Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS DEFORESTASI HUTAN DI PROVINSI JAMBI MENGGUNAKAN METODE PENGINDERAAN JAUH ( Studi Kasus Kabupaten Muaro Jambi ) Cindy Puspita Sari; Sawitri Subiyanto; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.896 KB)

Abstract

AbstrakProvinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di pulau Sumatera yang memiliki wilayah hutan yang cukup luas dan dijadikan sebagai penyumbang oksigen di permukaan bumi. Namun banyaknya penebangan liar, kebakaran hutan, dan perluasan wilayah perkebunan maupun pemukiman menyebabkan terjadinya penurunan luas kawasan hutan atau yang disebut dengan deforestasi.Deforestasi yang ada di Provinsi Jambi  paling parah terjadi di Kabupaten Muaro Jambi. Di Kabupaten ini terdapat kawasan hutan Produksi dan kawasanj hutan lindung yang juga mengalami deforestasi bertahap setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan wilayah hutan dan membuat pemerintah daerah mengeluarkan moratorium untuk melindungi kawasan hutan yang masih utuh. Oleh sebab itu dibutuhkan informasi penurunan hutan pada setiap tahunnya.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan lahan dan penurunan kawasan hutan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Metode yang digunakan adalah interpretasi citra menggunakan Software Arcgis 9.3 dan untuk mengetahui vegetasi yang ada digunakan metode NDVI dengan menggunakan software Er-Mapper 7.0.Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah deforestasi yang terjadi di kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar 9.6% atau sebesar 14.218,615 Ha dan terjadi di kecamatan Jambi Luar Kota, Bahar Selatan, Kumpeh, Kumpeh Ulu, Muaro Sebo, Taman Barjo, dan Sekernan. Kata kunci: Deforestasi, Wilayah Hutan, Ndvi, dan Interpretasi Citra AbstractJambi province is a province on Sumatra island that has a fairly extensive forest area and contributory as oxygen in the Earth's surface. But the number of illegal logging, forest fires and the expansion of plantation areas and settlements led to the decline of forest area or called with deforestationDeforestation in Jambi province's most severe case in Muaro Jambi Regency. In the County there are Production forest area and the kawasanj protected forest which also experienced a gradual deforestation every year. This led to the occurrence of change of forest area and make local governments issued a moratorium to protect forested areas that are still intact. Therefore, it needs information on forest loss every yearThe results obtained from the research is the deforestation that occurs in Muaro Jambi Regency from 2005 to 2013 is equal to 9.6% or  14.218,615 Ha and happened  in district outside the city of Jambi, South Bahar, Kumpeh, Kumpeh Ulu, Muaro Sebo, Taman Barjo and Sekernan.This research was conducted to find out the changes of land use and a decrease in forest area in Muaro Jambi Regency. The method used is the interpretation of the image using the Arcgis 9.3 Software and to know there are used methods of vegetation NDVI using Er-Mapper software 7.0.*) Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS PERSEBARAN DAN KEBUTUHAN TEMPAT IBADAH BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus: 4 Kelurahan di Kecamatan Banyumanik) NOVAYA NURUL BASYIROH; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.424 KB)

Abstract

Tempat ibadah merupakan sarana keagamaan yang penting bagi pemeluk agama di suatu tempat. Dengan begitu kebutuhan akan informasi tempat ibadah tentu sangat diperlukan oleh masyarakat. Hal ini berlaku juga untuk mengetahui persebaran dan kebutuhan tempat ibadah di Kota Semarang khususnya Kecamatan Banyumanik.Penelitian ini memanfaatkan data koordinat yang didapat dari survei lapangan dengan menggunakan GPS handheld, dan data jumlah tempat ibadah dari Badan Pusat Statistik. Langkah selanjutnya membuat peta persebaran lokasi tempat ibadah dengan menggunakan software SIG yaitu ArcGIS. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan buffering. Buffering dengan radius 300m untuk menganalisis angkauan pengeras masjid. Kemudian, buffering berdasarkan tempat ibadah berdasarkan kapasitas tempat ibadah terhadap jumlah pemeluk agama.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang, terdapat 57 titik tempat ibadah di  4 kelurahan di Kecamatan Banyumanik, namun dalam hasil observasi yang  dilakukan pada 4 kelurahan terdapat 61 titik tempat ibadah. Pada buffer pengeras suara masjid yang dilakukan dengan radius 300m di 4 kelurahan area yang tidak terbuffer seluas 1307348,397m2 dari keseluruhan luas 4 kelurahan 7546383,690 m2. Jangkauan  tempat ibadah di kelurahan padangsari yaitu masjid 90,4364 Ha, Gereja kristen 72,6735 Ha, Gereja Katholik 43,0705 Ha. Tempat ibadah di kelurahan srondol Wetan memiliki jangkauan masjid 175,0284 Ha, Gereja Kristen 106,4047. Tempat ibadah di Kelurahan Pedalangan memiliki jangkauan masjid 144,7114 Ha, Gereja Kristen 80, 9681Ha dan Gereja Katholik 34,5035 Ha. Sedangkan jangkauan tempat ibadah di kelurahan Sumurboto masjid 130,4098, Gereja Kristen 152,4710 Ha.
PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ANALYSIS (STUDI KASUS : KECAMATAN BANYUMANIK DAN TEMBALANG) ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.464 KB)

