Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Perbandingan Konsep-konsep Triumvirate Sunda dengan Trias Politica dalam Perspektif Komunikasi Politik Rangga Saptya Mohamad Permana; Jimi Narotama Mahameruaji
Nyimak: Journal of Communication Vol 4, No 1 (2020): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.795 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v4i1.2313

Abstract

Masyarakat Sunda sejak dahulu sudah akrab dengan konsep-konsep triumvirate dalam setiap unsur kehidupannya. Beberapa konsep triumvirate Sunda antara lain adalah Tri Tangtu Di Buana, Tri Buana, serta “Tiga Rahasia”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan konsep Tri Tangtu Di Buana, Tri Buana, dan “Tiga Rahasia” yang merupakan konsep-konsep triumvirate Sunda dengan konsep Trias Politica dalam kaitannya dengan komunikasi politik. Penelitian ini menggunakan metode hermeneutika untuk mengungkap perbandingan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna yang diperoleh sebagai dasar untuk membandingkan konsep-konsep triumvirate Sunda dengan konsep Trias Politica adalah konsep Tri Tangtu Di Buana yang berhubungan dengan konsep Tri Buana dan konsep “Tiga Rahasia” yang merupakan tiga kelembagaan dalam Kerajaan Sunda yang mengandung aktivitas komunikasi politik, terwujud dalam pembagian/pemisahan kekuasaan dan pembagian wilayah kekuasaan yang berlaku dalam masyarakat Sunda kuno, khususnya dalam lingkup suprastruktur komunikasi, tepatnya di Kerajaan Sunda.Kata kunci: Komunikasi politik, kekuasaan, triumvirate, Sunda ABSTRACTEver since, the Sundanese people have been familiar with triumvirate concepts in every element of their life. Some Sundanese triumvirate concepts include Tri Tangtu Di Buana, Tri Buana, and “Tiga Rahasia”. This research intent to describe the comparative concepts of Tri Tangtu Di Buana, Tri Buana, and “Tiga Rahasia” which are Sundanese triumvirate concepts with the concept of Trias Politica in relation to political communication. This research uses hermeneutic method to reveal the comparison. The results show that the meaning obtained as a basis for comparing Sundanese triumvirate concepts with the concept of Trias Politica is the concept of Tri Tangtu Di Buana which is related to the concept of Tri Buana and the concept of “Tiga Rahasia” is the three institutions in the Sunda Kingdom which contains political communication activities, and manifested in the division / separation of power and division of territory prevailing in ancient Sundanese society, especially in the sphere of communication superstructure, precisely in the Sunda Kingdom.Keywords: Political communication, power, triumvirate, Sundanese
PERBINCANGAN MENGENAI HUKUMAN MATI TERKAIT KASUS BALI NINE DAN MARY JANE DALAM SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER Jimi Narotama Mahameruaji; Teddy Kurnia Wirakusumah; Detta Rahmawan
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.084 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i1.7817

Abstract

Twitter telah menjadi alat atau media komunikasi yang sangat populer diantara para pengguna Internet. Melalui Twitter, penggunanya dapat berbagi cerita hidup mereka sehari-hari, melakukan perbincangan dengan pengguna lain dan juga mengekspresikan pendapat mereka. Twitter juga dapat dilihat sebagai sebuah wadah untuk melakukan perbincangan politik dan isu-isu publik. Oleh karena itu, peran Twitter terkait partisipasi publik, kampanye, dan pembentukan opini publik kini semakin diperhitungkan (Jungherr, 2015). Fokus penelitian ini tentang perbincangan para pengguna Twitter di Indonesia mengenai peristiwa hukuman mati kasus narkoba Bali Nine dan Mary Jane. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa ragam perbincangan yang terjadi di antara para pengguna Twitter Indonesia terkait kasus hukuman mati tersebut, apa argumen yang muncul terkait penolakan maupun dukungan terhadap isu hukuman mati, dan juga siapa saja Twitter Influencer yang berperan dalam isu ini. DOI: 10.24198/jkk.vol4n1.5
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Agus Setiaman; Dadang Sugiana; Jimi Narotama Mahameruaji
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 1, No 2 (2013): December 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.647 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v1i2.6044

