Claim Missing Document
Check
Articles

PENENTUAN BATAS DAERAH KECAMATAN TANJUNG REDEB, GUNUNG TABUR, SAMBALIUNG DAN TELUK BAYUR DI KABUPATEN BERAU DENGAN METODE KARTOMETRIK (Studi Kasus : Kawasan Perkotaan Kabupaten Berau) Andika Malik; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.427 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Berau adalah kabupaten yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan tersebar di beberapa kecamatan yang ada di dalamnya, akan tetapi belum ada garis batas administrasi yang jelas, sehingga sering terjadi masalah dalam penentuan letak dan posisi suatu objek antara kecamatan-kecamatan di Kabupaten BerauDalam penelitian ini dilakukan penentuan garis batas wilayah antara empat kecamatan di kawasan perkotaan Kabupaten Berau menggunakan metode kartometrik dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri  Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Metode kartometrik adalah penentuan garis batas dan pilar batas suatu daerah dengan menggunakan data dari citra satelit. Citra satelit yang digunakan adalah Citra Worldview-2, Ikonos dan Aster GDEM serta data pendukung lainnya seperti Peta RBI, Peta RTRWK dan Peta RDTR Kabupaten Berau.Penelitian ini menghasilkan  batas wilayah di darat dan di sungai. Panjang garis batas di darat diperoleh hasil sepanjang 14.833 meter, yang membatasi 3 batas kecamatan, dan panjang garis batas di sungai diperoleh hasil sepanjang 25.843 meter yang membatasi 4 batas kecamatan. Untuk luas area terjadi perubahan, perubahan tersebut terjadi di 4 kecamatan yang ada di kawasan perkotaan Kabupaten Berau. Pertambahan luas area terjadi di dua kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Teluk Bayur, sedangkan Kecamatan Gunung Tabur dan Kecamatan Sambaliung mengalami pengurangan luas area.Kata Kunci : Batas Wilayah, Citra Worldview-2, Citra Ikonos, Kartometrik ABSTRACT Berau is a district that has a wealth of natural resources that are abundant and spread across several subdistricts in it, but there is no clear administration boundary makes frequent occurrence of problems in determining the location and position of an object between sub-districts in Berau.In this research, the determination of the boundaries between the four districts in urban areas in Berau are done by using Kartometrik method with reference to Minister Regulation No. 76 Year 2012 on Guidelines Region Emphasis. Kartometrik method is a method to detemine the boundary line and pillar limits of the area using data from satellite imagery. The Satellite images that were used are WorldView-2 imagery and Ikonos and other supporting data such as RBI maps, RTRWK Maps and RDTR Berau Maps.This thesis resulted in the boundaries line on land and the river. The length of the land boundary obtained is 14 833 meters, which restricting the 3 sub-district boundaries, and the length of the boundary line in the river is 25 843 meters showed that restricting 4 sub-district boundary. There is a change for area wide length, the changes occurred in 4 districts on urban areas in Berau. The increasing area length, occurs in two sub-districts, Tanjung Redeb and Teluk Bayur, while the other sub-district as Gunung Tabur and Sambaliung experienced a reduction of area length. This is because the previous boundary line determination is not done by a professional.Keywords: Borders, WorldView-2 imagery, Ikonos imagery, Kartometrik 
PEMETAAN TINGKAT LAHAN KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (Studi Kasus : Kabupaten Blora) Lorenzia Anggi Ramayanti; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.609 KB)