Abstract

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan di kota besar di Indonesia. Sulit untuk mengetahui daerah yang memiliki tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas tinggi, karena kecelakaan lalu lintas bisa terjadi di tempat dan waktu yang berbeda. Untuk mengatasi masalah kecelakaan lalu lintas, dibutuhkan upaya pencegahaan maupun penanganan. Pada penelitian ini akan dibuat suatu analisis terhadap daerah rawan kecelakaan di Kota Semarang dengan Sistem Informasi Geografis. Metode yang digunakan untuk memetakan daerah rawan kecelakaan adalah Cluster Analsysis menggunakan Algoritma K-Means dan Fuzzy C-Means. Dalam metode K-Means, tingkat kemiripan anggota diukur dengan kedekatan objek terhadap nilai rata-rata pada cluster. Sedangkan dalam Fuzzy C-Means, pengklasteran data ditentukan oleh tingkat derajat keanggotaan. Hasil pengelompokkan cluster dari kedua algoritma tersebut ditumpang susunkan , kemudian divisualisasikan dengan perangkat lunak SIG. Dari penelitian ini didapatkan 249 kejadian kecelakaan yang tersebar di 33 ruas jalan Kecamatan Banyumanik dan Tembalang. Tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas paling tinggi untuk Kecamatan Banyumanik berada di ruas jalan Perintis Kemerdekaan, sedangkan Kecamatan Tembalang berada di ruas jalan Kedungmundu Raya. Dari Fuzzy C-Means Clustering dihasilkan 10 segmen jalan kategori rawan dan 18 segmen jalan kategori cukup rawan dengan tingkat kesesuaian sebesar 69,697%, dan dari K-Means Clustering dihasilkan 39 titik pusat rawan kecelakaan dengan rata-rata jarak titik kejadian kecelakaan ke titik pusat cluster sebesar 51,539 meter.
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT KABUPATEN JEPARA Meita Arddinatarta; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.322 KB)

