Claim Missing Document
Check
Articles

ESTIMASI UMUR PADI MENGGUNAKAN METODE EVI MULTITEMPORAL BERBASIS IDENTIFIKASI THE EARLY PLANTING (TEP) DENGAN CITRA LANDSAT 8 DI KABUPATEN KENDAL DAN KABUPATEN DEMAK Arsyad Nur Ariwahid; Abdi Sukmono; Sawitri Subiyanto
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1103.399 KB)

Abstract

ABSTRAKPadi merupakan tanaman penghasil beras sebagai salah satu bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terus meningkat sedangkan lahan pertanian yang semakin sedikit di Indonesia yang sekarang ini dijadikan sebagai lahan bangunan. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu penyumbang padi terbesar dengan total luas panen pada tahun 2018 adalah seluas 1,68 juta Ha. Dalam skala lebih kecil Kabupaten yang berada pada Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki total luas panen padi 36.574 Ha, dan Kabupaten Demak memiliki total luas panen padi 113.876 Ha. Pada penelitian ini akan dilakukan estimasi awal tanam padi berdasarkan nilai EVI Maksimal hasil pengolahan dan dilakukan estimasi luas panen padi selama periode penelitian. Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi bidang pertanian secara cepat dan tepat. Penelitian ini menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI untuk mengestimasi luas panen padi dengan menggunakan algortma EVI (Enhanced Vegetation Index) dan metode TEP (The Early Planting). Metode perkiraan umur padi ini akan dibangun berdasarkan nilai indeks pada tanaman berdasarkan nilai indeks sebuah citra baru yaitu EVI Maksimal yang merupakan sebuah citra yang memiliki nilai spektral tertinggi diantara kumpulan citra EVI, yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode TEP untuk mendapat perkiraan masa awal tanam padi, dan dapat dihitung perkiraan luas panen padi selama periode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan estimasi awal tanam padi berdasarkan distribusi spasial dari metode TEP, dengan nilai kesesuaian RMSE sebesar 8,2 hari untuk Kabupaten Kendal dan 7,7 hari untuk Kabupaten Demak. Berdasarkan estimasi awal tanam tanaman padi, diperoleh estimasi luas panen pada Kabupaten Kendal seluas 21.234,9 Ha dan estimasi luas panen pada Kabupaten Demak seluas 56.016,53 Ha Kunci : EVI, HST, TEP, Umur Padi. ABSTRACTPaddy is plant that produce a rice, one of the main food for the people of Indonesia. Indonesia has a population that continues to increase while agricultural land is decreasing in Indonesia, which is now increasing to building land. Central Java Province as one of the biggest rice contributors with total harvested area in 2018 is 1.68 million hectares. On a larger scale, regencies in Central Java Province, Kendal regencies have a total rice harvest area of 36,574 hectares, and Demak regency has a total harvest area of 113,876 hectares. In this research, an initial estimation of planting will be carried out based on the maximum EVI value of the processing and an estimation of rice harvested area during the study period. Remote sensing can be used to obtain agricultural information quickly and accurately. This study uses Landsat 8 OLI satellite imagery to estimate rice harvested area using the EVI (Enhanced Vegetation Index) algorithm and the TEP (The Early Planting) method. This rice age estimation method will be built based on the index value of plants based on the index value of a new image, namely the Maximum EVI which is an image that has the highest spectral value among the EVI image collections, which is then continued by using the TEP method to get an estimate of the initial rice planting period, and it can be calculated the estimated rice harvested area during the study period. The results showed an initial estimation of rice planting based on the spatial distribution of the TEP method, with an RMSE conformity value of 8,2 days for Kendal District and 7,7 days for Demak Regency. Based on the initial estimation of rice planting, the estimated harvest area in the Kendal Regency was 21.234,9 Ha and the estimated harvested area in Demak was 56,016.53 Ha. Keywords: Age of Rice, EVI, HST, TEP.
ANALISIS HUBUNGAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP SUHU PERMUKAAN TERKAIT FENOMENA URBAN HEAT ISLAND MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT (STUDI KASUS: KOTA SURAKARTA) Arfina Kusuma Putra; Abdi Sukmono; Bandi Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1819.898 KB)

