Claim Missing Document
Check
Articles

PERHITUNGAN VELOCITY RATE CORS GNSS DI PULAU SULAWESI Haris Yusron; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.579 KB)

Abstract

ABSTRAK Pulau Sulawesi terletak pada zona pertemuan diantara tiga pergerakan lempeng besar yaitu pergerakan lempeng Hindia-Australia dari selatan, lempeng Pasifik dari arah timur dan lempeng Asia bergerak relative pasif ke tenggara. Data pengamatan stasiun CORS bisa digunakan untuk mempelajari aktivitas tektonik dan karakteristik fenomena alam dan deformasi yang terjadi di suatu daerah. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian mengenai velocity rate stasiun CORS di Pulau Sulawesi untuk mengetahui nilai dan vektor arah pergeseran posisi titik CORS.Penelitian ini menggunakan data pengamatan lima stasiun CORS yang berada di Sulawesi yaitu CBIT, CKEN, CMAK, CTOL dan PALP pada tahun 2013 sampai dengan 2016. Titik IGS yang digunakan yaitu AIRA, ALIC, ANKR, CUSV, DARW, GUAM, IISC, KARR, KIT3, PIMO, POL2, XMIS, dan YARR. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT.Penelitian ini menghasilkan arah pergeseran dari masing-masing stasiun CORS dan kecepatan pergeseran. CBIT arah pergeserannya ke tenggara dengan kecepatan -0,00508 ± 0,00064 m/tahun untuk komponen utara, 0,02307 ± 0,00081 m/tahun untuk komponen timur, dan -0,00703 ± 0,00307 m/tahun untuk komponen vertikal. CKEN arah pergeserannya ke timur laut memiliki kecepatan 0,00739 ± 0,00045 m/tahun untuk komponen utara, 0,02569 ± 0,00054 m/tahun untuk komponen timur, dan 0,07917 ± 0,00177 m/tahun untuk komponen vertikal. CMAK arah pergeserannya ke tenggara dengan kecepatan -0,00632 ± 0,00042 m/tahun untuk komponen utara, 0,02569 ± 0,00053 m/tahun untuk komponen timur, dan 0,00238 ± 0,00166 m/tahun untuk komponen vertikal. CTOL arah pergeserannya ke timur laut memiliki kecepatan 0,02839 ± 0,00079 m/tahun untuk komponen utara, 0,02425 ± 0,00092 m/tahun untuk komponen timur, dan 0,00858 ± 0,00410 m/tahun untuk komponen vertikal. PALP arah pergeserannya ke timur laut memiliki kecepatan 0,00974 ± 0,00040 m/tahun untuk komponen utara, 0,02071 ± 0,00051 m/tahun untuk komponen timur, dan -0,01167 ± 0,00163 m/tahun untuk komponen vertikal.Kata Kunci : CORS, Kecepatan Pergeseran, GAMIT  ABSTRACT Sulawesi Island is located in the zone of meeting between three large plate movement is the movement of the Indian-Australian plate from the south, the Pacific plate from the east and Asian plate moves relatively passive to the southeast. CORS station observation data can be used to study the tectonic activity and characteristics of natural phenomena and deformations that occur in an area. Therefore conducted this research on the velocity rate CORS station on the island of Sulawesi to know the value and the vector direction of the shift position CORS point.This study used five observational data CORS stations located in Sulawesi, namely CBIT, CKEN, CMAK, CTOL and PALP in 2013 until 2016. The point IGS used are AIRA, ALIC, ANKR, CUSV, DARW, GUAM, IISC, KARR, KIT3, PIMO, POL2, XMIS, and YARR. Data processing using scientific software GAMIT.This research resulted in a shift direction of each station CORS and speed the shift. CBIT direction of the shift to the southeast with speeds -0.00508 ± 0.00064 m / year for the northern parts, 0.02307 ± 0.00081 m / year for the eastern component, and -0.00703 ± 0.00307 m / year for components vertical. CKEN direction of the shift to the northeast has a speed of 0.00739 ± 0.00045 m / year for the northern parts, 0.02569 ± 0.00054 m / year for the eastern component, and 0.07917 ± 0.00177 m / year for the vertical component , CMAK direction of the shift to the southeast with speeds -0.00632 ± 0.00042 m / year for the northern parts, 0.02569 ± 0.00053 m / year for the eastern component, and 0.00238 ± 0.00166 m / year for the vertical component , CTOL direction of the shift to the northeast has a speed of 0.02839 ± 0.00079 m / year for the northern parts, 0.02425 ± 0.00092 m / year for the eastern component, and 0.00858 ± 0.00410 m / year for the vertical component , Palp direction of the shift to the northeast has a speed of 0.00974 ± 0.00040 m / year for the northern parts, 0.02071 ± 0.00051 m / year for the eastern component, and -0.01167 ± 0.00163 m / year for components vertical. Keywords : CORS, Velocity Rate, GAMIT
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Aisyah Arifin; Moehammad Awaluddin; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.534 KB)