Abstract

ABSTRAK Memasuki era otonomi daerah, pasal 18 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, yang diperbarui dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 pasal 27, menyatakan bahwa daerah yang memiliki wilayah laut diberi kewenangan untuk mengelola wilayah lautnya. Ketentuan penetapan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut daerah telah diatur dalam Permendagri No. 76 Tahun 2012. Garis batas pengelolaan wilayah laut ditentukan dari titik-titik dasar yang sudah ditetapkan di darat yaitu pada garis pantainya. Padahal posisi garis pantai rentan sekali mengalami perubahan, baik karena abrasi, akresi, maupun karena pengaruh dinamika air laut. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian mengenai pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut daerah.Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan batas pengelolaan wilayah laut Kabupaten Jepara dengan menggunakan metode kartometrik di atas peta LLN dan citra satelit Landsat yang diamati secara time series. Penarikan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan dengan prinsip sama jarak (equidistance) untuk pantai berdampingan.Dari hasil pengamatan citra Landsat tahun 2000 dan 2015, terjadi perubahan garis pantai di wilayah perbatasan Kabupaten Jepara karena adanya proses abrasi dan akresi. Perubahan garis pantai ini mempengaruhi pergeseran batas yang terjadi, dilihat dari perubahan letak garis batas klaim 4  mil laut, garis batas yang terbentuk dari equidistance line, dan luasan wilayahnya. Dalam kurun waktu kurang lebih 15 tahun, sampel luas area pengelolaan wilayah laut Kabupaten Jepara bertambah seluas 643,262 Ha, dan wilayah Kepulauan Karimun Jawa sebesar 212,591 Ha. Sedangkan Kabupaten Demak mengalami penyusutan seluas 1.206,807 Ha, dan Kabupaten Pati mengalami penyusutan seluas 56,189 Ha.Kata Kunci : Batas Pengelolaan Wilayah Laut, Citra Satelit Landsat, Garis Ekuidistan, Garis Pantai, Kartometrik  ABSTRACT Entering the era of regional autonomy, article 18 of Law No. 32 of 2004 on Local Government as amended by article 27 of Law No. 23 of 2014 on Local Government, states that region having a sea area, authorized to manage its territory. Provisions establishing and affirmation of boundary sea area has been regulated by Regulation of Ministry of Home Affairs No. 76 of 2012 on Guidelines for the Affirmation on Regional Boundary. Boundary line of sea area authority determined by basic points set on the land that is on its coastline. Even though, position of coastline is susceptible to change either due to abrasion, accretion, as well as due to the dynamic of sea level effects. Therefore, study for coastline changes effect against regional sea area authority is needed.This study aimed to determine the boundary sea area of Jepara Regency using cartometric method on LLN map and Landsat Image observed in time series. The boundaries of sea area authority have been drawn using equidistance principle for adjacent coast.According to the result of Landsat image observation from 2000 to 2015 showing that coastline is changed in Jepara Regency territory due to either abrasion or accretion processes. These changed coastline effect on layout boundary shifting, as seen from change of boundary line position of 4 nautical miles, the boundary line formed from the equidistance line and total area of its territory. As a result, in the past 15 years, the total area of Jepara Regency sea area grows 643.262 Ha and Karimun Islands grows 212.591 Ha. While Demak shrinking area of 1,206.807 Ha, and Pati Regency shrinking area of 56.189 Ha.Keyword : Boundary Sea Area, Cartometric, Coastline, Equidistance line, Landsat Image  *) Penulis, Penanggung jawab
STUDI PERUBAHAN NILAI TANAH DAN PENGGUNAAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN GENANGAN BANJIR ROB DI KECAMATAN SEMARANG UTARA Fanni Kurniawan; Arief Laila Nugraha; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.153 KB)

Abstract

North Semarang sub-district has a topography with a slope of 0-2%. The lower area of sea surface will be flooded if the sea surface keep increase with landsubsidence, and also caused by optimallyzation landuse around the coastal area.This research using some secondary data. From the process of merging spotheight with the landsubsidence value every year and then classified by the highest tides, the average of sea level and the lowest tides so obtained the form of tidal inudation area. The fix tidal inudation area model will be overlay with the map of landuse and the land value of North Semarang sub-district. The method used is analysis data based on Geographic Information System with seeing the real condition of the field.The research result shows that the safe area has decrease by 35,5 acres within a period of 7 years. It caused by land use changes such as increase of industry area by 45,3 acres within a period of 5 years. The selling price of land in subcript tidal inudation area such as Tanjung Mas village has increased by Rp. 28.000,00 with AD ground code within a period of 5 years whereas the safe area with AD ground code such as Plombokan village has increased by Rp. 559.000,00 within a period of 5 years.Keywords : tidal inundation, land value, Geographic Information System, landuse
KAJIAN SEBARAN DAN POTENSI MINIMARKET BERBASIS SIG ( Studi Kasus : Kota Semarang ) Febrian Pramana Putra; Moehammad Awaluddin; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.961 KB)

