Claim Missing Document
Check
Articles

PERENCANAAN BUNDARAN PADA SIMPANG (Studi Kasus Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Kyai H. Yasin Beji - Jalan Warnasari - Jalan Semang Raya, Cilegon) Muhammad Fakhruriza Pradana; Andi Maddeppungeng
Jurnal Fondasi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.146 KB) | DOI: 10.36055/jft.v4i1.1227

Abstract

Simpang Jalan Jenderal Sudirman – jalan Kyai H.Yasin Beji – jalan Warnasari – Jalan Semang Raya adalah salah satu simpang di Kota Cilegon yang memiliki permasalahan lalu lintas. Dimana pada jam-jam tertentu tepatnya jam puncak seperti pagi hari, siang hari dan sore hari sering terjadi masalah lalu lintaskarena pada simpang ini melayani arus lalu lintas ke arah pusat Kota Cilegon, Kawasan Perindustrian, Komplek Perumahan PT. Krakatau Steel dan Damkar. Tingginya volume lalu lintas yang melewati simpang ini menyebabkan terjadinya pertemuan kendaraan yang cukup padat. Oleh karena itu diperlukan pengendalian persimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk perencanakan bundaran pada simpang bersinyal dengan perencanaan bundaran untuk 10 tahun ke depan serta dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Pengambilan data volume lalu lintas adalah dengan melakukan survei pada jam puncak pagi, siang dan sore dalam 1 hari.Hasil dari survei didapat volume lalu lintas tertinggi sebesar 7.286 kend/jam yang terjadi pada jam 07.0008.00.Pada perhitungan analisa kinerja simpang menyatakan bahwa keadaan simpang (eksisting) sudah dalam kondisi jenuh dengan DS > 0,75. Perencanaan bundaran atau tipe jalinan yang didapat adalahR14-22. Hasil analisa kinerja bundaran perencanaan 10 tahun dengan i =7,35% (kendaraan roda 4 atau lebih) dan i = 15,62% (kendaraan roda 2), didapat DS pendekat A = 0,61, DS pendekat B =0,70, DS pendekat C=0,74, DS pendekat D=0,16. Hal ini menyatakan bahwa pengendalian persimpangan dengan bundaran mampu mempertahankan kejenuhan sampai dengan tahun ke-10 dengan DS pada semua pendekat < 0,75. Total RAB untuk pekerjaan perkerasan aspal Laston (AC), penimbunan tanah bundaran, pemasangan kanstin, pekerjaan taman dan pengecatan kanstin adalah Rp. 466.716.269,Kata Kunci: MKJI 1997, Simpang Bersinyal, Jalinan, Bundaran, Rencana Anggaran Biaya (RAB)
PENGARUH TQM ( TOTAL QUALITY MANAGEMENT ) DAN SCM ( SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ) TERHADAP DAYA SAING PADA INDUSTRI KONSTRUKSI ( STUDI KASUSPADA KONTRAKTOR BERSERTIFIKAT ISO 9001 DI DKI JAKARTA ) Andi Maddeppungeng
Jurnal Fondasi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.557 KB) | DOI: 10.36055/jft.v5i2.1262

Abstract

Perusahaan yang bergerak dibidang industri konstruksi yang menerapkan Total Quality Management (TQM) di era globalisasi inilah yang menuntut kontraktor memakai sistem TQM maupun SCM, agar dapat menghasilkan kebutuhan sesuai dengan permintaan pelanggan.Penerapan sistem tersebut berlaku bagi kontraktor swasta/negeri agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.Konsep penelitian ini, mengembangkan variabel Total Quality Management (TQM), variabel Manajemen Supply Chain Management (SCM) (aliran barang, uang, informasi), dan variabel daya saing (biaya, waktu, mutu). Serta menguji pengaruh TQM dan SCM terhadap daya saing pada industri konstruksi secara terpisah ataupun secara bersamaan. Dengan menggunakan kuisoner sebagai alat ukur dan softwareAMOS v.21 untuk aplikasi pengolahan data.Hasil menunjukkan bahwa pengaruh TQM terhadap daya saing industri konstruksi pada hasil path diagram analisis adalah sebesar 0,441 atau 44%. Serta pengaruh SCM terhadap daya saing adalah sebesar 0,547 atau sebesar 55%. Sedangkan TQM berpengaruh besar dan signifikan terhadap SCM sebesar 0,819 atau sebesar 82%
STUDI LINGKUNGAN KERJA DAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS CIPTA KARYA, BINA MARGA, DAN SUMBERDAYA AIR PROVINSI BANTEN Andi Maddeppungeng; Irma Suryani; Dwi Novi Setiawati; Asep Rudiyanto
Jurnal Fondasi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.252 KB) | DOI: 10.36055/jft.v6i1.2016

