Claim Missing Document
Check
Articles

Pati Sagu Termodifikasi HMT (Heat Moisture-Treatment) Untuk Peningkatan Kualitas Bihun Sagu Dian Herawati; Feri Kusnandar; nFN Sugiyono; Ridwan Thahir; Endang Yuli Purwani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.7-15

Abstract

Pati sagu alami mempunyai profil gelatinisasi tipe A (puncak viskositas tinggi yang diikuti oleh pengenceran cepat selama  pemanasan). Modifikasi pati sagu dengan metode HMT (heat-moisture treatment) dapat menggeser tipe gelatinisasi sagu menjadi tipe C (tidak mempunyai puncak viskositas dan tidak mengalami penurunan viskositas selama pemanasan) sehingga pati sagu termodifikasi yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk produk bihun sagu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan kondisi HMT optimum untuk produksi pati sagu temodifikasi dengan gelatinisasi tipe e (2) memperoleh tingkat substitusi pati sagu temodifikasi yang menghasilkan bihun sagu dengan kualitas yang baik, Pati sagu diatur kadar airnya hingga mencapai 26-27%, kemudian dipanaskan pada suhu 110°C dengan berbagai waktu (4, 8 dan 16 jam) pada kondisi tidak dicuci dan dicuci terlebih dahulu , Terhadap pati sagu termodifikasi yang diperoleh dilakukan analisis profil gelatinisasi. Pati termodifikasi dengan profil gelatinisasi tipe e dikarakterisasi dan diformulasikan pada bihun sagu. Bihun sagu tersubstitusi dianalisis yang terdiri atas susut masak, lama pemasakan, tekstur dan kualitas sensori. Pati sagu termodifikasi HMT selama 4 jam dengan perlakuan pencucian memperlihatkan profil gelatinisasi tipe C serta mempunyai ukuran granula yang lebih besar, kekuatan gel yang lebih tinggi, derajat putih yang lebih rendah, sineresis yang lebih rendah, dan kandungan pati yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pati alaminya. Tingkat substitusi pati sagu termodifikasi HMT yang mencapai 50% dapat meningkatkan kualitas bihun sagu yaitu menurunkan lama pemasakan, meningkatkan kekerasan dan memperbaiki kualitas sensori (memperbaiki kekerasan, elastisitas, kelengketan dan penerimaan secara keseluruhan). Heat Moisture Treatment Modified Sago Starch For Quality Improvement Of Sago BihonNative sago starch has A type gelatinization profile (high peak viscosity and followed by fast thinning during heating). HMT (heat-moisture treatment) can alter the sago starch gelatinization profile from A type to e type (no peak viscosity and no breakdown during beating), so the modified sago starch can be used for bihon-type noodle. The objectives of this research were to: (1) obtain optimum condition of HMT to produce modified sago starch with C type gelatinization profile and (2) obtain modified sago starch substitution level to improve sago bihon-type noodle quality. Sago starch was adjusted to 26-27% moisture content and exposed to HMT at 110°C for various times (4.8 and 16 hours) with washing or without washing treatment. HMT modified sago starch was analyzed for gelatinization profiles. The modified starch with C type gelatinization profile was characterized and formulated into bihon-type noodle. HMT substituted bihun-type noodle was analyzed for cooking loss, cooking time, texture (texture analyzer method) and sensory quality. HMT sago starch with 4 hours at washing treatment showed e type pasting profile and larger granule size, larger gel strength, lower degree of whiteness, lower syneresis and lower starch content than those of native sago starch. The substitution of native sago starch with 50% HMT sago starch improved the characteristic of sago bihon-type noodle quality, i.e. lower cooking time, higher hardness and better sensory quality in term of hardness, chewiness, stickiness and overall acceptability.
Fermentasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat Dan Pemanasan Otoklaf Dalam Meningkatkan Kadar Pati Resisten Dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa Paradisiaca Formatypica) Betty Sri Laksmi Jenie; Reski Praja Putra; Feri Kusnandar
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.18-26

