Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wirabakti, Deden Matri; Abdullah, Rahman; Maddeppungeng, Andi
Konstruksia Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 6 No. 1 Tahun 2014
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Yang besar dari kawasan tangerang yang terdiri dari kabupaten tangerang , kota tangerang , dan kota tangerang selatan . Pertumbuhan gedung dan industri konstruksi bangunan yang sangat tinggi dan meningkat dari waktu ke waktu .Ada beberapa kendala juga ditemukan di sepanjang bangunan proces yang dihasilkan akibat keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan yang sesuai dengan jadwal dalam dokumen kontrak. Beberapa masalah telah diidentifikasi sebagai penyebab itu yakni masalah keuangan, tenaga kerja keterampilan, bahan bangunan perangkat pasir lingkungan, dan manajemen isu.Penelitian ini bertujuan menelaah beberapa faktor yang menunda incompletion causethe dari proyek tersebut, mencari peringkat urutan setiap faktor dan mencari faktor utama mempengaruhi penundaan selesainya pengerjaan di wilayah studi. Studi ini menggunakan metode anon-probability purposive sampling , dan satu set pertanyaan nairedistributed kepada 10 perusahaan kontraktor .Analisis deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel. Sebagai temuan utama, ada faktor terbesar berdasarkan nilai dari data berarti.Fisrtly, pengiriman penundaan dari bahan bangunan, 2 terbatas ketersediaan bahan bangunan di pasar, 3 isthe kekurangan pasokan oflabor, 4 adalah tingginya intensityof hujan, 6 adalah kurangnya tenaga kerja kehadiran, 6 dan faktor ke-7 adalah kurangnya buruh membunuh dan disiplin, 8 adalah faktor komunikasi antara perusahaan kontraktor dan pemilik 9 adalah miss komunikasi antara pekerja badan penasihat, andit dan las faktor adalah uncomplet desain dengan arsitek atau penata. Asosiasi antara kisaran penundaan 10 dan faktor yang menunjukkan keterampilan tenaga kerja dan tingginya intensitas curah hujan sebagai faktor penting yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek .Kata Kunci : delay factors of completion the project, building cosntion industry, the association between variables, 
STUDI ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PEDESAAN SISTEM GRAVITASI MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 Wigati, Restu; Maddeppungeng, Andi; Krisnanto, Irvan
Konstruksia Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 6. No. 2 Tahun 2015
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini sebagian wilayah di desa Taman Sari belum mendapatkan air bersih walaupun terdapat sumber mata air yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Masalah yang ada yaitu sistem distribusi untuk menyalurkan air dari sumber mata air sampai ke tempat yang mudah di jangkau oleh masyarakat. Sistem jaringan air bersih direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah studi sampai tahun 2033. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk yang pertumbuhannya dianalisis dengan menggunakan analisa regresi. Dari hasil perhitungan analisis kebutuhan air bersih di desa Taman Sari pada tahun 2033 dengan jumlah penduduk 3875 jiwa mencapai 3,245 liter/detik. Sistem distribusi menggunakan sistem gravitasi, dengan hasil perhitungan manual didapat  diameter pipa distribusi bervariasi dari 2 inch sampai 4 inch, sedangkan perhitungan Epanet 2.0 didapat 25 mm, 50 mm, 75 mm dan 100 mm. Untuk mendesain sistem penyediaan air bersih digunakan software EPANET 2.0.Kata Kunci : air bersih, gravitasi, Epanet 2.0
Analisis Kinerja Supply Chain Pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Andi Maddeppungeng; Irma Suryani; Rohaesih Yuliatin
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 1 (2015): Oktober 2015
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v1i1.317

