Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Perubahan Laju Erosi Pada Sub DAS Keduang Tahun 2016 – 2021 Dengan Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) Rihadatul Aisy; Abdi Sukmono; Hana Sugiastu Firdaus
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.38065

Abstract

Waduk Gajah Mungkur merupakan waduk serba guna yang terletak di Wilayah Wonogiri. Waduk Gajah Mungkur mengalami masalah serius, yaitu penumpukan sedimen di dasar danau. Penumpukan sedimen dapat menyebabkan pendangkalan pada waduk. Sedimentasi tersebut berasal dari erosi pada DAS yang mengalir ke Waduk Gajah Mungkur. Sub DAS Keduang merupakan bagian dari DAS Bengawan Solo yang mengalir ke Waduk Gajah Mungkur. Sub DAS ini merupakan penyumbang erosi terbesar pada waduk Gajah Mungkur. Adanya perubahan tutupan lahan dicurigai menjadi faktor utama tingginya laju erosi di Sub DAS Keduang. Perhitungan laju erosi di Sub DAS Keduang merupakan salah satu langkah dasar untuk pengelolaan DAS yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perubahan laju erosi yang terjadi pada Sub DAS Keduang tahun 2016 – 2021 dan unntuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perubahan laju erosi. Metode yang digunakan adalah Unniversal Soil Loss Equation (USLE) dengan data yang digunakan berupa data curah hujan, data jenis tanah, Digital Elevation Model (DEM), Citra Spot, dan data administrasi. Hasil dari analisis yang diperoleh terjadi penurunan laju erosi  dari tahun 2016 – 2021. Laju erosi dihasilkan pada tahun 2016 sebesar 1.829.554,91 ton/ha/thn kemudian turun menjadi 1.128.910,89 ton/ha/thn di tahun 2021. Perubahan tutupan lahan tidak terjadi secara signifikan sedangkan curah hujan turun cukup banyak sehingga curah menjadi faktor utama terjadi perubahan laju erosi di Sub DAS Keduang.
Monitoring Total Suspended Solid Concentration and Shoreline Dynamics Using Sentinel-2 Imagery in 2015-2021 Lia Novianti Ni’amah; Nurhadi Bashit; LM Sabri; Abdi Sukmono; Farouki Dinda Rassarandi
Jambura Geoscience Review Vol 5, No 2 (2023): Jambura Geoscience Review (JGEOSREV)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34312/jgeosrev.v5i2.19613

Abstract

Human activities in the Juwana Estuary impact increasing sedimentation, including industry, fish processing, ponds, and settlements. Increased sedimentation every year can lead to the formation of new land. In the long term, sedimentation will impact shoreline changes due to the formation of new land. This study aims to determine changes in Total Suspended Solid (TSS) concentration and shoreline values in the Juwana River Estuary. Increased sedimentation can be indicated based on water turbidity and TSS values—an effective method for observing TSS and coastline using remote sensing. The data for this study uses Sentinel-2 imagery. The TSS processing algorithm uses Laili, Liu, and C2RCC. TSS results using the C2RCC algorithm show the best regression results between image TSS and in situ TSS with an R2 of 0.721 compared to other algorithms. In 2015-2018 the average TSS value decreased by 2.303 mg/l. Processing results show the largest TSS reduction value of 12.466 mg/l on the Juwana Coast. The TSS value in 2018-2021 shows an average decrease of 4.447 mg/l; the largest decrease, with a value of 19.3 mg/l, is in the Batangan Coast. The coastline is extracted from image data using the Normalized Difference Water Index (NDWI) algorithm. In 2015-2018 changes in the coastline were dominated by abrasion, covering an area of 35.2348 ha with a maximum distance of 143.78 m. In 2018-2021 changes in the coastline were dominated by abrasion, covering an area of 10.28224 ha with a maximum distance of 53.23 m. It can be interpreted that a decrease in TSS indicates a decrease in sedimentation, causing increased abrasion around the coastline.
Analisis Laju Erosi di Sub DAS Serayu Hulu Pada Tahun 2022 Menggunakan Sistem Informasi Geografis Salma, Channana Nadiya; Sukmono, Abdi; Firdaus, Hana Sugiastu
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.91925