Abstract

Modifikasi pati pisang dilakukan dengan fermentasi menggunakan kultur campuran Lactobacillus plantarum kik dan L. fermentum 2B4 dan perlakuan pemanasan otoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan waktu optimal fermentasi irisan pisang, perbandingan kultur campuran L. plantarum kik dan L. fermentum 2B4 (1 : 1; 2 : 1; 3 : 1) dan mengevaluasi sifat fungsional tepung pisang. Fermentasi selama 72 jam pada suhu ruang merupakan waktu optimal berdasarkan jumlah bakteri asam laktat, nilai pH, total asam tertitrasi dan aktivitas amilase. Pembentukan pati resisten hanya dipengaruhi oleh pemanasan otoklaf, dimana peningkatan kadar pati resisten mencapai dua kali lipat (13.22%). Proses fermentasi menggunakan kultur campuran L. plantarum kik dan L. fermentum 2B4 dengan rasio 2:1 diikuti pemanasan otoklaf, berhasil menurunkan daya cerna pati tepung pisang (56.45%) dan memiliki kadar amilosa yang tidak berbeda nyata dengan tepung pisang kontrol. Kombinasi proses modifikasi ini juga berhasil meningkatkan kadar serat pangan (15.91%) dan menurunkan indeks glikemik prediktif secara in vitro (61.40) dibandingkan tepung pisang kontrol. Tepung pisang modifikasi ini juga menunjukkan sifat prebiotik berdasarkan kemampuan dalam mendukung pertumbuhan tiga kandidat probiotik (L. plantarum sa28k, L. fermentum 2B4 dan L. acidophilus).
TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI BERAS TIRUAN MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Heny Herawati; Feri Kusnandar; Dede R. Adawiyah
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 33, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v33n3.2014.p87-94

Abstract

Konsep diversifikasi pangan dapat dipercepat dengan meman-faatkan berbagai sumber pangan pokok untuk memproduksi beras  tiruan. Beras tiruan adalah granula atau butiran pati yang memiliki karakteristik seperti beras. Penggunaan bahan baku sumber karbohidrat dan bahan tambahan yang tepat menjadi parameter  penting dalam optimasi teknologi dan proses produksi beras tiruan. Metode proses beras tiruan meliputi metode granulasi dan ekstrusi. Beras tiruan sangat prospektif dikembangkan lebih lanjut menjadi beras tiruan instan ataupun beras tiruan fungsional untuk meningkatkan nilai tambah produk. Makalah ini membahas teknologi proses beras tiruan dan peluang pengembangannya di masa depan.
Characterization of Chemical and Physical Properties of Hydroxypropylated and Cross-linked Arrowroot (Marantha arundinacea) Starch Rijanti Rahaju Maulani; Dedi Fardiaz; Feri Kusnandar; Titi Candra Sunarti
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 45 No. 3 (2013)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2013.45.3.1

Abstract

The modern food industry and a variety of food products require tolerant starch as raw material for processing in a broad range of techniques, from preparation to storage and distribution. Dual modification of arrowroot starch using hydroxypropylation and cross-linking was carried out to overcome the lack of native arrowroot starch in food processing application. The modifications applied were: combined propylene oxide (8%, 10%, and 12%); sodium tri meta phosphate/STMP (1%, 2%, and 3%); and sodium tri poly phosphate/STPP (4%, 5%, and 6%). These modifications significantly affected the composition of the amylose and amylopectin and the amount of phosphorus in the granules. Higher amounts of phosphate salt gave a higher phosphorus content, which increased the degree of substitution (DS) and the degree of cross-link. Arrowroot starch that was modified using a concentration of 8-10% propylene oxide and 1-2% STMP : 3-5% STPP produced a starch with < 0.4% phosphorus content. A higher concentration of propylene oxide provided a higher degree of hydroxypropyl. The changed physical properties of the modified granular arrowroot starch were examined through SEM testing, and its changed crystalline patterns through X-ray diffraction measurements. Especially, provision of a high concentration of propylene oxide (12%) combined with 3% STMP : 6% STPP affected the granular morphology and the crystallinity.
Pengaruh Pengolahan Panas terhadap Konsentrasi Antosianin Monomerik Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) Ai Mahmudatussa&#039;adah; Dedi Fardiaz; Nuri Andarwulan; Feri Kusnandar
agriTECH Vol 35, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.374 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9398