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Blora saat ini mengalami perubahan berupa alih fungsi lahan pertanian dan hutan menjadi lahan non pertanian atau lahan terbangun yang tidak memperhatikan syarat-syarat konservasi tanah dan air sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya degradasi lahan, kekeringan, bencana tanah longsor dan bencana banjir yang akhirnya akan menimbulkan lahan kritis. Berangkat dari permasalahan diatas maka dilakukan tinjauan penelitian tentang pemetaann tingkat lahan kritis di Kabupaten Blora.Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menghitung luas tingkat lahan kritis di Kabupaten Blora.Metode yang digunakanadalah metode overlay,skoring serta pembobotan. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutani Sosial No: P.4/V-SET/2013 faktor yang mempengaruhi lahan kritis adalah vegetasi, kelereng, erosi, produktivitas, dan manajemen.Berdasarkan hasil pengolahan data, lahan kritis di Kabupaten Blora didominasi lahan tidak kritis seluas 119.672,80 Ha. Lahan kritis paling banyak berada di kecamatan Bogorejo seluas 181,53 Ha dan lahan agak kritis paling banyak berada di Kecamatan Jiken seluas 2.441,54 Ha. Sedangkan lahan  potensial kritis paling banyak terdapat di Kecamatan Todanan seluas 13.245,71. Dari hasil penilaian tingkat lahan kritis diketahui bahwa kerapatan vegetasi berperan besar dalam tingkat lahan kritis pada fungsi kawasan lindung di luar kawasan hutan, sedangkan tingkat produktivitas lahan berpengaruh besar pada kawasan budidaya pertanian dan hutan produksi. Kata Kunci : Kabupaten Blora; Lahan Kritis.                                                                      ABSTRACT Blora at this time has changed such as conversion of agricultural land and forest land to non- agricultural or undeveloped land that does not pay attention to the terms of the conservation of soil and water and thus potentially lead to land degradation, drought, landslides and disasters flooding which will eventually lead to critical land. From the above problems therefore a study of mapping level critical land.This study aims to mapping and calculate  the area of level of critical land in Blora. The methods used in this study are the overlay method, scoring and weighting. According Regulation of the Director General of Watershed Management and Social Perhutani No: P.4 / V-SET / 2013factors affecting the occurrence of critical areas such asvegetation, slopes, erosion,  productivity and management.From the result of data processing, Blora dominated by criteria not critical area of 119.672,80 Ha. Most criteria critical in the district areBogorejoarea of 181,53 Ha and most criteria medium critical in the district are Jiken area of 2.441,54 Ha. While the most criteria potential critical in the district are Todanan area of 13.245,71Ha.  From the results of assessment of the level of critical land known that the density of vegetation plays a major role in the function of the level of critical land in protected areas outside the forest area, while the level of productivity of land have great impact on agricultural production areas and production forests. Keywords : Blora; Critical Land
HITUNGAN DISTRIBUSI SLIP KOSEISMIK GEMPA MENTAWAI 25 OKTOBER 2010 BERDASARKAN DATA PENGAMATAN GPS KONTINU SuGAr Yolanda Adya Puspita; Moehammad Awaluddin; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAktivitas pergerakan lempeng di zona subduksi pantai barat Pulau Sumatera mengakibatkan Kepulauan Mentawai dan daerah disepanjang zona tersebut memiliki aktivitas seismik cukup tinggi.  Diantara catatan sejarah kegempaan di wilayah pantai barat Sumatera, gempa bumi Mentawai pada tahun 2010 (magnitude 7.8) merupakan salah satu gempa bumi berkekuatan besar yang memicu terjadinya Tsunami. Mengacu pada teori dislokasi elastis yang mengasumsikan bahwa kerak bumi bersifat homogen, isotropis, linier dan elastis. Pergeseran di bidang gempa akan mengakibatkan pergeseran juga di permukaan bumi.  Besarnya pergeseran di bidang gempa akibat gempa bumi Mentawai 2010 tidak bisa diukur secara langsung, namun dengan data pergeseran di permukaan bumi yang diperoleh dari pengukuran GPS kontinu SuGAr, pergeseran di bidang gempa dapat dihitung dengan teknik inversi dari data pergeseran di permukaan.Hitungan distribusi slip dilakukan untuk merepresentasikan pergerakan di bidang gempa. Perhitungan inversi pada penelitian ini dilakukan pada diskrit bidang gempa ukuran 30 x 10, yaitu membagi bidang gempa menjadi beberapa diskrit seragam. Hal ini mengakibatkan jumlah parameter model yang akan ditentukan melebihi jumlah data. Oleh karena itu dilakukan inversi menggunakan teknik kuadrat terkecil dan penambahan constraint untuk memperoleh solusi parameter yang akan ditentukan.Pergeseran maksimal pada stasiun SuGAr sebagai akibat gempa Mentawai 2010 yaitu sebesar 45 cm untuk komponen horizontal dan 7.8 cm untuk komponen vertikal, yaitu pada stasiun BSAT (Bulasat, Pulau Pagai Selatan) yang lokasinya relatif dekat dekat dengan pusat gempa. Hitungan inversi menghasilkan nilai slip maksimal sebesar 1.997 m dengan lokasi berdekatan dengan pusat gempa dan momen seismik Mo = 6.89 x 1020 N.m. yang setara dengan magnitude Mw 7.8.Kata Kunci : gempa bumi Mentawai, SuGAr, distribusi slip.ABSTRACTThe tectonic activities in the western part of Sumatera subduction zone cause a very high seismic activities in Mentawai Island and around subduction zone. Stated in the earthquake record history along the Sumatra west coast, the earthquake happened in Mentawai in 2010 was one of the big earthquake which was about magnitude Mw 7.8, and it trigered Tsunami disaster which hit Mentawai Island. According to the elastic dislocation theory, it assumes that crust is homogen, isotropic, linier and elastic. The displacements in fault plane will also cause the displacements in other surface of the earth. The number of the displacements in fault plane in Mentawai earthquake in 2010 couldn’t be determined directly. However, by using the surface displacements data which was got from Sumatran GPS Array (SuGAr) measurement, fault plane displacement could be counted by using inversion method.The calculation of slip distribution was to represent the displacement in fault plane. The inversion process in the research was done in the fault plane discreet about 30 x 10 by dividing the fault plane into several similar discreet. This caused the number of the model parameters which would be determined were more than the number of the data. Therefore, the research used the least square methode to get inversion in calculation and added constraint to get the solution of model parameters.As the result of Mentawai earthquake in 2010, the maximum dislocation of SuGAr in BSAT (Bulasat, Pagai Selatan Island) station, the nearest location to the epicenter, was about 45 cm for horizontal component and about 7.8 cm for vertical component.  The inversion calculation resulted maximum slip was about 1.997 m near epicenter, seismic moment Mo = 6.89 x 1020 N.m., which is equivalent magnitude Mw 7.8.Keywords: Mentawai earthquake, SuGAr, slip distribution.  *) Penulis, Penanggungjawab
STUDI PENURUNAN TANAH PERIODE 2016 - 2017 MENGGUNAKAN GAMIT 10.6 Mohammad Afif; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.837 KB)