Abstract

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang saat ini tengah mengalami perkembangan yang pesat. Berkat perkembangannya yang pesat, Kota Surakarta menjadi tujuan urbanisasi. Seiring dengan peningkatan urbanisasi terjadi perubahan tutupan lahan, dari area bervegetasi menjadi daerah terbangun. Proses pembangunan yang diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi luasan lahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari serta mempengaruhi kenaikan suhu yang memicu adanya fenomena pulau bahang (Urban Heat Island).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan tutupan lahan terhadap suhu permukaan terkait fenomena Urban Heat Island Kota Surakarta. Fenomena pulau bahang (Urban Heat Island) dianalisis dengan menggunakan pendekatan data penginderaan jauh melalui beberapa ekstraksi yaitu pemanfaatan klasifikasi terbimbing (Supervised), NDVI (NormalizedDifferenceVegetationIndex) dan LST (Land Surface Temperature). Pengolahan data dilakukan menggunakan citra satelit Landsat Tahun 1997, 2007, dan tahun 2016. Hasil pengolahan berupa distribusi suhu permukaan kemudian dikorelasikan dengan nilai indeks vegetasi dan perubahan tutupan lahan menggunakan analisis korelasi spasial dan uji regresi linear sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan dan indeks vegetasi memiliki korelasi dengan suhu  permukaan. Hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas lahan terbangunterhadap suhu permukaan menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99,8%.Hasil analisi korelasi spasial antara nilai indeks vegetasi dengan suhu permukaan menghasilkan nilai korelasi sebesar 66,63% untuk tahun 1997 dengan tahun 2007, dan 17,53% untuk tahun 2007 dengan tahun 2017.Perbedaan suhu permukaan antara pusat Kota Surakarta dengan daerah sub urban adalah sebesar ± 1-2,5°C. Perbedaan suhu antara pusat Kota Surakarta dengan daerah sub urban tersebut menjadi indikator kuat terjadinya urban heat island di Kota Surakarta.
IDENTIFIKASI LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN NDVI DAN PCA PADA CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Kabupaten Demak, Jawa Tengah) Ardiansyah Ardiansyah; Sawitri Subiyanto; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.279 KB)

