Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

WORKSHOP PENGEMBANGAN SOAL-SOAL HOTS (HIGH ORDER THINKING SKILLS) BAGI MGMP IPA SMP BANYUWANGI Agung Mulyo Setiawan; Munzil Munzil; Sugiyanto Sugiyanto; Muhardjito Muhardjito; Novida Pratiwi; Erni Yulianti; Vita Ria Mustikasari; Erti Hamimi; Muhammad Fajar Marsuki
Jurnal Pembelajaran Sains Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Prodi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.886 KB) | DOI: 10.17977/um033v3i1p21 -23

Abstract

Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar yang meliputi 3 ranah, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ranah pengetahuan yang hendak dicapai oleh guru-guru IPA SMP saat ini adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skills). Civitas Akademik Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan workshop pengembangan soal-soal HOTS bagi MGMP IPA SMP Banyuwangi. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 120 guru, dengan latar belakang pendidikan yakni Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Kimia. Materi yang disampaikan diawali dengan pengenalan Kurikulum Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) dan Kurikulum 2013 untuk IPA SMP, dilanjutkan dengan materi utama yaitu materi dalam IPA dan pengembangan soal HOTS (High Order Thinking Skills). Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi MGMP IPA SMP Banyuwangi ini terlaksana dengan baik dan efektif.
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA Muhammad Sayyadi; Arif Hidayat; Muhardjito Muhardjito
Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol 6 No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.302 KB) | DOI: 10.21067/jip.v6i2.1325

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Inkuiri terbimbing terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika pada materi suhu dan kalor dilihat dari kemampuan awal siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 10 Malang semester genap tahun ajaran 2015/2016. Sampel terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara cluster random sampling. Kelas eksperimen belajar menggunakan Inkuiri terbimbing dan kelas kontrol belajar menggunakan Pembelajaran Konvensional. Pembelajaran dilakukan pada materi suhu dan kalor. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan Analisis varian dua Jalur. Pengaruh pembelajaran diuji dengan uji Tukey. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan memecahkan masalah Fisika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kata kunci: Inkuiri terbimbing, kemampuan pemecahan masalah Fisika, materi Suhu dan kalor, kemampuan awal
Effects of 7-step Problems Based Learning and Scientific Reasoning on Problem Solving Abilities Amin Mustajab; Muhardjito Muhardjito; Sunaryono Sunaryono
Jurnal Pembelajaran Fisika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Pembelajaran Fisika
Publisher : Jurnal Pembelajaran Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The end of this study to decide how the differences in problem-solving abilities of students who take part in learning using 7-step PBL and conventional methods are reviewed from high and low scientific reasoning ability. The sample in this study (N) numbered 125 students who were selected using convenience sampling statistical techniques. The method used in this study is a quantitative research method with a factorial 2 x 2 research design. Data on problem-solving ability was analyzed using a two-way ANOVA statistical test. The results of the study show that the learning method provides statistical differences in students' problem-solving abilities. This is due to several reasons, the first PBL 7-step learning in terms of clarification of terms and concepts provides an opportunity for the teacher to intervene if students provide incorrect explanations of the problem given. Second, students are given the opportunity to establish agreed problems not only to mention them but to discuss the problem formulation and also to examine broader relevance. Third, the ability to apply the knowledge gained during learning to new situations/problems in the PBL 7-step class is better than the conventional class. Keywords: problem-solving abilities, 7-step PBL, scientific reasoning ability.DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpf.v8.n1.202006
Higher-order thinking skills based on Marzano taxonomy in basic biology I course Metri Dian Insani; Novida Pratiwi; M. Muhardjito
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 5 No. 3 (2019): NOVEMBER
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v5i3.10171