Abstract

AbstrakPertumbuhan minimarket kini semakin tak terkendali, begitu banyak gerai toko minimarket baru yang dibuka pada tiap tahunnya. Banyak pemerintah kabupaten / kota cenderung mengobral ijin pendirian minimarket yang kini menjamur di pelosok desa. Walaupun Kota Semarang sudah memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang pasar modern, namun pelaksanaannya masih membutuhkan pengawasan baik dari masyarakat sendiri. Pengawasan dilakukan untuk mendukung peraturan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang.Pada penelitian ini memanfaatkan data koordinat yang didapat dari survey lapangan dengan menggunakan GPS handheld. Langkah selanjutnya adalah membuat peta persebaran minimarket dengan menggunakan software SIG. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah buffer dan clip.Penelitian tugas akhir ini menghasilkan sebuah peta persebaran minimarket yang mengacu pada peraturan pemerintah Kota Semarang, yang diharapkan dapat membantu pemerintah Kota Semarang dalam mengontrol pertumbuhan minimarket dan dapat menjadi pertimbangan pemerintah Kota Semarang dalam  memberikan ijin terhadap pembangunan minimarket baru.. Kata Kunci : Minimarket, Buffer, GPS, SIG AbstractNowadays, the growth of minimarket is going to uncontrolled. There are many new outlet stores build every year. Many regency governments tend to ease construction license which are at present scattered until rustic villages. Even though, Semarang city has owned local regulation that control about modern market, nevertheless, it still needs people’s good control for the implementation. The supervision is used to support the regulation that did by Semarang’s City Government.This research is use coordinate data that collected from field survey by using handheld GPS. Next step is draw minimarket spread map applied by GIS software. Whereas, the method that used in this research is buffer and clip.The Final research task’s result is a minimarket’s spread map that appropriate with local regulation of Semarang city, in which hopefully could accommodate Semarang’s government to control the growth of the minimarket. Moreover, it could be a consideration to Semarang’s government to provide the license for builds new minimarket. Key words : Minimarket, Buffer, GPS, SIG
PEMBUATAN APLIKASI SEBARAN LOKASI KOS BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN GOOGLE MAP API (Studi Kasus: Area Kampus Universitas Diponegoro) Alfien Rahmenda; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.929 KB)

Abstract

ABSTRAK Tempat Kos merupakan sarana tempat tinggal yang sangat penting bagi  mahasiswa pendatang atau perantau yang berasal dari lain kota, provinsi maupun negara. Tempat kos selama ini di cari oleh mahasiswa dengan cara manual yaitu bertanya kepada beberapa orang di sekitar. Di area kampus Universitas Diponegoro Semarang data mengenai tempat indekost belum tersimpan dengan baik, kalau pun ada itu masih belum terkini serta belum berbentuk pelayanan umum, dengan memanfaatkan sistem informasi geografis berbasis web atau yang biasa disebut WebGIS ini mahasiswa dapat mengetahui informasi mengenai kos.Untuk mengetahui informasi mengenai tempat kos di sekitar kampus Universitas Diponegoro, diperlukan  data spasial berupa koordinat lokasi tempat kos serta data non spasial yang berisi informasi mengenai tempat kos seperti nama kos, alamat, jumlah kamar, serta fasilitas-fasilitas yang di sediakan oleh pemilik tempat kos, kemudian dalam pembuatannya website ini  menggunakan struktur website HTML, bahasa pemrograman (Javascript, dan PHP), MySQL sebagai pembuat database, serta menggunakan peta dasar Google Map.             Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi WebGIS  yang berisi data informasi tempat kos serta website dengan alamat tembalangkost.com yang berisi fitur-fitur berupa daftar kos beserta informasinya, fitur pencarian kos, fitur peta kos dan jalur navigasi menuju tempat kos dan fitur download peta persebaran kos yang telah di integrasi dengan Google Map API sehingga dapat dilihat oleh semua orang. Setelah dilakukan pengujian usability pada web tersebut, didapatkan hasil untuk komponen efektivitas sebesar 3,25, komponen kemudahan pengguna sebesar 3,415, dan komponen kepuasan pengguna 3,386 dari rentang skala 1-5 sehingga mendapatkan kriteria “cukup baik” Kata Kunci : Webgis, Tempat Kos, Universitas Diponegoro. ABSTRACTAeria of t   Boarding house is a place to stay which is very important for student who come from outside cities, provinces,or countries. So far, students looked for boarding house using manual method by asking some people around. At Universitas Diponegoro campus area, data about boarding house location still not yet stored properly, even if the data is present, the data is not updated properly and also not available for public, using the web-based geographic information system commonly stated as WebGIS, students can get information about boarding houses.                    To find information about a boarding houses around Universitas Diponegoro campus area, spatial data such as boarding house location coordinates, and non-spatial data that contains information about a boarding house such as boarding house name, address, number of rooms, and facilities that are provided by the owner of a boarding house, then in the making of this website, using HTML website structure, programming languages (Javascript, and PHP), MySQL as the database maker, as well as using the base map of Google map.                    Results from this study is a WebGIS application that contains the data information as well as a boarding house with the address tembalangkost.com website that contains features such as rooming list and their information, the search feature kos, kos map features and navigation path towards boarding and download features spread map kos which has been in integration with Google Map API so it can be seen by everyone. After testing the usability on the web, the result for the effectiveness of the components of 3,25, a component of the user ease of 3,415 and 3,386 user satisfaction component of the scale range 1-5 so to get the criteria of "good enough" Keywords :  WebGIS, Boarding Houses, Diponegoro University
ANALISIS KETERTIBAN TATA LETAK BANGUNAN TERHADAP SEMPADAN SUNGAI DI SUNGAI BANJIR KANAL TIMUR KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Sepanjang Banjir Kanal Timur dari Muara Sampai Jembatan Brigjend Sudiarto (STA 0-STA 7)) Enersia Ihda K. U; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.043 KB)