Abstract

Tingkat kebutuhan informasi akan meningkat jika informasi memberikan sesuatu yang bermanfaat pada sipencarinya, seperti menyelesaikan masalah atau memecahkan persoalan, memberikan ide-ide baru untuk sebuah program baru, kebutuhan pada pengetahuan, atau melakukan pengawasan pada sesuatu yang sedang berjalan. Kemampuan penyeleggara pemerintahan menyiapkan sediaan informasi dengan berbagai infrastruktur dan konten yang memadai, disertai dengan sikap keterbukaan dan mekanisme serta prosedur yang memadai, akan memudahkan masyarakat memberikan konstribusi atau partisipasi secara positif. Masyarakat tidak akan mudah terpancing isu atau informasi yang simpang siur seandainya mereka mudah mandapatkan iformasi yang memadai. Hasil penelitian menunjukkan bhawa sebagian besar masyarakat Kota Bandung kurang atau belkum memahmai keterbukaan informasi publik, bahkan sebagian besar warga Kota belum atau kurang mehami bentuk informasi yang digunakan oleh Pemkot sebagai upaya implementasi keterbukaan informasi publik. Sebagian warga Kota tahu bahwa setiap ada pekerjaaan pembangunan sarana publik tersedia pengumuman tentang batas waktu pengerjaaan, biaya, dan sebagainya tapi mereka tidak tahu bhawa hal itu sebagai bagian dari kebijakan keterbukaan informasi publik dari pemegang kenbijakan publik kepada warganya. Masih kurangnya sosialiasasi tentang keterbukaan informasi publik yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung merupakan salah satu dampak dari kurangnya pemahaman warga Kota terhadap berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota dalam implementasi keterbukaan publik.
Fenomena Konstruksi Identitas pada Foto Pre-Wedding Jimi Narotama Mahameruaji
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 2, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.055 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v2i1.6049

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang dilatarbelakangi oleh permasalahan konstruksi identitas yang saat ini banyak ditampilkan pada foto pre-wedding. Pada mulanya foto pre-wedding hanyalah foto yang menampilkan sepasang laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk dipajang dalam resepsi pernikahan. Dalam perkembangannya foto pre-wedding menjadi ajang dalam menampilkan identitas dari pasangan tersebut. Dalam menampilkan identitas-identitas tersebut, setiap pasangan memiliki alasan-alasan (motif atau account), bentuk-bentuk dan batasan identitas apa saja yang ditampilkan, serta dampaknya terhadap foto pre-wedding yang ditampilkan. Peneliti mengintegrasikan teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik, dan teori konstruksi sosial, serta menggunakan pendekatan subjektif-konstruktivis dengan metode penelitian kualitatif dalam tradisi penelitian fenomenologi, atau paradigma interpretif (interpretive paradigm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontruksi identitas pada foto pre-wedding menjadi fenomena bukan semata karena kepentingan pasangan tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan dengannya seperti fotografer. Dampaknya, disadari atau tidak oleh pasangan, identitas yang ditampilkan dapat mempengaruhi psikologi pasangan tersebut. Dalam penelitian ini disarankan kepada pihak-pihak terkait untuk dapat memberikan perhatian khusus pada foto pre-wedding dengan menampilkan identitas tertentu yang dapat lebih menggambarkan diri dari pasangan.
Examining the motives of the deaf watching news programs on TV related to satisfaction level Kurnia Standi; Asep Suryana; Jimi Narotama Mahameruaji
ProTVF Vol 7, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v7i2.49684

Abstract

Background: Television is still the media of choice used by various layers of society to seek information; one of the programs in question is news programs. On the other hand, television still relies on audiovisuals to convey its information. This phenomenon becomes an obstacle for deaf people to get the necessary information. Therefore, it encourages KPI with the Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia to work with sign language interpreters to provide access to deaf people to obtain information. Purpose: This study aims to test the relationship between the motives of Deaf people in watching news programs on television and the level of satisfaction with news programs after the availability of accessibility. These motives include information, personal identity, integration and social interaction, and entertainment motives. The theory used as the basis for this research is the Uses and gratification Theory. Methods: The analysis technique used in this research is descriptive and inferential analysis. The target population in this study were West Java Gerkatin members who watched news programs on television and understood BISINDO or SIBI; with probability sampling, We determined a sample of 95 people. Results: This study shows a significant relationship between the motives of deaf people to watch news programs on television and their level of satisfaction with news programs after accessibility. There is a moderate relationship between information motives and the level of satisfaction with news programs after accessibility. There is a substantial degree of relationship between personal identity motives and the level of satisfaction with news programs after accessibility. There is a moderate level of relationship between integration and social interaction motives with the level of satisfaction with news programs after accessibility, and there is a moderate level of relationship between entertainment motives and the level of satisfaction with news programs after accessibility. Implications: Providing knowledge that sign language interpreters need to be maximized in conveying information so that information can be easily transmitted.
Program live update pemberitaan risiko Covid-19 di televisi nasional Indonesia Evi Rosfiantika; Rangga Saptya Mohamad Permana; Jimi Narotama Mahameruaji
ProTVF Vol 4, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v4i2.28758

