Claim Missing Document
Check
Articles

Televisi dan Berita Konflik di TV One Sinta Paramita
Jurnal Pekommas Vol 16, No 2 (2013): Agustus
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.971 KB) | DOI: 10.30818/jpkm.2013.1160201

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui konstruksi berita konflik Mesuji dan konflik Lampung Selatan yang disiarkan oleh TV One. Metode yang digunakan adalah mengadopsi pemikiran Dahinden dan Entman dalam menjelaskan framing.  Framing Dahinden mengacu kepada kerangka dasar untuk melihat posisi dan pandangan khusus terhadap media dan teks berita.  Sedangkan framing  Entman menjelaskan bahwa dalam membuat kerangka framing yaitu dengan cara dipilih dan memberi diperlakukan tertentu terhadap aspek dari sebuah insiden yang akan diteliti dalam teks berita. Temuan penelitian menunjukkan bahwa wartawan tidak kritis dalam melihat fenomena konflik Mesuji dan Lampung Selatan. Rendahnya kualitas berita akan berpengaruh kepada pemahaman khalayak atas kedua konflik tersebut.
Intercultural Communication to Preserve Harmony Between Religious Group in Jaton Village Minahasa (Komunikasi Lintas Budaya dalam Menjaga Kerukunan antara Umat Beragama di Kampung Jaton Minahasa) Sinta Paramita; Wulan Purnama Sari
Jurnal Pekommas Vol 1, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2016.2010205

Abstract

Indonesia is a multicultural country. This condition makes Indonesia become highly vulnerable to conflicts between ethnic or inter-religious. To avoid conflicts, as a country Indonesia required tolerance to maintain inter-religious harmony in Indonesia. Minahasa, especially Jaton Village is one of the areasin Indonesia, which can maintain its sense of tolerance and harmony. Jaton village is a village full of history and the majority of its citizens are Muslims, but the villagers were able to mingle and interact with the Christian’s citizens. The theories used in this research are the concept of intercultural communication and intercultural conflict by Samovar et all and Littlejohn & Domenici. This research is also used the concept of social interaction by Gillinand Gillin. This research was conducted using qualitative case study methods, with the aim to find out the intercultural communication between the residents in Jaton village, and as the result the harmony can be maintained. Based on this research, researcher find that acculturation is happens between Muslims citizens and Christian citizens as majority. This acculturation indicates that the interaction formed between the two religious groups is an associative interaction patterns, so there is no conflict as it is in other areas.Indonesia merupakan negara yang multikultural. Hal ini menjadikan Indonesia sangat rentan terkena konflik antaretnis atau antaragama. Untuk menghindari konflik tersebut diperlukan toleransi untuk menjaga kerukunan antara umat beragama. Salah satu daerah yang dapat memelihara toleransi dan kerukunan tersebut adalah Minahasa atau lebih tepatnya di Kampung Jaton yang merupakan kampung yang penuh sejarah dan mayoritas warganya beragama Islam, tetapi penduduk desa tersebut mampu berbaur dan berinteraksi dengan baik pada warga Minahasa lainnya yang beragama Kristen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep komunikasi lintas budaya dan konflik antar budaya oleh Samovar dan Littlejohn & Domenici. Kemudian juga digunakan konsep interaksi sosial dari Gillin dan Gillin. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif studi kasus, dan dengan tujuan untuk mencari komunikasi lintas budaya seperti apa yang terjadi antara penduduk di Kampung Jaton dengan warga mayoritas yang berbeda agama sehingga kerukunan dapat terus terjaga. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa terjadi akulturasi antara warga yang beragama Islam dengan yang beragama Kristen. Akulturasi ini menandakan bahwa interaksi yang terbentuk antara kedua kelompok agama merupakan pola interaksi asosiatif, sehingga tidak terjadi konflik seperti yang terdapat pada daerah lain.
Citizen Journalism dalam Menanggulangi Masalah Sosial Wulan Purnama Sari; Sinta Paramita
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 02 (2018): Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v1i02.2487

