Abstrak Perkembangan teknologi digital telah mendorong perubahan signifikan dalam sistem pembayaran, termasuk di kalangan generasi muda yang kini akrab dengan transaksi nontunai. Namun, kemudahan akses ini turut meningkatkan risiko perilaku konsumtif yang tidak terkontrol. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai sistem pembayaran digital serta dampaknya terhadap perilaku keuangan, sebagai langkah preventif terhadap konsumerisme sejak dini. Sasaran kegiatan ini adalah pelajar SMA Katolik Frateran Surabaya, dengan total peserta sebanyak 24 orang. Metode pelaksanaan adalah service learning, yang meliputi pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta, penyampaian materi mengenai sistem pembayaran digital dan anti konsumerisme, serta permainan "Family 100" yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta mengenai materi yang telah disampaikan. Selain itu, sesi tebak-tebakan juga digunakan untuk memperdalam pemahaman peserta dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan sistem pembayaran digital dan strategi mengelola keinginan konsumsi di era digital. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan dalam pemahaman pelajar terhadap pentingnya pengelolaan keuangan dan penggunaan sistem pembayaran secara bijak. Edukasi ini berhasil memotivasi peserta untuk lebih kritis dalam menghadapi godaan konsumerisme digital, sejalan dengan tujuan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021–2025. Kata kunci: generasi muda; konsumerisme; sistem pembayaran digital Abstract The development of digital technology has driven significant changes in payment systems, especially among the younger generation familiar with cashless transactions. However, this ease of access increases the risk of uncontrolled consumer behavior. This educational activity aims to provide young people with an understanding of digital payment systems and their impact on financial behavior as a preventive measure against consumerism. The target of this activity is students from SMA Katolik Frateran Surabaya, with 24 students. The implementation method includes a pre-test and post-test to measure improvement in students' understanding, presentation of material on digital payment systems and anti-consumerism, and the "Family 100" game designed to test students’ knowledge. In addition, a guessing game session deepens participants' understanding in a fun, interactive way. Topics covered include an introduction to digital payment systems and strategies for managing consumption desires in the digital era. The results show an increase in students' understanding of financial management and the wise use of payment systems. This activity successfully motivated students to be more critical of digital consumerism, aligning with the Indonesian National Financial Literacy Strategy 2021–2025 goals. Keywords: young generation; consumerism; digital payment systems