Abstract

ABSTRAK Padi (Oryza sativa, sp) merupakan salah satu tanaman pertanian yang paling penting di Indonesia, karena beras merupakan makanan pokok lebih dari 90% penduduk Indonesia. Berdasarkan data Susenas-BPS, konsumsi beras di Indonesia per-kapita pada tahun 2013 sebesar 97,4045 kg/kapita/tahun. Berdasarkan Data Statistik Pertanian tahun 2014 Kementrian Pertanian, luas lahan sawah Indonesia pada tahun 2013 sebesar 8.112.103 ha. Pada tahun 2017, Pemerintah mempunyai misi mewujudkan Indonesia menjadi Swasembada Pangan. Oleh karena itu, Pemerintah harus dapat mengupayakan stabilitas pemenuhan kebutuhan pokok akan pangan, seperti pemetaan lahan sawah. Pemetaan lahan sawah yang akurat dapat menggunakan metode yang cepat dan mudah seperti Penginderaan Jauh.Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi lahan sawah menggunakan citra Landsat 8 multitemporal berdasarkan Masa Tanam Padi 1 di Kabupaten Demak yang berkisar antara akhir bulan Oktober 2013 hingga awal bulan Maret 2014. Metode yang digunakan yaitu Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Principal Component Analysis (PCA) dan kombinasi kanal. Klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan sembilan kelas, yaitu air, pemukiman, mangrove, kebun, tegalan, sawah 1, sawah 2, sawah 3 dan sawah 4.Hasil analisis menunjukkan luas lahan sawah yang diperoleh dari metode PCA sebesar 50.009 ha, kombinasi kanal sebesar 51.016 ha dan metode NDVI sebesar 45.893 ha. Tingkat ketelitian pada metode PCA 84,848%, kombinasi kanal mempunyai ketelitian 81,818% dan NDVI mempunyai ketelitian 75,758%. Kata Kunci : sawah, Landsat 8, NDVI, PCA, kombinasi kanal  ABSTRACT Paddy (Oryza sativa, sp) is one of the most important agricultural sector in Indonesia, because rice is the main food for more than 90% of Indonesia's population. Based on BPS-Susenas data, consumption of rice per capita in 2013 amounted to 97.4045 kg/capita/year. Based on Statistical Data of Agriculture Ministry of Agriculture by 2014, Indonesia rice field area in 2013 amounted to 8,112,103 ha. In 2017, the Government has the mission of realizing Indonesia became self-sufficient in food. Therefore, the Government should be able to seek the stability of the fulfillment of basic needs for food, such as wetlands mapping. It’s accurate mapping can use a quick and easy method such as Remote Sensing.In this study, carried out the identification of rice fields using multitemporal Landsat 8 based on Rice Planting Time 1st in Demak that range between the end of October 2013 to early  March 2014. The methods which was used Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Principal Component Analysis (PCA) and combination bands. Image classification is processed by using nine classes, those are water, settlements, mangrove, gardens, fields, rice fields 1st, rice fields 2nd, rice fields 3rd and rice fields 4th. The results showed the rice fields area obtained from the PCA method was 50,009 ha, combination bands was 51,016 ha and NDVI method was 45,893 ha. The accuracy level was obtained PCA method (84.848%), combination bands (81.818%), and NDVI method (75.758%). Keywords : rice fields, Landsat 8, NDVI, PCA, combination bands *) Penulis, Penanggungjawab
PENGARUH KELAS KELERENGAN TANAH TERHADAP PERSENTASE SELISIH PERHITUNGAN VOLUME DATA TERRESTRIAL LASER SCANNER DAN FOTO UDARA UNMANNED AERIAL VEHICLE Risqi Fadly Robby; Abdi Sukmono; Nurhadi Bashit
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.622 KB)

Abstract

ABSTRAKPerusahaan tambang open pit yang memiliki kelerengan topografi yang beragam membutuhkan data pengukuran topografi untuk keperluan menghitung volume galian tambang. Pengukuran menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) diharapkan mampu dijadikan sebagai alternatif dari pengukuran menggunakan Terrestrial Laser Scanner (TLS) untuk kegunaan perhitungan volume. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung perbedaan hasil perhitungan volume galian tambang batu gamping antara data TLS dengan data foto udara UAV dengan dua skema berbeda. Metode dengan foto udara UAV akan dianalisis pengaruh kelas kelerengan studi areanya, terhadap persentase selisih volumenya dengan metode data TLS. Analisi relasi antara persentase selisih volume dengan kelas kelerengan tanah dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi. Kekuatan dari relasi tersebut dianalisis menggunakan analisis korelasi. Hasil perhitungan volume dari data TLS sebesar 2.574.708,371 m3, selisih hasil volume antar dataTLS dan data UAV Skema 1 sebesar 3.782,155 m3, serta selisih hasil volume antar dataTLS dan data UAV Skema 2 sebesar 17.470,885 m3. Persamaan regresi antara persentase selisih volume dengan kelas kelerengan pada UAV Skema 1 adalah berbentuk linier positif dengan korelasi “Sedang” dengan nilai korelasi sebesar 0,624 . Persamaan regresi antara persentase selisih volume dengan kelas kelerengan pada UAV Skema 2 adalah berbentuk linier positif dengan korelasi “Sedang” dengan nilai korelasi sebesar 0,618   Kata Kunci: Persentase Selisih, Skema, TLS, UAV, Volume  ABSTRACTOpen pit mining companies that have various topographic slopes require topographic measurement data for the purpose of calculating the volume of mining excavation. Measurement using Unmanned Aerial Vehicle (UAV) is expected to be able to be used as an alternative to measurements using Terrestrial Laser Scanner (TLS) for the purpose of volume calculation. This study aims to calculate differences in the results of the calculation of the volume of limestone quarrying between TLS data with UAV aerial data with two different schemes. The method with UAV aerial photography will be analyzed the effect of the area slope class study, on the percentage of the volume difference using the TLS data method. Analysis of the relationship between the percentage difference between the volume and the class of soil slope is expressed in the form of a regression equation. The strength of the relation is analyzed using correlation analysis. The results of the calculation of the volume of TLS data amounted to 2,574,708,371 m3, the difference in volume results between the TLS data and Scheme 1 UAV data amounted to 3,782,155 m3, and the difference between the volume results between TLS data and Schema 2 UAV data amounted to 17,470,885 m3. The regression equation between the percentage difference between the volume and the slope class in UAV Scheme 1 is positive linear with "Moderate" correlation with a correlation value of 0.624. The regression equation between the percentage difference in volume with the slope class in UAV Scheme 2 is positive linear with " Moderate " correlation with a correlation value of 0.618.  Key Words: Percentage of Difference, Scheme, TLS, UAV, Volume
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN FENOMENA URBAN HEAT ISLAND Sendi Akhmad Al Mukmin; Arwan Putra Wijaya; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.42 KB)