Abstract

Semakin meningkatnya trend sosial media dan smart phone menimbulkan sebuah trend baru dalam masyarakat, yaitu trend citizen journalism. Kemudahan akses internet dan teknologi menjadikan setiap orang dapat menjadi reporter dimanapun dan kapanpun. Hal ini menimbulkan masalah sosial baru karena dengan adanya segala kemudahan ini, setiap orang menjadi kurang peka dan kurang peduli pada etika dalam melakukan citizen journalism. Seperti foto dan kejadian apa yang layak untuk diunggah di sosial media. Keresehan ini juga muncul dikalangan para tenaga pendidik yang mengkhawatirkan peserta didiknya, yang merupakan generasi muda yang sangat dekat dengan sosial media dan rentan terhadap masalah etika ini. terlebih bagi mitra yang merupakan lembaga pendidikan yang khusus untuk mendidik para calon guru agama. Peserta didik dari STAKN Manado yang juga merupakan calon guru agama dididik untuk mengikuti nilai-nilai yang diajarkan dalam agama sedangkan terkadang nilai tersebut bertentangan dengan situasi dan kondisi masa kini yang menjadikan sulit untuk dipatuhi. Terlebih bagi para generasi muda gereja yang sangat rentan terhadap nilai-nilai dunia yang dianggap modern dan mengikuti zaman ini. Untuk menyelesaikan masalah ini, tim mengusulkan untuk melakukan kegiatan ceramah dan penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mahasiswa dari STAKN Manado mengenai fungsi dan etika dari citizen journalism.Kata Kunci: Citizen Journalism, Etika, Manado, Nilai Agama, Sosial.
STUDI BUDAYA NONMATERIAL WARGA JATON Suzy Azeharie; Sinta Paramita; Wulan Purnama Sari
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 6 (2019): Januari 2019
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.143 KB) | DOI: 10.24329/aspikom.v3i6.279

Abstract

Jaton village is situated in the heart of where the majority of the population is Christian. For hundreds of years the residents of Jaton Village lived side by side in harmony with the majority of Minahasa tribes who had different religions. A long historical factor makes Jaton Village unique because residents of Jaton Village are direct descendants of Kyai Modjo, a religious teacher from Prince Diponogoro, who was banished by Dutch colonialists along with 63 of his followers to the Tondano area in 1828. Amid the increasing number of violence committed by one religious group in another religion, this research is aim to see a form of nonmaterial culture in Jaton society. This research will answer the question of what form of non-material cultures includes values, norms and regulations for the people of Jaton Village, and how are the values, norms and beliefs passed on to the next generation. The method used is qualitative with case study approach through observation and in-depth interview. The results showed that the Jaton community still holds an ancestral culture originating from Java. In addition, the norms created are mixed up, so there is no norm that limits behavior or action. However, the most obvious thing to hold firmly is the norm of Islamic teachings which is their belief.
Komunikasi Pemasaran Brand Lokal Kepada Masyarakat Indonesia (Studi Terhadap Beras Sikoki) Evin Cornellin; Sinta Paramita
Prologia Vol 3, No 1 (2019): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v3i1.6217

Abstract

Brand mampu menciptakan komunikasi interaktif dengan konsumen. Semakin kuat suatu brand, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen. Guna memperkenalkan brand ke masyarakat, tak terkecuali brand lokal, khususnya brand beras Sikoki. CV. Padi Mas (produsen beras Sikoki)  selalu membuat terobosan terkait dengan mempopulerkan beras Sikoki yaitu dengan menggunakan strategi, diantaranya adalah strategi komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan sebuah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, membujuk, mengingatkan pasar sasaran agar produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Konsep strategi komunikasi pemasaran adalah dengan menentukan segmentasi, target pasar, positioning dan diferensiasi. Hal ini dimaksudkan agar dalam mempromosikan produknya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan strategi komunikasi pemasaran, perusahaan juga menggunakan bauran promosi yang meliputi promosi penjualan, pemasaran langsung, promosi iklan dan internet marketing.
Corporate Branding Bioskop Dalam Industri Hiburan (Studi Kasus Cinema 21 Group Dengan CGV Cinemas) Cut Putri Chandra; Sinta Paramita
Prologia Vol 2, No 1 (2018): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v2i1.2400

