Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Model Kegiatan Microteaching untuk Mengembangkan Keterampilan Melaksanakan Pembelajaran Matematika Berpusat pada Siswa Putrawangsa, Susilahudin; Syawahid, Muhammad
Jurnal Elemen Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Elemen
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.793 KB) | DOI: 10.29408/jel.v4i1.497

Abstract

The current research intends to identify the characteristics of microteaching model that is valid, effective and practical to develop prospective mathematics teachers’ competencies in conducting student-centered instructions. It is a development research carried out according to Educational Design Research. The findings suggests that the characteristics of microteaching model to develop prospective mathematics teachers’ competencies in conducting student-centered instructions are: (1) a microteaching which is carried out in a cycle process consisting of planning, implementing, observing, and evaluating student-centered teaching and learning where each participant acts as a teacher and evaluators in turn. (2) a microteaching that is conducted in form of Peer Microteaching by Self-Study Group where they peer supervise each other (Peer Supervision). (3) a microteaching that has a teacher observation and evaluation protocol that is conducted by themselves (Self-evaluation) and others (Peer Evaluation) and focuses on particular aspects of teacher performance in implementing student-centered instructions those are claimed to important and possible to be refined at the moment (At-the-time improvement). (4) a microteaching which is carried out in a progressive complexity of teaching environment, that is starting from teaching a less complex to a more complex classroom setting.
STUDI PRESTASI AKADEMIK DAN KEMAMPUAN PEDAGOGIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA Syawahid, Muhammad; Pardi, M Habib Husnial
Jurnal Gantang Vol 1 No 2 (2016): "Mengkaji Fenomena dalam Bidang Ilmu Pendidikan Matematika dengan Berbagai Pende
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.871 KB) | DOI: 10.31629/jg.v1i2.50

Abstract

MATHEMATICAL LITERACY IN ALGEBRA REASONING Syawahid, Muhammad
International Journal of Insights for Mathematics Teaching (IJOIMT) Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe prospective mathematics teacher?s mathematical literacy in algebra reasoning and thinking process in solving mathematical literacy problems. This study used a qualitative case study approach by choosing two prospective mathematics teacher who solved problems with algebraic reasoning. The result has shown that prospective mathematics teacher has algebraic reasoning in type functional thinking and use generalization in solving mathematical literacy problems. Functional thinking reasoning type used table representation and number manipulation to find and compare the value of charge in justification and decision making, while use generalization reasoning type used supposition, algebra expression, conditioning, and number manipulation to find and compare the value of charge in justification and decision making. Furthermore, use generalization reasoning type interpreted thrice in conditioning before general interpreted.
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA MELALUI PELATIHAN PENGUATAN MATERI MATEMATIKA DI MADRASAH IBTIDIYAH SE-KECAMATAN JONGGAT LOMBOK TENGAH Nugraha, Yandika; Putrawangsa, Susilahuddin; Syawahid, M.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 1, No 1: Desember 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.868 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v1i1.13

Abstract

Pengadian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru matematika melalui pelatihan penguatan materi matematika. Kegiatan pelatihan ini menggunakan pendekatan pelatihan active learning dimana narasumber hanya sebagai fasilitator dan lebih mengekplorasi kemampuan peserta dengan memberikan pendampingan dan mengeksplorasi terkait materi matematika dan penilaian hasil belajar. Adapun peserta kegiatan pelatihan yaitu terdiri dari guru-guru yang mengajar matematika dan berasal dari madrasah ibtidaiyah se-Kecamatan Jonggat dan merupakan bagian dari Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MIN 2 Lombok Tengah. Pelaksanaan kegiatan pelatihan berjalan lancar tanpa ada kendala berarti dan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan. Para peserta sangat antusias dalam menerima wawasan baru sebagai bentuk penyegaran terkait pemahaman materi matematika sebagai bentuk implementasi didalam pembelajaran di kelas.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR FORMAL SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Muhammad Syawahid; Nurhardiani Nurhardiani
Suska Journal of mathematics Education Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sjme.v4i1.4080