Abstract

ABSTRAK Kota Cirebon merupakan salah satu daerah di Jawa Barat dengan pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Bertambahnya jumlah penduduk adalah salah satu penyebab perubahan tutupan lahan. Bertambahnya jumlah penduduk mangakibatkan semakin meningkatnya pemukiman, berkembangnya pusat perdagangan dan industri serta sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas penduduk. Perubahan tutupan lahan, terutama perubahan dari vegetasi menjadi lahan terbangun, dapat mempengaruhi distribusi spasial suhu permukaan dan menyebabkan terjadinya Urban Heat Island. Metode penginderaan jauh dapat digunakan untuk menghitung perubahan luasan tutupan lahan, indeks vegetasi dan distribusi suhu permukaan Kota Cirebon dan daerah sekitanya tahun 1999, 2007 dan 2014 serta menganalisis keterkaitannya dengan fenomena Urban Heat Island.Pada penelitian ini, analisis menggunakan citra satelit Landsat 5 tahun 1999 dan tahun 2007 serta Landsat 8 tahun 2014. Nilai suhu permukaan didapat dari pengolahan kanal termal citra satelit Landsat yang kemudian dikorelasikan dengan perubahan tutupan lahan menggunakan uji regresi sederhana.Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 1999 kelas suhu permukaan yang mendominasi adalah kelas 29°C-30°C, namun kelas tersebut semakin berkurang pada tahun 2007 dan 2014  dan kelas 33°C-34°C mendominasi akibat semakin meningkatnya lahan terbangun. Hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas lahan terbangun terhadap suhu permukaan didapatkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99%. Sedangkan hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas sawah terhadap suhu permukaan didapatkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99%. Suhu tinggi yang terdapat di wilayah pusat kota yang kemudian menurun ke arah pinggiran kota sampai ke desa, dengan selisih ±1-3°C, membuktikan adanya fenomena Urban Heat Island di Kota Cirebon. Kata Kunci: Penginderaan Jauh, Suhu Permukaan, Tutupan Lahan, Urban Heat Island.  ABSTRACT Cirebon city is one of area in West Java with a large population growth. The increasing population is one of the causes of land cover changes. It causes the increasing of residentials, the expansion of trade center and industries and also various types of infrastructures that support the citizens activities. Land cover changes, especially the changing of vegetation area into built-up area, affected the distribution of land surface temperature and causes the Urban Heat Island. Remote sensing method can be used to calculate land cover changes, vegetation index and land surface temperature distribution of Cirebon city and the surrounding area in 1999, 2007 and 2014 and to analyze the correlation with Urban Heat Island.                In this study, analysis was performed using Landsat 5 satellite image in 1999 and in 2007 and Landsat 8 in 2014. The value of land surface temperature obtained from the processing of thermal band of Landsat satellite image which then correlated with land cover changes using simple regression test.The results show that in 1999, land surface temperature class that dominate is 29°C-30°C, but this class decrease in 2007 and 2014 because the increses of built-up area and causing 33°C-34°C class dominate. A simple regression test between built-up area with land surface temperature obtained the value of the coefficient regression (R2) of 99%. A simple regression test between rice field area with land surface temperature obtained the value of the coefficient regression (R2) of 99%. The high temperature that occur in the urban area which then decreases towards suburban to rural, prove that Urban Heat Island occur in Cirebon City. Key Words: Land Cover, Land Surface Temperature, Remote Sensing, Urban Heat Island. *)Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS ESTIMASI ENERGI PANAS BUMI DAN REKOMENDASI LOKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus : Kawasan Gunung Ungaran, Jawa Tengah) Galuh Puteri Saraswati; Yudo Prasetyo; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.943 KB)