Abstract

potato (PSP) is one source of antocyanin consisting of 98% acylated anthocyanin of the total anthocyanin content in tuber. Anthocyanin color varies from red, purple, blue to yellow. The color and amount of anthocyanin may change due to heating processings. The purpose of this research was to observe the changes in color and anthocyanin monomeric content in PSP during heat processing of flakes. The other purpose of this reseach was to observe the order kinetics model of effect temperature and time baking on total anthocyanin monomeric of fresh PSP and rehydration PSP flakes. The experimental applied a completely randomized design with three replications. The color and amount of anthocyanin (L * = 23.38 ± 0.71, C = 9.84 ± 0.98, Hue = 12.25 ± 1.61). Total monomeric anthocyanin in fresh PSP was 1.45 ± 0.00 mg cyanidin equivalent (CyE)/g dry basis (db). In general, the color and the amount of PSP anthocyanin changed during the flakes processing. Steamed PSP for 7 minutes turned its color into a bright purple (L * = 25.88 ± 0.47, C = 24.64 ± 0.25, Hue = 348.83 ± 0.33) with the amount of monomeric anthocyanin increased to 3.76 ± 0.01 CyE mg/g db. Flakes PSP was very bright purple (L * = 36.12 ± 0.11, C = 9.97 ± 0.18, Hue = 359.29 ± 0.31) and the amount of monomericanthocyanin was slightly lower than that of steamed sweet potato (3.19 ± 0.12 mg CyE / g db). Total monomeric anthocyanin of fresh PSP and rehydration flakes PSP decrease during baking time.ABSTRAKAntosianin merupakan salah satu kelompok zat warna alami yang terdapat pada tanaman, seperti daun, bunga, umbi, buah atau sayur. Salah satu sumber antosianin pada tanaman adalah ubi jalar ungu (UJU) yang mengandung lebih dari 98% antosianin terasilasi dari konsentrasi antosianin umbi. Warna antosianin bervariasi mulai dari merah, ungu, biru, sampai kuning. Warna dan konsentrasi antosianin dapat berubah karena pengaruh panas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan warna dan konsentrasi antosianin monomerik sebagai akibat proses pengolahan dalam pembuatan  UJU. Penelitian ini mengkaji juga mengenai model kinetika reaksi pengaruh suhu dan waktu panggang terhadap konsentrasi antosianin UJU segar dan  rehidrasi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan. Warna dan konsentrasi antosianin dari UJU segar, setelah proses pengukusandan setelah menjadi  dibandingkan. UJU segar berwarna ungu kecoklatan (L=23,38±0,71, C=9,84±0,98, Hue=12,25±1,61). Konsentrasi antosianin monomerik pada UJU segar adalah 1,45±0,00 mg setara sianidin (CyE)/gbasis kering (bk). Secara umum, warna dan konsentrasi antosianin UJU berubah selama proses pembuatan . UJU yang dikukus selama 7 menit berubah menjadi ungu cerah (L* * =25,88±0,47, C=24,64±0,25, Hue=348,83±0,33) dengan konsentrasi antosianin monomerik meningkat menjadi 3,76±0,01 mg CyE/g bk.  UJU berwarna ungu sangat cerah (L =36,12±0,11, C=9,97±0,18, Hue=359,29±0,31) dan konsentrasi antosianin monomerik sedikit lebih rendah dibandingkan ubi jalar setelah dikusus (3,19±0,12 mg CyE/g bk). Jumlah antosianin monomerik UJU segar dan rehidrasi menurun seiring dengan waktu dan suhu pemanggangan.
Karakteristik Fisik Beras Analog Instan Berbasis Tepung Jagung dengan Penambahan k-Karagenan dan Konjak Indah Kurniasari; Feri Kusnandar; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 40, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.6 KB) | DOI: 10.22146/agritech.47491

