Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Elementary students' functional thinking in solving context-based linear pattern problems Muhammad Syawahid
Beta: Jurnal Tadris Matematika Vol. 15 No. 1 (2022): Beta May
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/betajtm.v15i1.497

Abstract

[English]: This study aims to identify elementary students’ functional thinking in solving context-based linear pattern problems. It involved 65 fifth-grade students who had not learned generalizing patterns topic. Data was collected through tests and interviews. Students with correct answers on the test were grouped into three categories based on the types of functional thinking and the use of representations. Interviews were conducted with three selected students to identify their thinking relating to actions and reflections. The findings showed that elementary students are able to think functionally consisting of three types: recursive-verbal, correspondence-verbal, and recursive to correspondence-symbolic. The students with recursive verbal add up the same numbers repeatedly and represent the generalization results verbally. For correspondence-verbal students, the relationship between two quantities with a certain pattern is determined and represented verbally. The students having recursive to correspondence-symbolic develop recursive generalization and then continue with the correspondence generalization and represent the relationship symbolically. The generalization of action and reflection is also identified in the students’ functional thinking. [Bahasa]: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses berpikir fungsional siswa Sekolah Dasar (SD) dalam menyelesaikan soal pola linier berbasis konteks. Partisipan penelitian terdiri dari 65 siswa kelas 5 yang belum memperoleh materi generalisasi pola. Data dikumpulkan melalui tes dan wawancara. Siswa dengan jawaban benar pada tes dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan tipe berpikir fungsional dan representasi yang digunakan. Wawancara dilakukan dengan tiga siswa terpilih untuk mengidentifikasi proses berpikir terkait aksi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SD mampu berpikir fungsional yang terdiri dari tiga jenis, yaitu berpikir fungsional recursive-verbal, correspondence-verbal, dan recursive to correspondence-symbolic. Berpikir fungsional recursive-verbal dilakukan dengan menjumlahkan bilangan yang sama secara berulang dan merepresentasikan hasil generalisasi secara verbal. Berpikir fungsional correspondence-verbal dilakukan dengan menentukan hubungan dua kuantitas dengan pola tertentu dan direpresentasikan secara verbal. Sedangkan berpikir fungsional kategori recursive to correspondence-symbolic dilakukan dengan generalisasi secara rekursif kemudian dilanjutkan dengan proses generalisasi secara koresponden dan merepresentasikan hubungan tersebut secara simbolik. Ketiga jenis berpikir fungsional tersebut dilakukan dengan tahapan generalisasi aksi dan refleksi.
KEMAMPUAN BERFIKIR FORMAL SISWA SMA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT Nurhardiani Nurhardiani; Muhammad Syawahid
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.651 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.8

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskrifsikan gaya kognitif field independent dan field dependent siswa SMA ditinjau dari jenis kelamin siswa. Siswa diminta untuk mengerjakan tes GEFT dan soal kemampuan matematika kemudian diwawancarai. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir formal adalah: (1) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan dengan benar, (2) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan, (3) tidak dapat memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan. Dari hasil penelitian, diperoleh dari 66 siswa yang diberikan tes GEFT, terdapat 30 siswa dengan gaya kognitif field independent dan 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent. Dari 30 siswa dengan gaya kognitif field independent diperoleh 2 siswa dengan kemampuan berpikir formal sangat baik berarti hanya 7%, 19 siswa dengan kemampuan berpikir formal baik berarti 63%, dan 9 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik berarti 30%. Sedangkan yang dari 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent diperoleh 6 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik artinya 16% dan 30 siswa dengan kemampuan berpikir formal kurang artinya 84%. Kemampuan berpikir formal sangat baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan yang benar pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada salah satu soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal cukup baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal kurang baik. ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam memberikan alasan disetiap langkah yang diberikan.
Menanamkan rasa tenggang rasa antar umat beragama di Desa Pemenang Barat, Lombok Barat Afifurrahman Afifurrahman; Zakaria Zakaria; Muhammad Syawahid
Participative Journal: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Participative Journal
Publisher : State Islamic University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55099/participative.v3i1.68