Abstract

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan terutama di sektor industri. Salah satu faktor penunjang laju pertumbuhan ekonomi yaitu ketersediaan energi listrik yang memadai. Potensi panas bumi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia memberi keuntungan tersendiri untuk pengembangan energi listrik ramah lingkungan. Pemanfaatan teknologi pengindraan jauh dengan menggunakan citra Landsat 8 yang memiliki sensor Thermal Infrared Sensor (TIRS) pada kanal 10 dan 11 dapat membantu dalam mendeteksi perbedaan suhu permukaan bumi. Hasil dari suhu permukaan dilakukan pengolahan dengan algoritma Radiative Heat Flux (RHF) sehingga didapatkan estimasi energi panas bumi. Selain itu, hasil dari suhu permukaan dilakukan pembobotan metode Analitychal Hierarchy Process (AHP) bersama dengan data Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), deliniasi kelurusan untuk didapatkan area potensial panas bumi. Area potensial panas bumi dan Peta RBI dilakukan analisis SIG untuk mendapatkan rekomendasi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa area potensi panas bumi di WKP Ungaran salah satunya berada pada kawasan cagar budaya Candi Gedongsongo dengan luas area sebesar 182,585 Ha. Estimasi energi yang didapat pada kawasan Candi Gedongsongo yaitu sebesar 25,059 MW. Hasil dari analisis Sistem Informasi Geografis didapatkan rekomendasi lokasi pembangunan PLTP dengan area yang sesuai sebesar 44,476 km2 dan area yang tidak sesuai sebesar 252,587 km2.
PENGARUH FENOMENA EL NINO DAN LA NINA PADA PERSEBARAN CURAH HUJAN DAN TINGKAT KEKERINGAN LAHAN DI PULAU BALI Gabriel Yedaya Immanuel Ryadi; Abdi Sukmono; Bandi Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.571 KB)