Abstract

Suatu proyek memiliki item pekerjaan yang banyak. Kompleksitas pekerjaan menyebabkan banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi konstruksi menyebabkan terjadinya fragmentasi. Maka dilakukan penerapan konsep supply chain management untuk mengetahui pola jaringan supply chain dan kinerja supply chain terhadap indikator – indikator penilaian kinerja yang mengandung konsep value, conversion, dan flow. Metode yang digunakan yaitu dengan mengolah data kualitatif yang selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan menggambarkan data yang didapat dan akan menghasilkan bentuk pola dari hasil wawancara. Pada studi kasus diperoleh pola jaringan khusus dimana peran pengguna jasa sangat besar dalam menentukan jaringan supply chain, yang dipengaruhi oleh metoda kontrak, lingkup bisnis pengguna jasa, serta adanya strategi pengadaan yang dilakukan oleh kontraktor. Dari 12 (dua belas) indikator penilaian kinerja, dengan lingkup pekerjaan arsitektur terlihat bahwa terkait dengan konsep conversion, flow, dan value , diperoleh kinerja supply chain proyek studi kasus dapat dikatakan baik terhadap pemahaman dan penerapan konsep conversion dengan adanya usaha penerapan collaboration design. Konsep aliran (flow) juga telah diterapkan dengan melakukan suatu manajemen pengadaan yang baik pada pelaksanaan pekerjaan. Untuk konsep nilai (value) pemahaman kontraktor masih kepada kesesuaian antara perencanaan/ design dengan hasil pekerjaan yang dilaksanakan, hanya menyangkut mutu dari pekerjaan. Indikator penilaian kinerja yang ada terlihat bahwa kontraktor telah memahami pentingnya kinerja supply chain dan telah melakukan usaha-usaha perbaikan dan peningkatan untuk tercapainya efektifitas dan efisien proyek konstruksi bangunan gedung. 
ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DENGAN TINJAUAN PADA PEKERJAAN STRUKTUR Andi Maddeppungeng; Irma Suryani
Jurnal Fondasi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.452 KB) | DOI: 10.36055/jft.v4i1.1229

Abstract

Pekerjaan struktur dengan sumber daya material, alat, dan tenaga kerja merupakan lingkup pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap kinerja supply chain. Hal ini menjadi latar belakang penulis dalam melakukan penelitian tentang kinerja proyek dari pola supply chain yang ada pada proyek konstruksi bangunan gedung dengan tinjauan pada pekerjaan struktur proyek tersebut.Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif pada lokasi studi kasus. Data kualitatif berupa hasil wawancara secara mendalam dan semi terstruktur digunakan untuk mendeskripsikan pola dan setiap indikator kinerja supply chain yang digunakan dalam penelitian ini.Data kuantitatif berupa memo dan dokumentasi lapangan digunakan untuk mengukur kinerja supply chain pada proyek studi kasus.Hasil penelitian, menunjukan bahwa pola supply chain yang terjadi pada pekerjaan struktur proyek studi kasus adalah pola umum. Owner pada proyek studi kasus memberikan seluruh paket pekerjaan kepada kontraktor. Kontraktor memberikan beberapa jenis pekerjaan ke subkontraktor dan spesialis. Tingkat fragmentasi yang lebih rendah karena penggunaan pola umum akan mempermudah owner dalam melakukan pengawasan terhadap kontraktor. Kontraktor sudah menerapkan konsep conversion, flow dan value dengan baik. Hal ini dilihat dengan adanya hubungan jangka panjang dengan supplier dan subkontraktor (partnering) untuk konsep conversion, hasil pengukuran kinerjayang baik untuk indikator yang berkaitan dengan konsep flow dan konsep value dengan adanya konsep pengawasan yang baik sehingga value yang dihasilkan optimal.Kata Kunci : Supply Chain, Pekerjaan Struktur, Proyek Konstruksi, Kinerja
ANALISIS WAKTU DAN BIAYA MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE DAN OPTIMASI MENGGUNAKAN METODE CPM Andi Maddeppungeng; Rindu Twidi Bethary; Fisi Rayigianti
Jurnal Fondasi Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.744 KB) | DOI: 10.36055/jft.v3i1.1716