Abstract

Dalam perkembangan dunia konstruksi khususnya di Indonesia maka peranan perusahaan sangat penting dalam menunjang kesuksesan pembangunan dimana pada kenyataannya pembangunan merupakan prioritas utama masyarakat dalam menghadapi era globalisasi. Dalam dunia konstruksi dikenal dua jenisperusahaan yaitu kontraktor dan konsultan. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana kesehatan keselamatan kerja dan kinerja perusahaan konstruksi berupa kontraktor yang berada dalam lingkup Dinas cipta karya, bina marga, dan sumber daya air provinsi banten.Konsep penelitian ini, mengembangkan variable kesehatan keselamatan kerja, variabel lingkungan kerja, dan variabel kinerja perusahaan Serta menguji pengaruh K3 dan Linkungan terhadap kinerja perusahaan kostruksi dalam dinas pekerjaan umum. Dengan menggunakan kuisoner sebagai alat ukur dan software AMOS v.18 (trial 30 hari) untuk aplikasi pengolahan data.Hasil menunjukkan bahwa pengaruh K3 terhadap kinerja perusahaan konstruksi pada hasil path diagram analisis adalah sebesar 0,594 atau 59,4%. Serta pengaruh lingkungan terhadap kinerja adalah sebesar 0,243 atau sebesar 24,3%. Sedangkan kolerasi lingkungan dan K3 terhadap kinerja sebesar 0,857 atau sebesar 85,7%.
ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Andi Maddeppungeng; Irma Suryani; Rohaesih Yuliatin
Jurnal Fondasi Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.392 KB) | DOI: 10.36055/jft.v3i1.1714

Abstract

Suatu proyek memiliki item pekerjaan yang banyak. Kompleksitas pekerjaan menyebabkan banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi konstruksi menyebabkan terjadinya fragmentasi. Maka dilakukan penerapan konsep supply chain management untuk mengetahui pola jaringan supply chain dan kinerja supply chain terhadap indikator–indikator penilaian kinerja yang mengandung konsep value, conversion, dan flow.Metode yang digunakan yaitu dengan mengolah data kualitatif yang selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan menggambarkan data yang didapat dan akan menghasilkan bentuk pola dari hasil wawancara. Pada studi kasus diperoleh pola jaringan khusus dimana peran pengguna jasa sangat besar dalam menentukan jaringan supply chain, yang dipengaruhi oleh metoda kontrak, lingkup bisnis pengguna jasa, serta adanya strategi pengadaan yang dilakukan oleh kontraktor.Dari 12 (dua belas) indikator penilaian kinerja, dengan lingkup pekerjaan arsitektur terlihat bahwa terkait dengan konsep conversion, flow, dan value , diperoleh kinerja supply chain proyek studi kasus dapat dikatakan baik terhadap pemahaman dan penerapan konsep conversion dengan adanya usaha penerapan collaboration design. Konsep aliran (flow) juga telah diterapkan dengan melakukan suatu manajemen pengadaan yang baik pada pelaksanaan pekerjaan. Untuk konsep nilai (value) pemahaman kontraktor masih kepada kesesuaian antara perencanaan/ design dengan hasil pekerjaan yang dilaksanakan, hanya menyangkut mutu dari pekerjaan.  Indikator penilaian kinerja yang ada terlihat bahwa kontraktor telah memahami pentingnya kinerja supply chain dan telah melakukan usaha-usaha perbaikan dan peningkatan untuk tercapainya efektifitas dan efisien proyek konstruksi bangunan gedung
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RESIKO BIAYA KONTRUKSI PADA PROYEK DENGAN KONTRAK LUMPSUM DAN UNIT PRICE DI KOTA CILEGON MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Andi Maddeppungeng; Rindu Twidi Bethary; Eric Barzani
Jurnal Fondasi Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.776 KB) | DOI: 10.36055/jft.v3i2.1630