Abstract

Pemenang Barat Village is one of the villages from the Pemenang sub-district which is classified as advanced and developing, marked by one of its livelihoods being obtained from tourism. The village of Pemenang Barat is also a village that adheres to three religions, namely Islam, Hinduism, and Buddhism. These three people from the past have never had friction because they have been bound by the word 'Mempolong' which means the bond of brotherhood. The purpose of this service is to continue to maintain inter-religious harmony in the village of Pemenang Barat, Pemenang sub-district, North Lombok district by conducting the Mempolong Pemenang Conference. The research method that the author uses is the PAR (Participatory action research) method, this method model is that we as researchers are actively involved in finding the problem, finding solutions, and actively participating in activities to overcome these problems. The service participants came up with a solution by uniting activists, religious leaders, and cultural figures in the Conference of Mempolong Pemenang.
Functional thinking and Kolb learning style: Case of solving linear and non-linear pattern problems Muhammad Syawahid; Lalu Sucipto
Jurnal Elemen Vol 9 No 2 (2023): July
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Functional thinking (FT) is a part of algebraic thinking. Several studies revealed that algebraic thinking is influenced by learning style, and few studies showed FT viewed from learning style. This study aims to describe students’ FT views from Kolb's learning style in solving linear and non-linear pattern tasks. The study used a qualitative approach with a case study method. It involved thirty-one students in 8th grade at an Islamic State junior high school in Mataram, West Nusa Tenggara, Indonesia. Four students were selected as research subjects for analysis of answers and interviews. The Kolb learning style inventory (KLSI) collected research data, tests, and interviews.  The instrument consisted of KLSI and FT tests. Data was analyzed by reduction, presenting, and verifying. The finding showed that students with convergent, divergent, and accommodator learning styles can consist of near, far, and formal generalizations and determining inverse in FT. They represented the generalization of the relationship of two quantities symbolically. Meanwhile, students with an assimilator learning style can in FT consisting of near and far generalizations in solving figural and non-figural linear pattern tasks. They can perform formal generalizations and determine inverse-solving figural and non-figural linear pattern tasks. They are also unable to solve figural non-linear pattern tasks.
PENDAMPINGAN PENGUATAN LITERASI DASAR (MEMBACA, MENULIS, DAN BERHITUNG DI SDN 2 DUMAN Muhammad Syawahid; Muhammad Rima Hamdani; M. Ardani Eka Julianto; Nurfadilah Nurfadilah; Fathira Ihda Alfinaini; Nurul Rahima; Annastasya Maharani Marzuki; Afifurrahman Afifurrahman
Journal of Social Outreach Vol 2, No 2 (2023): Journal of Social Outreach
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/jso.v2i2.6997

Abstract

International and national survey results categorize Indonesia as low in literacy skills. In order to improve literacy skills in schools, Kemdikbud launched the School Literacy Movement (GLS). To realize this goal, the Participatory Work Lecture (KKP) group of UIN Mataram were located in Duman Village, West Lombok implemented a basic literacy strengthening work program at SDN 2 Duman. The method used is participatory action research (PAR) which consists of problem identification, focus group discussion, implementation and evaluation. After the activities were carried out, the results obtained were an increase in students' basic literacy as shown by the ability to read, write and count for students who previously could not read, write and count. In addition, there was an increase in students' interest and motivation in reading, writing and counting. This activity also received a good response from students, teachers and the community with a satisfaction level percentage of 92.5%. Keywords: literacy, reading, writing, numeracy
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERINTEGRASI DENGAN PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL Syawahid, M.; Retnawati, Heri
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1: May 2014
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.53 KB) | DOI: 10.21831/jrpm.v1i1.2654

Abstract

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual (KES) yang valid, praktis, dan efektif. Pengembangan model pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel yang telah dimodifikasi. Melalui proses pengembangan, telah dihasilkan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan pengembangan KES dan instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan pengembangan KES telah memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Kriteria kevalidan terlihat dari  hasil analisis kevalidan perangkat pembelajaran matematika yang memenuhi kriteria valid, kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran matematika dilihat dari kepraktisan menurut guru yang memenuhi kriteria mudah digunakan dan kepraktisan menurut siswa yang positif. Kriteria keefektifan perangkat pembelajaran matematika berdasarkan pada persentase ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal  sebesar 80%; persentase jumlah siswa yang mendapat skor KES dengan katagori minimal tinggi adalah 80%.Kata Kunci: KES, matematika dan perangkat pembelajaran.
Peran Keterlibatan Siswa dan Kemandirian Belajar terhadap Penalaran Aljabar Syawahid, Muhammad; Sucipto, Lalu; Muttaqiah; Nasrun
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol 27 No 2 (2024): DECEMBER
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lp.2024v27n2i15