Abstract

ABSTRAK Daerah pesisir Kecamatan Sayung, Demak merupakan daerah yang  rentan terhadap tekanan lingkungan, baik tekanan lingkungan secara alamiah seperti (tsunami, pasang surut, dan abrasi) maupun yang tekanan lingkungan  disebabkan oleh manusia (eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan pembuangan limbah ke tepi pantai). Wilayah pesisir pantai Kecamatan Sayung  merupakan wilayah yang sering terkena banjir rob. Banjir rob tersebut menggenangi daerah yang lebih rendah dari muka air laut pada saat pasang tertinggi yang ada di Kecamatan Sayung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya deformasi dalam rentang waktu ± 1 tahun (2016-2017), dengan melakukan survei menggunakan metode pengamatan GPS. Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu benda (Kuang,1996). Pada penelitian ini memanfaatkan patok patok pengamatan yang ada di area penelitian, nilai deformasi di peroleh dengan acuan data 2016. Dan pengolahan  pada penelitian ini menggunakan GAMIT 10.6.Nilai penurunan tanah di Kecamatan Sayung pada tahun 2016-2017 menggunakan metode ikat IGS dan CORS CSEM berkisar antara -0,057 pada titik GEMA sampai -15,052 pada titik BDN1 cm/tahun dengan Penurunan tebesar berada di barat pesisir sayung  hal ini sesuai dengan pengambilan air tanah ,kondisi geologi dan  persebaran sumur yang ada di daerah tersebut.Kata Kunci : Deformasi, GAMIT, GPS, Sayung  ABSTRACT The coastal area of Sayung Demak is an area vulnerable to environmental pressures,both natural environmental pressures (tsunami, tidal and abrasion) as well  environmental stresses caused by humans (excessive exploitation of natural resources and waste disposal to the coast). The coastal area of Sayung District is an area often affected by rob floods. The rob flood that inundated the lower regions of the sea level at the highest tide in Sayung District. This study aims to determine the amount of deformation in the time span ± 1 year (2016-2017), by conducting surveys using GPS observation method. Deformation is a change in shape, position and dimension of an object (Kuang, 1996). In this study using benchmark observations that exist in the research area, the value of deformation obtained with reference data 2016. And the processing in this study using GAMIT 10.6. The value of land subsidence in Sayung Sub-district in 2016-2017 using the IGS and CORS CSEM binding methods ranged from -0.057 at the GEMA point to -15.052 at the point of BDN1 cm / year with the largest decrease in the western coastal area of Sayungaccording to groundwater extraction, geological conditions and the distribution of existing wells in the area.   Keywords : Deformation, GAMIT, GPS, Sayung
ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RENCANA TATA RUANG/WILAYAH DI KECAMATAN KUTOARJO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Fauzi Iskandar; Moehammad Awaluddin; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.88 KB)