Abstract

Variabilitas persebaran curah hujan dan suhu permukaan laut secara spasiotemporal merupakan salah satu dampak dari El Nino dan La Nina selain kekeringan lahan. Dalam dunia pertanian diperlukan strategi untuk menghadapi dampak dari El Nino dan La Nina. Salah satu strategi yang dikembangkan adalah pembuatan pola tanam. Pada penelitian ini menganalisis pengaruh dari El Nino dan La Nina terhadap tingkat kekeringan lahan, persebaran curah hujan dan suhu permukaan laut. Metode pengolahan yang digunakan adalah komposit data citra harian untuk data suhu permukaan laut dan curah hujan, sedangkan untuk pengamatan kekeringan lahan menggunakan metode NDDI (Normalized Difference Drought Index) dan VHI. Analisis pengaruh fenomena El Nino dan La Nina menggunakan analisis statistik regresi linier. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh El Nino dan La Nina terhadap persebaran curah hujan dan suhu permukaan laut memiliki hubungan searah yaitu jika suhu permukaan laut tinggi maka curah hujan juga tinggi. Selain itu, pada penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari perubahan indeks ONI sebagai indikator El Nino dan La Nina terhadap perubahan luas kekeringan lahan dengan besar pengaruh sebesar 86%. Kata Kunci: ENSO, Kekeringan lahan, Pengindraan jauh  ABSTRACT Variability in spatial distribution of rainfall and sea surface temperature is one of the effects of El Nino and La Nina besides land drought. In agriculture world, a great strategy is needed to deal with the impact of the El Nino and La Nina. One strategy developed was the making of cropping patterns. In this research analyze the influence of El Nino and La Nina on land drought, the distribution of rainfall and sea surface temperature. The processing method used is composite daily image data for sea surface temperature and rainfall data, then for drought observation using NDDI (Normalized Difference Drought Index) and VHI (Vegetation Health Index) methods. For influence analyze of El Nino and La Nina phenomenon using linier regression analyze. The results of this study indicate the effect of El Nino and La Nina on the distribution of rainfall and sea surface temperature has a direct relationship if the sea surface temperature is high then rainfall is also high. In addition, in this study concluded that there is an effect from changes of the ONI index as an El Nino and La Nina indicator for changes in the area of dry land with a value of influence is 86%.
ANALISIS PENGUASAAN PEMILIKAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) BERBASIS BIDANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (Studi Kasus : Kelurahan Tembalang Tahun 2015) Benning Hafidah Kadina; Sawitri Subiyanto; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.801 KB)

Abstract

ABSTRAKTembalang merupakan wilayah yang memiliki perkembangan yang sangat dinamis, karena selain fungsinya sebagai kawasan pemukiman, Tembalang juga merupakan kawasan pendidikan. Pembangunan kampus Univesitas Diponegoro (UNDIP) yang dimulai sejak tahun 1990-an sampai dengan saat ini membuat banyak perubahan bagi TembalangData yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta administrasi Kelurahan Tembalang, citra GeoEye terkoreksi tahun 2013 dan sebaran persil BPN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi pada obyek bidang tanah berupa poin penggunaan, pemanfaatan, pemilikan, dan penguasaan tanah.Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil berupa peta yang akurat dan teliti mengenai sebaran bidang tanah lengkap dengan penggunaan, pemanfaatan, pemilikan, dan penguasaan tanah di Kelurahan Tembalang. Penggunaan tanah di Kelurahan Tembalang sebagian besar merupakan tanah kosong sudah diperuntukan dengan persentase 33,930%, pemanfaatan terbanyak adalah pemanfaatan campuran sebesar 29,68%, pemilikan tanah oleh negara sebesar 67,80% dan penguasaan tanah oleh negara sebesar 67,80%.  Pola hubungan yang terjadi antara penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah di Kelurahan Tembalang sebanyak 103 pola dengan pola yang mendominasi adalah pola penguasaan oleh negara dengan status kepemilikan tanah milik negara yang penggunaannya sebagai tanah kosong sudah diperuntukan dan dimanfaatkan sebagai pemanfaatan campuran dengan persentase 24,3454 % dan luas 93,045 Ha.Kata Kunci : Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, Pemanfaatan ABSTRACKTembalang is an area that has a very dynamic growth. It has a function not only for settlement area but also as an education area. The establishment of Diponegoro University (UNDIP) that started since 1990s until now, makes much changes for Tembalang.The  data that is used in this study is a map of Tembalang, corrected GeoEye images from 2013 and BPN plot distribution. This study uses a method of identification of land area objects that are in the form of land use, utilization, ownership and authorization point.This study is being done to get a result that is in the form of accurate and precise maps about land area distribution with their land use, utilization,ownership and authorization at Tembalang. Land use at Tembalang district is mostly reserved barren land at 33,93%, the most use is mixed use at 29,68%, land ownership by the government at 67,80% and land authority by the government at 67,80%. The amount of correlation pattern that happens between land authority, land ownership, land use and utilization in Tembalang district  is 103 pattern. With the dominating pattern which is authority by the government – land ownership by government – land use of reserved barren land – mixed use at 24,3454% and the area is 93,045 Hectare.Keywords : Authorization, Ownership, Land use, Utilization *) Penulis, Penanggungjawab
ANALISIS ESTIMASI ENERGI PANAS BUMI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Kawasan Gunung Telomoyo) Naufal Farras; Abdi Sukmono; Nurhadi Bashit
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.236 KB)