Abstract

DAS Serayu merupakan salah satu dari 108 DAS yang ditetapkan sebagai DAS prioritas pada tahun 2020 – 2024 dikarenakan mengalami penurunan daya dukung. Penurunan daya dukung tersebut salah satunya ditandai dengan peristiwa erosi yang disebabkan oleh aktivitas eksploitasi lahan di bagian hulu DAS Serayu terutama di Sub DAS Serayu Hulu. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai persebaran laju erosi di Sub DAS Serayu Hulu pada tahun 2022 menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Penentuan laju erosi tersebut memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis raster dengan menggunakan lima parameter meliputi erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), pengelolaan tanaman (C) dan tindakan konservasi lahan (P). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Serayu Hulu memiliki nilai laju erosi terendah sebesar 0,0169 ton/ha/tahun dengan tutupan lahan sawah di Kecamatan Selomerto sedangkan nilai laju erosi tertingginya sebesar 5.842,6042 ton/ha/tahun yang berada pada tutupan lahan pemukiman di Kecamatan Kejajar. Sub DAS Serayu Hulu didominasi oleh laju erosi >15-60 ton/ha/tahun dimana termasuk ke dalam kelas tingkat bahaya erosi ringan dengan luasan sebesar 5091,359 ha atau sekitar 36,96% dari total luas sub DAS Serayu Hulu. Laju erosi >480 ton/ha/tahun yang masuk ke dalam kelas tingkat bahaya erosi sangat berat memiliki luasan paling kecil sebesar 928,906 ha atau 6,74%.
Analisis Ancaman Zona Rawan Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan Metode Index Storie dan Permen PU Aspek Fisik Alami (Studi Kasus: Kabupaten Magetan) Riyadi, Elnatan Vieno; Awaluddin, Moehammad; Sukmono, Abdi
Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2024.38863

Abstract

Tanah longsor terjadi karena penguapan air di permukaan tanah, sehingga mengalami retakan dan rekahan yang kemudian menjadi tempat terkumpulnya air hujan. Kumpulan air hujan yang intens di bagian dasar lereng yang dapat memicu gerakan perpindahan massa tanah atau batuan yang lebih besar, sehingga memicu timbulnya kejadian longsor. Kejadian tanah longsor tahun 2021 di Indonesia, berjumlah sebanyak 1.321 total kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan wilayah ancaman zona rawan longsor berdasarkan metode Permen PU dan Index Storie untuk menemukan metode yang paling mendekati atau sesuai dengan kejadian longsor di Kabupaten Magetan. Analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan fitur overlay yaitu Weighted Overlay dengan keluaran raster ukuran grid 30x30m. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil pemetaan persebaran luas wilayah menggunakan metode Permen PU dan Index Storie. Hasil analisis metode Permen PU memiliki tiga kelas yaitu rendah sebesar 10.301,13 Ha, sedang sebesar 50.760,81 Ha, dan tinggi sebesar 9.378,27 Ha dengan akurasi sebesar 95,24%. Sedangkan metode Index Storie memiliki tiga kelas yaitu rendah sebesar 21.266,73 Ha, sedang sebesar 44.109,36 Ha, dan tinggi sebesar 5.064,12 Ha dengan akurasi sebesar 92,86%.
Analisis Ancaman Zona Rawan Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan Metode Index Storie dan Permen PU Aspek Fisik Alami (Studi Kasus: Kabupaten Magetan) Riyadi, Elnatan Vieno; Awaluddin, Moehammad; Sukmono, Abdi
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.39260