Abstract

ABSTRAK   Sumber daya air merupakan nikmat Allah SWT yang tidak ternilai harganya. Untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan masayarakat akan air, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Sebagai pelaksanaan dari UU nomor 7 tahun 2004, Pemerintah Daerah telah mengeluarkan Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2004 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota yang di dalamnya termasuk mengatur mengenai ruang sungai, pengelolaan sungai, perizinan, sistem informasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sempadan Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) di Kaligawe, merupakan lahan potensial ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan melalui perencanaan berkelanjutan agar tercapai kemanfaatan, baik dari segi lingkungan, sosial dan ekonomi. Ketertiban tata letak bangunan terhadap sempadan sungai merupakan suatu proses penilaian tata letak bangunan yang sesuai/tidak sesuai dengan peraturan daerah yang diatur dengan jarak yang telah ditentukan dengan Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2004 yang meliputi garis sempadan muka bangunan terhadap sempadan sungai. Pekerjaan analisis ini menggunakan metode SIG dan membandingkan hasil dari pengolahan Citra Quickbird  dengan software ArcGIS 10 dan Global Mapper 15 yang nantinya akan diuji ketelitiannya di lapangan dengan alat GPS Hiper II metode RTK dan pengukuran dengan meteran. Hasil penelitian ini menghasilkan peta informasi bidang bangunan permanen maupun non permanen yang tidak sesuai garis sempadan sungai  dengan mengacu pada Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2004. Jadi setelah tahap pemetaan dan analisis selesai, hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan untuk instansi pemerintah terkait dan masyarakat sekitar untuk memperhatikan tata ruang sungai, mengingat pentingnya kemanfaatan sempadan sungai yang berdampak positif maupun negatif bagi aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan aspek hukum yang harus dikaji ulang. Kata Kunci: Citra Satelit, Banjir Kanal Timur, Garis Sempadan Sungai ABSTRACTWater resources is the favor of Allah SWT that is priceless. All living creatures on the face of the earth need it as a source of life. To maintain a balance between the availability of water resources and community needs for water, the Government has issued Law No. 7 of 2004 on Water Resources. As the implementation of Law No. 7 of 2004, local governments have issued legislation Semarang 10, 2004 About the Detailed Spatial Plan City which includes regulating the river space, river management, licensing, information systems, and community empowerment. Border Banjir Kanal Timur (BKT) in Kaligawe is a potential area of open space which can be utilized for activities through sustainable planning in order to achieve benefit, both in terms of environmental, social and economic. Order the layout of buildings on river banks is a process for building layout suitable or not in accordance with local regulations governed by a predetermined distance with Semarang City Regulation No.10 of 2004 which includes the demarcation line of the border river façade. This analysis work using GIS methods and comparing the results of the processing of Quickbird Imagery with ArcGIS software Global Mapper 10 and 15 which will be tested in the field by means of its accuracy GPS RTK Hiper II methods and measurements with the meter. Results of this study resulted in a map information fields of permanent and non-permanent buildings that do not conform to the river border line refers to the Semarang City Regulation No.10 of 2004. So after mapping and analysis phase is completed, the results can be used as information and consideration to relevant government agencies and the surrounding community to pay attention to the spatial streams, given the importance of the river border expediency positive or negative impact for the social, economic, environmental, and legal aspects should be reexamined.                 Keywords: Satellite Imagery, East Flood Canal, Line Border Rivers *) Penulis PenanggungJawab
PENENTUAN ZENITH TROPOSPHERIC DELAY DAN PRECIPITABLE WATER VAPOR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GAMIT Heri Gusfarienza; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin; Susilo Susilo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2232.477 KB)