Abstract

Penyebaran virus SARSCOV2 terjadi di seluruh dunia dalam waktu yang sangat cepat. Banyak warga dunia merasa khawatir dan panik terinfeksi virus salah satunya diakibatkan pemberitaan yang salah. Warga membutuhkan informasi yang akurat dan terpercaya terutama yang dikeluarkan oleh pemerintah.  Setiap negara melakukan pengendalian informasi, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Gugus Tugas ini juga secara rutin menyajikan informasi dengan cara melakukan live update di stasiun televisi nasional setiap harinya. Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mengetahui isi berita risiko penyebaran virus SARSCOV2 dalam upaya mengurangi risiko pandemi Covid-19 pada live update Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di televisi nasional dalam konteks komunikasi risiko. Penulis memakai metode studi kasus dengan teknik analisis teks guna menganalisis data-data yang telah dihimpun melalui observasi siaran televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi berita terkait update Covid-19 adalah yang paling banyak disampaikan (11 kali). Mayoritas makna isi berita yang dari siaran program live update televisi tersebut bersifat “menginformasikan” dan “mengingatkan”, yang berarti dalam tahap-tahap komunikasi risiko O’Neill, informasi dan pesan-pesan yang diberikan dalam siaran program televisi live update Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ini sudah melewati tahapan sebelum bencana dan tahapan peringatan, serta berada dalam bilik non-partisipasi, manipulasi/terapi, dan informasi dalam konsep “Tangga Arnstein”.
Hubungan Pencarian Informasi Pada Akun Instagram @Placetogobandung Dengan Minat Berkunjung Followers Aktif Ke Destinasi Kuliner Di Bandung: Indonesia Fadli Muhammad Ramadhani; Asep Suryana; Jimi Narotama Mahameruaji
Journal of Digital Communication Science Vol. 1 No. 2 (2023): Journal of Digital Communication Science
Publisher : Universitas INABA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56956/jdcs.v1i2.224

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa kuat hubungan antara pencarian informasi yang dilakukan oleh followers aktif akun Instagram @placetogobandung dengan minat berkunjung ke destinasi kuliner di Bandung. Teori yang digunakan sebagai landasan dalam riset ini adalah Information Search Process (ISP) yang dicetuskan oleh Carrol C. Kuhlthau dengan enam (6) tahapan pencarian informasi, yaitu: tahap inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi, serta presentasi, dan kaitannya dengan penggunaan informasi yang didapat dalam munculnya minat untuk berkunjung. Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis deskriptif dan analisis korelasional. Sampel penelitian adalah followers aktif akun Instagram @placetogobandung yang berjumlah 138 orang, dengan sampel didapatkan melalui Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner, observasi, serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya kaitan yang signifikan antara pencarian informasi yang dilakukan oleh followers aktif akun Instagram @placetogobandung dengan minat berkunjung ke destinasi kuliner di Bandung. Terdapat hubungan yang kuat dari sub variabel tahap seleksi, eksplorasi, koleksi, dan presentasi dalam pencarian informasi, serta hubungan yang cukup kuat dari sub variabel tahap inisiasi dan tahap formulasi dengan minat berkunjung ke destinasi kuliner di Bandung.
STUDI KASUS IKLAN POLITIK PASANGAN AHER-DEDDY PADA MASA PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 DI TELEVISI NASIONAL INDONESIA: STUDI KASUS IKLAN POLITIK PASANGAN AHER-DEDDY PADA MASA PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 DI TELEVISI NASIONAL INDONESIA Rangga Saptya Mohamad Permana; Aceng Abdullah; Jimi Narotama Mahameruaji
KABUYUTAN Vol 1 No 2 (2022): Kabuyutan, Juli 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v1i2.35