Abstract

Tanah longsor terjadi karena penguapan air di permukaan tanah, sehingga mengalami retakan dan rekahan yang kemudian menjadi tempat terkumpulnya air hujan. Kumpulan air hujan yang intens di bagian dasar lereng yang dapat memicu gerakan perpindahan massa tanah atau batuan yang lebih besar, sehingga memicu timbulnya kejadian longsor. Kejadian tanah longsor tahun 2021 di Indonesia, berjumlah sebanyak 1.321 total kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan wilayah ancaman zona rawan longsor berdasarkan metode Permen PU dan Index Storie untuk menemukan metode yang paling mendekati atau sesuai dengan kejadian longsor di Kabupaten Magetan. Analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan fitur overlay yaitu Weighted Overlay dengan keluaran raster ukuran grid 30x30m. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil pemetaan persebaran luas wilayah menggunakan metode Permen PU dan Index Storie. Hasil analisis metode Permen PU memiliki tiga kelas yaitu rendah sebesar 10.301,13 Ha, sedang sebesar 50.760,81 Ha, dan tinggi sebesar 9.378,27 Ha dengan akurasi sebesar 95,24%. Sedangkan metode Index Storie memiliki tiga kelas yaitu rendah sebesar 21.266,73 Ha, sedang sebesar 44.109,36 Ha, dan tinggi sebesar 5.064,12 Ha dengan akurasi sebesar 92,86%.
Analisis Perubahan Tutupan Lahan Menggunakan Citra Sentinel-1 Multitemporal Aryatama, Muhammad Ghani; Sukmono, Abdi; Hadi, Firman
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.37187

Abstract

Perubahan tutupan lahan merupakan hal yang tak bisa dihindari akibat dari aktivitas manusia. Perubahan tutupan lahan dapat terjadi dimanapun sehingga perlu adanya monitoring. Salah satu daerah yang berpotensi mengalami perubahan tutupan lahan adalah Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Hal ini dikarenakan PT. Perkebunan Nusantara IX yang terdapat di wilayah Kecamatan Singorojo melakukan penebangan karet dari tahun pertengahan tahun 2019 hingga akhir 2020 yang mengindikasikan adanya fenomena perubahan tutupan lahan. Penelitian ini menggunakan data Citra Sentinel-1 multitemporal dari tahun 2018 hingga tahun 2020. Citra Sentinel-1 yang digunakan berjumlah 15 Citra Sentinel-1 tiap tahunya sehingga total jumlah Citra Sentinel-1 adalah 45 Citra. Citra Sentinel-1 multitemporal dapat dilakukan ekstraksi fitur sehingga didapat nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar deviasi. Hasil ekstraksi fitur kemudian dilakukan klasifikasi menggunakan metode supervised dengan algoritma Support Vector Machine (SVM). Hasil klasifikasi tersebut kemudian dilakukan overlay untuk memudahkan analisis perubahan tutupan lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis perubahan tutupan lahan menggunakan data Citra Sentinel-1 multitemporal kurang maksimal. Hal ini karena adanya efek geometri yang mengakibatkan kesalahan klasifikasi pada area lereng. Selain itu, terdapat juga kesalahan klasifikasi akibat efek speckle dan kemiripan nilai piksel pada kelas vegetasi lain, jati campuran, dan karet. Akurasi keseluruhan dari hasil klasifikasi tiap tahun adalah 36,11% pada tahun 2018, 42,04% pada tahun 2019, dan 39,01% pada tahun 2020. Penambahan parameter slope hanya mampu mengeliminasi kesalahan akibat efek geometri saja sehingga akurasi keseluruhan meningkat menjadi 49,59% pada tahun 2018, 52,39% pada tahun 2019, dan 50,13% pada tahun 2020. Disisi lain, identifikasi perubahan tutupan lahan dapat dilakukan dengan melakukan analisis tambahan seperti menggunakan interpretasi hasil klasifikasi antar tahun, analisis dinamika backscatter, dan visualisasi komposit RGB multitemporal.
Analisis Kesesuaian Lahan Rumah Sakit Eksisting Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) di Kota Semarang Tristianti, Nova; Nugraha, Arief Laila; Sukmono, Abdi
Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2024.41747