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan UU No.23 Tahun 2014, penentuan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut merupakan hal yang penting untuk dilakukan suatu daerah, karena berkaitan dengan kewenangan dalam mengelola sumber daya dan ruang laut yang berada di wilayahnya. Ketentuan tentang penegasan batas pengelolaan wilayah laut daerah telah diatur dalam Permendagri No.141 Tahun 2017. Berdasarkan peraturan ini, garis pantai memegang peranan penting dalam melakukan penetapan dan penegasan batas di laut, tetapi garis pantai suatu wilayah dapat mengalami perubahan karena berbagai faktor, misalnya abrasi, sedimentasi, penambangan pasir, dan reklamasi. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut suatu daerah perlu dilakukan. Penelitian tugas akhir ini mengkaji tentang pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut Provinsi DKI Jakarta. Data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu data pengamatan pasang surut air laut untuk menentukan citra satelit yang akan digunakan, data citra satelit Landsat untuk mengamati perubahan garis pantai, dan peta RBI sebagai peta dasar. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan secara kartometrik. Penarikan garis batas dilakukan dengan menerapkan prinsip samajarak untuk wilayah laut Jakarta utara yang berdampingan dengan Provinsi Banten dan Jawa Barat dan prinsip garis tengah untuk wilayah laut Kepulauan Seribu yang berhadapan dengan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Hasil pengamatan citra satelit Landsat antara tahun 2009 dan 2019 menunjukkan bahwa terjadi perubahan garis pantai di wilayah pantai Provinsi DKI Jakarta yang diakibatkan oleh proses akresi dan abrasi. Perubahan garis pantai ini menyebabkan pergeseran pada garis batas pengelolaan wilayah laut, sehingga luas pengelolaan wilayah lautnya pun mengalami perubahan. Dalam kurun waktu 10 tahun, luas batas pengelolaan wilayah laut Provinsi DKI Jakarta megalami penambahan sebesar 3.119,017 hektar atau 0,531%. Kata Kunci : batas laut, citra satelit, garis pantai, Landsat, kartometrik, metode garis tengah, metode samajarak ABSTRACTBased on Law of the Republic Indonesia number 23 of 2014, delimitation and demarcation of the marine managed area boundary is an important thing to be done by every region in Indonesia, because it is related to the authority in managing the resources and the space in its marine territory. The guidelines about demarcation of the marine managed area boundary have been regulated in Regulation of Ministry of Home Affairs number 141 of 2017. Based on this regulation, the coastline has an important role in realizing delimitation and demarcation of the marine managed area boundary, but it may change due to various factors, such as abrasion, sedimentation, sand mining, and reclamation. Therefore, the study about the impact of coastline changes on the marine managed area boundary is needed. This study examines the impact of coastline changes on the marine managed area boundary of DKI Jakarta Province. This study used tidal observation data to determine the satellite images that will be used in the study, Landsat images data to observe the coastline changes, and RBI map as base map. The delimitation of the marine managed area boundary was carried out by using cartometrics technique. Equidistance principle was applied for the sea area of North Jakarta which adjacent to Banten and West Java Provinces and median line principle was applied for the sea area of the southern part of Seribu Island which have overlapping marine managed area boundary with Banten and West Java Provinces. The result of Landsat images observation in 2009 and 2019 show that the coastline changes occur in the coastal area of DKI Jakarta Province due to accretion and abration. It causes a shift on the boundary line of the sea, so that the total area of the marine managed area boundary has changed. Within 10 years, the total area of the marine managed area boundary of DKI Jakarta Province has increased by 3.119,017 hectares or 0,531%. Keywords: coastline, cartometrics, equidistance method, Landsat, marine boundary, median line method, satellite imagery
ANALISIS NILAI EKONOMI KAWASAN MENGGUNAKAN TCM DAN CVM UNTUK PEMBUATAN PETA ZNEK DENGAN SIG (Studi Kasus : Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kab. Wonosobo Dan Kab. Banjarnegara) Dian Rizqi Ari Wibowo; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.882 KB)