Abstract

ABSTRAKRuang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Untuk kepentingan pengendalian, dilakukan monitoring agar didapatkan kesesuaian penggunaan lahan yang baikPenelitian ini dilakukan dengan cara membuat peta penggunaan lahan yang bertujuan untuk melihat bagaimana keadaan di lapangan serta mebandingkannya dengan dengan peta perencanaan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Hasil dari perbandingan peta perencanaan dan keadaan di lapangannya didapatkan kesesuaian penggunaan lahan.Berdasarkan hasil penelitian, 3.620,782 hektar (92,35%) merupakan lahan dengan klasifikasi sesuai, dan 299,995 hektar (7,65%) merupakan lahan dengan klasifikasi tidak sesuai.Kata Kunci : Kesesuaian, Penggunaan Lahan, Peta Perencanaan.ABSTRACTSpace is a container which includes land space, sea space and air space, including the space on the earth as a place for humans and other living creatures for live, doing activities and preserving their survival. Limited of existence space and grew up of people comprehension against spatial planning are required spatial planning that transparent, effective, and participatory. It will cause spatial planning in order to materialize the safe, comfortable, productive, and sustainable room. To get good suitability of land use, it is conducted a monitoring due to controlling purpose.This research is conducted by making a land use map which aims to see the circumstance on the grounds then comparing with the spatial planning maps of Geographic Information Systems. By comparing a spatial planning map and  an appearing of the ground,  it is obtained the land use suitability map.By the result of research, 3,620.782 hectare (92.35%) is land with suitable area classification, and 299.995 hectare (7.65%) is land with unsuitable area classification.Keyword : Land use, Planning Map, Suitability *) Penulis, Penanggungjawab
PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH BERDASARKAN HARGA PASAR UNTUK MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Sarmedis Anrico Situmorang; Sawitri Subiyanto; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.821 KB)

Abstract

ABSTRAKNJOP (Nilai Jual Objek Pajak) yang menjadi dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, seharusnya sesuai dengan Nilai Pasar Wajar (NPW) yang berlaku di daerah yang bersangkutan. Apabila NJOP tidak sesuai dengan NPW, maka NPW yang seharusnya dapat mewakili nilai tanah, tidak dapat mewakili nilai tanah dalam suatu zona tertentu. Zona tersebut merupakan zona geografis yang terdiri atas sekelompok bidang tanah  yang memiliki nilai tanah sama, sehingga disebut juga Zona Nilai Tanah (ZNT). NPW rata-rata yang tidak dapat mewakili nilai tanah dalam suatu zona tersebut, akan mengakibatkan tidak sesuainya pembentukan ZNT, sehingga akan terjadi ketidaksesuaian pula terhadap penetapan PBB pada beberapa bidang tanah.Pendekatan penilaian menggunakan pendekatan perbandingan penjualan (Sales Comparative), dimana objek pajak yang akan dinilai dibandingkan dengan objek pajak lain sejenis yang sudah diketahui nilai jualnya. Cara penilaian dilakukan dengan penilaian massal (tidak memperhatikan properti khusus). Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan zona untuk menentukan titik sampel yang akan dicari. Kemudian membuat peta zona nilai tanah berdasarkan Harga Transaksi dan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) Kecamatan Gajah Mungkur. Perhitungan penilaian menggunakan Microsoft Excel 2007. Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah Kecamatan Gajah Mungkur Tahun 2015 menggunakan perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografis).Hasil penelitian ini berupa Peta Zona Nilai Tanah yang terdiri dari 79 zona untuk peta ZNT Transaksi dan NJOP. Perubahan selisih harga tanah Transaksi dengan NJOP terendah sebesar 76,31% sedangkan untuk harga tertinggi adalah 747,40%.Kata Kunci : Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Nilai Pasar Wajar (NPW), Sistem Infomasi Geografik (SIG), Zona Nilai Tanah.ABSTRACTNJOP (Tax Object Sale Value) on which the imposition of tax on land and buildings, should in accordance with the Fair Market Value (NPW) applicable in the relevant area. If NJOP not in accordance with the NPW, the NPW is supposed to represent the value of the land, can not represent the value of the land in a specific  zone. The zone is a geographical zone made up of a group of parcels of land that have the same value, so it is also called the Land Value Zone (ZNT). The average of  NPW that  can not represent the value of the land in a zone, would result in incompatibility ZNT formation, so that there will be a mismatch also to the determination of the United Nations on several parcels of land.Assessment approach using the sales comparison approach (Comparative Sales), where the object of the tax is to be assessed in comparison to other similar tax object that has been known resale value. How to assessment done by mass appraisal (no special attention to the property). This research was conducted with the manufacturing zone to determine sample points to be observed. Then create a zone map of land values based on transaction of value and NJOP (Tax Object Sale Value) District of Gajah Mungkur. Assessment calculations using Microsoft Excel 2007. Making the District Land Value Zone Map Gajah Mungkur 2015 using GIS (Geographical Information Systems)  software.Results of this study showed Land Value Zone Map consists of 79 zones to map ZNT transaction and NJOP. Changed in land price difference with NJOP low of 76.31% while the highest price is 747.40%.Keywords : Geographical Information Systems (GIS), Land Value Zone, Tax Object Sale Value (NJOP), the Fair Market Value (NPW).  *) Penulis, Penanggungjawab
APLIKASI WEBGIS UNTUK INFORMASI PERSEBARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUDUS MENGGUNAKAN HERE MAP API Habib Azka Ramadhani; Moehammad Awaluddin; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.746 KB)