Abstract

This research was aimed at profiling student’s thinking skills in dealing with Higher-Order Thinking Skills (HOTS) questions based on Marzano taxonomy by referring to 13 indicators. This pre-experimental research employed pretest-posttest design. The indicators included were comparison, classification, deductive reasoning, inductive reasoning, error analysis, construction, analysis perspective, abstraction, decision making, investigation, problem solving, inquiry experiment, and innovation finding. The instrument used was a 13-essay question (r-Pearson= 0.79 and Cronbach alpha = 0.68). The data gained from 98 students of Natural Science Education was then analyzed using paired t-test. The results showed the significant different between pre-test and posttest (sig. <0.01). As many as four HOTS indicators (i.e. deductive reasoning, error analysis, construction, and abstraction) were categorized as low level. Meanwhile, the eighth HOTS indicators were categorized as moderate level, namely: comparison, inductive reasoning, analysis perspective, decision making, investigation, solving problem, inquiry experiment, and innovative finding. In addition, the classification indicator was considered in high level in the end of the course. It can be concluded that, in general, students’ HOTS are still in moderate level. Thus, the proper strategies should be designed to improve this condition into the optimal level.
DEVELOPING E-SCAFFOLDING TO IMPROVE THE QUALITY OF PROCESS AND LEARNING OUTCOMES Hena Dian Ayu; Hestiningtyas Y. Pratiwi; Sentot Kusairi; Muhardjito Muhardjito
Jurnal Kependidikan Vol. 1, No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1993.372 KB) | DOI: 10.21831/jk.v1i2.14863

Abstract

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING UNTUKMENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJARAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk E-Scaffolding untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Fisika Matematika. mata kuliah fisika yang menjadi pokok bahasan pada penelitian ini adalah Fisika matematika khususnya pada pokok bahasan integral lipat. Metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan e-scaffolding adalah Research and Development. Desain tersebut meliputi 4 tahapan, yaitu analisis kebutuhan, desain model , pengembangan model, validasi, revisi dan uji coba produk Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar validasi dari ahli materi dan ahli media, angket, dan tes. Hasil penelitian menghasilkan sebuah e-scaffolding, yakni produk pendukung pembelajaran online dengan menggunakan website dan fasilitas scaffolding. Hasil uji kelayakan menunjukan menunjukkan nilai yang sangat baik dari ahli media dan sangat layak dari ahli materi. Penggunaan e-scaffolding memang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil analisis kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan e-scaffolding juga menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran direct instruction.Kata kunci: E-scaffolding, hasil belajar, Fisika MatematikaAbstractThis study was aimed at developing E-scaffolding to improve the quality of the process and product of students’ learning of Physical Methematics. The physics subject of this study was Physical Mathematics focusing on the topic of repeated integral. The method used to develop the E-scaffolding was Research and Development. The design covered 4 stages, namely need analysis, model design, model development and validation, and revision and product testing. The research instruments used in this study were validation sheets from material and media experts, questionnaires, and tests. The results of the study generates an E-scaffolding, which is a product of online learning aids using website and scaffolding facilities. The feasibility test results show that the E-scaffolding is categorized into the very good category tested by the media experts and the highly feasible category tested by the material experts. The use of E-scaffolding is able to improve the students’ learning outcomes and the quality of the classroom teaching learning process. The results of the quality analysis of the learning process using E-scaffolding also shows an improvement compared to the use of the direct instruction method.Keywords: E-scaffolding, learning outcome, Physical Mathematics
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ECIRR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA PADASISWA SMK Muhammad Effendi; Muhardjito Muhardjito; Supriyono Koes H
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 3: September 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.184 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i3.8190