Abstract

ABSTRAKDengan begitu besar potensi  Kawasan Dataran Tinggi Dieng berdasarkan pemanfaatan Willingness To Pay, oleh karena itu diperlukan pengkajian mengenai manfaat nilai ekonomi Kawasan Dataran Tinggi Dieng dalam hal ini dilihat dari kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan pada objek wisata ini untuk menduga dan mengetahui seberapa besar nilai ekonomi yang diberikan oleh wisatawan yang berasal dari zona-zona kunjungan wisatawan yang kemudian diduga akan mempengaruhi permintaan wisata serta pengkajian terhadap nilai manfaat yang diperoleh masyarakat dari keberadaan Kawasan Dataran Tinggi Dieng tersebut. Manfaat Willingness To Pay pada penelitian ini yaitu keuangan jadi dikelola dengan baik dan jadi mengerti pentingnya keberadaan Kawasan Dataran Tinggi Dieng bagi pengelola ataupun pengunjung. Perhitungan yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Travel Cost Method dan Contingent Valuation Method untuk menentukan Total Economic Value dari Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat Peta ZNEK pada kawasan tersebut.Metode penarikan responden yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sampling non probability sampling dengan teknik sampling incidental, yaitu responden yang ditemui secara kebetulan datang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng. Data yang digunakan adalah 180 responden untuk TCM dan 120 responden untuk CVM. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan perhitungan menggunakan software Maple 17. Serta dilakukan juga uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas), validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS 23.Dalam penelitian tugas akhir ini, uji asumsi klasik menunjukkan semua data berdistribusi normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, terbebas dari autokorelasi dan tidak memiliki multikolineritas. Uji validitas dan reliabilitas menunjukan hasil valid dan reliabel pada model yang digunakan. Hasil perhitungan nilai total ekonomi didapatkan nilai DUV sebesar Rp. 3.951.129.350.000,-. Nilai EV sebesar Rp. 228.275.872.100,- sehingga diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Dataran Tinggi Dieng sebesar Rp. 4.179.405.222.100,-.
ANALISIS DEFORMASI DI WILAYAH JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNKAN CORS BIG Renaud Saputra Purba; Moehammad Awaluddin; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.598 KB)

Abstract

ABSTRAK Jawa Timur terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar antara lain Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik. Aktivitas seismik tersebut mengakibatkan terjadinya pergerakan lempeng dan mempengaruhi posisi suatu objek dapat berubah secara dinamis. Perubahan yang terjadi menandakan adanya deformasi. Deformasi merupakan perubahan yang terjadi pada posisi, bentuk dan dimensi dari suatu objek yang berada di bumi. CORS meruapakan stasiun pengamatan GNSS bersifat statik yang beroperasi selama 24 jam. Data pengamatan CORS dapat digunakan untuk memantau arah dan kecepatan pergeseran deformasi  yang terjadi di suatu daerah.Penelitian ini berfokus pada penentuan kecepatan pergeseran dan regangan menggunakan data pengamatan tujuh CORS yang berada di wilayah Jawa Timur yaitu CTUL, CNGA, CMJT, CMLG, CMAG, CPAS dan CLUM pada tahun 2013 sampai dengan 2016. Titik IGS yang digunakan yaitu AIRA, ALIC, BAKO, COCO, DARW, LHAZ dan PIMO. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT.Penelitian ini menghasilkan arah pergeseran menuju ke arah tenggara. Kecepatan pergeseran CORS adalah sebesar -0,00162 m/tahun sampai dengan -0,01463 m/tahun untuk komponen utara, 0,02529 m/tahun sampai dengan 0,03600  m/tahun untuk komponen timur dan -0,00182 m/tahun sampai dengan 0,02810 m/tahun untuk komponen vertikal. Regangan yang terjadi pada titik pengamatan berkisar -5,25926458 x 10-9 strain/year sampai dengan 7,03391481 x 10-8 strain/year.
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT Fetra Kristina Harianja; Moehammad Awaluddin; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.353 KB)