Abstract

ABSTRAK Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang bersifat terbarukan dan ramah lingkungan, potensi energi panas bumi yang besar ini perlu ditingkatkan kontribusinya untuk mencukupi kebutuhan energi domestik karena energi panas bumi bersifat tidak dapat diekspor, maka sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri. Sebanyak 276 lokasi panas bumi di Indonesia tersebar mengikuti jalur pembentukan gunung api yang membentang dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi sampai Maluku. Sebagian besar dari jumlah area tersebut terletak di lingkungan vulkanik, sisanya berada di lingkungan batuan sedimen dan metamorf. Lokasi prospek panas bumi sebanyak 276 area, hanya 31% yang telah disurvei secara rinci dan didapatkan potensi cadangan. Oleh karena itu, perlu metode selain survei lapangan untuk estimasi energi, dengan menggunakan penginderaan jauh.Teknologi pengindraan jauh dapat digunakan untuk estimasi energi menggunakan metode radiative heat flux (RHF) dengan penentuan sebaran suhu permukaan (LST) dan indeks vegetasi metode NDVI dari band inframerah, hasil NDVI tersebut kemudian dilakukan klasifikasi untuk menentukan nilai Emissivity serta delineasi kelurusan berupa sesar ataupun patahan kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan sebaran area potensial panas bumi, luas area potensial dan estimasi energi menggunakan metode overlay pembobotan Analitycal Hierarchy Process (AHP) parameter LST, NDVI dan Kelurusan (Lineament).Hasil pengolahan citra landsat 8 didapatkan sebaran area potensial panas bumi berada di Desa Wirogomo, Kemambang dan Banyubiru dengan luas area 3,295 km2 dan di Desa Sepakung dengan luas area 0,672 km2. Hasil estimasi energi panas menggunakan algoritma radiative heat flux(RHF) dari area potensial panas bumi sebesar 76,172 MW.
Analysis of Built-up Land Spatial Patterns Using Multitemporal Satellite Imagery in Pekalongan City Nurhadi Bashit; Yudo Prasetyo; Abdi Sukmono
Journal of Applied Geospatial Information Vol 4 No 2 (2020): Journal of Applied Geospatial Information (JAGI)
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.281 KB) | DOI: 10.30871/jagi.v4i2.2014

