Claim Missing Document
Check
Articles

Prediksi Curah Hujan bulanan di Kota Pontianak Berdasarkan Metode Quadratic-Hill Climbing Anggraini, Novia; ihwan, andi; Jumarang, Muh. Ishak
PRISMA FISIKA Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v2i1.4963

Abstract

Telah dilakukan pemodelan inversi untuk mengestimasi curah hujan bulanan di Kota Pontianak menggunakan metode Quadratic-Hill Climbing. Dari hasil simulasi model diperoleh bahwa fungsi matematika yang dianggap dapat mengikuti pola curah hujan bulanan adalah fungsi Deret Fourier orde 18 dengan tingkat koefisien korelasi 0,63 dan memiliki pola curah hujan ekuatorial. Berdasarkan hasil prediksi, pada tahun 2013 curah hujan minimum terjadi pada bulan Juli (127,57 mm) dan maksimum terdapat pada bulan Mei (262,98 mm) dan November (442,81 mm). Kata Kunci: Quadratic-Hill Climbing, Deret Fourier, Curah Hujan
Penentuan Kejadian El-Nino dan La-Nina Berdasarkan Nilai Southern Oscilation Indeks Muh. Ishak Jumarang, Heni Maulidiya, Andi Ihwan,; Ihwan, Andi; Jumarang, Muh. Ishak
POSITRON Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.889 KB) | DOI: 10.26418/positron.v2i2.986

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai prediksi kejadian El-Nino dan La-Nina, berdasarkan  nilai tekanan udara di Tahiti dan Darwin (nilai SOI) menggunakan Metode ARIMA. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data tekanan udara di Tahiti dan tekanan udara di Darwin selama 12 tahun mulai dari tahun 2000-2011. Hasil simulasi diperoleh, model yang paling cocok digunakan untuk prediksi tekanan udara Tahiti adalah (1,2,0)(0,2,2)12 dan Darwin adalah (1,2,2)(0,2,1)12. Model tekanan udara di Tahiti dan Darwin tersebut kemudian digunakan untuk memprediksi kejadian El-Nino dan La-Nina pada tahun 2012, yang dapat menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terjadi El-Nino lemah sampai sedang, hal ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi, .; Jumarang, Muhammad Ishak; Apriansyah, .
POSITRON Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1433.347 KB) | DOI: 10.26418/positron.v6i2.16882

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis pola sirkulasi arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Data pasang surut dan angin tahun 2014 digunakan sebagai input untuk menentukan pola sirkulasi arus.Metode numerikyang digunakan untuk menentukan pola sirkulasi arus adalah metode volume hingga. Sementara data angin dan pasut digunakan sebagai nilai input model. Analisis pola sirkulasi arus dilakukan pada empat kondisi musim yang ada di Indonesia, yaitu musim Barat, peralihan I, musim Timur dan peralihan II. Hasil simulasi model menunjukkan elevasi muka air laut pada musim Barat berkisar antara -0,30 s.d. 0,44 m. Kecepatan arus pada musim Barat berkisar antara 0,02 s.d. 0,65 m/s, dengan arah arus cenderung ke Utara hingga Barat Daya. Elevasi muka air laut pada kondisi peralihan I berkisar antara -0,19 s.d. 0,29 m. Kecepatan arus pada kondisi peralihan I berkisar antara 0,02 s.d. 0,30 m/s, dengan arah arus cenderung ke Timur Laut hingga Tenggara. Elevasi muka air laut pada musim Timur berkisar antara -0,23 s.d. 0,34 m. Kecepatan arus pada musim Timur berkisar antara 0,02 s.d. 0,44 m/s, dengan arah arus cenderung sama dengan musim Barat yakni ke Utara hingga Barat Daya. Elevasi muka air laut pada kondisi peralihan II berkisar antara -0,10 s.d. 0,09 m. Kecepatan arus pada kondisi peralihan II berkisar antara 0,02 s.d. 0,72 m/s, dengan arah arus cenderung ke Barat hingga Tenggara. Hasil kecepatan arus tertinggi berada pada kondisi peralihan II yaitu 0,72 m/s.
Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat Jumarang, Muhammad Ishak; Dian Martha, Muliadi, Nining Sari Ningsih, Safwan Hadi,; Ningsih, Nining Sari; Hadi, Safwan; Martha, Dian
POSITRON Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.455 KB) | DOI: 10.26418/positron.v1i1.1569