Abstract

Abstrak Sinyal - sinyal dari setiap satelit Global Positioning System (GPS) yang mengorbit diatas permukaan bumi akan diterima oleh alat penerima dengan sebelumnya melalui lapisan atmosfer. Sinyal yang berupa gelombang elektromagnetik akan mengalami hambatan terbesar di lapisan ionosfer dan troposfer. Besarnya penyimpangan jarak akibat perlambatan waktu tempuh sinyal saat melewati lapisan troposfer umumnya disebut delay troposfer. Besaran ini juga dapat diekstraksi menjadikandungan uap air menggunakan data meteorologi permukaan.Dalam penelitian tugas akhir ini,dilakukan penentuan delay troposfer dan kandungan uap air menggunakan perangkat lunak ilmiah GAMIT dimulai pada doy 090 sampai 096 pada tahun 2014. Dengan memanfaatkan 10 titik pengamatan GPS CORS Badan Informasi Geospasial di Bantul, Cilacap, Kebumen, Magelang, Purbalingga, Pekalongan, Purwodadi, Semarang, Solo, dan Tegal. Serta diikatkan di 4 titik ikat IGS, diantaranya: Stasiun ALIC, COCO, NTUS, dan PIMO. Penelitian tugas akhir ini menghasilkan nilai variasi temporal delay troposfer di titik pengamatan berkisar antara 2446.2 - 2754.5 mm dan nilai variasi temporal kandungan uap air berkisar antara 38.81 - 64.46 mm. Adapun hasil validasi antara data ZPD di Stasiun IGS dengan ZTD hasil pengolahan diperoleh rerata RMS error 5.599 mm dengan korelasi 97.73% untuk project spza, 5.425 mm dengan korelasi 97.86% untuk project spzb, dan 10.462 mm dengan korelasi 92,99% untuk project spzc. Kata Kunci: Delay Troposfer; GAMIT; GPS; Kandungan Uap Air Abstract The signals from each Global Positioning System (GPS) satellites that  orbiting above the earth's surface will be received by a receiver through the layers of atmosphere. The signal that in electromagnetic waves form will experience the biggest obstacle in ionosphere and troposphere. The amount of deviation due to a slowdown in signal’s travel time as it passes through the troposphere called tropospheric delay. This measurement can also be extracted into precipitable water vapour by using the surface meteorological data. This study was conducted to determine the zenith tropospheric delay and precipitable water vapour using scientific software GAMIT starts from doy 090 to 096 in 2014. By utilizing 10 GPS CORS observation points owned by Badan Informasi Geospasial in Bantul, Cilacap, Kebumen, Magelang, Purbalingga, Pekalongan, Purwodadi, Semarang, Solo, and Tegal. It also connected to 4 area points of IGS, that are: ALIC, COCO, NTUS, and PIMO Station. This research produces the value of temporal variation in zenith tropospheric delay observation point ranges between 2446.2 - 2754.5 mm and the value of temporal variation of precipitable water vapor ranges between 38.81 - 64.46 mm. The validation results between the ZPD data in IGS Station and the ZTD that was processed by GAMIT is 5.599 mm of RMS error average with a 97.73% of correlation for the spza project, 5.425 mm with a 97.86% of correlation for the spzb project, and 10.462 mm with a 92.99% of correlation for the spzc project. Keywords:GAMIT; GPS; Precipitable Water Vapor; Zenith Tropospheric Delay    *) Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS LAJU PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN METODE NET SHORELINE MOVEMENT (NSM) DENGAN ADD-IN DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM (DSAS) (STUDI KASUS : PESISIR BARAT KABUPATEN PANDEGLANG) Ario Damar Wicaksono; Moehammad Awaluddin; Nurhadi Bashit
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.702 KB)