Abstract

Instant analog rice is a form of product development from analog rice that is ready for consumption without the need to be cooked first but only needs to be soaked in boiling water for 3-5 minutes. The main challenge in developing instant analog rice is to reduce rehydration time while maintaining the integrity and texture of the rice produced. Hydrocolloids in the form of κ-carrageenan and konjac with concentrations of 0.5‒10.0%, both as a single additive and in combination, were added to the corn-based analog rice formula. Then, their effects on the physical characteristics of the instant analog rice were studied. The addition of κ-carrageenan and konjac in combination at a concentration of 5% each (KK10) showed the best results. This instant analog rice had a lower degree of breakage and bulk density, 2.02% and 0.39 g/mL, respectively. It showed a more hollow rice microstructure than the control and other combinations. KK10 instant analog rice can be rehydrated by soaking in boiling water for 3.5 minutes. The rehydrated rice had high grain integrity, with hardness, springiness, and chewiness values of 548.14 g; 0.86; and 229.76 g, respectively.
Karakteristik Fisikokimia Pati Ubi Banggai (Dioscorea alata) Mimah Mutmainah; Feri Kusnandar; Tjahja Muhandri
agriTECH Vol 41, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.962 KB) | DOI: 10.22146/agritech.52535

Abstract

Ubi Banggai merupakan ubi khas dari Kepulauan Banggai, dengan jumlah varietas yang banyak. Ubi Banggai merupakan sumber karbohidrat yang salah satu komponen penyusunnya adalah pati. Karakteristik fisikokimia pati dari ubi Banggai belum diketahui, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik pati dari tiga varietas ubi Banggai (Baku Pusus, Baku Tuu Oloyo, dan Baku Boan). Pati ubi Banggai diekstraksi dan dianalisis sifat fisikokimianya yang meliputi kadar pati, amilosa, amilopektin, morfologi granula, warna, profil pasting, kemampuan mengembang, kelarutan, kekuatan gel, dan sineresis. Rendemen setiap varietas relatif rendah, yaitu Baku Pusus (8,66%), Baku Tuu oloyo (5,09%) dan Baku Boan (4,56%). Ketiga varietas mengandung kadar pati 88,00-88,89%, yang disusun oleh 60,29-62,88% amilosa dan amilopektin 25,12-28,65%. Granula pati ubi Banggai berbentuk ellipsoid, polihedral, dan triangular dengan ukuran panjang 17,94-23,59 µm dan lebar 13,97-16,72 µm. Hasil analisis warna pati kering ubi Banggai menunjukkan ubi Baku Pusus dan Baku Tu Oloyo memiliki nilai whiteness index (WI) yang tinggi dan browning index (BI) yang rendah, sedangkan pati ubi Baku Boan memiliki nilai WI yang paling rendah dan nilai BI paling tinggi. Hasil analisis RVA menunjukkan pati ubi Banggai memiliki suhu pasting yang tinggi (80,10-80,35 °C). Pada fase pemanasan, pasta ubi Banggai memiliki viskositas puncak yang tinggi dan mengalami viskositas breakdown. Pada fase pendinginan, pasta ubi Banggai memiliki viskositas setback dan viskositas akhir yang tinggi. Pati Baku Pusus memiliki kelarutan yang tinggi, kemampuan mengembang yang terbatas, kekuatan gel yang tinggi, namun mengalami sineresis.
Analisis Warna Berbasis Smartphone Android dan Aplikasinya dalam Pendugaan Umur Simpan Konsentrat Apel Heru Kristanoko; Feri Kusnandar; Dian Herawati
agriTECH Vol 41, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.813 KB) | DOI: 10.22146/agritech.52956