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengkaji pola sirkulasi arus dan salinitas perairan estuari sungai Kapuas yang dibangkitkan oleh pasang surut, gaya pembangkit angin dan discharge sungai. Pada studi ini digunakan model numerik hidrodinamika MIKE 21 yang dikembangkan oleh DHI Water & Environment untuk mensimulasikan pola sirkulasi arus dan salinitas. Pola sirkulasi arus hasil simulasi menunjukkan pada kondisi pasang tertinggi, massa air bergerak dari utara ke selatan hingga masuk ke badan sungai sedangkan pada kondisi dan surut terendah massa air bergerak ke arah yang berlawanan (dari selatan ke utara) dan air mengalir dari sungai ke luar menuju lepas pantai. Pergerakan massa air pada kisaran kecepatan 0,05 sd 0,7 m/s. Pola sirkulasi arus baik saat purnama maupun perbani menunjukkan kesesuaian pola dan yang membedakan adalah besarnya kecepatan arus. Sebaran salinitas pada kondisi purnama (pasang tertinggi dan surut terendah) cenderung memiliki pola dan nilai yang sama dengan nilai salinitas dominan pada kisaran 33,2 s.d 33,4 PSU. Demikian pula pada kondisi perbani.
Hubungan Pola Garis Arus Angin (Streamline) denganDistribusi Hujan di Kalimantan Barat Fitriyawita, Mega; Jumarang, Muhammad Ishak; Apriansyah, Apriansyah; Sulistya, Widada; Saepudin, Miming
PRISMA FISIKA Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v8i2.42573

Abstract

Berdasarkan mekanisme pembentukan awan, hujan dibagi menjadi hujan konvektif, hujan orografi, dan hujan konvergensi/frontal. Awan dapat terbentuk apabila uap air mengalami kondensasi di atas permukaan bumi. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk peningkatan uap air di atmosfer adalah angin. Peta normal pola garis arus angin (streamline) dan peta normal hujan di Kalimantan Barat periode tahun1981-2010 digunakan sebagai data untuk mengetahui hubungan pola garis arus angin (streamline)dengan distribusi hujan di Kalimantan Barat menggunakan metode analisis deskriptif. Pengolahan peta streamline menggunakan software GrADS, sedangkan peta normal curah hujan diperoleh dari pengukuranyang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Mempawah. Secara umum puncak hujan di Kalimantan Barat terjadi pada Maret-April dan November-Desember, sedangkan lembah hujan terjadi pada Februari dan Juli-Agustus. Secara spesifik daerah hulu Kalimantan Barat memiliki curah hujan lebih tinggi daripada daerah hilir Kalimantan Barat. Pada Maret-April yang merupakan puncak hujan pertama di Kalimantan Barat, terbentuk daerah konvergensi dan pusaran siklonik di sekitar daerah hulu Kalimantan Barat (Kabupaten Kapuas Hulu dan sekitarnya). Pada puncak hujan kedua yaitu November-Desember, terdapat daerah konvergensidan daerah belokan angin di Kalimantan Barat.
Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5 Kg Menggunakan Mikrokontroler Atmega328 Yandra, Edwar Frendi; Lapanporo, Boni Pahlanop; Jumarang, Muhammad Ishak
POSITRON Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.596 KB) | DOI: 10.26418/positron.v6i1.15924

Abstract

Telah dibangun sebuah prototipe alat untuk mengukur massa, gaya berat dan massa jenis menggunakan mikrokontroler ATMega328. Sistem pengukuran massa dan gaya berat berdasarkan prinsip kerja sensor beban 5 Kg. sedangkan untuk pengukuran massa jenis menggunakan prinsip kerja sensor beban dan sensor ultrasonik PING HC SR04. Pada pengukuran massa jenis benda digunakan prinsip perubahan volume air dalam tabung. Selanjutnya digunakan mikrokontroler ATMega328 sebagai pengolah data secara keseluruhan. Tahapan penelitian meliputi proses perancangan, pembuatan dan pengujian alat. Hasil eksperimen menunjukan bahwa kinerja alat ini mampu mengukur massa 5 gram sampai dengan 4000 gram dengan error pengukuran sebesar 1,05%. Sedangkan error pengukuran massa jenis yang dibaca alat ini sebesar 1,64%. Hasil pembacaan dari alat memerlukan waktu sekitar lima detik  untuk dijadikan acuan identifikasi data yang dihasilkan. 
Estimasi Keadaan Cuaca di Kota Pontianak Menggunakan Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Algoritma Hopfield Retnawati, .; ihwan, andi; Jumarang, Muh. Ishak
POSITRON Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.224 KB) | DOI: 10.26418/positron.v3i2.5136