Abstract

ABSTRAKPerubahan garis pantai merupakan suatu permasalahan yang ada di Kabupaten pandeglang sehingga menjadi perhatian pemerintah, karena sebagai salah satu daerah berkembang akibat wisata alam pantai. Oleh karena itu, pemantauan perubahan garis pantai di pesisir kabupaten pandeglang diperlukan untuk melihat perubahan garis pantai yang terjadi. Hal tersebut mendorong peneliti untuk membuat penelitian tentang pemantauan laju perubahan garis pantai yang ada di empat kecamatan Kabupaten Pandeglang antara lain Kecamatan Labuan, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Panimbang dan membuat peta tutupan lahan untuk melihat perubahan dari tutupan lahan disekitar pantai berdasarkan perubahan garis pantai yang terjadi.Penelitian ini menggunakan citra satelit landsat 5 dan landsat 8 yang menerapkan algoritma BILKO untuk tahapan ekstraksi garis pantainya. Laju perubahan garis pantai menggunakan add-ins DSAS dengan metode Net Shoreline Movement sehingga terlihat laju perubahan garis pantai dari tahun 2011, 2015 dan 2019 serta menggunakan perangkat lunak eCognition Developer untuk melihat perubahan tutupan lahan pada tahun 2011, 2015 dan 2019 dengan metode segmentasi dan klasifikasi terbimbing.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah laju perubahan garis pantai tahun 2011, 2015 dan tahun 2019 terjadi perubahan yang didominasi oleh akresi dari pengolahan dengan metode Net Shoreline Movement terjadi akresi yang terjadi mencapai jarak 314,5 meter sedangkan abrasi yang terjauh sebesar -30,3 meter. Lokasi serta nilai abrasi dan akresi maksimum tersebar di 2 titik pada garis pantai setiap kecamatan. Tutupan lahan pada tahun 2011, 2015 dan 2019 mengalami perubahan akibat adanya perubahan garis pantai. Lahan yang berubah didominasi oleh perubahan vegetasi yang berubah menjadi lahan terbuka. Berkurangnya presentasi vegetasi sebanyak 22,16% telah berubah menjadi lahan terbuka yang bertambah persentasenya sebanyak 25,33%.Kata kunci : Abrasi, Akresi, Garis Pantai, Tutupan Lahan, DSAS. ABSTRACTThe problem of coastline changes in Pandeglang Regency has become the government's attention, because as one of the developing regions due to its natural beach tourism. Because of that is necessary to monitor the coastline changes on the coast of Pandeglang Regency. This prompted researchers to conduct research on monitoring the rate of changes in coastlines in four districts of Pandeglang Regency including Labuan District, Pagelaran District, Sukaresmi District and Panimbang District and create a map of land cover to see changes in land cover based on coastline changes that occurred.This research uses Landsat 5 and Landsat 8 satellite imagery applied by BILKO algorithm for its coastline extraction stages, using DSAS add-ins with the Net Shoreline Movement method to see shoreline change rates from 2011, 2015 and 2019 and using eCognition Developer software for seeing changes in land cover in 2011, 2015 and 2019 with segmentation and supervised classification.The results obtained from this research are the rate of shoreline changes in 2011, 2015 and 2019 there was a change that was dominated by accretion from processing with the Net Shoreline Movement method. Accretion occurred at a distance of 314.5 meters while the furthest abrasion was -30.3 meters . Location and maximum abrasion and accretion values are spread in two points on the coastline of each district. Land cover in 2011, 2015 and 2019 has changed by having a random change in value. Changing land is dominated by changes in vegetation that turn into open land. The decrease in vegetation presentation by 22.16% has turned into open land which has increased by 25.33%. Keywords : Abrasion, Accretion, Shorelines, Land Cover, DSAS.        