Abstract

Proyek memerlukan tindakan pengendalian dari segi biaya dan waktu. Sebelum dilakukan tindakan pengendalian biaya dan waktu dengan crash, perlu diketahui terlebih dulu perkiraan waktu, biaya dan kinerja proyek yang telah berlangsung hingga akhir proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja proyek dan mendeteksi sedini mungkin perkiraan waktu dan biaya pada akhir proyek. Kemudian kita dapat melakukan pengendalian waktu dan biaya dengan optimasi melakukan crash dengan penambahan jam kerja (lembur) agar mendapatkan biaya dan waktu optimal. Penelitian ini menggunakan Metode Earned Value untuk memperkirakan waktu dan biaya akhir proyek, CPM untuk mendapatkan kegiatan jalur kritis yang akan di crashing agar mendapatkan waktu dan biaya optimal, crashing dengan cara penambahan jam kerja/lembur serta menggunakan bantuan program LINDO.Hasil penelitian Metode Earned Value yaitu pada akhir proyek pengeluaran biaya Rp.10.282.426.190,74 lebih besar dari anggaran rencana sebesar Rp.8.205.410.000,00 dan perencanaan waktu proyek tepat waktu selama 364 hari. Hasil penelitian metode CPM yaitu didapat 8 pekerjaan jalur kritis. Hasil analisis pada metode crash didapat total durasi crash 39 hari dari durasi normal 364 hari, durasi setelah crash menjadi 325 hari dengan biaya total setelah crash Rp 7.607.109.881,00 dari biaya total normal sebesar Rp 7.583.775.188,49. Maka didapat penambahan biaya setelah crash sebesar Rp  23.334.692,89. Hasil analisis menggunakan program LINDO yaitu pada jumlah total durasi crash sebesar 100 hari didapat tambahan biaya langsung sebesar Rp 35.746.380. Pada perhitungan manual didapat tambahan biaya langsung sebesar Rp 35.746.380 maka dapat disimpulkan hasil output tambahan biaya langsung dari LINDO sama dengan perhitungan manual. Kemudian pada grafik hubungan antara waktu dan penambahan biaya langsung pada percepatan durasi proyek X didapat waktu 35 hari dari waktu normal 364 hari setelah di crash menjadi 329 hari dengan penambahan biaya langsung sebesar Rp.11.000.000
ANALISIS EFEK JENTRIFIKASI PADA FASAD DI KAWASAN KEMANG JAKARTA SELATAN SEBAGAI KAJIAN PENGEMBANG PERKOTAAN Irma Suryani; Andi Maddeppungeng
Jurnal Fondasi Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1198.757 KB) | DOI: 10.36055/jft.v1i1.2005

Abstract

Jentrifikasi adalah fenomena yang sering terjadi di beberapa kota di beberapa Negara. Jentrifikasi dimaksudkan untuk mengontrol kaum urban dan dapat menjadi suatu strategi untuk mengembangkan pusat kota. Walaupun strategi tersebut masih jarang diterapkan di kota-kota di Indonesia tetapi Kemang dapatmenjadi contoh kasus yang dapat merepresentasikan fenomena jentrifikasi di Jakarta dan kota lain di Indonesia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah telah terjadi jentrifikasi di Jalan Kemang Raya, dan bagaimana proses serta efek yang ditimbulkan jentrifikasi pada aspek fisik Kawasan Kemang Raya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengidentifikasi indikasi-indikasi yang mengarah kepadapembuktian terjadinya jentrifikasi di kawasan tersebut, sehingga penelitian ini menggunakan paradigma atau metode pendekatan positivisme, yaitu melakukan penelitian berdasarkan pada fakta-fakta empiris. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif yang dianggap mampu menerangkan gejala atau fenomena secara lengkap dan menyeluruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jentrifikasi di wilayah Jalan Kemang memberikan pengaruh positif baik secara fisik dan non-fisik. Pengaruh non-fisik dapat dilihat dari perubahan fungsi wilayah tersebut dari rumah tinggal menjadi daerah komersial, harga lahan, populasi dan struktur pemukiman berubah. Pengaruh tersebut membawa perubahan terhadap karakter lingkungan yang berubah dari citra pemukiman menjadi citra komersial yang membawa perubahan tampilan (fasad) wilayah tersebut. Perubahan fasad dipengaruhi oleh penyesuaian fungsi bangunan dari rumah menjadi bangunan komersial. Perubahan fasad pada bangunan-bangunan tertentu menunjukkan adanya perbedaan dasar jentrifikasi yang terjadi di wilayah tersebut. Pada bagian jalan yang mengalami jentrifikasi pada tahap penetrasi, perubahan fasad tidakseluruhnya terjadi, dimana beberapa bangunan yang fungsinya belum berubah masih tetap ada. Pada tahap invention dan succession, perubahan fasad pada bangunan-bangunan seluruhnya berubah dari tempat tinggal menjadi bangunan komersial
PENERAPAN METODE SIMULASI MONTE CARLO TERHADAP RISIKO FINANSIAL PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus : Apartemen X di Cipulir) Andi Maddeppungeng; Rifky Ujianto; Marsa Fella
Jurnal Fondasi Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.077 KB) | DOI: 10.36055/jft.v7i2.4070