Abstract

Jenis kontrak lumpsum memiliki sifat menyeluruh dengan jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga, Sedangkan pada kontrak unit price harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi tertentu, pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia jasa,. Maka berdasarkan sifat dari kedua jenis kontrak itulah perlu diadakannya analisis faktor penyebab resiko biaya kontruksi pada proyek dengan kontrak lumpsum dan unit price di kota Cilegon.Penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam mengolah data primer berupa data hasil penyebaran kuesioner kepada 20 responden yang mempunyai pengalaman dan pemahaman terhadap jenis kontrak lumpsum dan unit price, yang mana akan menghasilkan bobot / tingkat prioritas faktor-faktor dan pihak-pihak penyebab resiko biaya kontruksi pada proyek dengan kontrak lumpsum dan unit price khususnya di kota Cilegon.Hasil dari penelitian ini terbukti AHP dapat digunakan dalam topik penelitian ini dengan memperhitungkan nilai rasio konsistensi (CR), didapat pihak yang menyebabkan resiko biaya kontruksi berdasarkan peringkatnya adalah sub-kontraktor, supplier material, kontraktor, perencana, pemilik (owner), dan pengawas. Lalu faktor penyebab resiko biaya kontruksi pada proyek berdasarkan peringkatnya adalah ruang lingkup pekerjaan yang tidak lengkap dengan batas-batas lingkup kerja yang kurang jelas, perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak, kenaikan harga material, keterlambatan pembayaran dari owner, adanya pekerjaan tambah kurang atau pekerjaan ulang (rework) akibat kurangnya pengawasan, perubahan spesifikasi & gambar, adanya pekerjaan yang bersifat baru (belum pernah dilakukan sebelumnya) atau pekerjaan dengan tingkat kesulitan tertentu, dan terakhir adalah terjadinya kecelakaan kerja. Untuk kategori level resiko, faktor perubahan spesifikasi & gambar pada kontrak lumpsump memiliki level resiko “High”, sedangkan faktor adanya pekerjaan tambah kurang atau pekerjaan ulang (rework) akibat kurangnya pengawasan memiliki level resiko “High” pada kontrak lumpsump dan unit price.
ANALISIS OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TCTO (TIME COST TRADE OFF) Andi Maddeppungeng; Irma Suryani
Jurnal Fondasi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.57 KB) | DOI: 10.36055/jft.v4i1.1221

Abstract

Suat u proyek dilaksanakan dengan biaya dan durasi yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi dalam pelaksanaannya seringkali t idak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Durasi awal proyek Pembangunan Pasar Petir Serang Banten yaitu 159 hari, tetapi diperpanjang selama 210 hari. Keterlambatandi dalam suatu proyek bisa disebabkan oleh beberapa hal, maka dilakukan percepatan untuk mengatasi keterlambatan tersebut.Project Crashing dengan met ode Time Cost Trade Off (TCTO) merupakan Metode yang dapat digunakan unt uk melakukan percepatan guna memperoleh biaya dan durasi optimal. Schedule normal dibuat network planning, yaitu PDM (precedence diagram method) untuk kemudian diident ifikasi item pekerjaan mana saja yang termasuk ke dalam jalur kritis. Jalur krit is inilah yang selanjut nya yang akan diperpendek durasinya dengan alternat if project crashing yang dilakukan adalah dengan penambahan jam kerja (lembur).Setelah analisa proyek dapat diselesaikan dengan durasi optimum selama 182 hari, namun masih mengalami keterlambatan selama 23 hari. Besarnya biaya percepatan ditambah denda yang dikeluakan adalah Sebesar Rp.6.848.751.591.98 akan tetapi mempercepat proyek hingga maksimum yait u 159 hari dengan tidak adanya keterlambatan dirasa lebih baik karena mengeluarkan biaya sebesar Rp.6.727.075.874.40 Kata kunci : Optimalisasi waktu dan biaya, Percepatan, Project Crashing, Time Cost Trade Off, TCTO
ANALISIS SISTEM DINAMIK KETERSEDIAAN BAJA TULANGAN SEBAGAI INFRASTRUKTUR (Studi Kasus: Kota Cilegon ) Andi Maddeppungeng; Yantri Septiani T
Jurnal Fondasi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.803 KB) | DOI: 10.36055/jft.v6i1.2017