Abstract

ABSTRAKBatas pengelolaan wilayah laut antar daerah merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah adanya konflik atau sengketa batas wilayah antar daerah yang bersangkutan, karena laut menyimpan banyak sekali sumber daya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh daerah tersebut. Ketentuan tentang penetapan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut daerah, diatur dalam Permendagri No. 141 Tahun 2017. Berdasarkan Permendagri tersebut, garis pantai memiliki peranan penting dalam penentuan batas pengelolaan wilayah laut, karena garis pantai digunakan sebagai acuan dalam penentuan titik dasar dan garis dasar yang nantinya akan digunakan dalam penarikan garis batas pengelolaan laut. Tetapi, garis pantai sangat rentan mengalami perubahan, disebabkan oleh beberapa faktor seperti abrasi, akresi, maupun pengaruh dinamika air laut.Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut daerah Provinsi Sumatera Utara sisi bagian Samudera Hindia yang berbatasan dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 10 tahun, yaitu dari tahun 2009 sampai 2019 menggunakan citra Landsat 7 dan Landsat 8. Pemilihan citra disesuaikan dengan kondisi pasang surut, yaitu citra pada keadaan pasang air tertinggi. Penajaman garis pantai pada citra dilakukan dengan algoritma BILKO.Hasil pengamatan citra Landsat tahun 2009 dan 2019 menunjukkan adanya perubahan garis pantai yang menyebabkan pergeseran batas pengelolaan laut. Pergeseran tersebut dapat dilihat dari perubahan garis batas klaim 12 mil laut, garis batas yang terbentuk dari equidistant line dan median line, serta luas pengelolaan wilayah lautnya. Luas pengelolaan wilayah laut dari tahun 2009 sampai tahun 2019 berkurang sebesar 1.407,125 Ha. Kunci : Batas Pengelolaan Wilayah Laut, BILKO, Garis Ekuidistan, Garis Pantai, Garis Tengah ABSTRACTThe boundaries of the management of sea areas between regions are things that need to be considered to prevent conflicts or disputes over territorial boundaries between the regions concerned, because the sea holds a lot of natural resources that can be managed and utilized by the area. Provisions concerning the stipulation and confirmation of the boundaries of regional marine management are regulated in Permendagri No. 141 of 2017. Based on the Permendagri, the coastline has an important role in determining the boundaries of marine management, because the coastline is used as a reference in determining the bases and baselines which will later be used in the sea management boundaries draw. However, the coastline is very vulnerable to change, caused by several factors such as abrasion, accretion, and the influence of the dynamics of sea water.Therefore, this study will discuss the effect of shoreline changes on the management of the regional sea area of North Sumatra Province on the Indian Ocean which borders the Nanggroe Aceh Darussalam Province and West Sumatra Province in 10 years, namely from 2009 to 2019 using Landsat images 7 and Landsat 8. The image selection is adjusted to the tidal conditions, namely the image on the highest tide state. The sharpening of the coastline in the image is done by the BILKO algorithm.The results of observations of Landsat images in 2009 and 2019 indicate a change in the shoreline which has caused a shift in the boundaries of sea management. The shift can be seen from the change in the boundary line of claims for 12 nautical miles, the boundary line formed from the equidistant  line and the median line, as well as the area of sea area management. The area of sea area management from 2009 to 2019 has decreased by 1.407,125 hectares. Keywords: BILKO, Coastlines, Equidistant Line, Median Line , Sea Area Boundary
PEMBUATAN APLIKASI BUS TRANS SEMARANG BERBASIS MOBILE GIS PADA SMARTHPHONE ANDROID LUTHFI RAHMANDHANI; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.753 KB)