Abstract

Abstract: This study aimed to examine the effect of the ECIRR learning model on physics concept acquisition in terms of students' prior knowledge. This study was a quasy-experimental using 2 x 2 factorial design. The population was a student of XII graders in SMKN 1 Prajekan Bondowoso. The samples was determined by random sampling method, and obtained XII AP-2 and XII MM-1 classes as an experimental group, and XII AP-1 and MM-2 classes as a control group. The data were analyzed with two way anova statistical test. The results showed that there are differences on the physics concept acquisition between students who learn by ECIRR learning models and cognitive conflict models, ther are differences on the physics concept acquisition between students with high and low level of prior knowledge, and there are effect of interaction learning model (ECIRR and cognitive conflict learning models) and the prior knowledge on the physics concept acquisition.Key Words: ECIRR learning model, alternative conceptions, prior knowledge Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model pembelajaran ECIRR terhadap penguasaan konsep fisika ditinjau dari pengetahuan awal siswa. Penelitian menggunakan pendekatan eksperimen semu, dengan desain faktorial 2 x 2. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII di SMKN 1 Prajekan Bondowoso. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling sehingga terpilih kelas XII AP-2 dan XII MM-1 sebagai kelas eksperimen, serta kelas XII AP-1 dan XII MM-2 sebagai kelas kontrol. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji statistik anava dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep fisika antara kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran ECIRR dan model konflik kognitif, perbedaan penguasaan konsep fisika siswa antara kelompok siswa memiliki tingkat pengetahuan awal tinggi dan rendah, dan pengaruh interaksi model pembelajaran (model pembelajaran ECIRR dan model konflik kognitif) dan pengetahuan awal terhadap penguasaan konsep fisika siswa. Kata kunci: model pembelajaran ECIRR, penguasaan konsep, pengetahuan awal
The Implementation of Scientific Learning Approach Six Thinking Hats Model to Enhance Students’ Thematic Learning Quality for The 5th Grader of Elementary School Rina Wijayanti; Muhana Gipayana; Muhardjito Muhardjito
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 8: AGUSTUS 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.884 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i8.11478

Abstract

Abstract: Implementation of scientific learning approach six thinking hats model to enhance students thematic learning quality for 5th grader of elementary school, this research aims to (1) describe the implementation of scientific approach STH (six thinking hats) model that can enhance thematic learning quality, (2) enhance the learning quality in “Environment is Our Friend” theme. This Classroom Action Research was conducted in two cycles. The subject of this research is A-class of 5th graders of Ngijo 3 Elementary School, Karangploso, Malang. The research result shows that implementation of STH model on thematic learning in 5th graders optimize the students’ learning quality. Implementation of STH model can improve discussion process by hat activity that combined with 5M (observing, questioning, reasoning, practicing, concluding) ability, also the learning outcome including students’ affective, cognitive, psychomotor ability.Abstrak: Penerapan pendekatan pembelajaran saintifik model Six Thinking Hats untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tematik siswa kelas V SD, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik model STH (six thinking hats) yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tematik, (2) meningkatkan kualitas pembelajaran pada tema “Lingkungan Sahabat Kita”. Penelitian model tindakan kelas ini dilakukan dua siklus. Subjek penelitian siswa kelas VA SDN Ngijo 03 Karangploso, Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model STH dalam pembelajaran tematik di kelas V dapat mengoptimalkan kualitas belajar siswa. Penerapan model STH dapat meningkatkan proses berdiskusi dengan aktivitas yang dipadukan dengan kemampuan 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan), serta hasil belajar meliputi kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor siswa.
EFEKTIVITAS MIND MAP DAN PENGETAHUAN AWAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA Dinicen Viclara; Muhardjito Muhardjito; Supriyono Koes Handayanto
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.2, Februari 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.277 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i2.6102