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi berpikir formal siswa SMA kelas X dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Siswa diminta untuk mengerjakan tes GEFT dan soal kemampuan matematika kemudian diwawancarai. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir formal adalah: (1) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan dengan benar, (2) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan, (3) tidak dapat memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan.  Dari hasil penelitian, diperoleh dari  66 siswa yang diberikan tes GEFT, terdapat 30 siswa dengan gaya kognitif field independent dan 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent. Dari 30 siswa dengan gaya kognitif field independent diperoleh 2 siswa dengan kemampuan berpikir formal sangat baik berarti hanya 7%, 19 siswa dengan kemampuan berpikir formal baik berarti 63%, dan 9 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik berarti 30%. Sedangkan yang dari 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent diperoleh 6 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik artinya 16% dan 30 siswa dengan kemampuan berpikir formal kurang artinya 84%. Kemampuan berpikir formal sangat baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan yang benar pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada salah satu soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal cukup baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal kurang baik. ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam memberikan alasan disetiap langkah yang diberikan.
Model Kegiatan Microteaching untuk Mengembangkan Keterampilan Melaksanakan Pembelajaran Matematika Berpusat pada Siswa Susilahudin Putrawangsa; Muhammad Syawahid
Jurnal Elemen Vol 4, No 1 (2018): January
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jel.v4i1.497

Abstract

The current research intends to identify the characteristics of microteaching model that is valid, effective and practical to develop prospective mathematics teachers’ competencies in conducting student-centered instructions. It is a development research carried out according to Educational Design Research. The findings suggests that the characteristics of microteaching model to develop prospective mathematics teachers’ competencies in conducting student-centered instructions are: (1) a microteaching which is carried out in a cycle process consisting of planning, implementing, observing, and evaluating student-centered teaching and learning where each participant acts as a teacher and evaluators in turn. (2) a microteaching that is conducted in form of Peer Microteaching by Self-Study Group where they peer supervise each other (Peer Supervision). (3) a microteaching that has a teacher observation and evaluation protocol that is conducted by themselves (Self-evaluation) and others (Peer Evaluation) and focuses on particular aspects of teacher performance in implementing student-centered instructions those are claimed to important and possible to be refined at the moment (At-the-time improvement). (4) a microteaching which is carried out in a progressive complexity of teaching environment, that is starting from teaching a less complex to a more complex classroom setting.
PENALARAN ALJABAR MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PISA FRAMEWORK Muhammad Syawahid
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1124.975 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i2.5006