Abstract

Infrastruktur merupakan sistem fisik yang di buat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Upaya untuk mempercepat ketersediaan infrastruktur yang layak dan memadai adalah harus ditunjang oleh sumber daya material dan peralatan yang memiliki waktu pendek sehinggatingkat ketercapaian infrastruktur dapat lebih tinggi. Ketersediaan material yang memungkinan untuk mencapai kondisi tersebut adalah baja, salah satu jenis baja yang sering di konsumsi di Indonesia adalah baja tulangan, penggunaan baja tulangan ini relatif lebih besar pemakaiannya apabila dibandingkan dengankomunitas baja yang lain, hampir 90% bangunan konstruksi akan menggunakan baja tulangan sebagai main struktur. Di provinsi banten sediri terdapat beberapa pabrik penyuplai kebutuhan Baja Tulangan terbesar salah satunya adalah PT Krakatau Wajatama yang berada di kota Cilegon. Agar dapat memenu hi kebutuhan tersebut, dapat dilakukan dengan cara melakukan study dan mengambil kebijakan dengan teknik simulasi guna memenuhi kebutuhan baja tulangan di kota cilegon pada masa yang akan datang yaitu denganpendekatan System dynamic. Faktor pembentuk system yaitu produksi dan konsumsi, kemudian hubungan sebab akibat antara faktor satu dengan lainya diamati menggunakan causal loop diagram dan selanjutnya model diformulasikan untuk melihat prilaku model kemudian di lakukan uji validasi.Berdasarkan hasil Permodelan dan simulasi, disusun skenario kebijakan yang ditempuh untuk meramalkan persediaan. Hasil analisis mengidentifikasikan bahwa produksi dan Konsumsi Baja Tulangan di Kota Cilegon pada tahun 2006-2025 mengalami kenaikan dan penurunan atau fluktuatif, namun demikianPT krakatau Wajatama masih dapat memenuhi kebutuhan Baja Tulangan di kota cilegon, karena pembangunan Infastruktur di kota Cilegon Sangat sedikit sehingga Permintaan atau konsumsi Baja Tulangan relatif kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak perlu ada penambahan pabrik Baja Tulangan di Kota Cilegon
OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN PROJECT CRASHING DAN TAHAPAN DETERMINISTIK LEAST COST SCHEDULING Andi Maddeppungeng; Azhara Yudha Pradipta
Jurnal Fondasi Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.822 KB) | DOI: 10.36055/jft.v3i1.1715

Abstract

Suatu proyek dilaksanakan dengan biaya dan durasi yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi dalam pelaksanaannya sering kali tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Durasi awal proyek Pembangunan Pabrik Pipa Baja Tanpa Kampuh (Seamless Steel Pipe) PT. Artas Energi Petrogas, Cilegon yaitu 330 hari, tetapi diperpanjang selama 430 hari. Keterlambatan di dalam suatu proyek bisa disebabkan oleh beberapa hal, maka dilakukan percepatan untuk mengatasi keterlambatan tersebut. Project Crashing dan Least Cost Scheduling merupakan metode yang sering digunakan untuk melakukan percepatan guna memperoleh biaya dan durasi optimal. Schedule normal dibuat network planning, yaitu PDM (precedence diagram method) untuk kemudian diidentifikasi item pekerjaan mana saja yang termasuk ke dalam jalur kritis. Jalur kritis inilah yang selanjutnya yang akan diperpendek durasinya dengan alternatif project crashing yang dilakukan adalah dengan penambahan jam kerja (lembur). Setelah melakukan analisis pendekatan studi kasus pada proyek Pembangunan Pabrik Pipa Baja Tanpa Kampuh (Seamless Steel Pipe) PT. Artas Energi Petrogas, didapatkan hasil biaya optimal jika memilih durasi normal 430 hari dengan total biaya Rp 26.457.738.538 dan waktu akan optimal jika memilih biaya Rp 29.926.478.323 (setelah crashing) dengan total durasi 331 hari
ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT-ALAT BERAT STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN ANTARTIKA II DI KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU STEEL, CILEGON Andi Maddeppungeng; Soedarsono .; Yusep Depyudin
Jurnal Fondasi Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (994.401 KB) | DOI: 10.36055/jft.v1i1.2004