Abstract

ABSTRAK Sejak dulu Kabupaten Kudus dikenal sebagai kota “santri”. Orang dari berbagai kota sekitar banyak yang menuntut ilmu di kota ini. Tidak hanya belajar di pondok saja, namun sekolah Madrasah Aliyah di Kudus juga sudah terkenal dalam pengajaran ilmu agama. Selain itu, Kudus juga mempunyai sekolah umum setingkat yang diminati masyarakat di sekitar kota ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem informasi persebaran sekolah tingkat menengah atas khususnya untuk SMA dan MA.Sistem informasi ini dibangun berupa aplikasi webGIS Sekolah Menengah Atas. WebGIS digunakan karena dalam penyampaian dan tampilan sistem informasi geografis lebih menarik serta merepresentasikan kondisi sebenarnya. Lokasi sekolah ditampilkan dalam bentuk poligon area sekolah. Sebuah peta interaktif menampilkan lokasi sekolah yang dapat diubah oleh seorang admin dengan password tertentu, sehingga dapat disebut sebagai webGIS yang dinamis. Aplikasi ini dibuat menggunakan struktur website HTML, bahasa pemrograman (Javascript dan PHP), MySQL sebagai pembuatan database, serta menggunakan peta dasar HERE Map.Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi webGIS (smamakudus.com) yang berisi peta persebaran dan data informasi sekolah SMA dan MA di Kabupaten Kudus. Harapan dari aplikasi ini adalah dapat digunakan masyarakat untuk mengakses informasi data sekolah menengah atas menjadi lebih mudah, cepat, dan mudah digunakan. Kata Kunci : Kabupaten Kudus, SMA, Madrasah Aliyah, Aplikasi WebGIS, HERE Map  ABSTRACT Since a long time ago, Kudus is well-known as “santri” town. Many people from several nearby cities are studying in this city. Not only in Islamic boarding schools, but also in Kudus Madrasah Aliyah schools already well-known in the teaching of religious knowledge. Beside that, Kudus also has the same level of public school which favored by people around the city. With these conditions, it would require information system of distribution senior high school in Kudus especially for SMA and MA.Information system can be development by Senior High School WebGIS Application. The WebGIS is used to represent based on the actual conditions of school in an eye-catching view and presenting geographical information system. School location described as polygon. An interactive map displayed school location which can be changed by an administrator with a special password that can make this webGIS is dynamic. This application developed with HTML website structure, programming language (JavaScript and PHP), MySQL as the database and base map from HERE Map.Results from this study is a webGIS application (smamakudus.com) that contains map distribution and data information of SMA and MA in Kudus. The expectation of this application can be used for public to access senior high school data information to be more easier, quickly and user friendly. Keywords : Kudus Regency, Senior High School, Madrasah Aliyah, WebGIS Application, HERE Map.  *) Penulis, Penanggungjawab
ANALISIS DESAIN JARING GNSS BERDASARKAN FUNGSI PRESISI (STUDI KASUS : TITIK GEOID GEOMETRI KOTA SEMARANG) Reza Nur Hidayat; L M Sabri; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.682 KB)