Abstract

Risiko finansial adalah risiko perusahaan terkait pembiayaan yang harus dikeluarkan oleh proyek agar proyek tersebut dapat beroperasi. Untuk meminimalisir risiko finansial, diperlukan adanya estimasi biaya. Estimasi biaya digunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek.Pada tahap estimasi biaya sering kali tidak melibatkan faktor ketidakpastian dan risiko, padahal risiko dan ketidakpastian merupakan faktor penting yang tidak mungkin dapat dihindari dalam biaya proyek. Untuk mengukur akibat dari risiko dan ketidakpastian dari pembiayaan proyek maka digunakan simulasi Monte Carlo guna memodelkan dan menganalisa sistem untuk mendapatkan estimasi biaya proyek yang terbaik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum dan minimum proyek berdasarkan harga satuan bahan dan upah, mengetahui probabilitas keberhasilan proyek sesuai biaya di RAB terhadap hasil estimasi biaya, dan mengetahui persentase perbandingan harga yang akan dialami proyek dari perhitungan metode simulasi Monte Carlo dengan program Microsoft Excel dan Crystal Ball.Pada penelitian ini dilakukan analisa pada harga satuan minimum, harga satuan maksimum dari hasil wawancara dan harga satuan paling disukai yang diambil dari harga rencana anggaran biaya (RAB). Selanjutnya dilakukan simulasi Monte Carlo dengan menggunakan software Microsoft Excel dan Crystal Ball. Sehingga simulasi akan menghasilkan distribusi probabilitas nilai estimasi biaya yang lebih realistis. Dari hasil penelitian diperoleh nilai minimum senilai Rp 68,133,682,809.47, nilai maksimum senilai Rp. 106,485,596,066.01 dan nilai kontrak RAB proyek senilai Rp. 96,805,087,332.74. Presentase probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek sesuai biaya di RAB adalah 100%. Proyek bisa mendapatkan keuntungan sebesar 9.82 % bila menggunakan hasil analisis dari Microsoft Excel, dan mendapatkan keuntungan sebesar 6.42 % dengan menggunakan hasil analisi Crystal Ball.
MANAJEMEN RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALUR KERETAAPI YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU (Studi Kasus Double-Double Track Railway Jakarta, Zona Jatinegara-Bekasi) Andi Maddeppungeng; Restu Wigati; Alfian Faris
Jurnal Fondasi Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.105 KB) | DOI: 10.36055/jft.v6i2.2474

Abstract

Pada pelaksanaan pembangunan proyek kereta api Double-Double Track terjadi keterlambatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh, penyebab risiko dominan dan mitigasi risiko pada proyek pembangunan jalur kereta api double-double track. Pada penelitianini digunakan metode kuantitatif deskriptif dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara survey melalui angket atau kuesioner dan divalidasi oleh para pakar untuk penentuan variabel, penyebaran kuesioner, pengujian validitas reliabilitas dan normalitas dengan SPSS v.20 trial, analisa risiko dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui peringkat risiko dan level risiko serta wawancara kepada responden untuk analisa tindak lanjut. Terdapat dua faktor risiko dominan yaitu Penyerahan oleh pihak lain terlambat (X24) dengan nilai FR sebesar 0,806 dan Perubahan Desain (X44) dengan nilai FR sebesar 0,785. Setelah itu kedua faktor tersebut diuji korelasinya terhadap kinerja waktu dan didapat hasil sebesar -0,334 untuk risiko Penyerahan oleh pihak lain terlambat (X24) dan -0,289 untuk risiko Perubahan desain (X44) yangdapat disimpulkan bahwa risiko tersebut mempengaruhi kinerja waktu pada proyek Double-Double Track. Secara garis besar penyebab risiko tersebut adalah adanya tanah warga yang dialihkan haknya dan ketidaksesuaian kondisi dilapangan dengan perencanaan yang menyebabkan menurunnya kinerja waktu pada proyek. Sehingga aksi mitigasi yang tepat adalah dengan melakukan pekerjaan secara parallel 
ANALISIS PENGARUH VALUE CHAIN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM MENCAPAI KEPUASAN KONTRAKTOR PADA PERUSAHAAN READY MIX BETON DI BANTEN Andi Maddeppungeng; Irma Suryani
Jurnal Fondasi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.104 KB) | DOI: 10.36055/jft.v4i1.1223