Abstract

Kepadatan penduduk Kota Semarang yang terus meningkat membuat fasilitas kesehatan semakin penting dalam upaya mendukung kesejahteraan penduduk. Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan bahwa rumah sakit yang terdapat di Kota Semarang masih belum mencukupi kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat. Hal tersebut terlihat dari tingkat keterisian tempat tidur dan waktu tunggu yang panjang. Dalam pembangunannya, rumah sakit harus berada pada lokasi yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2022 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, efisien, dan sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat kepadatan penduduk, penggunaan lahan, fungsi jalan, daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, tingkat polusi, tingkat kebisingan, dan jarak terhadap TPA dan TPS. Pembobotan Analitical Hierarchy Process (AHP) digunakan pada penelitian ini guna menentukan tingkat kepentingan dari tiap-tiap kriteria yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki lokasi dengan klasifikasi sangat sesuai seluas 7921,271 ha (20,10%), klasifikasi sesuai seluas 22972,628 ha (58,28%), dan klasifikasi tidak sesuai seluas 8519,924 ha (21,62%). Dari hasil klasifikasi tersebut didapatkan empat zona dengan klasifikasi sangat sesuai yang tersebar pada tujuh kecamatan dan didapatkan delapan lokasi alternatif. Dari 26 rumah sakit umum yang ada, 12 rumah sakit berada pada lokasi sangat sesuai, 14 rumah sakit berada pada lokasi sesuai, dan tidak ada rumah sakit yang terdapat pada lokasi tidak sesuai.
Pemantauan Kualitas Udara ISPU (PM10, SO2, NO2) Menggunakan Citra Landsat 8 dan 9 untuk Kecamatan Mijen Selama Pandemi Covid-19 Septiyana, Diah; Sukmono, Abdi; Yusuf, Muhammad Adnan
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.38859

Abstract

Kota Semarang sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah sebagai kota metropolitan mampu melatarbelakangi perkembangan kota dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya kawasan pemukiman dan kawasan perindustrian. Bukit Semarang Baru (BSB) yang berada di Kecamatan Mijen merupakan kota satelit yang memiliki sarana perumahan, kawasan industri, sarana rekreasi, dan pendidikan. Dengan meningkatnya kegiatan perindustrian, tentunya berdampak pada perubahan lingkungan, salah satunya adalah perubahan kualitas udara. Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kandungan polutan yang ada di udara. Citra satelit Landsat 8 dan Landsat 9 dapat dimanfaatkan untuk pemantauan sebaran PM10, SO2, dan NO2 dengan menggunakan kombinasi band 4-3-2 dan Mono Window Algorithm (MWA) dalam penentuan Land Surface Temperature (LST). Hasil pengolahan algoritma PM10 pada periode sebelum, selama, dan sesudah Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) menunjukkan bahwa pada periode PKM sebaran PM10 mengalami penurunan di bulan April 2021 dan Juni 2021 dengan nilai luas yang sama yakni 57 km2 atau semua daerah di Kecamatan Mijen berada pada rentang yang sama yakni 0-19 µg/m3. Hasil pengolahan algoritma SO2 pada periode sebelum, selama, dan sesudah PKM menunjukkan sebaran SO2 terendah berada pada tanggal bulan 10 Mei 2020 dan 30 Juni 2021 (selama PKM) dengan masing-masing luas 56,509 km2 dan 56,503 km2. Kemudian pada masa setelah PKM pada tanggal 22 April 2022 dengan luas terendah yakni pada rentang 0-50 ppm sebesar 56,490 km2. Hasil pengolahan algoritma NO2 pada periode sebelum, selama, dan sesudah PKM menunjukkan hasil citra bulan Agustus memiliki nilai rentang tertinggi yang mencapai 179-180 µg/m3. Walaupun nilai rata-rata antara hasil pengolahan algoritma PM10 dan SO2 dengan hasil pengukuran Dinas Lingkungan Hidup berbeda, namun setelah dilakukan konversi masih sesuai karena berada pada satu kategori yang sama. Namun untuk hasil parameter NO2 tidak sesuai dengan pengukuran Dinas Lingkungan Hidup karena berada pada kategori yang berbeda.
Analisis Kekritisan Lahan Sub DAS Rawapening Periode 2017-2022 dengan Sistem Informasi Geografis Putri, Novita; Sukmono, Abdi; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.39512