Abstract

Salah satu tahapan untuk mendapatkan jaring GNSS yang optimal adalah melakukan desain jaring.  Terdapat empat tahapan dalam desain jaring GNSS yaitu Zero Order Design, First Order Design, Second Order Design, dan Third Order Design.  First Order Design merupakan desain jaring untuk mendapatkan bentuk geometri jaring GPS yang optimal. Pada First Order Design terdapat 2 kriteria untuk menentukan tingkat optimal jaring yaitu presisi dan kehandalan, penelitian ini berfokus pada analisis desain jaring dari fungsi presisi. Penelitian ini menggunakan pengukuran GNSS metode rapid static yang dilakukan pada 20 titik geoid dan geometri di Kota Semarang. Titik control yang digunakan dalam pengukuran ini adalah titik GRAV 11, CORS BIG Kota Semarang, dan CORS Universitas Diponegoro. Penelitian ini dilakukan dengan mendesain lima buah jaring pengukuran GNSS untuk kemudian dihitung tingkat presisi jaring dari nilai simpangan baku dan fungsi presisinya. Desain jaring yang optimum dari segi presisi dilihat dari nilai kriteria yang dimiliki dimana jaring dikatakan lebih optimum dari segi presisi jika nilai simpangan baku dan fungsi presisinya semakin kecil. Desain jaring yang paling presisi berdasarkan analisis fungsi presisi dan standar deviasi adalah desain jaring nomor 1 dengan jumlah baseline 60. Desain jaring nomor 1 memiliki nilai fungsi tujuan akurasi A-optimality paling kecil 17,6095 yang menggunakan baseline paling banyak dan desain jaring nomor 1 memiliki nilai fungsi tujuan akurasi E-optimality 4,6567, ini menunjukkan bahwa desain jaring nomor 1 memiliki jaring yang paling isotropik. Desain jaring nomor 1 memiliki nilai standar deviasi paling kecil sebesar 0,03845m dibanding dengan desain lainnya, hal ini menunjukan desain jaring 1 merupakan desain jaring paling presisi.
PEMBUATAN PROGRAM PENENTUAN KONSTANTA HARMONIK DAN PREDIKSI DATA PASANG SURUT DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC FOR APPLICATION (VBA) MS. EXCEL Fadhilla Shara Denafiar; Arief Laila Nugraha; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.021 KB)

Abstract

ABSTRAKPengamatan pasang surut air laut merupakan pengamatan yang dilakukan dengan mengukur nilai ketinggian naik-turunnya air laut. Hasil ketinggian yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan komponen konstanta harmonik, chart datum, grafik pasut hingga prediksi pasang surut air laut. Data pasang surut didapatkan dari pengukuran di pinggir pantai dan pengolahannya dapat dilakukan dengan berbagai metode perhitungan.Penelitian pasang surut ini menggunakan metode kuadrat terkecil dalam pengolahannya hingga didapatkan konstanta harmonik, chart datum dan prediksi pasang surut, sehingga dalam perhitungannya dibutuhkan teknologi komputer dengan program perhitungan yang memiliki ketelitian tinggi. Program yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah program macro dengan bahasa pemograman Visual Basic For Application (VBA) pada Microsoft Excel yang bernama Tidal v.1.0, hasil pengolahan data akan dibandingkan dengan software SLP64 dan T-Tide v.1.3.Hasil dari penelitian ini adalah program pengolahan data ketinggian pasut dengan menggunakan VBA pada Ms. Excel. Pada program pengolahan ini dapat dihasilkan nilai konstanta harmonik, chart datum, grafik data, dan ketinggian prediksi pada 2 tahun mendatang. Hasil perbandingan konstanta harmonik antara Tidal v.1.0 dengan SLP64 dan T-Tide v.1.3 memiliki selisih terbesar 0,131 m dan selisih terkecil 0,000 m, pada perbandingan hasil chart datum memiliki selisih terbesar 0,084 dan selisih terkecil 0,000 m, serta perbandingan hasil prediksi pada SLP64 memiliki nilai selisih rata-rata sebesar 0,106 m dan pada T-tide sebesar 0,227 m. Pada uji signifikansi terdapat korelasi dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara Tidal dengan SLP64 karena nilai korelasi sebesar 0,947 dan nilai perbedaan sebesar 0,871, serta terdapat korelasi dan ada perbedaan yang signifikan antara Tidal dengan T-Tide karena nilai korelasi sebesar 0,818 dan nilai perbedaan sebesar 0,000. Pada uji usability menghasilkan nilai efektifitas sebesar 81,67% dan nilai kepuasan pengguna sebesar 83,67%.
PEMODELAN GEOID LOKAL KOTA SEMARANG BERDASARKAN MODEL GEOPOTENSIAL GLOBALGRACE Risa Ayu Miftahul Rizky; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad - Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.9 KB)