Abstract

Few studies have examined the affective factors influencing students' algebraic reasoning. This study aims to investigate the effect of student engagement and self-regulated learning on algebraic reasoning. The research employed a quantitative correlational design. Using a cluster sampling technique, 202 students from Islamic State junior high schools in Mataram were selected as participants. Data were collected through tests and questionnaires. The instruments used included an algebraic reasoning test, student engagement questionnaires, and self-regulated learning questionnaires. Data analysis involved both descriptive analysis (categorical and statistical) and inferential analysis (prerequisite tests and hypothesis testing). The results of this study indicate that student engagement has a significant influence on algebraic reasoning (t = 2.418, p = 0.017 < 0.05). However, self-regulated learning did not show a significant effect on algebraic reasoning (t = -0.425, p = 0.671 > 0.05). Additionally, student engagement and self-regulated learning, when considered together, significantly influence algebraic reasoning (F = 3.117, p = 0.046 < 0.05). The study also found that student engagement and self-regulated learning account for 3% of the variance in algebraic reasoning (R² = 0.03), with the regression equation Y = 43.491 + 0.277X₁ - 0.06X₂. These findings suggest that teachers should prioritize fostering student engagement and self-regulated learning in the classroom, emphasizing interactive, collaborative, and contextually relevant algebra instruction. Abstrak: Beberapa penelitian telah mengeksplorasi faktor afektif yang memengaruhi penalaran aljabar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri terhadap penalaran aljabar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Dengan teknik sampling klaster, 202 siswa dari Sekolah Menengah Pertama Negeri di Mataram dipilih sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan menggunakan tes dan kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penalaran aljabar, kuesioner keterlibatan siswa, dan kuesioner pembelajaran yang diatur sendiri. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (kategori dan statistik deskriptif) dan analisis inferensial (uji prasyarat dan uji hipotesis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan siswa berpengaruh terhadap penalaran aljabar (t = 2,418, p = 0,017 < 0,05). Namun, pembelajaran yang diatur sendiri tidak berpengaruh terhadap penalaran aljabar (t = -0,425, p = 0,671 > 0,05). Selain itu, keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri secara bersamaan berpengaruh terhadap penalaran aljabar (F = 3,117, p = 0,046 < 0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri memberikan kontribusi sebesar 3% (R² = 0,03) terhadap penalaran aljabar dengan persamaan regresi Y = 43,491 + 0,277X₁ - 0,06X₂. Temuan ini memberikan implikasi bagi guru untuk memprioritaskan keterlibatan siswa dan pembelajaran yang diatur sendiri di dalam kelas, dengan menekankan pembelajaran aljabar yang interaktif, kolaboratif, dan relevan dengan konteks.
Functional thinking in Kolb learning style: A causal-comparative study Sucipto, Lalu; Syawahid, Muhammad; Bahurudin Setambah, Mohd Afifi
Beta: Jurnal Tadris Matematika Vol. 17 No. 2 (2024): Beta November
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/betajtm.v17i2.656

Abstract

[English]: This study aims to elucidate variations in students’ functional thinking across divergent, convergent, assimilator, and accommodator learning styles. A causal-comparative study involving 137 student samples was conducted randomly from 214 students enrolled in grade 8 of junior high schools (MTsN 3) in Mataram, Lombok, Indonesia. Data collection for students’ functional thinking utilized three types of tasks, comprising two linear pattern tasks and one non-linear pattern task. Students’ learning style data were obtained from the Kolb learning style inventory (KLSI), comprising 12 statement items. Descriptive analysis revealed that the distribution of students’ Kolb learning styles was as follows: 29.93% divergent learning styles, 24.82% convergent learning styles, 17.52% assimilator learning styles, and 27.74% accommodator learning styles. On a scale of 0-100, the average functional thinking of students was 67.90, while the average functional thinking of students with divergent learning styles was 73, convergent 64.5, assimilator 69.9, and accommodator 64.2. The ANOVA test results yielded an F test value of 10.297 with a significant value of 0.0, indicating significant differences in students’ functional thinking among students with divergent, convergent, assimilator, and accommodator learning styles. Furthermore, the students with divergent learning styles exhibited the highest mean (m = 73) compared to the other groups. The research outcomes can serve as a basis for mathematics learning design based on students’ learning styles. [Bahasa]: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berpikir fungsional siswa dengan gaya belajar divergen, konvergen, asimilator dan akomodator. Penelitian causal-comparative ini melibatkan 137 sampel siswa yang diambil secara acak dari 214 siswa kelas 8 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Mataram, Lombok, Indonesia. Data berpikir fungsional siswa dikumpulkan melalui tiga jenis tugas, yang terdiri dari dua tugas pola linier dan satu tugas pola non-linier. Data gaya belajar diperoleh dari Kolb learning style inventory (KLSI), yang terdiri dari dua belas item pernyataan. Analisis deskriptif mengungkapkan bahwa distribusi gaya belajar Kolb siswa adalah sebagai berikut: 29.93% gaya belajar divergen, 24.82% gaya belajar konvergen, 17.52% gaya belajar asimilator, dan 27.74% gaya belajar akomodator. Pada skala 0-100, rata-rata berpikir fungsional siswa adalah 67.90, sedangkan rata-rata berpikir fungsional siswa dengan gaya belajar divergen, konvergen, assimilator, dan akomodator secara berturut-turut adalah 73, 64.5, 69.9, dan 64.2. Hasil ANOVA menunjukkan nilai uji F sebesar 10.297 dengan signifikansi 0.0, artinya terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir fungsional keempat kelompok siswa tersebut. Lebih jauh, kelompok siswa dengan gaya belajar divergen menunjukkan rerata tertinggi (m = 73) dibandingkan dengan ketiga kelompok lainnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mendesain pembelajaran matematika berdasarkan gaya belajar siswa.
PENDAMPINGAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG INFORMATIKA MELALUI KERJASAMA SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA MATARAM Afifurrahman, Afifurrahman; Amrullah, Amrullah; Bisriyah, Bisriyah; Syawahid, Muhammad
Journal of Social Outreach Vol 3, No 2 (2024): Journal of Social Outreach
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/jso.v3i2.9909