Abstract

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin macet. Oleh sebab itu pada tanggal 18 September 2009 diluncurkan Bus Rapid Transit (BRT) atau yang sering dikenal dengan Trans Semarang. Trans Semarang adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah, dan ber AC di seputar Kota Semarang. Trans Semarang merupakan salah satu bagian dari program penerapan Bus Rapit Transit (BRT) yang dicanangkan Departemen Perhubungan untuk meminimalisir permasalahan tersebut.Penelitian ini dilakukan untuk membuat persebaran shelter Trans Semarang yang ditampilkan di aplikasi mobile berbasis android menggunakan software Android Studio yang terintegrasi dengan Google Maps API dan Database PostgressSQL untuk pembuatan data halte dan koridor. Fungsi yang dimanfaatkan pada aplikasi ini adalah fungsi Location Based Service sehingga pengguna aplikasi dapat dengan mudah menemukan shelter terdekat dari lokasi pengguna untuk menuju lokasi shelter tersebut.Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi Trans Semarang yang dapat digunakan pada smartphone berbasis Android. Pada aplikasi ini berisi informasi mengenai persebaran shelter tiap koridor Trans Semarang, info shelter terdekat dari lokasi user dan informasi rute . Dengan aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan pengguna untuk beralih menggunakan transportasi umum sehingga dapat mengurangi tingkat kemacetan di Kota Semarang.
SURVEY DEFORMASI SESAR KALIGARANG DENGAN METODE PENGAMATAN GPS TAHUN 2016 Bobby Daneswara Indra Kusuma; Moehammad Awaluddin; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.707 KB)

Abstract

ABSTRAK Semarang terletak pada bagian utara Pulau Jawa memiliki kemungkinan terjadinya pergerakan lempeng tektonik, yaitu sesar. Salah satu sesar yang berada di Semarang adalah Sesar Kaligarang. Sesar Kaligarang adalah sesar yang telah ada sejak zaman tersier dan aktif kembali di zaman kuarter. Sesar Kaligarang terdapat pada lembah Sungai Kaligarang yang membelah wilayah Semarang pada arah hampir utara – selatan. Penentuan deformasi Sesar kaligarang dapat ditentukan dengan pengamatan secara berkala.Pengamatan deformasi Sesar Kaligarang dapat dilakukan dengan pengamatan GPS Dual Frequency. Perencanaan untuk pemasangan titik kontrol pengamatan dilakukan sesuai dengan bidang sesar. Perencanaan dan pemasangan titik pengamatan berdasarkan analisis mengenai geomorfologi dari Sesar Kaligarang untuk mengetahui segmen sesar yang aktif. Pemasangan titik kontrol pengamatan dipasang sesuai bidang pusat sesar yang aktif. Pengamatan pada titik kontrol dilakukan dengan metode statik, dan berlangsung selama 7-8 jam. Data pengamatan GPS diolah menggunakan software ilmiah yaitu GAMIT 10.6. Hasil pengolahan dari GAMIT 10.6 pada file GLOBK adalah koordinat kartesian 3D dan koordinat toposentrik yang masing – masing memiliki simpangan baku.Hasil pada penelitian ini adalah desain titik kontrol baru pengamatan GPS yang dipasang tegak lurus terhadap bidang pusat Sesar Kaligarang yang aktif. Jarak antara titik kontrol pengamatan sebesar 1-2 kilometer. Pengolahan data yang diikatkan terhadap stasiun IGS BAKO, COCO, DARW, GUAM, IISC dan PIMO menghasilkan rata-rata simpangan baku n = 0,004401 m; e = 0,004641 m; z = 0,004972 m.                                                                                   Kata Kunci : Sesar, Sesar Kaligarang, Jaringan Titik Kontrol, GPS, GAMIT 10.6 ABSTRACT Semarang City located in the northern of Java Island has the possibility of tectonic plate movement, for the example is fault. One of the faults in Semarang is Kaligarang Fault. Kaligarang Fault is a fault that has existed since the time of tertiary and active back in the days of the quarter. Kaligarang Fault located in Kaligarang River’s valley that divides the area of Semarang in the direction nearly north - south. Determining Kaligarang Fault deformation can be determined by periodic observation.Kaligarang Fault deformation can be observed with Dual Frequency GPS observations. Planning for the installation of the control point observations were made in accordance with the fault plane. Planning and installation of observation points based on the geomorphology analysis of Kaligarang Fault to reveal the segments of active faults. Setting-up the control points must be installed in accordance field observations about the center of active faults. Observations on the control point is done with static methods, and lasts for 7-8 hours. GPS observation data is processed using scientific software, which is GAMIT 10.6. The results of the processing from GAMIT 10.6 on GLOBK file is a 3D cartesian coordinates and toposentrik coordinate that each has a standard deviation.The results of this research is design of new control points GPS observations, that are mounted perpendicular to the center active plane of Kaligarang Fault. The distance between control point observation is 1-2 kilometers. Data processing is tied to the IGS station BAKO, COCO, DRAW, GUAM, IISC and PIMO produces an average standard deviation n = 0,004401 m; e = 0,004641 m; z = 0,004972 m. Keywords : Fault, Kaligarang Fault, Network Control Point, GPS, GAMIT 10.6
PEMODELAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN CLUSTER ANALYSIS (Studi Kasus: Kabupaten Boyolali) Nanda Dewi Arumsari; Arief Laila Nugraha; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.415 KB)