Abstract

This study was conducted to find out the effect of mind map dan prior knowledge on understanding of physics concepts of State Senior High School on fluid’s topick. This is a Quasi Experimental research which employed the Posttest-Only Control Design. The participants of this study were eleventh graders of State Senior High School 1 Pesanggaran Banyuwangi, 2015/2016 academic year. The cluster random sampling was done in this study. The samples of the research were 216 students, 3 classes for mind map based learning experimental groups, 3 classes for conventional learning control groups. The data of this study were prior knowledge and understanding of physics concepts. The hypothesis of this study was tested using Two Way Anova with SPSS 22.00 version. The result of the study showed that: (1) there is difference on understanding of physics concepts of students who have high prior knowledge and low prior knowledge (2) the understanding of physic concepts of student who have high prior knowledge that learned to use mind map is higher than student who have high prior knowledge that learned to use the conventional learning; (3) the understanding of physic concepts of student who have low prior knowledge that learned to use mind map is higher than student who have low prior knowledge that learned to use the conventional learning.Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas mind map dan pengetahuan awal fisika siswa terhadap penguasaan konsep siswa SMA pada materi fluida. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan bentuk Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pesanggaran Banyuwangi tahun pelajaran 2015/2016. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 216 siswa yang terbagi dalam 3 kelas dengan perlakuan pembelajaran berbasis mind map sebagai kelas eksperimen serta 3 kelas dengan perlakuan pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol. Data dalam penelitian ini berupa skor pengetahuan awal dan penguasaan konsep fisika. Hipotesis penelitian di uji melalui Two Way Anova dengan menggunakan Software SPSS versi 22.00 Statistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan penguasaan konsep siswa berpengetahuan awal tinggi dan rendah, (2) penguasaan konsep siswa berpengetahuan awal tinggi yang belajar menggunakan mind map lebih tinggi daripada siswa berpengetahuan awal tinggi yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional, dan (3) penguasaan konsep siswa berpengetahuan awal rendah yang belajar menggunakan mind map lebih tinggi daripada siswa berpengetahuan awal rendah yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Pola Perubahan Kemampuan Argumentasi Ilmiah melalui Model Pembelajaran Kontekstual Multirepresentasi Lenny Agustina Suwastika Sari; Markus Diantoro; Muhardjito Muhardjito
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 9: SEPTEMBER 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.963 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v4i9.12697

Abstract

Abstract: This study aims to determine the ability of scientific argumentation of students. The study was conducted on 64 of students X-MIPA class on force and motion. The results of the observation showed that the argument ability of the concept force and motion in students was still very low. The low ability of participants' scientific arguments could also influenced by inappropriate learning models. The learning model applied is a multi-representation based contextual learning model was implemented. The results showed that there was an improve in the ability of scientific argumentation after applying a multi-presentation based contextual learning model. Analysis obtained was 0% at level 17.18% at level 43.75% at level 37.13% at level 4 and 10.94% at level 5.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Penelitian dilakukan pada 64 siswa kelas X-MIPA materi gaya dan gerak. Hasil pengamatan menunjukkan kemampuan argumentasi konsep gaya dan gerak pada siswa masih sangat rendah. Kemampaun argumentasi ilmiah yang rendah juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang kurang tepat. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah setelah menerapkan model pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi. Analisis yang diperoleh 0% pada level 1, 17.18 % pada level 2, 43.75% pada level 3, 37.13% pada level 4 dan 10.94% pada level 5.
Pengaruh 7-Step Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah ditinjau dari Kemampuan Bernalar Ilmiah Amin Mustajab; Muhardjito Muhardjito; Sunaryono Sunaryono
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 3: MARET 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i3.14086

Abstract

Abstract: The purpose of this study to determine how the differences students' problem solving abilities between 7-step PBL and conventional methods are reviewed from scientific reasoning ability. Total sample in this study (N) 125 students selected using the convienence sampling technique. The method used in this study is a quantitative research method with factorial 2 x 2 research design. Results of the study show that the learning method provides statistical difference in students' problem solving abilities. The average value of problem solving abilities of students who take part in learning using the PBL 7-step method is 60.51. In the conventional class is 51.12.Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa antara  metode 7-step PBL dan konvensional ditinjau dai kemampuan bernala ilmiah. Sampel pada penelitian ini (N) berjumlah 125 siswa yang dipilih menggunakan teknik convienence sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian factorial 2 x 2. Terdapat perbedaan secara statistik antara metode 7-step PBL dan konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Rerata nilai kemampuan pemecahan masalah ikuti siswa untuk belajaran dengan menggunakan metode 7-step PBL sebesar 60,51. Pada kelas konvensional rerata nilai kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 51,12.