Abstract

Abstrak                Pemodelan geoid Semarang dilakukan dengan metode gravimetrik.Tiga komponen gelombang yang digunakan dalam metode gravimetrik yaitu komponen gelombang panjang, menengah, dan pendek.Komponen gelombang panjang diperoleh dari model geopotensial global EGM2008, GGM03C, dan GIF48 dengan degree maksimum 360.Komponen gelombang menengah diperoleh dari data gayaberat teristris, sedangkan komponen gelombang pendek diperoleh dari data topografi atau terrain. Hasil pengolahan pada GRAVSOFT menunjukkan nilai undulasi gravimetrik sebesar 24,902 meter hingga 25,596 meter untuk model EGM2008; 25,417 meter hingga 25,036 meter untuk model GGM03C; dan 23,746 meter hingga 24,442 meter untuk model GIF48. Evaluasi Model geopotensial global GRACE dilakukan dengan membandingkan pola undulasi geoid lokal Kota Semarang dengan pola undulasi geoid regional Pulau Jawa, serta mengurangkan undulasi gravimetrik dengan undulasi geometrik. Pola undulasi geoid lokal Kota Semarang memiliki kesesuaian dengan pola undulasi geoid regional Pulau Jawa.Nilai selisih terkecil Undulasi Lokal Kota Semarang dihasilkan oleh model GGM03C dengan selisih nilai sebesar 1,482 meter, sedangkan selisih terbesar dihasilkan oleh model GIF48 dengan selisih nilai sebesar 2,691 meter.Kata kunci: Undulasi geoid lokal, metode gravimetrik, EGM2008, GGM03C, GIF48 Abstract                Semarang geoid models determined by gravimetric method. The wavelength components used in the gravimetric method is long-wavelength, medium-wavelength, and short-wavelength. The long-wavelength component obtained from global geopotential model EGM2008, GGM03C, and GIF48 with maximum degree 360. The medium-wavelength component derived from terrestrial gravity, and the short-wavelength component obtained from the topography or terrain. Data processing in the GRAVSOFT shows the undulations gravimetric value of 24.902 meters to 25.596 meters from the EGM2008 models; 25.417 meters to 25.036 meters from the GGM03C models; and 23.746 meters to 24.442 meters from the GIF48 models.GRACEglobal geopotential model evaluation is done by comparing the local geoid undulation pattern of Semarang with the regional geoid undulation pattern of Java, also subtracting the gravimetric undulation and the geometric undulation. The local geoid undulation pattern of Semarang have conformity with the regional geoid undulation pattern of Java. The highest accuracy of the geoid undulation of Semarang generated by the GGM03C model with an error value of 1.48 meters, the lowest accuracy generated by the GIF48 model with an error value of 2.691 meters.Keywords: undulation, local geoid, gravimetric method, EGM2008, GGM03C, GIF4