Abstract

ABSTRAK Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan global yang membutuhkan penanganan yang serius. Kecelakaan terjadi di berbagai tempat dengan waktu kejadian yang berbeda, hal ini menyebabkan sulitnya menentukan daerah mana yang memiliki tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas. Informasi mengenai daerah rawan kecelakaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan penegak hukum. Informasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengawasan maupun tindakan antisipasi khususnya bagi kepolisian. Pada penelitian ini dibuat suatu Sistem Informasi Geografis untuk melakukan analisa terhadap daerah yang rawan terjadi kecelakaan di wilayah Kabupaten Boyolali.Pemodelan daerah rawan kecelakaan berbasis Sistem Informasi Geografis dilakukan dengan software GIS. Metode yang digunakan adalah cluster analysis dimana dilakukan pengelompokkan untuk menentukan kerawanan suatu daerah serta menggunakan metode tumpang susun (overlay) berdasarkan hasil pengelompokan cluster yang telah terbentuk.Hasil penelitian menyatakan tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi  di ruas jalan Semarang – Solo yang melewati wilayah Kabupaten Boyolali. Selain itu tingkat kerawanan banyak terjadi di pusat – pusat kota Kecamatan di Kabupaten Boyolali. Wilayah kecamatan di bagian barat dan utara Kabupaten Boyolali relatif cukup aman akan kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari hasil validasi yang telah dilakukan tingkat kesesuain pemodelan daerah rawan kecelakaan yang telah terbentuk sebesar 67,44%. Kata Kunci  : cluster analysis, kecelakaan lalu lintas, SIG  ABSTRACT Traffic accidents are one of the global problems that require serious treatment. Accidents happen in different places with different time of incidents, so that difficult to determine the areas that have vulnerability of traffic accidents. Information of the accident-prone areas are needed by the public and law enforcement. Such information can be considered for surveillance and precaution, especially for the police. In this study a Geographic Information System is created to analyze the accident-prone areas in the district of Boyolali.Modeling of accident-prone areas based on Geographic Information System is performed with GIS software. This study use cluster analysis method which the grouping is done to determine the vulnerability of an area and overlaying method based on the result of cluster grouping that has formed.The study states the level of vulnerability of traffic accidents mostly occurred in the streets of Semarang – Solo that pass through Boyolali Regency. In addition the level of vulnerability happen in the downtown district in Boyolali Regency. District in western and northern of Boyolali Regency are relatively safe from traffic accidents. From the result of the validation, the suitability level of accident prone areas modeling that have been formed is 67.44%. Keywords: cluster analysis, GIS, traffic accident *) Penulis, Penanggungjawab
PEMBUATAN APLIKASI WEBGIS INFORMASI PARIWISATA DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA DI KABUPATEN KUDUS Andre Hermawan; Moehammad Awaluddin; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.846 KB)

Abstract

ABSTRAK Pariwisata mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya Tarik wisata yang cukup besar. Di Kabupaten Kudus sendiri mempunyai daya tarik yang tak dimiliki kota lain seperti adanya seni arsitektur rumah adat Kudus, produk bordir, gebyok Kudus dan terdapat 2 wisata religi yang berada di Menara Kudus dan Gunung Muria Kudus.       Penelitian ini berupa aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) tentang pariwisata berbasis web dengan wilayah penelitian di Kabupaten Kudus. WebGIS digunakan karena dalam penyampaian dan tampilan sistem informasi geografis lebih menarik serta mempresentasikan kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dibuat menggunkan struktur website HTML, bahasa pemrograman (javascript dan PHP), MySQL sebagai pembuat database, serta menggunakan peta dasar dari Google Map.Hasil penelitian ini berupa aplikasi WebGIS pariwisata di Kabupaten Kudus yang menggunakan Google Map API sebagai penyedia peta gratis yang diintegrasikan ke dalam web. Selain itu WebGIS pariwisata juga menyajikan persebaran dan informasi mengenai objek wisata  yang dilengkapi dengan restoran dan hotel sehingga memudahkan pengguna dalam pencarian.
PEMBUATAN APLIKASI PEMBELAJARAN HITUNGAN GEODESI BERBASIS WEB Muhammad Iqbal Akhsin; Moehammad Awaluddin; Andri Suprayogi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.857 KB)