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang estimasi keadaan cuaca, menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma Hopfield. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, dan arah angin jam-jaman pada bulan Mei, Juni, dan November 2012. Berdasarkan simulasi model yang dilakukan, diperoleh nilai estimasi keadaan cuaca pada bulan Mei sangat baik (82%), dan pada bulan Juni dan November masing-masing pada tingkat ketepatan baik (79% dan 75%).
Attributes of the Water Supply Program in Soppeng regency, South Sulawesi Emil Azmanajaya; Chaterina Paulus; Hadi Hermansyah; Ezra H Pongtuluran; Ishak Jumarang; Tuatul Mahmud
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.12.3.555-569

Abstract

Decreasing water availability and increasing water demand have occurred in Soppeng regency, this is due to the potential of surface water as raw water for clean water is increasingly limited. In ensuring the sustainability of the clean water supply program in Soppeng regency, it is necessary to study the water supply using a system approach, so that the water supply in Soppeng regency can be sustainable. This research was conducted with the aim of analyzing the constraints faced, program needs, and institutions that play a role in the supply of clean water in Soppeng regency with the Interpretative Structural Modeling (ISM) method. The results show that for the implementation of the clean water supply program, there are four key elements that need attention: the lack of institutional capacity, weak institutional governance, availability of raw water, and the role of Central Government (relevant ministries).
Estimasi Curah Hujan Bulanan Kota Pontianak Dengan Suhu Permukaan Laut Sebagai Estimator Berdasarkan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Herkulana Ferdianti Aprianti; Andi Ihwan; Muh. Ishak Jumarang
POSITRON Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.989 KB) | DOI: 10.26418/positron.v3i1.5121

Abstract

Telah dilakukan estimasi untuk mengetahui pengaruh Suhu Permukaan Laut (SPL) terhadap curah hujan bulanan wilayah kota Pontianak tahun 2001 s.d 2012 menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) algoritma Backpropagation. Pada penelitian ini Backpropagation dibangkitkan dengan arsitektur            [15 10 5 1]. Terdapat 16 titik SPL dari 24 titik pengamatan yang dijadikan sebagai fokus pengamatan. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa pada proses training koefisien korelasi antara output dan target berkisar dari 0,99 s.d 1,00 sedangkan pada proses testing diperoleh 3 koefisien korelasi tertinggi yaitu 0,70; 0,71 dan 0,75, yang masing-masing berada disekitar garis equator. 2 wilayah di perairan Samudera Hindia dan 1 di wilayah Samudera Pasifik. Koefisien Korelasi ini menunjukkan bahwa pola SPL mendekati pola curah hujan di Pontianak (pola equatorial).
Identifikasi Zona Reservoir Panas Bumi Gunung Ijen Jawa Timur Berdasarkan Pemodelan 2 Dimensi Anomali Geomagnetik Alimuddin Muchtar; Zelica K. M. Manurung; Rustadi Rustadi; Yasa Suparman; M. Ishak Jumarang
POSITRON Vol 12, No 1 (2022): Vol. 12 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.979 KB) | DOI: 10.26418/positron.v12i1.49130

Abstract

Komplek Gunung api Ijen merupakan prospek panas bumi yang terletak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Sistem panas bumi Gunung api Ijen ditandai oleh kawah danau berfluida asam dan solfatara bertemperatur tinggi. Beberapa batuan teralterasi di dekat Gunung Kukusan dan sekelompok mata air panas Blawan di bagian utara kaldera. Pengukuran magnetik dilakukan pada 175 titik tersebar di dalam kaldera melingkupi kawah Gunung Ijen hingga Gunung Merapi. Anomali intensitas magnetik total diperoleh melalui koreksi standard IGRF dan variasi diurnal. Metode reduksi ke kutub (RTP) diterapkan dengan inklinasi geomagnet sekitar -32°. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali magnetik tinggi berasosiasi dengan jalur patahan yang menghasilkan pembentukan gunung api baru di bagian selatan, Sedangkan anomali magnetik rendah berada berdekatan dengan kawah Ijen dan Gunung Merapi di bagian timur. Anomali yang rendah ditafsirkan oleh dua kemungkinan pengaruh demagnetisasi batuan akibat kontak termal atau pengaruh remanen batuan dengan umur geologi tertentu menghasilkan polaritas reversal. Anomali intensitas magnet total tinggi pada komponen regional berada 50 hingga 114 nT dan anomali rendah berada di kisaran -850 hingga –750 nT, hal ini ditafsirkan bahwa potensi batuan panas di Komplek Gunung api Ijen tersebar sesuai keberadaan kaldera dan jalur gunung api muda. Prospek batuan panas berkorelasi dengan Formasi batuan gunung api muda dan intrusi magmatic hasil proses pembentukan gunung api berumur Kuarter.