Abstract

Dalam konteks komunikasi politik, iklan merupakan salah satu upaya untuk “memasarkan” diri dan pesan-pesan politik dari para calon pemegang kekuasaan atau bahkan pihak yang berkuasa untuk mendapatkan dan/atau mempertahankan kekuasaan. Sebagai seorang incumbent pada saat itu, Ahmad Heryawan (Aher) beriklan kembali dengan tujuan untuk melanggengkan kekuasaannya di Jawa Barat. Untuk mempertahankan kekuasaannya, ia juga menggaet Deddy Mizwar (Deddy)—yang notabene seorang aktor kawakan Indonesia—untuk mendampinginya sebagai wakil gubernur pada saat itu. Tujuan dari kajian dalam artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana iklan-iklan politik pasangan Aher-Deddy yang ditayangkan di televisi-televisi nasional Indonesia pada masa pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tahun 2013 berhasil menjadi salah satu “senjata ampuh” dalam misi mereka meraih kursi kepemimpinan di Jawa Barat pada saat itu. Kajian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, dengan memfokuskan riset pada iklan-iklan televisi pasangan Aher-Deddy disertai analisis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi politik. Hasil menunjukkan bahwa iklan politik yang disebarkan oleh Aher dan Deddy bertujuan untuk membentuk citra positif di tengah masyarakat Jawa Barat. Dengan iklan politik, mereka menggugah kesadaran khalayak akan eksistensi mereka di dunia politik. Selain itu, iklan politik Aher-Deddy juga bertujuan untuk mempertebal kesetiaan anggota dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap diri mereka sekaligus mengajak masyarakat non-partai untuk memilih mereka. Iklan politik yang mereka sebarkan secara intensif pada tahap primary dalam The Communicative Functions Model bertujuan untuk bersaing secara langsung dengan empat pasangan kandidat cagub dan cawagub Jabar dalam merebut perhatian masyarakat Jabar.
The Great Hack as a Form of Resistance Against the Use of Personal Data for Business Interests Suada, Faiza Humaira; Maryani, Eni; Mahameruaji, Jimi Narotama
COMMENTATE: Journal of Communication Management Vol. 4 No. 2 (2023): COMMENTATE: Journal of Communication Management
Publisher : Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/103004220232

Abstract

This research is based on the documentary film “The Great Hack” which provides a detailed account of how Facebook and Cambridge Analytica harvested and utilized personal data for political agendas. The Great Hack aims to uncover the Cambridge Analytica case concerning the unethical use of personal data without user consent for business purposes. The research employs a case study methodology, incorporating interviews, observations, and a literature review. The findings reveal that The Great Hack depicts the unethical use of personal data, with Cambridge Analytica proven to have utilized Facebook users’ data without their consent. This data was employed to create psychographic models that predict an individual’s social and political behavior. Consequently, it can be concluded that there was an unethical use of personal data by Cambridge Analytica for business interests.
The intersection of film, teaching, and inclusive education Restianty, Ajani; Khang, Nguyen Tan; Mahameruaji, Jimi Narotama
ProTVF Vol 8, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v8i2.55183

Abstract

Background: The convergence of film, teaching, and inclusive education research on education has received much attention recently because it can potentially improve educational experiences and create social change. Purpose: This intersection of disciplines provides educators an immense tool for engaging children, cultivating empathy, and addressing social and cultural inequities. Using film's emotional connection and narrative force, educators may build more diverse and efficient learning environments that meet the different needs of their students. Methods: This study used existing data from Scopus to analyze the intersection of film, teaching, and inclusive education using bibliometric quantitative publications studies to assess academic influence. It entails analyzing citations, publication trends, and other bibliographic information. Results: The findings underline the importance of utilizing films to encourage inclusive school practices. Films can reduce socioeconomic inequities, raise cultural knowledge, and improve inclusive teaching techniques. This study underlines the relevance of using film in instructional approaches to promote inclusive education practices and increase learning results. Films are exhibited to promote critical thinking about teaching methods, interpersonal relationships, and classroom ethics. Conclusion: Introducing film into teaching techniques can boost student engagement, improve critical thinking abilities, and raise cultural understanding. Subsequently, this bibliometric study provides a helpful overview of the present research environment in films, teaching, and inclusive education, serving as a foundation for academics to investigate and introduce new modern topics from various regional and cultural perspectives. Implications: Future research should examine the confluence of films, teaching, and inclusive education, as well as the ramifications of these encounters for educational settings, and compare them across study areas and locations or other relevant scopes.