Abstract

ABSTRAKIlmu Geodesi mempelajari mengenai pengukuran dipermukaan bumi, bentuk muka bumi sebagai geoid maupun ellipsoid serta berbagai macam jenis hitungan didalamnya. Sehingga mahasiswa ilmu Geodesi dituntut memiliki pemahaman yang mendalam mengenai berbagai macam jenis hitungan dasar. Umaryono sendiri berpendapat jika Geodesi merupakan salah satu cabang ilmu matematika terapan, sehingga selalu bersinggungan dengan berbagai macam jenis hitungan.Pada penelitian kali ini dirancang sebuah web yang memiliki fitur pembelajaran mengenai hitungan Geodesi yang dipelajari dalam mata kuliah Sistem Transformasi Koordinat, Proyeksi Peta dan Hitungan Proyeksi Geodesi. Beberapa hitungan yang dicantumkan dalam Web yakni konversi koordinat Geodetik - Geosentrik, Geodetik - UTM/TM3/TM serta hitungan penentuan posisi metode Gauss Mid Latitude dan Vincenty. Penyusunan berbasis web menggunakan bahasa PHP dan HTML.Aplikasi pembelajaran dan hitungan geodesi merupakan hitungan dan penjelasan tahapan hitungan disusun dengan menggunakan PHP dan HTML. Data hasil hitungan program penulis dibandingkan dengan hasil hitungan program Adjust memiliki selisih untuk hasil N (Northing) konversi Geodetik ke UTM/TM3/TM sebesar 0 – 0,0012 m dari 00 – 900 LU/LS dan selisih sebesar 0,02” untuk hasil reverse azimuth metode direct Gauss Mid Latitude dengan hitungan excel dan hasil selebihnya adalah sama. Nilai hasil dari hitungan dan proses hitungan ditampilkan di dua kolom  dalam satu halaman setelah data input dimasukkan. Tampilan mudah dipahami dan dimengerti dibuktikan dengan respon dua tahap hasil kuesioner dengan nilai tanggapan positif sebesar 96,55 % dan 97,92 %. Kata Kunci : Berbasis web, Hitungan Geodesi, HTML, Ilmu Geodesi, PHP ABSTRACTGeodetic Sciences study on the measurement of the earth's surface, the shape of the earth as geoid and ellipsoid and various types of problems in it. So that students of Geodesy science are required to have a deep understanding of various types of basic calculations. Umaryono himself thought if Geodesy is one branch of applied mathematics, so it is always in contact with a variety of counts.This final report designs a website which has features learning about Geodesy formula in subjects Coordinate Conversion System, Map Projection and Count Projections Geodesy. Some count included in the site geodetic coordinate conversion - geocentric, geodetic - UTM / TM3 / TM as well as a matter of positioning methods Gauss Mid Latitude and Vincenty. Program is web-based using PHP and HTMLApplication is a count and a step explanations prepared using PHP and HTML. The results compared with results of the program Adjust have a difference 0 – 0,0012 m for geodetic conversion to UTM / TM3 / TM and a difference of 0.02" for the results of reverse azimuth direct method Gauss Mid Latitude with a count of excel and the remaining results is the same. The results of the application is displayed in two columns on a page after the data input is entered. View is easy to understand and accept a two-stage response evidenced by results of a questionnaire with a positive feedback score of 96.55% and 97.92%. Keywords : Geodesy Formula,Geodesy Science, HTML,  PHP,  Web-based*)  Penulis, Penanggungjawab