Abstract

Danau Rawapening merupakan bagian hilir dari Sub DAS Rawapening yang berada di Provinsi Jawa  Tengah. Danau Rawapening masuk kedalam danau prioritas I berdasarkan Kesepakatan Bali tahun 2009 tentang pengelolaan danau berkelanjutan. Permasalahan yang ada pada danau rawa pening adanya kerusakan lahan yang menyebabkan lahan kritis meluas, juga erosi yang semakin tinggi dan meningkat, penggunaan lahan yang tidak sesuai. Danau Rawapening termasuk dalam bagian Sub DAS Rawapening. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kekritisan lahan di wilayah Sub DAS Rawapening tahun 2017-2022 dan juga mengetahui perubahan dari parameter lahan kritis tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pembobotan dan overlay berdasarkan Peraturan Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018 tentang petunjuk teknis penyusunan data spasial lahan kritis dengan parameter penutupan lahan, tingkat bahaya erosi, kemiringan lereng dan fungsi kawasan hutan. Hasil dari analisis diperoleh terjadi penurunan kekritisan lahan di wilayah Sub DAS Rawapening. Kelas tidak kritis mengalami penurunan sebesar 345,721 ha, kelas potensial kritis mengalami peningkatan sebesar 418,953 ha, kelas agak kritis mengalami penurunan sebesar 86,866 ha, kelas kritis mengalami penurunan sebesar 418,441 ha dan kelas sangat kritis mengalami peningkatan sebesar 2,945 ha. Perubahan juga terjadi pada parameter lahan kritis yaitu tutupan lahan dan tingkat bahaya erosi. Perubahan tutupan lahan paling besar terjadi pada klasifikasi hutan yang mengalami peningkatan. Tingkat bahaya erosi di wilayah Sub DAS Rawapening juga mengalami peningkatan karena adanya peningkatan pada klasifikasi berat sebesar 601,343 ha. Perubahan tutupan lahan dan tingkat bahaya erosi tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan kekritisan lahan di Sub DAS Rawapening.
Analisis Perkembangan Kerapatan Hutan Mangrove di Kota Semarang dengan Metode Normalized Difference Vegetation Index Tahun 2017 - 2022 Kusuma, Hafiizh Mega; Sukmono, Abdi; Amarrohman, Fauzi Janu
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dinamika  lingkungan di Pesisir Utara Kota Semarang mengakibatkan perubahan luas dan kerapatan mangrove pada kawasan tersebut. Hutan mangrove merupakan ekosistem pesisir yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan ekonomi. Namun, kerusakan dan degradasi hutan mangrove menjadi permasalahan serius sehingga diperlukan adanya pengelolaan yang tepat untuk menjaga keberadaan mangrove. Ekosistem mangrove merupakan salah satu objek yang dapat diidentifikasi menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh. Teknologi tersebut dapat memantau perkembangan luas dan kerapatan mangrove menggunakan perhitungan algoritma  indeks vegetasi. Pada  penelitian  ini, data citra satelit yang digunakan yaitu citra Sentinel-2A multitemporal tahun 2017 dan tahun 2022. Sedangkan algoritma indeks vegetasi yang digunakan adalah Normalized Difference Vegetation Index. Algoritma tersebut bertujuan untuk mengetahui luas dan tingkat kerapatan mangrove khususnya di Pesisir Utara Kota Semarang. Klasifikasi yang digunakan untuk mengetahui tutupan lahan pada daerah tersebut yaitu menggunakan klasifikasi terbimbing Maximum Likelihood. Uji Akurasi yang digunakan untuk keakuratan tutupan lahan yaitu menggunakan plugin AcATaMa didapatkan Overall Accuracy sebanyak 90% pada citra tahun 2017 dan 92% pada citra tahun 2022. Berdasarkan hasil pengolahan luas mangrove pada citra sentinel-2A, luas mangrove selama tahun 2017 – 