat di dalam film Harry Potter dan menganalisis hubungan antara pesan yang terdapat di dalam logo dengan karakter siswa yang terdapat di dalamnya. Studi ini menggunakan metode unduh untuk mengumpulkan sumber data. Dalam menganalisa data, studi ini menggunakan teori Saussure untuk mengklarifikasi struktur tanda ke dalam signifier dan signified. Studi ini juga menggunakan teori Berger untuk mengetahui aspek visual di dalam simbol. Hasil studi ini menunjukan bahwa empat logo tersebut memiliki makna dan pesannya tersendiri. Pertama, karakteristik dasar siswa Gryffindor berhubungan dengan logo dari asrama mereka, yakni berani, sopan, dan bijaksana. Kedua, karakteristik siswa Hufflepuff adalah pekerja keras, ramah, loyal, jujur, dan cenderung netral. Ketiga, siswa Ravenclaw bersifat intelek, pintar, dan bijaksana. Dan yang terakhir adalah Slytherin, dimana siswanya memiliki karakteristik ambisius, cerdik, berkepimpinan, dan fokus.