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Adnan Khairi Afriyanto Afriyanto Aisyah Arifin Aisyah Arifin Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri Alfian Budi Prasetya Alfien Rahmenda Ali Amirrudin Ahmad Amal Fathullah, Amal Amri Perdana Ginting Ana Rosida Andika Malik Andika Rizal Bahlefi Andre Hermawan Andri Suprayogi Anggi Tiarasani Anisa Rachmawati, Anisa ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arintia Eka Ningsih Ario Damar Wicaksono Armenda Bagas Ramadhony Aruma Hartri Aufan Niam Aulia Fikki Wicaksono Aysha Puspa Pertiwi Ayu Nur Safi'i Bambang Darmo Y Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bhekti Hapsari Bilqis, Ramadhani Sarah Alicya Bobby Daneswara Indra Kusuma Brinton Patuan Sitorus Budi Prayitno Cindy Puspita Sari Damar Ismoyo Danang Budi Susetyo Desita Khrisna Putri, Dewa, Kusuma Hangga Dewi Shinta Septifany Dian Rizqi Ari Wibowo Dimas Bagus Dina Wahyuningsih Dwi Arini Dzaki Adzhan Ega Gumilar Hafiz Enersia Ihda K. U Extiana, Kiky Fadhilla Shara Denafiar Fajar Dwi Hernawan Fanni Kurniawan Fanny Rachmawati Fathan Aulia Fauzi Iskandar Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fauzi Janu Ammarohman Febrian Pramana Putra Fetra Kristina Harianja Gina Andriyani Habib Azka Ramadhani Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Handayani Nur Arifiyanti Haniah Haniah Hani’ah Hani’ah Haris Yusron Hayuningsih, Dwi Mastuti Heri Gusfarienza Heri Setiawan Ika Nurdianasari Ikhlasul Amal Ahyani Indra Laksana Irfan Tri Anggoro irwan meilano Johan Wisma Anggoro Joko Wibowo Juwita Widya Qur’ani Khairuddin Khairuddin Khofifatul Azizah Khofifatul Azizah Kiky Extiana Kindy Ibrahim Hari Kurniawan Adi Widiyanto L. M. Sabri Labib, Muhammad Faishal Laode M Sabri LAURENTIUS IMMANUEL YUDIT PRABOWO LM. Sabri Lolita, Diaz Amel Lorenzia Anggi Ramayanti Lufti Rangga Saputra LUKMAN MAULANA ABDILLAH Lutfi Eka Rahmawan Lutgar Sudiyanto Sitohang LUTHFI RAHMANDHANI Mahmudi, Fakhry Nur Maulana Eras Rahadi Meita Arddinatarta Moh Kun Fariqul Haqqi Mohammad Afif MOHAMMAD YUSUP LUTFI Much. Jibriel Sajagat, Much. Jibriel Muhamad Arif Debalano Muhamad Nurman Cholid Muhammad Bagus Salim Muhammad Danny Rahman Muhammad Hudayawan Nur L Muhammad Iqbal Akhsin Muhammad Maulana mahardika Amfa Muhammad Rifqi Andikasani Nanda Dewi Arumsari Nasytha Nur Farah Nella Wakhidatus Nina Ratnaningrum NOVAYA NURUL BASYIROH Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Lail, Muhammad Hudayawan Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nurmalasari, Cici Nurnaning Aisyah Pardjono, P. Prya Adhi Surya Nugraha Putri, Alifa Salsabilla Rachmawati, Ekha Ramdhan Thoriq Setyabudi Renaud Saputra Purba Resi Diansismita Reza Nur Hidayat Rico Waskito Putro Rifki Purnama Aji Rifqi, Muhammad Alifian Risa Ayu Miftahul Rizky Riyadi, Elnatan Vieno Rizky Saputra Rofi'i, Nur Izha Jannah Roy Kasfari Sabri, Laode M. Safii, Ayu Nur Safira Devi Kirana Sandy Yudistira Mahardika, Sandy Yudistira Sarmedis Anrico Situmorang Satrio Wicaksono Satrio Wicaksono Sawitri Subiyanto Septian Dewi Cahyani Septiawan Setio Hutomo Setiaji Nanang Handriyanto Sigit Irfantoro Siregar, Afifah Zafirah Siti Fathimah Soraya Rizky Puspitasari Sri Widiyantoro Sry Suando Sinaga Susilo Susilo Sutomo Kahar Syachril Warasambi Mispaki Tiara Toyyibatul Arofah Tristika Putri Wahyu Entriana Kumala Dewi Wahyu Nur Rohim Wahyuddin, Yasser Wakhidatus, Nella Wibowo, Sidik Tri Wildan Ryan Irfana Yolanda Adya Puspita Yudo Prasetyo