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penalaran aljabar Mahasiswa Calon Guru Matematika (MCGM) dalam pemecahan masalah matematika dengan menggunakan PISA framework. Penelitian ini menggunkan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilaksanakan dengan memberikan tes matematika kepada 40 MCGM semester 2 UIN Mataram. MCGM yang menjawab dengan benar dikelompokkan berdasarkan strategi yang digunakan dan dilakukan wawancara untuk memperoleh data secara mendalam. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu reuksi data, penyajian data dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MCGM melakukan penalaran aljabar dalam pemecahan masalah matematika dengan dua tipe yaitu functional thinking dan deductive-formalization. Pada tipe functional thinking, pada tahap formulating, MCGM membuat persamaan dua kuantitas. Pada tahap employing, MCGM menggunakan tabel fungsi dan manipulasi angka. Pada tahap interpreting dan evaluating, MCGM melakukan justifikasi dan pengambilan keputusan. Pada tipe deductive-formalization, pada tahap formulating, MCGM membuat persamaan dua kuantitas dengan variabel. Pada tahap employing, MCGM melakukan pengkondisian atau permisalan untuk variabel bebas dan manipulasi angka. Pada tahap interpreting dan evaluating, MCGM melakukan justifikasi dan pengambilan keputusan.This study aims to describe MCGM algebraic reasoning in solving mathematical problems using the PISA framework. This study used a qualitative research approach with a case study method. The study was carried out by giving mathematics tests to 40 MCGM semester 2 UIN Mataram. MCGMs who answered correctly were grouped according to the strategy used and interviews were conducted to obtain in-depth data. Data analiyze in this study conducted by data reduction, display data and verification or conclution. The results showed that MCGM performed algebraic reasoning in solving mathematical problems with two types, functional thinking and deductive-formalization. In the type of functional thinking, in the formulating stage, MCGM makes an equation of two quantities. In the employing stage, MCGM uses function tables and numerical manipulation. At the interpreting and evaluating stages, MCGM performs justification and decision making. In the ductive-formalization type, in the formulating stage, MCGM makes an equation of two quantities with variables. At the employing stage, MCGM performs conditioning or example for independent variables and manipulation of numbers. At the interpreting and evaluating stages, MCGM performs justification and decision making.
Investigating Elementary School Teacher Gestures in Mathematics Teaching and Learning Nasrun Nasrun; M. Syawahid; Irwan Akib
JTAM (Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gestures was an important in mathematics teaching and learning because it can increase student’s cognitive load. however, many teachers pay little attention to gestures in carrying out learning in class. This study aims to describe and compare the gesture of primary school teacher in mathematics teaching and learning. Qualitative of case study used in this study. Two teachers in “Islam Athirah” of elementary schools consist of one senior teacher and one prospective teacher as research subjects. Data was collected through audiovisual material and interview. The teachers were observed and recorded when performing mathematics teaching and learning. Interview were conducted with ten selected students to find out feedback from learning activity. The finding showed that pointing gesture was frequently used in mathematics teaching and learning. Furthermore, senior teacher better in performing gesture than pre-service teacher. Senior teacher has an excellence in pointing and writing gesture, while pre-service teacher has an excellence in performing representing gesture. 
KEMAMPUAN BERFIKIR FORMAL SISWA SMA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT Nurhardiani Nurhardiani; Muhammad Syawahid
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.651 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.8

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskrifsikan gaya kognitif field independent dan field dependent siswa SMA ditinjau dari jenis kelamin siswa. Siswa diminta untuk mengerjakan tes GEFT dan soal kemampuan matematika kemudian diwawancarai. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir formal adalah: (1) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan dengan benar, (2) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan, (3) tidak dapat memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan. Dari hasil penelitian, diperoleh dari 66 siswa yang diberikan tes GEFT, terdapat 30 siswa dengan gaya kognitif field independent dan 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent. Dari 30 siswa dengan gaya kognitif field independent diperoleh 2 siswa dengan kemampuan berpikir formal sangat baik berarti hanya 7%, 19 siswa dengan kemampuan berpikir formal baik berarti 63%, dan 9 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik berarti 30%. Sedangkan yang dari 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent diperoleh 6 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik artinya 16% dan 30 siswa dengan kemampuan berpikir formal kurang artinya 84%. Kemampuan berpikir formal sangat baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan yang benar pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada salah satu soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal cukup baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal kurang baik. ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam memberikan alasan disetiap langkah yang diberikan.
Menanamkan rasa tenggang rasa antar umat beragama di Desa Pemenang Barat, Lombok Barat Afifurrahman Afifurrahman; Zakaria Zakaria; Muhammad Syawahid
Participative Journal: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Participative Journal
Publisher : State Islamic University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55099/participative.v3i1.68

Abstract

Pemenang Barat Village is one of the villages from the Pemenang sub-district which is classified as advanced and developing, marked by one of its livelihoods being obtained from tourism. The village of Pemenang Barat is also a village that adheres to three religions, namely Islam, Hinduism, and Buddhism. These three people from the past have never had friction because they have been bound by the word 'Mempolong' which means the bond of brotherhood. The purpose of this service is to continue to maintain inter-religious harmony in the village of Pemenang Barat, Pemenang sub-district, North Lombok district by conducting the Mempolong Pemenang Conference. The research method that the author uses is the PAR (Participatory action research) method, this method model is that we as researchers are actively involved in finding the problem, finding solutions, and actively participating in activities to overcome these problems. The service participants came up with a solution by uniting activists, religious leaders, and cultural figures in the Conference of Mempolong Pemenang.