Abstract

Persaingan yang terjadi antara perusahaan ready mix beton pada saat ini sangatlah ketat. Agar memiliki keunggulan bersaing setiap perusahaan dituntut untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Untuk itu diperlukan analisis value chain untuk meningkatkan keunggulan bersaing dalam mencapai kepuasankontraktor. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh value chain terhadap persaingan, urutan atau posisi faktor-faktor value chain agar dapat meningkatkan keunggulan bersaing dalam mencapai kepuasan kontraktor dan supply chain material proses produksi pada perusahaan ready mix beton di Banten.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner kepada responden yaitu staff yang bekerja di perusahan ready mix, kemudian data kuesioner tersebut dianalisa dengan uji Kruskal Walls H, uji validitas dan reliabilitas, analisis normalitas, analisis deskriptif, analisis bivariate, correlation, dan analisis faktor untuk dimasukan kedalam diagram value chain porter dengan bantuan program SPSS.20.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 20 aktivitas value chain yang berpengaruh terhadap keunggulan bersaing dalam mencapai kepuasan kontraktor pada perusahaan ready mix beton di Provinsi Banten. Terdiri dari 11 aktivitas primer dan 9 aktivitas pendukung. Terdapat 3 aktivitas yang memilikipengaruh dominan yaitu X.19 (Menganalisis umpan balik informasi pelanggan), X.15 (Penetapan harga dan kesepakatan pembayaran), dan X.32 (Training khusus bagi tenaga kerja).Kata Kunci: Value Chain, Supply Chain, Keunggulan bersaing, Kepuasan Kontraktor, Perusahaan Ready Mix Beton
ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK PERUMAHAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Citra Serang Residence) Andi Maddeppungeng; Irma Suryani
Jurnal Fondasi Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.518 KB) | DOI: 10.36055/jft.v5i1.1249

Abstract

Pelaku pembangunan proyek konstruksi pembangunan perumahan di Indonesia pada umumnya tidak melakukan identifikasi biaya tidak langsung (Inderect Costs) secara detail serta diyakini tidak memiliki mekanisme yang akurat dalam menentukan besarnya masing-masing variabel biaya tidak langsung. Akibatdari tidak memiliki mekanisme yang akurat dalam estimasi biaya (estimated cost), terlebih dalam estimasi biaya tidak langsung sehingga keuntungan yang diperoleh tidak optimal bahkan tidak jarang mengalami kerugian. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang estimasi biaya pada proyek perumahan di proyek pembangunan Perumahan Citra Serang Residence.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi biaya, besaran persentase biaya tidak langsung serta pola rantai pasok (Supply Chain) material dan pekerja pada proyek Perumahan Citra Serang Residence.Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung dan penyebaran kuesioner kepada responden yang terlibat pada proyek tersebut, kemudian data yang diperoleh diolah mengggunakan softwareSPSS.20 untuk mengetahui karakteristik dari biaya tidak langsung tersebut.Dari hasil pembahasan diperoleh rata-rata nilai persentase Inderect Cost pada proyek perumahan sebesar 12.13 % dan pada proyek pembanding pada proyek konstruksi jalan adalah sebesar 6.59 %. Serta diperoleh kesimpulan bahwa estimasi biaya tidak langsung pada proyek perumahan sangat penting untukdilakukan.