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Adnan Khairi Afriyanto Afriyanto Aisyah Arifin Aisyah Arifin Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri Alfian Budi Prasetya Alfien Rahmenda Ali Amirrudin Ahmad Amal Fathullah, Amal Amri Perdana Ginting Ana Rosida Andika Malik Andika Rizal Bahlefi Andre Hermawan Andri Suprayogi Anggi Tiarasani Anisa Rachmawati, Anisa ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arintia Eka Ningsih Ario Damar Wicaksono Armenda Bagas Ramadhony Aruma Hartri Aufan Niam Aulia Fikki Wicaksono Aysha Puspa Pertiwi Ayu Nur Safi'i Bambang Darmo Y Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bhekti Hapsari Bilqis, Ramadhani Sarah Alicya Bobby Daneswara Indra Kusuma Brinton Patuan Sitorus Budi Prayitno Cindy Puspita Sari Damar Ismoyo Danang Budi Susetyo Desita Khrisna Putri, Dewa, Kusuma Hangga Dewi Shinta Septifany Dian Rizqi Ari Wibowo Dimas Bagus Dina Wahyuningsih Dwi Arini Dzaki Adzhan Ega Gumilar Hafiz Enersia Ihda K. U Extiana, Kiky Fadhilla Shara Denafiar Fajar Dwi Hernawan Fanni Kurniawan Fanny Rachmawati Fathan Aulia Fauzi Iskandar Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fauzi Janu Ammarohman Febrian Pramana Putra Fetra Kristina Harianja Gina Andriyani Habib Azka Ramadhani Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Handayani Nur Arifiyanti Haniah Haniah Hani’ah Hani’ah Haris Yusron Hayuningsih, Dwi Mastuti Heri Gusfarienza Heri Setiawan Ika Nurdianasari Ikhlasul Amal Ahyani Indra Laksana Irfan Tri Anggoro irwan meilano Johan Wisma Anggoro Joko Wibowo Juwita Widya Qur’ani Khairuddin Khairuddin Khofifatul Azizah Khofifatul Azizah Kiky Extiana Kindy Ibrahim Hari Kurniawan Adi Widiyanto L. M. Sabri Labib, Muhammad Faishal Laode M Sabri LAURENTIUS IMMANUEL YUDIT PRABOWO LM. Sabri Lolita, Diaz Amel Lorenzia Anggi Ramayanti Lufti Rangga Saputra LUKMAN MAULANA ABDILLAH Lutfi Eka Rahmawan Lutgar Sudiyanto Sitohang LUTHFI RAHMANDHANI Mahmudi, Fakhry Nur Maulana Eras Rahadi Meita Arddinatarta Moh Kun Fariqul Haqqi Mohammad Afif MOHAMMAD YUSUP LUTFI Much. Jibriel Sajagat, Much. Jibriel Muhamad Arif Debalano Muhamad Nurman Cholid Muhammad Bagus Salim Muhammad Danny Rahman Muhammad Hudayawan Nur L Muhammad Iqbal Akhsin Muhammad Maulana mahardika Amfa Muhammad Rifqi Andikasani Nanda Dewi Arumsari Nasytha Nur Farah Nella Wakhidatus Nina Ratnaningrum NOVAYA NURUL BASYIROH Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Lail, Muhammad Hudayawan Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nurmalasari, Cici Nurnaning Aisyah Pardjono, P. Prya Adhi Surya Nugraha Putri, Alifa Salsabilla Rachmawati, Ekha Ramdhan Thoriq Setyabudi Renaud Saputra Purba Resi Diansismita Reza Nur Hidayat Rico Waskito Putro Rifki Purnama Aji Rifqi, Muhammad Alifian Risa Ayu Miftahul Rizky Riyadi, Elnatan Vieno Rizky Saputra Rofi'i, Nur Izha Jannah Roy Kasfari Sabri, Laode M. Safii, Ayu Nur Safira Devi Kirana Sandy Yudistira Mahardika, Sandy Yudistira Sarmedis Anrico Situmorang Satrio Wicaksono Satrio Wicaksono Sawitri Subiyanto Septian Dewi Cahyani Septiawan Setio Hutomo Setiaji Nanang Handriyanto Sigit Irfantoro Siregar, Afifah Zafirah Siti Fathimah Soraya Rizky Puspitasari Sri Widiyantoro Sry Suando Sinaga Susilo Susilo Sutomo Kahar Syachril Warasambi Mispaki Tiara Toyyibatul Arofah Tristika Putri Wahyu Entriana Kumala Dewi Wahyu Nur Rohim Wahyuddin, Yasser Wakhidatus, Nella Wibowo, Sidik Tri Wildan Ryan Irfana Yolanda Adya Puspita Yudo Prasetyo