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Adnan Khairi Afriyanto Afriyanto Aisyah Arifin Aisyah Arifin Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri Alfian Budi Prasetya Alfien Rahmenda Ali Amirrudin Ahmad Amal Fathullah, Amal Amri Perdana Ginting Ana Rosida Andika Malik Andika Rizal Bahlefi Andre Hermawan Andri Suprayogi Anggi Tiarasani Anisa Rachmawati, Anisa ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arintia Eka Ningsih Ario Damar Wicaksono Armenda Bagas Ramadhony Aruma Hartri Aufan Niam Aulia Fikki Wicaksono Aysha Puspa Pertiwi Ayu Nur Safi'i Bambang Darmo Y Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bhekti Hapsari Bilqis, Ramadhani Sarah Alicya Bobby Daneswara Indra Kusuma Brinton Patuan Sitorus Budi Prayitno Cindy Puspita Sari Damar Ismoyo Danang Budi Susetyo Desita Khrisna Putri, Dewa, Kusuma Hangga Dewi Shinta Septifany Dian Rizqi Ari Wibowo Dimas Bagus Dina Wahyuningsih Dwi Arini Dzaki Adzhan Ega Gumilar Hafiz Enersia Ihda K. U Extiana, Kiky Fadhilla Shara Denafiar Fajar Dwi Hernawan Fanni Kurniawan Fanny Rachmawati Fathan Aulia Fauzi Iskandar Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fauzi Janu Ammarohman Febrian Pramana Putra Fetra Kristina Harianja Gina Andriyani Habib Azka Ramadhani Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Handayani Nur Arifiyanti Haniah Haniah Hani’ah Hani’ah Haris Yusron Hayuningsih, Dwi Mastuti Heri Gusfarienza Heri Setiawan Ika Nurdianasari Ikhlasul Amal Ahyani Indra Laksana Irfan Tri Anggoro irwan meilano Johan Wisma Anggoro Joko Wibowo Juwita Widya Qur’ani Khairuddin Khairuddin Khofifatul Azizah Khofifatul Azizah Kiky Extiana Kindy Ibrahim Hari Kurniawan Adi Widiyanto L. M. Sabri Labib, Muhammad Faishal Laode M Sabri LAURENTIUS IMMANUEL YUDIT PRABOWO LM. Sabri Lolita, Diaz Amel Lorenzia Anggi Ramayanti Lufti Rangga Saputra LUKMAN MAULANA ABDILLAH Lutfi Eka Rahmawan Lutgar Sudiyanto Sitohang LUTHFI RAHMANDHANI Mahmudi, Fakhry Nur Maulana Eras Rahadi Meita Arddinatarta Moh Kun Fariqul Haqqi Mohammad Afif MOHAMMAD YUSUP LUTFI Much. Jibriel Sajagat, Much. Jibriel Muhamad Arif Debalano Muhamad Nurman Cholid Muhammad Bagus Salim Muhammad Danny Rahman Muhammad Hudayawan Nur L Muhammad Iqbal Akhsin Muhammad Maulana mahardika Amfa Muhammad Rifqi Andikasani Nanda Dewi Arumsari Nasytha Nur Farah Nella Wakhidatus Nina Ratnaningrum NOVAYA NURUL BASYIROH Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Lail, Muhammad Hudayawan Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nurmalasari, Cici Nurnaning Aisyah Pardjono, P. Prya Adhi Surya Nugraha Putri, Alifa Salsabilla Rachmawati, Ekha Ramdhan Thoriq Setyabudi Renaud Saputra Purba Resi Diansismita Reza Nur Hidayat Rico Waskito Putro Rifki Purnama Aji Rifqi, Muhammad Alifian Risa Ayu Miftahul Rizky Riyadi, Elnatan Vieno Rizky Saputra Rofi'i, Nur Izha Jannah Roy Kasfari Sabri, Laode M. Safii, Ayu Nur Safira Devi Kirana Sandy Yudistira Mahardika, Sandy Yudistira Sarmedis Anrico Situmorang Satrio Wicaksono Satrio Wicaksono Sawitri Subiyanto Septian Dewi Cahyani Septiawan Setio Hutomo Setiaji Nanang Handriyanto Sigit Irfantoro Siregar, Afifah Zafirah Siti Fathimah Soraya Rizky Puspitasari Sri Widiyantoro Sry Suando Sinaga Susilo Susilo Sutomo Kahar Syachril Warasambi Mispaki Tiara Toyyibatul Arofah Tristika Putri Wahyu Entriana Kumala Dewi Wahyu Nur Rohim Wahyuddin, Yasser Wakhidatus, Nella Wibowo, Sidik Tri Wildan Ryan Irfana Yolanda Adya Puspita Yudo Prasetyo