Abstract

Lokasi sebagi tempat studi kasus adalah projek pembengunan jalan Antartika II, penelitian ini menggunakan metode perhitungan produksi kapasitas alat berat secara actual, yaitu perhitungan produktivitas alat berat dengan menentukan waktu siklus alat, penentuan faktor koreksi, perhitungan produksi masingmasingalat, dan menentukan komposisi alat berat yang digunakan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menemukan produktivitas alat berat, waktu dan biaya yang paling efektif dan efisien dari penggunaan komposisi alat berat yaitu alternative kedua, yang terdiri dari 3 unit Excavator: 144,3 m3/jam, 1 unit Crawler Tractor Dozer: 88,83 m3/jam, 1 unit Vibration Roller: 16,93 m3/jam dan 4 unit Dump Truck dengan total produksi 111 m3/jam dengan biaya total sebesar Rp 331.260.000 dan waktu pelaksanaan 26 hari
ANALISIS KINERJA RANTAI PASOK MATERIAL ASPAL SEBAGAI BAHAN BAKU INFRASTRUKTUR JALAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK (Studi Kasus : Provinsi Banten) Andi Maddeppungeng; Restu Wigati; Mita Nivalia
Jurnal Fondasi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.272 KB) | DOI: 10.36055/jft.v7i1.3297

Abstract

Pembangunan infrastruktur jalan merupakan faktor penunjang utama dalam pertumbuhan ekonomi. Pemeliharaan jalan diperlukan untuk memperpanjang umur rencana jalan dan memberikan kenyamanan serta kelancaran bagi pengguna jalan karena adanya penurunan tingkat pelayanan jalan. Daerah Provinsi Banten adalah salah satu daerah yang saat ini memprioritaskan pembangunan dalam bidang infrakstruktur jalan. Untuk mendukung investasi infrastruktur tersebut diperlukan sumber daya input konstruksi, misalnya aspal sebagai material infrastruktur jalan. Penyediaannya dilakukan para produsen dan penggunaannya oleh para pelaku konstruksi. Proses tersebut membentuk rantai pasok. Dalam pemenuhan kebutuhan aspal nasional, 75% pasokan aspal masih berasal dari impor. Perusahaan yang ditinjau pada penelitian ini masih kurang memenuhi kebutuhan aspal nasional.Untuk itu perlu dilakukan analisis rantai pasok material aspal di daerah Provinsi Banten dengan cara pendekatan sistem dinamik yaitu menganalisis ketersediaan aktual pada mata rantai pasok dengan menggunakan software Powersim.Berdasarkan hasil simulasi dan analisis aliran rantai pasok aspal X yang ditinjau di Provinsi Banten dalam pemenuhan kebutuhan pemeliharaan jalan Provinsi. Kebutuhan material aspal untuk pemeliharaaninfrastruktur jalan Provinsi di Provinsi Banten berturut – turut pada tahun 2014 – 2016  adalah 712,5 ton, 712,5 ton, dan 390,4 ton. Dengan ketersediaan material aspal yang ditinjau adalah 10.080 ton. Hasil simulasi pembuatan model analisis rantai pasok di software Powersim dapat diterima dengan nilai MAPE; Data Konsumsi Aspal Nasional sebesar 1,21 %, Data Penjualan Aspal yang ditinjau sebesar 1,28 %, Data Permintaan Konsumen ke AMP sebesar 8,18 %, dan Data Pengiriman AMP ke Konsumen sebesar 8,18 %. Hasil kinerja rantai pasok pada aliran material aspal yang ditinjau adalah sebagai berikut, kinerja rantai pasok supplier baik, kinerja rantai pasok distributor baik, dan kinerja rantai pasok konsumen baik.