Abstract

Olimpiade Sains Nasional (OSN) menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menanamkan minat, motivasi dan bakat peserta didik terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan sains (IPTEKS). Bidang informatika dan komputer menjadi salah satu mata lomba yang masih dirasakan sulit oleh peserta, karena selain dituntut untuk menguasai bahasa pemrograman, para peserta juga harus memiliki pengetahuan matematika yang kokoh. Kegiatan pendampingan OSN bertujuan untuk memberikan penguatan materi bidang informatika dan komputer, dimana kegiatan ini meliputi tiga fase utama, yaitu perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan OSN (evaluasi) pada tingkat provinsi. Dua siswa di MAN 2 Mataram menjadi peserta dalam kegiatan ini dan mereka dibimbing oleh dua orang dosen dan satu guru sekolah. Hasil pembinaan menunjukkan bahwa (i) dosen berkolaborasi dengan guru dapat membuat silabus materi OSN-P bidang informatika berdasarkan karakteristik mata lomba dan kebutuhan peserta didik, (ii) penggunaan metode drill practice memperkuat pengetahuan matematis yang telah dimiliki untuk memecahkan masalah, dan (iii) evaluasi pelaksanaan OSN menunjukkan bahwa siswa MAN 2 Mataram berhasil menjadi juara dan berhak mewakili provinsi Nusa Tenggara Barat di tingkat Nasional. Di masa mendatang, kegiatan penguatan materi OSN bidang informatika melalui kolaborasi guru dan dosen perlu diterapkan secara luas serta melibatkan unsur lain, seperti para alumni OSN. Selain itu, kajian kualitatif maupun kuantitatif perlu dilakukan untuk mengetahui dampak kegiatan penguatan materi OSN yang telah dilaksanakan baik itu dari aspek kognitif, psikomotorik dan afektif siswa.
Bepikir Fungsional Calon Guru MAtematika dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan Non-Linier Azizi, Musratul; Kusaeri, Al; Syawahid, M.
Jurnal al Muta'aliyah: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 5 No 1 (2025): Jurnal AL-Muta`aliyah
Publisher : LP2M STAI Darul Kamal NW Kembang Kerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51700/mutaaliyah.v5i1.895

Abstract

This article aims to understand the functional thinking of prospective mathematics teachers in solving non-linear number pattern problems. The functional thinking process consists of the entry, attack, and review stages in solving mathematical problems. The method used in this study is a qualitative approach with a case study type, and data collection is carried out using task-based interview techniques. This study involved 18 participants from students of the Mathematics Education study program at the State Islamic University of Mataram, from 18 participants 2 participants were selected as subjects because they had the correct answers. The results of this study indicate that both prospective mathematics teachers use different representations to express their ideas and functional thinking in solving non-linear number pattern problems. They start the generalization process with the relating action, where they connect the number of towers with the number of known matchsticks. The contribution of this study provides new insights into how prospective mathematics teachers think functionally which can be the basis for developing learning strategies, more effective learning processes and preparing prospective teachers as professionals.