Abstract

Globalisasi mendorong setiap perusahaan untuk terus berjuang mempertahankan eksistensinya. Hiburan sebagai pertunjukan dan keramaian berupa sandiwara, wayang, bioskop, pertunjukan-pertunjukan didalam warung-warung kopi, kabaret, sirkus, pertunjukan bernyanyi, musik, balet, dansa, pesta, pameran, pertunjukan dengan alat musik, pertandingan, olahraga dan permainan. Hiburan telah menjadi gaya hidup manusia yang perlahan berubah menjadi kebutuhan primer. Dengan strategi yang tepat maka hiburan dapat mengalihkan para manusia dari pusat perbelanjaan atau konser musik menuju bioskop yang menghadirkan tontonan-tontonan yang dapat dijadikan refleksi dan dapat membuka imajinasi untuk berfikir kreatif. Bioskop yang dulu hanya menjadi kebutuhan tambahan pada zaman saat ini telah berubah menjadi kebutuhan primer. Ada dua bioskop yang mendominasi yaitu Cinema 21 Group dan CGV Cinemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara Cinema 21 Group dan CGV Cinemas dalam mengcorporate branding perusahaan mereka dengan menggunakan teori Corporate Brandingyang dapat dikaitkan dengan teori Marketing Mix. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif studi kasus yang menjelaskan hasil penelitian secara mendalam dan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kekurangan dan kelebihan dari masing-masing perusahaan dan adanya beraneka ragam perbedaan corporate branding dari masing-masing perusahaan sehingga adanya perbedaan pendapat dan pemilihan konsumen kepada kedua perusahaan tersebut.
Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran Event Organizer Marketology Limdya Effriany; Sinta Paramita
Prologia Vol 2, No 1 (2018): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v2i1.2415

Abstract

Pada masa sekarang ini, persaingan dalam dunia event organizer yang membuat acara bazzar sangat besar dikarenakan banyaknya perusahaan event organizer yang ada. Oleh karena itustrategi pemasaran sangatlah penting di perlukan untuk memenangi poersaingan anatara perusahan event organizer sehingga mndapatkan konsumen. Salah satu bentuk startegi pemasaran jasa event organizer Marketology dalam meningkatkan tenant atau sebaliknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan teksin pengumpulan data dengan wawancara pihak internal perusahaan dan mantan konsumen yang pernah mengadakan  bazzar mengunkan jasa Marketology organizer. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa media social instragram terbukti efektif untuk meningkatkan konsumen. Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif studi kasus yang bersifat deskriptif. Studi kasus yang deskriptif bertujuan untuk mengambarkan suatu gejala, fakta atau realita. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode dasar studi kasus. Ciri khas data kualitatif adalah menjelaskan kasus-kasus tertentu, data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk digeneralisasikan atau menguji hipotesis tertentu. Teknik pengumpulan juga menggunakan data primer yang diantaranya adalah wawncara serta observasi dan data sekunder diantaranya studi kepustakaan serta data online. Mengenai pembahasan pemasaran yang sudah dijelaskan dan diuraikan, hal ini menjadikan temuan baru dalam dunia pemasaran yang disebut sebagai viral marketing.
Strategi Pengarang Ghosty’s Menghadapi Persaingan Komik Digital (Studi pada Komik Ghosty’s) Elias Benny Alricoh; Sinta Paramita; Nigar Pandrianto
Prologia Vol 5, No 1 (2021): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v5i1.8078

Abstract

Technology is developing rapidly, technology products are created to provide convenience to the community, which is new media. When through the development of technology, the spread of comics is also widely spread, comics that were originally using print media are now developing using digital media. To disseminate comic content, digital comic authors now using social media to promote their comics to a large extent. So digital comic authors need a strategy to disseminate digital comic content, attract readers, and get collaborative offers to raise their name. In this research the authors used a descriptive qualitative analysis method, to find out the strategies used by Ghosty's comic authors in spreading, and raising their names. The author collected data by interviewing the author of Ghosty's Comic, and his friends at once readers to get the data needed in this research. The results of this reserach illustrate that it is important to use strategies to create interesting digital comic content so that the Ghosty's comics can get collaborations such as Tokopedia, Orang Tua Group, Line Webtoon.Teknologi berkembang dengan pesat, banyak produk teknologi diciptakan untuk memberikan kemudahan pada masyarakat, salah satunya adalah media baru. Saat melalui perkembangan teknologi medium penyebaran komik juga meluas, komik yang semula menggunakan media cetak kini berkembang menggunakan media digital. Untuk menyebarkan konten komik, pengarang komik digital kini menggunakan media sosial untuk mempromosikan komiknya ke kalangan yang luas. Maka pengarang komik digital memerlukan sebuah strategi untuk melakukan penyebaran konten komik digital, menarik pembaca, dan mendapatkan tawaran kolaborasi untuk membesarkan namanya. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis,  untuk mengetahui strategi yang digunakan pengarang komik Ghosty’s dalam menyebarkan, dan membesarkan namanya. Penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dengan pengarang komik Ghosty’s, dan teman sekaligus pembacanya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa pentingnya menggunakan strategi untuk membuat konten komik digital yang menarik sehingga dengan besarnya nama komik Ghosty’s bisa mendapatkan kolaborasi seperti Tokopedia, Orang Tua Group, Line Webtoon.
Live Shopping dalam Industri Komunikasi Digital melalui Instagram Vinia Fransiska; Sinta Paramita
Prologia Vol 4, No 1 (2020): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v4i1.6435