Abstract

Warna merupakan salah satu parameter mutu penting dari konsentrat apel. Teknologi kamera smartphone yang semakin akurat dan mudah dioperasikan berpotensi untuk mengukur warna konsentrat apel. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kamera smartphone Android dalam mengukur perubahan warna model konsentrat apel dan pendugaan umur simpan konsentrat apel. Sampel konsentrat apel disimpan pada suhu 8, 15, dan 35 °C masing-masing selama 25, 20, dan 14 hari. Nilai warna L*, a*, dan b* dari kolorimetri dibandingkan dengan nilai warna R’, G’, dan B’ kamera. Nilai warna relatif (????, ℊ, dan ????) digunakan untuk memperoleh hasil pengukuran warna dari kamera yang lebih akurat. Nilai R’ pada kamera memiliki korelasi tertinggi dengan nilai L* kolorimetri pada pengukuran model konsentrat (r=0,986). Nilai ???? sebagai turunan nilai R’ dapat menurunkan simpangan baku dari 4,66% menjadi 1,36%. Model Arrhenius dari nilai ???? memberikan prediksi umur simpan 16,7 minggu yang mendekati prediksi dari nilai L* (17,2 minggu) pada suhu 25 °C.
Karakteristik Kimia Ekstrak Rumput Laut Serta Kemampuannya Menghambat Bakteri Salmonella sp. (CHEMICAL CHARACTERISTICS OF ALGAE EXTRACT AND ITS ABILITY TO INHIBIT SALMONELLA SP.) Veybe Gresje Kereh; Feri Kusnandar; I Wayan Teguh Wibawan; Nahrowi Nahrowi
Jurnal Veteriner Vol 19 No 4 (2018)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.496 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2018.19.4.467

Abstract

The objectives of this study were to characterize the chemical properties and determine the antibacterial activity of S. crassifolium against Salmonella sp. The algae was extracted using water and ethanol. The results showed that the yield of E. spinosum extract using water solvent showed the highest value (6.53%), followed by S. polycystum extract (3.27%) and S. crassifolium (2.34%). The highest concentration of uronic acid was shown in S. crasifolium extraction (0.90%) using water solvent and the lowest in E. spinosum (0.04%) using ethanol solvent. Inhibitory test against Salmonella sp using 10% S. crassifolium extract showed higher value than using 2.5; 5.0 and 7.5% S. crassifolium extract. It is concluded that the extract of S. crasifolium contain 0.90 % uronic acid with pH= 8 of that capable of inhibiting the growth of Salmonella sp.
Stability of Viable Counts of Lactic Acid Bacteria during Storage of Goat Milk Soft Cheese WINIATI PUDJI RAHAYU; FERI KUSNANDAR; WIDYA EKA PRAYITNO
Microbiology Indonesia Vol. 5 No. 4 (2011): December 2011
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.392 KB) | DOI: 10.5454/mi.5.4.1