Abstract

Regional growth is characterized by an increase in built-up land. An increase in built-up land can cause changes in land use such as vacant land turned into built-up land. One of the cities in Central Java that experienced an increase in built-up land was in the City of Pekalongan. Based on Pekalongan City Regulation Number 30 Year 2011, the National Spatial Planning stipulates that Pekalongan City is the Regional Activity Center. This causes the Pekalongan City to have the potential to increase the amount of built-up land. An increase in uncontrolled built-up land can cause negative impacts such as reduced water catchment areas so that the disruption of water resources conditions. Therefore, it is necessary to monitor the increase of built-up land in Pekalongan City and see its development spatial patterns. One of method for monitoring a city's built-up land uses the remote sensing method. This study uses an Index-based Built-up Index (IBI) algorithm. Based on the results of this study, it can be concluded that the city of Pekalongan experienced an increase in built-up land between 2013 and 2019. The largest increase in built-up land is in the range of 2017 to 2019 with an area of increase of 359.088 ha so that it can be obtained the speed of increase of built-up land by 170.544 ha/year. The spatial pattern of built-up land increased in 2017 to 2019 heading south because South Pekalongan Regency has a toll road that connects the main road with the toll road.
Co-Authors Aditya Hafidh Baktiar Aji, Sentanu Alfian Galih Utama, Alfian Galih Alfreud, Carl Dylan Andri Suprayogi Anggi Karismawati Ardiansyah Ardiansyah Ardyan Satria Pratama Ardyan Satria Putra Pratama Arfina Kusuma Putra Arief Laila Nugraha Ariella Arima Aniendra Arsyad Nur Ariwahid Arwan Putra Wijaya Aryatama, Muhammad Ghani Avi Yudhanto Aziz Anjar Santoso Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Bashit, Nurhadi BASKORO AGUM GUMELAR Baskoro Agum Gumelar Bella Riskyta Arinda Benning Hafidah Kadina Besar Tirto Husodo Cartenz Noviantri Handayani Chandra Satria Ajie Wicaksono Dedigun Bintang Fajeri Demi Stevany Dewi Previansari Dewinta Heriza Dhuha Ginanjar Bayuaji DIKA NUZUL RACHMAWATI Dini Ramanda Putri Dini Tiara Dita Rizki Amliana Dyah Wijaningsih Ertha Silalahi Fadli Rahman Fadli Rahman, Fadli Fajriah Lita Pamungkasari Faradina Sekar Melati Farhan Ardianzaf Putra Farouki Dinda Rassarandi Farras Nabilah Fatimah Putri Utami Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Firman Hadi Fitra S Pandia Franstein Kevin J.B Gabriel Yedaya Immanuel Ryadi Galuh Puteri Saraswati Ghinaa Rahda Kurnila Gilang Diva Pradana Grivina Yuliantika Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Haniah Haniah IFAN ADI PRATAMA Ikhtifari, Muh. Nurshauma Ilmawan Muhammad Hida Indah Prasasti Innong Pratikina Akbaruddin Jamilah, Mutiara Jiyah Jiyah Jolangga Agung Budiman Kalinda, Icha Oktaviana Putri Kurnia Wisnu Aziz Kusuma, Hafiizh Mega Laode M Sabri Lia Novianti Ni’amah Lilik Kristianingsih Lingga Hascarya Prabandaru LM Sabri LM Sabri LM Sabri Maharani, Hanindya Zahra MIRTA INDRIASTUTI Moehammad Awaluddin Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Fathan Muhammad Ibnu Munadi Nainggolan, Yohana Christie Nandia Meitayusni Nabila Naufal Farras Naufal Ilyas Abdul Hakim Nella Wakhidatus Nida Shabrina Nilasari, Monica Novitasari Novitasari Nugra Putra Pembayun Nur Itsnaini Nurfika Maulina Larasati Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nurhandini Maghda Maghda Prajamandana, Andyan Putra Prambudhianto Putro Pamungkas Putra, Ikhlas Ika Putri, Novita Qoaruddin Qomaruddin Rajagukguk, Trevi Austin RAJAGUKGUK, TREVY AUSTIN Rampu, Jelly Resky Kelana Ridwan Aminullah Rihadatul Aisy Risqi Fadly Robby Rista Omega Septiofani Riyadi, Elnatan Vieno s Subiyanto Salma, Channana Nadiya Sawitri Subiyanto Sendi Akhmad Al Mukmin Septiyana, Diah Setyo Adhi Nugroho SILALAHI, ERTHA Sinabutar, Julio Jeremia Sindy Pariamanda Siska Wahyu Andini Siti Rahayuningsih Sondang Artania Sidauruk Supriadi Sanjaya Purba Suwirdah Pebriyanah Tisnasuci, Ilya Dewanti Trevi Austin Rajagukguk Trevy Austin Rajagukguk TREVY AUSTIN RAJAGUKGUK Tristianti, Nova Veri Pramesto Vidya Velisa Taufik Wakhidatus, Nella Welman Manuel Sitorus Widayanti, Eko Yudo Prasetyo Yudo Prasetyo