2022 mengalami penurunan. Luas mangrove berdasarkan hasil klasifikasi tahun 2017 dan tahun 2022 sebesar 960,953 dan 809,539 hektar. Selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat korelasi (R) antara nilai NDVI dengan validasi data kerapatan mangrove yang cukup kuat yaitu 0,6225. Kelas kerapatan mangrove terbagi menjadi 3 yaitu kerapatan jarang, sedang, dan rapat. Selama 5 tahun kerapatan jarang  berkurang sebanyak 2,831 ha, kerapatan sedang bertambah sebanyak 184,320 ha dan kerapatan rapat berkurang sebanyak 275,476 ha. Sehingga terjadi penurunan kerapatan mangrove dari tahun 2017 ke tahun 2022, terutama pada kelas kerapatan rapat seluas 275,476 ha yang berubah menjadi kelas kerapatan sedang seluas 184,324 ha.
Co-Authors Aditya Hafidh Baktiar Aji, Sentanu Alfian Galih Utama, Alfian Galih Alfreud, Carl Dylan Andri Suprayogi Anggi Karismawati Ardiansyah Ardiansyah Ardyan Satria Pratama Ardyan Satria Putra Pratama Arfina Kusuma Putra Arief Laila Nugraha Ariella Arima Aniendra Arsyad Nur Ariwahid Arwan Putra Wijaya Aryatama, Muhammad Ghani Avi Yudhanto Aziz Anjar Santoso Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Bashit, Nurhadi BASKORO AGUM GUMELAR Baskoro Agum Gumelar Bella Riskyta Arinda Benning Hafidah Kadina Besar Tirto Husodo Cartenz Noviantri Handayani Chandra Satria Ajie Wicaksono Dedigun Bintang Fajeri Demi Stevany Dewi Previansari Dewinta Heriza Dhuha Ginanjar Bayuaji DIKA NUZUL RACHMAWATI Dini Ramanda Putri Dini Tiara Dita Rizki Amliana Dyah Wijaningsih Ertha Silalahi Fadli Rahman Fadli Rahman, Fadli Fajriah Lita Pamungkasari Faradina Sekar Melati Farhan Ardianzaf Putra Farouki Dinda Rassarandi Farras Nabilah Fatimah Putri Utami Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Firman Hadi Fitra S Pandia Franstein Kevin J.B Gabriel Yedaya Immanuel Ryadi Galuh Puteri Saraswati Ghinaa Rahda Kurnila Gilang Diva Pradana Grivina Yuliantika Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Haniah Haniah IFAN ADI PRATAMA Ikhtifari, Muh. Nurshauma Ilmawan Muhammad Hida Indah Prasasti Innong Pratikina Akbaruddin Jamilah, Mutiara Jiyah Jiyah Jolangga Agung Budiman Kalinda, Icha Oktaviana Putri Kurnia Wisnu Aziz Kusuma, Hafiizh Mega Laode M Sabri Lia Novianti Ni’amah Lilik Kristianingsih Lingga Hascarya Prabandaru LM Sabri LM Sabri LM Sabri Maharani, Hanindya Zahra MIRTA INDRIASTUTI Moehammad Awaluddin Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Fathan Muhammad Ibnu Munadi Nainggolan, Yohana Christie Nandia Meitayusni Nabila Naufal Farras Naufal Ilyas Abdul Hakim Nella Wakhidatus Nida Shabrina Nilasari, Monica Novitasari Novitasari Nugra Putra Pembayun Nur Itsnaini Nurfika Maulina Larasati Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nurhandini Maghda Maghda Prajamandana, Andyan Putra Prambudhianto Putro Pamungkas Putra, Ikhlas Ika Putri, Novita Qoaruddin Qomaruddin Rajagukguk, Trevi Austin RAJAGUKGUK, TREVY AUSTIN Rampu, Jelly Resky Kelana Ridwan Aminullah Rihadatul Aisy Risqi Fadly Robby Rista Omega Septiofani Riyadi, Elnatan Vieno s Subiyanto Salma, Channana Nadiya Sawitri Subiyanto Sendi Akhmad Al Mukmin Septiyana, Diah Setyo Adhi Nugroho SILALAHI, ERTHA Sinabutar, Julio Jeremia Sindy Pariamanda Siska Wahyu Andini Siti Rahayuningsih Sondang Artania Sidauruk Supriadi Sanjaya Purba Suwirdah Pebriyanah Tisnasuci, Ilya Dewanti Trevi Austin Rajagukguk TREVY AUSTIN RAJAGUKGUK Trevy Austin Rajagukguk Tristianti, Nova Veri Pramesto Vidya Velisa Taufik Wakhidatus, Nella Welman Manuel Sitorus Widayanti, Eko Yudo Prasetyo Yudo Prasetyo