Abstract

The use of goat milk is limited in Indonesia due to lack of good milking practices resulted in disliked goaty smell. One of the method to eliminate this off flavor is by processing the goat milk into soft cheese. The aim of this research was to study the stability of viable starter lactic acid bacteria cultures  (Lactobacillus acidophilus FNCC-0051 and L. casei FNCC-0090) during storage of goat milk soft cheese.  Three batches of goat milk soft cheeses were produced with different starter cultures L. acidophilus FNCC-0051 (5.0 x 106 cfu mL-1); L. casei FNCC-0090 (5.0 x 106 cfu mL-1); and the mixture of L. acidophilus FNCC-0051 (2.5 x 106 cfu mL-1) and L. casei FNCC-0090 (2.5 x 106 cfu mL-1). The goat milk cheeses had white color and soft. The viable lactic acid bacteria in the goat milk soft cheese reached 109 cfu g-1, which was stable for  8 weeks at 5 °C. Panelists liked goat milk soft cheeses, especially in term of its aroma. The specific aroma produced could mask the disliked goaty smell.
Co-Authors - Misnawi Achmad Nasir Ginanjar Adhi S Lukman Agus Setiyono Agus Setiyono Agus Sutriyono Agus Sutriyono Ai Mahmudatussa&#039;adah Ai Mahmudatussa’adah Aini Auliana Amar Andriani, Cynthia Anis Zamaluddien Antin Suswantinah Antung Sima Firlieyanti Anuraga Jayanegara Anuraga Jayanegara Ari Andika Ariza Budi Tunjung Sari Asep Safari Astri Hermeinasari Azis Boing Sitanggang Azizah Tsaniya Fasya Betty Sri Laksmi Jenie C Hanny Wijaya Cynthia Andriani Dafiq, Huda Hainun Dahrul Syah Danniswara, Harya Darren Tanaka Dase Hunaifi Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dede Robiatul Adawiyah Dedi Fardiaz Dewi, Kifayati Rosiyanti Dian Herawati Diana Ayu Nindita Dias Indrasti Dias Indrasti Eko Hari Purnomo Elvira Syamsir Endah Ernawanti Endang Yuli Purwani Faizah Faizah Faleh Setia Budi Fransiska Zakaria R Gema Buana Putra Ginanjar, Achmad Nasir Ha Phi Ro Hadi Munarko Hafzialman Hafzialman Handika Permadi Handoko, Ari Hanifah Nuryani Lioe Harmoko Saputra Heny Herawati Heny Herawati Heny Herawati Herastuti Rukmini Herastuti Sri Rukmini Hermeinasari, Astri Heru Kristanoko Heru Pitria Hastuti Heryani Heryani Heryani, Heryani Husna, Aliya I wayan Teguh Wibawan Indah Kurniasari Intan Kusumaningrum Ira Dwi Rachmani Irmawan, Dandy Ismayati, Maya Ivada, Putra Aviva Joko Hermanianto Kezia Grace Abraham Lukman, Adhi S Marleni Limonu Masita Ardi Kumalasari Maulani, Aghitia Medi Nova Mimah Mutmainah Mirnawati Sudarwamto Mirnawati Sudarwanto Mona Fitria Muh. Yusram Massijaya Muhammad Reza Mutia Khonza Nahrowi Nahrowi Nancy Dewi Yuliana nFN Sugiyono Nissa Nurfajrin Solihat Noer Laily Nova, Medi Noviasari, Santi Novriaman Pakpahan Nur Annisa Nur Lili Nia Wulan Nur Wulandari Nur Wulandari Nuri Andarwulan Oke Anandika Lestari Palupi, Nurheni Sri Prahasti, Gita Eka Purwiyatno Hariyadi Puspo Edi Giriwono Putra Aviva Ivada Raden Hilman Wirayudha Reski Praja Putra Riantana, Handy Ridwan Thahir Rifda Naufalin Rijanti Rahaju Maulani Rijanti Rahaju Maulani Rijanti Rahaju Maulani Risma Risma, Risma Safrida Safrida Said Naufal Hibaturrahman Santi Noviasari Sari, Ulfiana Anika Siti Nurjanah Slamet Budijanto Sri Rebecca Sitorus Sri Widowati Steisianasari Mileiva Sugiyono . Sugiyono . Sugoi Marsaputra Karsodimejo Suryani Suryani TATI NURHAYATI Titi Candra Sunarti Tjahja Muhandri Tyas Hermala Anindita Ulfiana Anika Sari Veybe G. Kereh Welli Yuliatmoko Wicaksono, Alexander Tommy WIDYA EKA PRAYITNO Widya Puspantari Winiati P. Rahayu Winiati Pudji Rahayu Yane Regiana Yane Regina Yane Regiyana Yane Regiyana Yelin Adalina Yuli Maulidiyah Yulizar Verda Febrianto Yustikawati Zamaluddien, Anis