Abstract

Live shopping is an online shopping activity that is done directly and within a certain duration. This research discusses the live shopping process in the digital communication industry.. The theory used is the theory of marketing communication, social media, Instagram, and digital communication. This study discusses the phenomenon of live shopping activity in the digital communications industry. The method used is a case study with a qualitative approach and using the techniques of interview, observation, and documentation. The results of this study can be seen that the live shopping activity that uses social media to utilize the features of Instagram namely Stories. The birth of live shopping is based on the phenomenon that has been formed over a long time, namely ‘jastip’. Goods sold in the live shopping activity are also more diverse than shop online as usual. It also offers more interactive shopping activities and fun so that buyers feel the thrill of shopping directly on the spot and the limited duration so that the buyers will be encouraged with time. Before live shopping, sellers will promote it by using Instagram Ads or endorsement to influencers. It can be concluded that the live shopping process starts with 3 main steps, promotion, interaction, and transaction. Live shopping merupakan suatu kegiatan berbelanja secara online yang dilakukan secara langsung dan dalam durasi tertentu saja. Penelitian ini membahas tentang proses live shopping dalam industri komunikasi digital. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi pemasaran, media sosial, Instagram, dan komunikasi digital. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kegiatan live shopping yang menggunakan media sosial Instagram ini memanfaatkan fitur Instagram yaitu Instagram Stories. Lahirnya live shopping didasari oleh fenomena yang sudah terbentuk lebih lama yaitu jasa titip atau jastip. Barang yang dijual dalam kegiatan live shopping juga lebih beragam dibandingkan berbelanja online seperti biasa. Kegiatan ini juga menawarkan kegiatan belanja yang lebih interaktif dan menyenangkan sehingga pembeli merasakan sensasi berbelanja langsung di tempat dan durasi waktu yang terbatas sehingga pembeli akan berpacu dengan waktu. Sebelum melakukan kegiatan live shopping, penjual terlebih dahulu akan memasarkannya dengan memanfaatkan fitur Instagram ads atau endorsement kepada influencer. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa proses live shopping dimulai dari 3 langkah utama yaitu promosi, interaksi, dan terakhir transaksi. 
Strategi Media Relations Praxis dalam Membangun Corporate Image Bank DBS Indonesia Joses Karsten; Sinta Paramita
Prologia Vol 3, No 2 (2019): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v3i2.6390

Abstract

Indonesia has now entered an era of rapid technological and internet development, which also requires the financial services industry to be able to follow it. This is indicated by the intense competition between banks in Indonesia that have started to develop their services in the form of digital banking. To overcome this problem, the thing done by Praxis as the PR Agency of Bank DBS Indonesia is to build an image as a bank that is not complicated in banking activities through a mission that is also a key message "Live more, Bank less". In this case, the effort made by Praxis is to implement a media relations strategy to gain mass media publicity. The main theoretical of this research uses media relations theory, specifically regarding to the concept of media relations strategy by Yosal Iriantara (2011). This research uses a qualitative approach with a descriptive-study case method. The results of this research reveal that the media relations strategy implemented by Praxis are manage good relations with the media, develop strategies that produce general principles in doing media relations, and also develop a wider job network. Indonesia kini telah memasuki era perkembangan teknologi dan internet yang begitu pesat, dimana mengharuskan juga industri jasa dibidang keuangan untuk dapat mengikutinya. Hal ini ditandai dari ketatnya persaingan antar bank di Indonesia yang sudah mulai mengembangkan layanan mereka ke dalam bentuk digital banking. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang dilakukan oleh Praxis sebagai PR Agency dari Bank DBS Indonesia adalah dengan membangun citra sebagai bank yang tidak ribet dalam urusan perbankan melalui misi yang sekaligus merupakan pesan kunci “Live more, Bank less” kepada publik. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan oleh Praxis adalah dengan melaksanakan strategi media relations guna meraih publisitas media massa. Landasan teori utama penelitian ini menggunakan teori media relations, khususnya mengenai konsep strategi media relations oleh Yosal Iriantara (2011). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus-deskriptif. Hasil temuan penelitian ini mengemukakan bahwa strategi media relations yang diterapkan Praxis adalah dengan mengelola relasi yang baik dengan media, mengembangkan strategi yang melahirkan prinsip umum dalam melaksanakan media relations, serta yang terakhir adalah mengembangkan jaringan pekerjaan yang lebih luas.